Part 6: Park Nam Gil vs. Lee Sungmin

You and I: A Story between You and Me

Hari Sabtu. Hanyang Game Center, Korea Selatan.

Hari ini merupakan hari dimana kelima gadis kita ini menjadwalkan agenda bermain Pump It Up di game center di Hanyang, yang notabene dimiliki oleh seorang Park Nam Gil sendiri. Akan tetapi…

“Aish! Masa’ hari ini aku main sendirian?” omel Nam Gil lewat ponselnya.

“Mianhae, eonnie. Bukannya aku tak mau ikutan main juga, tapi aku harus latihan hari ini, dan tak bisa kutunda lagi…” ujar Ryeona yang ternyata sedang dihubungi oleh Nam Gil.

“Bahkan di hari Sabtu pun?”

“Nde… Mianhae…” kata Ryeona lagi.

“Hah… Gwenchana… Jja, latihan sana! Eh iya, sampaikan salamku pada Soo Yun juga ya! bilang padanya supaya dia cepat sembuh. Aku kasihan melihatnya seperti itu…” kata Nam Gil.

“Arrasseo…” dan Ryeona pun mematikan sambungan teleponnya.

Nam Gil mendesah pasrah. Ryeona adalah orang terakhir yang dihubunginya setelah Hwayoung dan Soo Young. wajah gadis itu terlihat begitu gusar. Wajar saja, hari sabtu ini menjadi hari paling buruk baginya. Mengapa tidak, dosennya menolak mentah-mentah presentasi proposalnya, dosen pembimbingnya juga marah-marah tak jelas padanya, dan juga dia sedang marahan pada kakak perempuannya! Mood gadis itu jadi turun drastic.

Ditambah lagi, rencananya untuk bermain pump bersama sahabat karibnya itu tak terlaksana sama sekali. Bayangkan saja, dalam hari dimana orang harusnya bersantai, Soo Young harus kembali berurusan dengan seorang Cho Kyuhyun, Hwayoung ada janji untuk membuat lirik berbahasa Inggris bersama Lee Donghae,  kaki Soo Yun masih belum sembuh karena ulah seorang Choi Siwon yang membuatnya harus beristirahat beberapa hari lagi, dan Ryeona harus berlatih hari ini juga. Ah… memang hari sabtu ini menjadi weekend tersepi baginya. Dan seorang Park Nam Gil membenci hal ini.

Meskipun begitu, dia pun mencoba untuk menghubungi Soo Yun yang sedari tadi tak bisa dihubungi.

“Ya, Soo Yun-ah. Bagaimana keadaan kakimu?” tanya Nam Gil.

“Oh, eonnie… Yah… Dokter bilang sih otot yang terkilirnya udah mulai sembuh. Keundae, aku disuruh untuk kembali beristirahat,” jawab Soo Yun di seberang sana.

“Kamu ini. tadi kok gak diangkat teleponnya?”

“Ah… Mianhae… tadi aku sedang ke toilet dan kutinggalkan ponselku di kamar…”

“Dasar!”

“Eonnie lagi di GC eon yah?”

“Nde. Nungguin kalian. Tapi ternyata kalian gak bisa datang, huh!”

“salahkan namja yang bernama Choi Siwon kalau begitu! Dia sudah menginjak kakiku sampai terkilir begini,” omel Soo Yun.

“Arrasseo. Akan kulaporkan pada Jungsoo oppa nantinya,” kata Nam Gil sambil bercanda.

“Hahaha… Kalau oppamu itu berani mengatakan itu pada orang itu.”

“Dia bukan orang. Dia Choi Siwon, Yunnie…”

“Terserahlah… Ah, aku mau makan dulu. Nae baegopa. Annyeong…” kata Soo Yun yang segera mengakhiri percakapannya.

“Aish… Aku benar-benar kesepian di hari ini…” gerutu Nam Gil sambil menyimpan ponselnya di dalam tasnya.

Dengan gusar, dia pun memakai sepatu pumpnya, dan mulai bermain game yang sudah digelutinya selama lebih dari 3 tahun. Berbeda dengan keempat temannya yang mengandalkan kecepatan mata dan konsentrasi otak pada anak-anak panah yang harus diinjak, Nam Gil terkesan lebih bebas. Gerakannya lebih luwes, tanpa menuntut ketepatan anak panah yang harus diinjak. Dalam dunia per-pump it up-an (apaan tuh?), Nam Gil itu tergolong seorang freestyler, sementara Soo Young, Ryeona, Hwayoung dan Soo Yun dikategorikan dalam kategori speeder. Bagi Nam Gil, freestyle itu cocok baginya yang tomboy dan seenaknya itu.

Akan tetapi, karena moodnya jelek, permainannya tak terlalu bagus. Gadis itu mendengus kesal di setiap permainannya. Gayanya tak sesuai dengan apa yang sudah dipikirkannya. Amarahnya hampir mencapai puncak kepalanya. Hampir saja pad yang diinjaknya itu retak, soalnya kalau sampai retak, Soo Yun bakal marah habis-habisan pada Nam Gil. Soo Yun adalah tipe pumper yang paling care soal maintenance mesin pump, mulai dari perawatan layar, harddisk, sampai padnya. Dan bagi seorang Park Nam Gil, amarah Soo Yun adalah hal keempat yang harus dihindarinya setelah omelan ibunya, pertengkaran dengan eonnienya dan keisengan Soo Young yang memang bermulut tajam. Kalau seorang Yang Soo Yun marah, dia bisa marah sehari semalam. Nam Gil dan ketiga temannya itu harus menenangkan yeoja itu dengan berbagai macam cara, dan itu adalah hal yang ingin dihindarinya untuk hari ini.

dengan perasaan kesal yang membludak, Nam Gil pun menghenyakkan badannya ke kursi yang ada di samping kiri mesin pump. Hampir saja botol air mineral yang digenggamnya itu remuk karena bertumpuknya perasaan kesal gadis itu. “Huh! Benar-benar hari yang menjengkelkan!” gumamnya kesal.

Tanpa disadari, ada seseorang yang mengintai gadis itu sejak detik pertama dia masuk ke dalam GC miliknya.

 

***

Sungmin

Assa! Hari ini benar-benar free time bagiku. Untung saja hari ini baik aku dan Wook tak memiliki jadwal siaran di Sukira, jadi aku bisa pergi kemana saja yang kumau. Karena itulah, kuputuskan untuk pergi berkeliling kota Seol sendirian (dan pastinya menyamar demi keselamatan diri sendiri dan menghindari reaksi pubilk yang terkadang berlebihan itu).

Dengan rasa percaya diri yang menumpuk, aku pun pergi keluar dorm dengan mengendarai mobilku. Pertama-tama, kukunjungi dulu Kona Beans di daerah Apgeujong, yang kebetulan hari ini cukup sepi pengunjung. Biasanya sih, para ELF akan datang ke tempat ini, entah mereka ingin memesan sesuatu dari café atau Cuma menatap Leeteuk hyung, aku atau Kyuhyun jika kami kesana. Akan tetapi, karena hari ini adalah hari sibuk jadi aku bisa melepaskan penyamaranku di dalam café dengan leluasa.

Setelah berbicang cukup lama di Kona Beans, aku pun pergi ke distrik Hanyang. Dan hey! Itu ‘kan yeodongsaengnya Leeteuk hyung. Si… Park Nam Gil! Ya! si gadis tomboy itu. aku lupa kalau dia punya sebuah game center di daerah ini. jadi, kuputuskan untuk menguntitnya diam-diam, karena aku tak punya kerjaan sama sekali (author: apaan coba si sungminnie ini? -_-).

Tak lama setelah itu, aku pun tiba di Hanyang Game Center. Pusat game arcade ini cukup diminati orang banyak di daerah ini. kebanyakan yang datang adalah para pasangan muda atau remaja dengan sahabat-sahabatnya. Dan biasanya, setiap minggunya, gadis itu bersama dengan keempat sahabat karibnya bermain di tempat ini. mereka biasa main game yang… ehm… apa namanya? Pu… Ah! Pump it Up! Dia dan keempat sahabatnya itu biasanya suka ribut sendiri ketika mereka memainkan game dance itu.

Tapi, sepertinya hari ini menjadi hari yang tak baik bagi gadis itu. aku juga tak melihat keempat gadis yang selalu bersamanya itu. ditambah lagi, wajahnya terlihat kesal sekali. Bahkan karyawannya pun tak mau mendekati pemilik tempat ini yang berwajah masam seperti itu.

Oke, kuputuskan untuk mendekatinya. Entah dia akan marah atau tidak yah akan kucoba untuk mendekat padanya saja. Toh dia yeodongsaeng Teukie hyung yang terkadang suka datang ke dorm. Tak mungkin dia akan marah padaku…

 

***

Lee Sungmin, yang juga salah seorang sunbae di Kyunghee University, sangat dekat dengan Park Jungsoo, leader Super Junior dan juga kakak kandung Park Nam Gil. Sosok pria Cassanova terkenal di Kyunghee yang selalu membuat Soo Young dan Hwayoung pusing menghadapi sosok itu di kampus. Pria ini diam-diam memperhatikan adik bungsu Park bersaudara: Park Nam Gil sejak Nam Gil diminta oleh oppanya untuk memasak di dorm Super Junior. Entah apa yang ada di dalam benak pria berwajah imut itu, tetapi sepertinya ada sesuatu yang menarik minat pria itu, hingga dia rela membuntuti gadis itu.

Senyum manis terkembang di bibir pria itu saat melihat gerakan hyper yang ditarikan cewek itu. dia tak menyangka, adik seorang Park Jungsoo bisa menari sebebas itu diatas mesin game dance yang populer dikalangan remaja Korea dan internasional (authornya juga salah satu pumper lho^^). Kedua matanya tak berkedip begitu melihat gadis yang memiliki rambut sepanjang telinganya itu. kedua iris hazelnut pria itu menampakkan binarnya yang tak pernah dilihat oleh orang lain, bahkan para member Super Junior sekalipun tak pernah melihat seorang Lee Sungmin merasa sebahagia ini.

Begitu Nam Gil menyelesaikan permainannya, dengan wajah gusar gadis itu duduk di kursi dekat cabinet game itu. ingin rasanya gadis itu mengamuk, akan tetapi ditahannya. Dengan degup jantung yang bertambah kencang, Lee Sungmin pun berusaha untuk mendekatinya.

“Chogi…”

“Ya, untuk apa kamu kemari? Apa mau memaksaku pergi ke dorm lagi?” tanya Nam Gil ketus.

“Aish. Bukan begitu… Ehm…” kata Sungmin gugup.

“Bisa tidak untuk tidak mengajakku bicara? Moodku sedang tak bagus,” kata Nam Gil yang langsung membereskan barang bawaannya dan segera beranjak dari tempat duduknya.

“Tunggu dulu! Bisa tidak kita bicara baik-baik?” Sungmin pun segera menahan gadis itu dengan memegang lengan kanan gadis itu. dengan cepat Nam Gil menepisnya.

“Neo micheosseo? Sudah kubilang aku sedang tak baik hari ini! jangan menggangguku! Arrasseo?!”

Gadis itu pun melangkah pergi, meninggalkan seorang Lee Sungmin sendirian di game center miliknya.

Sementara Lee Sungmin, masih dengan rasa penasarannya yang menggunung, tetap memutuskan untuk pergi mengikuti Nam Gil. Saat gadis itu masuk ke dalam mobilnya, Sungmin pun segera masuk ke dalam mobilnya dan mengikuti kemana mobil Nam Gil pergi.

Ternyata, mobil itu berhenti di sebuah café bernama Mango Six. Café yang terletak tak jauh dari game center miliknya itu ternyata menjadi tempat lain bagi gadis tomboy itu untuk menenangkan diri. Diam-diam, pria itu mengikuti langkah kaki Nam Gil. Kemudian, dia pun memutuskan untuk duduk di meja dekat jendela.

Dan tanpa Park Nam Gil sadari, pria yang bernama Lee Sungmin itu kembali mengamati gerak-gerik gadis itu…

 

***

 Sungmin

Bahkan gadis ini pun bisa memarahiku! Berbeda sekali dengan oppanya yang begitu baik pada kami. Gadis ini adalah gadis terkasar yang pernah kutemui. Kupikir gadis ini adalah tipe gadis tomboy namun lembut. Ternyata dia gadis tomboy yang benar-benar kasar! Geu saram jinjja…

Keundae, kenapa aku mau mengikuti gadis ini, ya? apa ada sesuatu yang menarik darinya? Kenapa gadis tomboy ini menarik? Kenapa dia berbeda dengan yang lain?

Lee Sungmin, sadarlah! Dia hanya gadis tomboy biasa yang sedikit kasar! Meskipun dia adiknya Jungsoo hyung, dia tak menggambarkan sosok oppanya dengan baik! Ayolah, berhenti mengikutinya!

Tapi kenapa aku tak mampu menghentikan diriku sendiri? Kenapa sekarang aku menopang daguku dan memperhatikan gerak-geriknya. Kenapa?

Apa yang menarik dari seorang Park Nam Gil?

 

***

Nam Gil

Omona… Pria itu kembali mengikutiku lagi. Sedari tadi, sejak aku bermain Pump di GC hingga aku sampai di tempat ini.

Kenapa dia mengikutiku? Pria sok imut yang ternyata seorang cassanova itu seenaknya saja mengikutiku hingga ke Mango Six kesukaanku. Seharusnya aku memarahinya habis-habisan tadi di GC. Tetapi, kenapa aku tak menghindarinya? Mengapa aku tak memarahinya sampai dia ketakutan di GC tadi? Kenapa aku merasa tak keberatan begitu melihatnya duduk di dekat jendela seperti itu?

Dan kenapa aku tak mampu mengalihkan pandanganku saat melihat sosok pria itu duduk memangku dagunya dan memandang keluar kaca café? Kenapa pria itu sekarang terlihat seperti sebuah manekin hidup?

Dan kenapa sekarang aku memotretnya tanpa sadar?

Padahal dia adalah sosok pria yang tak kusukai sejak pertama kali aku menginjakkan kakiku ke dalam asrama kakak lelakiku…

Dan kenapa jantungku mulai bertingkah lagi setelah tak berdetak kencang untuk waktu yang lama?

Ah… Naega micheosseo!

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet