Part 2: First Meeting of Two Sarcastic Persons

You and I: A Story between You and Me

Soo Young

Hari ini aku dan Hwayoung pergi ke kampus utama Kyunghee University di Seoul. Karena aku dan Hwa mengambil jurusan bahasa dan sastra Inggris, kampus kami terletak di Sowon. Hari ini adalah pengecualian karena kami harus mencari bahan untuk pembuatan paper tentang perkembangan sastra urban di Amerika Serikat.

Pagi ini giliran Hwayoung yang mengemudi setelah giliranku kemarin. Kami memang terbiasa bergantian dalam mengendarai mobil ini. terkadang salah seorang dari kami mengambil jatah 2 kali untuk mengemudi jika kami pergi jauh selama beberapa kali. Biasanya Hwayoung yang tahan mengemudi berjam-jam lamanya jika kami pergi jauh. sementara aku hanya mampu mengemudi dari Sowon ke Seoul saja, dan juga sebaliknya. Hehehe…

Oh iya, selain mengumpulkan bahan di perpustakaan, Kim seongsaengnim, dosen di fakultasku yang kantornya di kampus utama Seoul ini memintaku untuk mengerjakan sesuatu, tetapi aku tak tahu apa itu. Karena rasa penasaranku yang terlalu tinggi terhadap tugas ‘istimewa’ dari dosen favorit kelasku itu, aku pun bersedia untuk mengerjakan tugas itu.

“Youngie, kita pergi ke kantor Kim seongsaengnim sekarang, yuk. Nanti keburu siang. Hari ini ‘kan agenda kita sama teman-teman pergi ke Lotte Mall…” tegur Hwayoung. Sepertinya dia sudah selesai mencari bahan untuk paper yang dia butuhkan. Aku memang sudah mencari apa yang kubutuhkan terlebih dahulu dibandingkan Hwayoung. Akan tetapi, karena antrian di depan meja peminjaman ini panjangnya seperti ular anaconda raksasa dan Hwayoung ‘terjebak’ didalamnya, aku pun menunggunya di luar perpustakaan.

Dan sekarang, disinilah kami berdua. Berada di ruang kerja Kim seongsaengnim. Pria berusia lebih dari setengah abad namun masih terlihat seperti usia 40an itu memberikan senyuman terhangatnya pada kami berdua dan menyuguhkan dua cangkir teh vanilla hangat pada kami.

“Jadi begini, agasshi. Karena ini merupakan program yang baru saja dibuat oleh rektor kita dan disetujui oleh dekan fakultas kita dan juga fakultas seni dan fakultas musik. Kita akan mengadakan semacam program “learning buddy” bagi para mahasiswa dari kedua fakultas itu. jadi, setiap mahasiswa jurusan sastra inggris akan membantu pembelajaran para mahasiswa dari fakultas seni dan juga fakultas music. Saya dan beberapa dosen lainnya sudah mengatur siapa yang akan kalian ajar.”

“Karena Soo Young-sshi adalah salah satu mahasiswa unggulan di fakultas kita, maka saya akan memasangkanmu dengan mahasiswa unggul di fakultas seni. Saya sudah mengatur jadwal pertemuan kalian. Dan kalian bisa bertemu hari ini juga,” lanjut beliau. Pria itu pun memberikan secarik kertas yang bertuliskan nama mahasiswa yang akan diajarnya. Saat aku melihat nama yang tertulis di kertas itu, betapa terkejutnya aku dengan calon partnerku itu.

“Seongsaengnim…”                                                                                                                                                                       

“Nde, Soo Young-sshi?”

“Apa Anda serius soal ini?” tanyaku ragu sambil menunjuk kertas itu.

“Iya, saya serius. Dia adalah salah satu mahasiswa cerdas di fakultas seni. Selain namanya yang tenar melalui sebuah boyband berskala internasional, kemampuan akademiknya memang berada di atas rata-rata. Hanya saja, dia tak mampu menguasai bahasa Inggris dengan baik. Karena itulah saya memasangkan dia denganmu,” jawab Kim seongsaengnim panjang lebar. Aku hanya bisa mendesah pasrah soal ini…

“Aku tak bisa menolongmu, Youngie. Tapi, fighting yaa…” kata Hwayoung seraya kami berjalan melewati koridor panjang menuju lantai dasar.

“Keundae, Cho Kyuhyun… Yang benar saja…” keluhku.

Siapa sih yang tidak tahu soal Cho Kyuhyun? Dia memang satu tingkat di atasku dan Hwayoung. Namanya menjadi terkenal semenjak dia bergabung di Super Junior pada tahun 2006. Sebagai maknae grup yang pada awalnya beranggotakan 13 orang itu + 2 orang, dia tergolong jahil karena komentarnya yang terlampau pedas itu. meskipun suaranya itu bagus dan gerakan dancenya mampu membuat para SparKyu (sebutan bagi fans Kyuhyun) menjerit histeris karenanya, tetap saja, mulut pedasnya itu tak bisa ditolerir.

Tanpa kusadari, kini aku berada di depan pintu ruang perpustakaan fakultas seni. Tempat dimana Kim seongsaengnim mengatur pertemuanku dengan Kyuhyun untuk pertama kalinya. Astaga, tanganku bergetar hebat karena perasaan gugupku yang menghantuiku hari ini. sayangnya Hwayoung sudah kembali ke mobil dan menungguku disana. Kalau dia ada disini, setidaknya dia bisa menemaniku.

Perlahan, kuraih gagang pintu perpustakaan itu dan membukanya. Kemudian…

“Sudah datang rupanya?”

Suara seorang pria menyambutku. Suara itu seketika membuat jantungku tersentak.

“Astaga!” seruku tak sadar.

“Apa segitu seramnya aku sampai kamu terkejut seperti itu, agasshi?”

“Neo… Cho Kyuhyun-sshi?” tanyaku pada pria yang terpaut 4 tahun dariku ini. yah, dari wajahnya  aku menilai dia pria yang cukup tampan sih…

“Nde. Naneun Cho Kyuhyun imnida. Kamu pasti Lee Soo Young-sshi, bukan?” tanyanya dingin. Aku hanya mampu mengangguk saja.

“Bisakah kita mulai sekarang? Aku harus mengejar jadwalku untuk mengisi sebuah acara radio nanti sore,” ujarnya sombong. Cih, dasar pria menyebalkan. Meskipun begitu, aku tetap menuruti perkataannya untuk memulai pelajaran kami hari ini.

Pada awalnya, dia mau menuruti apa yang kuajarkan tetang bentuk-bentuk tenses yang biasa dipakai dalam bahasa inggris. Malah dia banyak bertanya tentang hal ini-itu soal tensesnya. Akan tetapi, begitu sampai di bagian present perfect tense…

“Jadi, rumus dasar dari bentuk kalimat ini adalah subject + have/has + verb bentuk ketiga + objectnya apa  dan keterangan. Begitu rumusnya,” terangku padanya.

“Lho, bukankah seharusnya tak ada bentuk ketiga dalam tense yang satu ini?” tanya Kyuhyun nekad.

“Apa kamu memperhatikan penjelasanku barusan, tuan Cho? Pola kalimat ini adalah pola kalimat yang menyatakan kejadian yang sudah dilakukan sebelumnya namun jangka waktunya masih ada kaitannya dengan masa sekarang. Aku sudah menjelaskan sebelumnya, ‘kan?” kataku tak sabar.

“Tapi, ada kata ‘present’. Berarti menggunakan rumus present tense dong. Jadi harusnya rumus ini salah,” kata Kyuhyun ngotot.

“Keundae, berarti kamu akan membuat present tense kembali, dong. Bagaimana sih?” kataku gusar.

“Hoo… Jangan hanya karena kejeniusanmu dalam bahasa Inggris membuatmu sombong seperti ini, ya,” kata Kyuhyun sinis.

Cukup sudah! Aku sudah tak tahan lagi!

Kupukul meja di depan kami berdua. Kesabaranku sudah hampir habis karenanya.

“Cukup, Tuan Cho! Aku MEMANG suka bahasa Inggris! Aku mempelajarinya dengan usaha dan kemampuanku sendiri. AKU BERBEDA DENGANMU, TUAN CHO! AKU BUKANLAH SEORANG JENIUS YANG TERLAHIR ALAMI SEPERTIMU! JANGAN SAMAKAN AKU DENGAN DIRIMU! AKU HANYA ORANG BIASA YANG KEBETULAN SUKA DENGAN BAHASA INI! LANTAS, APA MAUMU?!” omelku.

Kemudian, karena kesal, aku pun memutuskan untuk pergi dari ruangan itu sebelum aku akan menjerit lebih keras lagi karena komentar pedasnya itu.

 

***

Kyuhyun

Astaga, yeoja berkacamata tipis itu marah besar padaku. Aku hanya mengatakan yang sebenarnya, bahwa aku adalah seorang jenius yang lahir secara alami. Sedangkan dia hanyalah gadis biasa yang kebetulan mahir dalam berbahasa Inggris. Aish, Jung seongsaengnim harusnya menggantikan gadis itu sebagai partnerku. Yah, harus kuakui, dia memang CUKUP pintar dalam bahasa yang asing dengan lidah orang Korea.

Akan tetapi… Sepertinya ini kali pertama bagiku untuk diomeli oleh seseorang selain para hyungdeulku di dorm Super Junior. Dan istimewanya, orang ini adalah perempuan. Dan omelannya membuatku tak berkutik saat ingin melawannya kembali.

Apa cuma perasaanku saja atau gadis ini memiliki mulut yang lebih pedas dariku?

Dan kini, gadis itu meninggalkanku sendirian di perpustakaan fakultas seni. Aku hanya terpaku. Sepatah kataku tak mampu keluar saat aku ingin sekali menegurnya sebelum dia pergi. Akan tetapi, dia pergi tanpa mengatakan apapun. Bahkan dia pergi sambil melirik sinis padaku. Aish… Yeoja ini…

Kenapa kamu membuat jantungku berdegup lebih kencang begitu aku mendengar komentar pedasmu dan melihat wajahmu, ya?

Lee Soo Young-sshi, namamu sudah tercatat di dalam hati dan pikiranku…

Tapi, tunggu!! Kenapa aku tak meminta nomor ponselnya ya? Aish, harusnya aku memintanya sejak awal. Cara mengajarnya berbeda dengan dosen bahasa Inggris yang pernah mengajariku sebelumnya. Aku harus mengakui hal itu.

Aish! Aku harus segera mengejarnya dan meminta nomor ponselnya!

 

***

Soo Young

Demi apa aku mendapat ‘learning buddy’ yang pedas seperti seorang Cho Kyuhyun itu? astagaa…  Mulutnya kejam sekali! Komentar-komentarnya yang tanpa henti saat aku mengajarnya itu membuatku tak sabaran untuk mengajarinya. Aku tak mampu menandingi mulut pedasnya itu.

“Dari tadi kamu ini kerjaannya ngomel melulu. Ada apa sih, Youngie?” tanya Hwayoung yang sibuk dengan setir dihadapannya.

“Itu tuh. Namja evil bernama Cho Kyuhyun itu! aku tak percaya kalau dia itu salah seorang senior kita di Kyunghee. Seharusnya aku menolak mati-matian program ini! bisa-bisanya Kim seongsaengnim memasangkanku dengan pria sok cerdas tapi bermulut layaknya ular! Huh! Bisa juga yah oppadeul di Super Junior itu tahan memiliki maknae sekejam dia! Masa’ sedari tadi dia itu cuma berkomentar ini itu selama aku mengajarnya. Dia membuatku kesal hampir seharian ini. huh!! Sebeeeeeeeellll!” omelku panjang lebar.

“Eyyy… Sudahlah…  Nanti kita ceritakan pada teman-teman kita, ya. Sebentar lagi kita tiba di Lotte Mall,” ujar Hwayoung sabar sambil mengemudikan Mazda X5 milikku ini. aku hanya bisa mendesah kesal. Ugh, hariku kacau gara-gara seorang pria bernama Cho Kyuhyun! Akan kuingat namamu baik-baik, tuan sok pintar!

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet