Satu jam telah berlalu, dan upacara peringatan Hari Kemerdekaan telah selesai. Kepsek Jihoon menepuk-nepuk pundak kelima murid cowoknya tampan yang berhasil membuat dia dan para guru terkesan akan penampilan mereka. 

Kok gitu? Hehe, sewaktu lima pria ganteng kita ini sampai sekolah, kepsek Jihoon meminta mereka untuk masuk ke barisan paduan suara. Kebetulan, personel mereka kurang. Dan karena lima orang cowok ini juga jago nyanyi (terutama Jio yang emang punya suara merdu), mereka pun mau nggak mau ikutan nyanyi di barisan paduan suara.

"Penampilan yang luar biasa, anak-anak. Terutama kamu, Jio. Terima kasih atas pertunjukan solomu, ya. nanti Bapak traktir kalian makan," kata kepsek dengan senyum manis yang bikin mata hampir sipit, trademark sang kepsek guanteng bin cakep ini.

"Terima kasih, Pak..." sahut kelima anggota MBLAQ bersamaan.

"Bapak pergi dulu ke Istana Negara, ya. Mau menghadiri upacara disana," sahut sang kepsek sambil menepuk pundak Ssong dan berjalan pergi.

Sepeninggalnya Kepsek Jihoon, kelima personel MBLAQ pun nongkrong di ruangan Marching Band mereka.

"Eh, ikutan lomba nggak?" tanya Ssong tiba-tiba.

"Lomba apa?" tanya Yongyong sambil koprol gak jelas.

"Ya lomba 17an lah, dodol... masa lomba goyang Cesar?" ujar Jio sambil mentoel kepala Yongyong.

"Lombanya apaan aja nih?" tanya Guntur sambil ngaca di cermin besar yang digantung dekat lemari.

"Banyak sih... Kita pilih satu-satu aja. Lombanya mulai jam 11 ini," kata Jio dengan selebaran tentang lomba 17an di tangannya. Ijun nggak berkomentar apapun, soalnya dia dari tadi tidur sambil ileran di atas buku yang sepuluh menit yang lalu dibacanya.

"Masih lamaaaaa... Cari makan, nyok. Aye laper," kata Yongyong dengan logat Betawi.

 tumben, semuanya pun nurut.

nah, gimana serunya MBLAQ ikut 17an? saksikan setelah ini *ala iklan di tv*