Telephone

London

Special Edition : Yookyung's side

Enjoy the story!

 

 

 

Menyusuri karnaval yang diadakan setahun sekali dengan Kyungsoo. Berjalan dengan jarak hampir setengah meter jauhnya. Banyak pernak-pernik tentang perayaan hari halloween nanti. Seperti labu yang berwajah seram, tongkat sihir, sampai buku panduan trik sederhana. Tak banyak yang kami lakukan selain pergi ke salah satu toko lawas yang berdiri diantara puluhan toko disana. Ada persamaan antara aku dan Kyungsoo.

 

 

Kami adalah seorang kutu buku.

 

 

Menjelajah setiap sudut ruangan. Tak ada yang menarik karena ini adalah toko seken-nan untuk barang tua. Porselen tua berwarna putih tulang kusam bertuliskan 'Ti Amo' dalam bahasa Itali yang berarti 'aku cinta kamu' membuatku tertarik. Kusentuh permukaan porselen itu perlahan.

 

 

“Jangan sentuh itu, pemilik toko akan memaksamu untuk membeli dengan harga tinggi,” aku terlonjak kaget mendengar suara Kyungsoo yang sudah berada disampingku.

 

“Bukankah barang buangan itu murah?” dia menggeleng “Tidak untuk porselen,” aku hanya mengangguk dan segera menarik tangan Kyungsoo keluar pintu sebelum aku menyentuh barang yang lainnya.

 

“Hey kenapa?” Tanyanya

 

“Aku suka sekali banyak antik, tapi toko itu mematok harga terlalu tinggi, bagaimana dengan uangku nanti?” Jawabku dan disambut kikikkan kecil Kyungsoo.

 

 

 

 

Dia bilang tidak mau pergi naik ke London eye yang berputar itu karena takut ketinggian. Jadi kami hanya memandangi benda yang berputar searah jarum jam sambil meminum segelas americano buatan seorang barista tua berumur 40 tahunan.

 

“Semenjak aku pergi kesini, aku tak pernah melihat bintang bersinar lagi,” ocehnya tanpa menatapku.

 

“Ya, sepertinya kita sama,” Aku menatapnya.

 

 

Kami saling menatap untuk sepersekian detik. Dia langsung mengalihkan pandangannya ketika tersadar dengan barusan yang ia lakukan “Maaf,” ucapnya kikuk. Aku hanya mengangguk.

 

 

 

Dia langsung berdiri dan mengajakku kesuatu tempat setelah ia menanyakan apakah aku merasa lapar dan aku mengatakan iya. Satu hal yang malu untuk dintanyakan. Kemana dia akan membawaku pergi?

 

(^^)

 

 

Memasuki pintu kafe 'kaffeine', disambut hangat dengan jejeran rapi berbagai jenis roti yang masih hangat terkunci didalam kaca etalase. Papan menu spesial malam ini yang dituliskan dengan kapur berdominan pink dan putih tersedia dipintu masuk. Bergaya klasik dengan tembok seperti kulit kayu berwarna cokelat muda dan musik jazz yang mengalun. Beberapa pelayan yang menggunakan celemek berwarna hijau tua menyambut ramah kami dan salah satunya adalah orang Korea yang bernama Baekhyun.

 

“Jarang sekali kau mampir,” dia melipat kedua tangannya didada. “Siapa dia?” tunjuknya kearahku.

 

“Yookyung, teman Chanyeol,” seseorang yang bernama Baekhyun itu menyapaku ramah dengan mata yang melengkung itu dan jabatan tangan “Baekhyun,”

 

“Yookyung, imnida,

 

Dia menatapku dengan sedikit intents. Melihat setiap inci yang ada membuatku merasa risih. Seperti sedang menilai seseorang, dan Kyungsoo hanya menatap Baekhyun tanpa berkedip. Beberapa saat Baekhyun tersadar apa yang barusan terjadi dan segera menunduk meminta maaf karena apa yang barusan terjadi.

 

Aku memesan roti dulu dibantu dengan seorang pelayan berdarah amerika dengan rambutnya yang berwarna blonde kepang dua. Berbeda dengan Baekhyun, dia menggunakan pakaian serba putih dan menggunakan topi Chef. Suaranya terdengar lucu ketika menanyakan apa pesananku, like a child. Kulitnya seputih susu dan ada rona merah dipipinya dan ada poni yang menutup sebagian dahinya.

 

Sampai aku memilih tempat duduk, dan mengigit bagian paling ujung dari sisi roti, Kyungsoo masih saja berdiri dan berbicara kepada Baekhyun.

 

 

Mereka membicarakanku. Baekhyun dan Kyungsoo.

 

 

Aku tau dari mata Baekhyun yang sesekali melihat ke arahku dan melanjutkan perbincangan. Dan Kyungsoo juga sesekali membalik badan menatapku. Ada wajah jahil yang muncul milik Baekhyun dan disambut wajah cemas Kyungsoo. Dan aku pura-pura seperti orang asing yang melahap roti sampai habis.

 

 

 

 

Kami duduk dikursi tepat didepan kaca etalase. Menyentuh bagian luar kaca dan menujuk salah satu roti yang diinginkan. Dan Baekhyun akan mengambilnya dengan penjepit. Nampan Kyungsoo sudah terisi dengan croissant cokelat dan Baguette dan menyusulku yang sedari sudah menunggunya. Baekhyun langsung keluar lewat pintu kasir dan duduk disebelah Kyungsoo ikut membaur menatap mataku.

 

 

“Apa definisimu tentang Kyungsoo? Kau menyukainya?” Tanyanya membuatku tersedak roti rye yang dilumuri gula halus itu.

 

“Pertanyaan macam apa ini?” Baekhyun terkekeh “Aniyo, nikmati kencanmu!” dia langsung berlari menuju dapur meninggalkan Kyungsoo dengan matanya yang membulat. Ada warna merah disekitar telinganya dan dia meminum minumannya dengan tergesa-gesa.

 

“Hiraukan dia,” ucapnya sambil menelan roti yang barusan ia kunyah dan berhenti beberapa saat “Dia memang seperti itu, Yookyungah

 

Kami baru saja kenal beberapa saat tetapi dia sudah memanggilku dengan sebutan informal. Tak ada rasa menyesal diwajahnya. Dia tak sadar apa yang barusan ia katakan tadi. Sepertinya.

 

Diam dan menikmati roti yang dicelupkan ke dalam teh mawar. Itulah aku saat ini. Berbeda dengan Kyungsoo, ekspresinya berubah drastis sesaat ia menelan gigitan pertama roti ciabatta asal Jerman yang rasanya mirip dengan pizza dengan topping potongan olive, tomat atau daun herb. Matanya berbinar-binar sambil menatap rotinya dan memasukannya kedalam mulut lalu mengulangi lagi.

 

“Kenapa aku tak pernah mencoba yang ini? Baekhyun, aku menyessl menolak rekomendasimu!” ucapnya berteriak keras kearah Baekhyun.

 

I know that,” dan menghiraukan aku yang masih menatapnya dan Kyungsoo.

 

Dia tidak memperhatikanku yang sedang menatapnya, mendengarkan musik R&B pegannti Jazz tadi, melihat banyak orang berlalu lalang dari arah jendela, melihat Baekhyun yang pusing melayani pelanggan yang banyak atau menatap sekitar penuh dengan bincangan.

 

 

Sepertinya aku sudah membeli terlalu banyak roti disini. Bagaimana jika uangku ludes karena Kyungsooo mengajakku ketempat toko yang menjual makanan terenak disini? Rasanya mulutku ingin memakan beberapa potongan lagi tetapi perutku sudah enggan karena kapasitasnya hampir mencapai batas. Terakhir, meneguk beberapa tetes minuman yang masih ada didalam gelas plastik putih.

 

 

I'm done, let's go!” dia langsung pergi menuju kasir dimana ada Baekhyun sedang berdiri memghitung jumlah masukkan hari ini.

 

Kupikir roti disini mempunyai harga setinggi langit dan Kyungsoo mempunyai banyak poundsterling didalam sakunya makanya ia memesan banyak roti tadi. Dugaanku salah, Kyungsoo membaca papan yang berada didepan bertuliskan harga spesial hari ini jika membeli 20 roti sejenis maka akan mendapat potongan harga 50%. dia bahkan mengambil 25 croissant.

 

 

Keluar dengan struk harga hampir sepanjang setengah meter dan beberapa bungkus roti yang kubawa untuk persediaan dirumah.

 

 

Dia tampak berfikir sejenak kemana lagi kita akan pergi. Tak banyak tempat yang masih buka mengingat ini sudah hampir tengah malam. Berjalan berdua menyusuri Great Titchfield St dengan penerangan lampu seadanya.

 

“Kau mau kemana?” tanyanya.

 

 

“Tak tahu, mungkin pulang, lagian ini sudah tengah malam.” ucapku sambil menatap langit. Ada setetes air jatuh tepat diatas rambutku. Dan hujan turun dengan kecepatan tinggi.

 

 

Cuaca buruk menurunkan hujan secara tiba-tiba, membuatnya berlari sambil memegang tanganku mencari tempat teduh. Tak ada tempat yang bisa dibuat berteduh karena jalanan yang biasa berisi toko-toko kecil dan flat biasa berbentuk kotak memanjang. Mataku menatap satu buah telepon umum berwarna merah cerah yang berada disisi kanan jalan. Kyungsoo juga

 

“Jadi kau mau berteduh disana?!” Tanyanya berteriak mengalah bunyi gemuruh hujan “Ya! Tak ada tempat lagi,” jawabku tak kalah keras.

 

 

Ia yang pertama kali membuka pintu masuk telepon umum dan melihat kearahku masuk menyusulnya dan menutup pintu. Ugh, disini sempit.

 

Baju kami sangatlah basah. Tetesan air muncul dari wajah, rambut Kyungsoo. Bajunya berwarna hitam yang tadi ia pakai sudah melekat sempurna. Rotinya tidak basah karena sudah kumasukkan kedalam kardus dan sudah dibungkus plastik.

 

 

Sudah hampir 15 menit kami menunggu didalam telepon umum tanpa sepatah kata pun. Hanya suara gemertak gigi Kyungsoo yang kedinginan berpadu dengan hujan yang belum ada tanda akan berhenti. Kami sedikit berhimpitan karena kapasitas asli telepon umum itu hanya untuk dua orang.

 

Kyungsoo bilang dia tidak kuat akan dingin

 

“Jinjja? Ah aku tidak bawa jaket,” ucapku. Aku berinisiatif memeluknya didalam situ. Mata Kyungsoo membulat sempurna tanpa memelukku balik.

 

“Ehh?” sahutnya. “Kenapa? Aku hanya takut kau sakit gara-gara aku bodoh,”

 

Bahkan nafasnya terasa dingin terpengaruh cuaca diluar. Mukannya juga tampak lebih pucat.

Tangannya sedikit kusut karena terlalu lama terkena air. Bajunya saja sudah tak sebasah tadi. Dia hanya diam dan menatap Hujan yang masih deras mengguyur kota London.

 

“Sepertinya aku absen besok,” ucapnya lirik.

 

 

 

“Sepertinya aku juga,”

 

 

Kami butuh waktu hampir satu jam untuk menunggu air hujan itu benar-benar berhenti turun. Karena jarak flat Kyungsoo yang terbilang jauh sekali. Jadi aku mengajak dia menginap bersamaku yang tempat tinggalnya tak jauh dari tempat ini. Dia hanya mengangguk setuju.

 

 

A/N : Makasih ya udah nungguin /kek ada aja yang nunggin/. mungkin ini kurang panjang kali ya;;;; maaf banget kalau ada typo karena mimin juga manusiawi(?) dan maaf bila ga ada feel 2kyungnya hiks ㅠㅠ

Tanggapan?

comment, subscribe and vote this absurd fanfiction,please. thanks :) xoxo!

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Elfandari #1
Chapter 5: bagus..bahasa yg digunakan jg baik

#maaf, aq termasuk selekstif kalo soal penggunaan bahasa...hehehe
katokiChan #2
Chapter 5: bagus min!!!!!!!!!!!!
intann_jkl #3
Chapter 1: kyungsoo please, lupakan tugasmu sebentar hahaha.. good thor :)
KyeoJung #4
Chapter 4: Aaaaa nice story !!! >.<
Lanjut thor lanjut !! >.<
itu ada si yongguk? Kenapa kaga daehyun aje coba :3 #plokk
katokiChan #5
Chapter 4: lanjutkan min!! xD
lyasvel #6
Chapter 4: omoooo ada apa ini ada why yongguk appear in the end hahahahah XD well kyungsoo must be something eummmm shock maybe lol. ok then update pleassse
safira372 #7
Chapter 4: Lanjut yaa!! :D
katokiChan #8
Chapter 3: lanjutttt comback soon ^_^
aku gak tau cara subscriptionsnya
safira372 #9
Chapter 3: Lanjuutt!! >_< akhirnya ketemu 2kyung..!! Setelah sekian lama..~ kkk~ :3
milkyung94 #10
Chapter 3: so sweet masaaaa xD
ku tunggu next nya :3