Part 4: When I Meet You in Library

You and I: A Story between You and Me

Esoknya, karena kejadian itu kaki Soo Yun terpaksa diperban. Dokter yang mengobatinya pun menyarankan gadis energik itu untuk beristirahat selama seminggu penuh. Dan itu berarti…

“Jeongmal jwiseonghamnida, sunbaenim…” kata Soo Yun lemas.

“Gwenchana. Namanya juga kecelakaan. Kita tidak bisa menghindarinya lagi…” ujar Sunhee pada hoobaenya yang terpaut setahun itu.

“Setidaknya nanti, di saat kompetisi dance musim panas tahun ini kamu sudah siap,” katanya lagi.

Begitulah sekilas percakapan yang berlangsung antara Sunhee dan Soo Yun. Gadis yang diharapkan oleh tim dancenya untuk bisa mewakili Inha dalam kompetisi yang tinggal menghitung hari ini kini hanya mampu mlihat rekan-rekan lainnya berlatih demi memenangkan kompetisi itu. ada sebersit rasa kecewa yang dirasakan oleh Soo Yun saat melihat teman-temannya berlatih di ruang koreografi.

Namun, tanpa disadari, gadis berambut wavy alami itu sedang ‘diintai’ oleh seseorang yang tak jauh darinya…

 

***

Sementara itu, perpustakaan Kyunghee University, di waktu yang bersamaan.

Soo Young sedang asyik memilih bahan-bahan yang dia perlukan untuk membuat papernya. Dia berkeliling kesana-kemari demi menemukan buku ataupun artikel  yang kemungkinan menunjang analisisnya. Gadis berkacamata itu asyik dengan perburuannya, hingga ada tangan kekar yang menyentuh bahu kanannya.

“Hua!” teriak Soo Young tanpa sadar.                                             

“Yoo, Lee Soo Young. masih ingat denganku?” ujar sang pemilik tangan yang ternyata…

“Donghae sunbaenim!” seru Soo Young riang.

“Sudah lama tak bertemu. Apa kabarmu, Youngie?”

“Baik, sunbae. Tumben datang ke perpustakaan umum universitas. Ada apa?” tanya Soo Young.

“Aish, ayolah. Berhenti memanggilku sunbae. Aku merasa tak enak nih…”

“Aku terbiasa memanggilmu sunbae. Ada urusan apa? Aku tak bisa berlama-lama ngobrol denganmu.”

“Begini, aku kesulitan dalam mengarang lagu ke bahasa Inggris. Bisakah kamu membantuku?”

“Ehm…”

“Wae? Apa kamu tidak bisa membantu?”

“Ah, aniyo. Keundae, ada sesuatu yang harus kulakukan…”

“Begitu ya.”

“Tapi aku akan meminta temanku untuk membantu sunbae. Siapa tahu dia bisa membantu sunbae dalam menyelesaikan lirik lagumu.”

“ Baiklah. Akan kutunggu info selanjutnya darimu.”

“Em… Satu hal lagi…”

“Chakkaman! Biar aku tebak. Pasti tentang si Hyukjae kan? Ah, dia menitipkan salamnya untukmu. Katanya dia ingin bertemu denganmu.”

Semburat merah terlihat jelas di wajah Soo Young dan kedua matanya pun menunjukkan binarnya saat sunbaenya ini memberitahukan gadis itu tentang Hyukjae. Lee Hyukjae, atau yang dikenal dengan sebutan Eunhyuk (atau biasa dipanggil monyet oleh teman-temannya) ini adalah bias utama gadis berkacamata yang menyukai novel-novel bergenre young adult itu.

“Ah, dia meminta nomor ponselmu padaku, jadi langsung saja kuserahkan padanya. Mianhae, Youngie, aku memberikannya tanpa sepengetahuan darimu. Apa itu tak apa-apa?”

“Nde. Gwenchana…”

“Aku pergi dulu, ya. Nanti kusampaikan salammu lagi untuk si monyet itu. naega kanda…”pria yang mempunyai senyum lembut itu pun berjalan keluar dari perpustakaan utama Kyunghee university, meninggalkan Soo Young yang masih asyik dengan lamunannya dan juga referensinya.

‘Nanti cerita sama Hwa, ah… dia pasti mau menerima tawaran ini,’ batin Soo Young riang.

Sore itu pun Soo Young meninggalkan perpustakaan sambil bersenandung kecil penuh kebahagiaan.

 

***

Hwayoung

“La… la… la… di… dum…”

Nyanyian asal Soo Young pun terdengar dari balik pintu depan. Kalau mau bertaruh, sepertinya ada sesuatu yang membahagiakannya sehingga dia melantunkan senandung asal namun terdengar lembut itu. Aku hanya bisa tersenyum sambil kembali menekuri buku yang berada di pangkuanku ini.

“Hwa-yaaa… Aku pulaaang…” ujar Soo Young sambil memeluk leherku dari belakang.

“Bisa tidak berhenti mem-backhug diriku? Bahkan kamu pun melakukannya bersama dengan teman-teman kita yang lain,” komentarku.

“Tapi aku suka begini. Hehe… Oh iya, ada yang ingin kuceritakan.”

“Tapi kamu mandi dulu. Bau ih…”

“Aish! Oke, fine! Aku mandi. Tapi buatkan aku kimbap special ya!” perintah Soo Young sambil melenggang masuk kamar.

“Memangnya aku ini ibumu apa?” protesku.

Soo Young pun hanya terkekeh dari balik pintu kamarnya. Anak itu… Dasar…

 

***

Aku menyelesaikan sentuhan akhir pada kimbapku dan Soo Young pun telah menyelesaikan mandinya. Kami berdua menikmati kimbap buatanku sambil menyesap teh hangat sore ini. rona bahagia terpancar jelas dari wajah yang selalu mengenakan kacamata itu. binar matanya terlihat begitu benderang. Tampaknya sesuatu yang berhubungan dengan seorang Lee Hyukjae itu telah membuatnya seperti ini.

“Pasti ini tentang si monyet itu,” ujarku sambil menyesap teh dari mug putih bermotif bunga-bunga pink.

“Iya. Dia mau bertemu denganku. Kyaaa… mimpi jadi kenyataan…” aku pun tersenyum mendengarnya.

“Oh iya. Donghae sunbae tadi mau minta tolong sama aku. Dia mau aku membantunya buat lirik lagu bahasa Inggris. Karena aku udah terlampau sibuk, jadi aku menyarankanmu untuk membantunya.”

Nyaris saja aku tersedak karena perkataan Soo Young barusan. “Kamu serius, Youngie?”

“Nde. Mana mungkin aku menghandle dua orang sekaligus. Cukup si tuan sok kritis itu saja, atau kalau bisa diganti saja!”

Aku pun menghela napas. “Baiklah, mungkin aku bisa membantu sunbaemu itu.”

“Yay! Gomawo, Hwa-ya! kalau gitu, sekarang kita belanja yuk. Cari bahan makanan untuk malam ini. Aku mau makan tak galbi…” katanya tak sabar sambil menarik tangan kiriku.

“Tak galbi? Hmm… oke. Kajja, kita belanja!” sahutku sambil berdiri dari sofa ruang tamu.

Berdua kami mengambil mantel kami dan berjalan bersama keluar dari apartemen kami.

 

***

Sebenarnya, sudah cukup lama aku mengenal Lee Donghae sunbaenim. Dia adalah sunbae kami di fakultas music. Tak jarang lirik lagunya selalu terpampang dengan manis di mading kampus kami ini. selain itu, dia adalah tipe pria yang diidamkan oleh semua yeoja di dunia ini, selain seorang Choi Siwon tentunya. Mengapa tidak? Dia tampan, senyumnya manis dan menawan, sifatnya ramah dan lembut, dan juga tubuhnya kekar dan berotot. Ayolah, semua yeoja pasti menginginkan pria ini sebagai pasangan mereka.

Dia juga dekat dengan Soo Young karena kedua orang tua mereka bersahabat dekat. Dan juga, karena namja itu anggota Super Junior dan dekat dengan Lee Hyukjae, sering sekali Soo Young menanyakan kabar pria yang biasa dijuluki monyet oleh para ELF lainnya.

Dan hari ini, kuberanikan diriku untuk menerima tawaran Soo Young kemarin. Sahabat karibku itu sudah mengatur janji bertemu antara aku dengan pria itu. dia mengatur pertemuan pertama kita di perpustakaan umum Kyunghee.

Dan kebetulan sekali. Aku masih harus mencari banyak referensi untuk paperku ini. bahan-bahan tugasku ini baru terhimpun sedikit. Karena itulah aku kembali menekuri koleksi buku di perpustakaan Kyunghee ini.

 

***

Donghae

Soo Young ternyata menepati perkataannya. Untung saja temannya itu bersedia membantuku, karena ini pertama kalinya aku membuat lirik lagu dalam bahasa Inggris. Dan jeleknya, aku tak terlalu kompeten dalam bahasa internasional yang satu ini. untungnya fakultasku, fakultas Kyuhyun dan juga Soo Young telah menyepakati program ‘learning buddy’ itu. setidaknya bisa membantuku untuk memahami bahasa Inggris lebih baik lagi.

Soo Young mengatur pertemuan pertama ini di perpustakaan umum Kyunghee. Uh, lumayan banyak mahasiswa di ruangan ini. bagaimana caranya aku bisa bertemu dengan temannya Soo Young ya?

Segera saja aku mengirim pesan pada Soo Young.

To: Lee Soo Youngie

Seperti apa sih penampilan temanmu itu?


From: Lee Soo Youngie

Oh, dia itu rambutnya panjang hampir mencapai bahu. Rambutnya lurus lho. Dan dia selalu memakai bandana pink. Kalau di perpustakaan, dia suka pergi ke bagian novel Jane Austen.

 

Oke, dari info yang baru saja kudapat dari Soo Young, temannya itu berambut lurus yang panjangnya hampir mencapai bahu. Dan sial bagiku, hampir semua yeoja yang berada di perpustakaan luas ini memiliki rambut yang panjangnya JUGA hampir sebahu!

Kembali kubuka pesan yang dikirim soo Young barusan. Petunjuk selanjutnya adalah bandana pink yang selalu dikenakannya. Dan… Omona! Mereka (para yeoja berambut sebahu) yang berada di sini juga hampir semuanya memakai bandana pink! Aish! Mau kemana lagi aku pergi mencarinya? Di ruang arsip tidak mungkin. Di bagian ensiklopedia juga mustahil. Kecuali…

Dengan segera aku melangkahkan kakiku ke bagian novel-novel Jane Austen, sambil berharap bahwa dia ada disana. Dan benar saja, teman Soo Young ada disana.

Benar saja, aku melihat sebuah pemandangan yang tak akan pernah kulupakan seumur hidupku…

Pemandangan yang mustahil bagiku untuk mengalihkan bola mataku barang sedetik darinya…

 

***

Alasan lain Hwayoung yang selalu membaca di bagian novel Jane Austen selain Jane Austen adalah salah satu novelis favoritnya: tempat ini adalah tempat yang dekat dengan jendela. Tempat baca favoritnya ini membiaskan cahaya mentari pagi maupun sore melalui kaca-kaca jendela yang lumayan besar itu. Karena itulah Hwayoung menyukai bagian ini dan hanya DIA yang selalu menempati tempat ini ketika membaca.

Apa yang dilihat oleh seorang Lee Donghae adalah sebuah pemandangan luar biasa baginya. Disana, di bagian novel Jane Austen, duduk seorang gadis berambut lurus sebahu, mengenakan bandana pink, dan menahan dagu dengan tangan kanannya sambil menatap buku yang dibacanya. Sorot mata yang tenang dan senyum yang terkembang, serta dihiasi dengan pendar cahaya mentari yang menyelusup kembut di antara kaca-kaca jendela perpustakaan membuat Lee Donghae terdiam seketika. Terpukau akan kecantikan dan ketenangan sang gadis saat membaca buku.

Sadar bahwa tubuhnya terdiam seketika, Donghae pun mengeluarkan iPhone miliknya. Dia menyentuh icon camera di layar ponselnya dan memotret sosok cantik yang ada di hadapannya itu. dugaanya tepat, sosok gadis itu terlihat cantik di layar smartphone milik pria berwajah tampan namun manis itu.

‘Apa dia temannya Soo Young, ataukah bidadari yang kebetulan turun untuk menemaniku?’ tanya Donghae dalam hati. Diam-diam, dia ragu untuk menghampiri gadis itu, entah karena dia merasa takut karena dia akan mengganggu konsentrasi gadis itu atau karena dia benar-benar MENIKMATI pemandangan itu.

‘Ah! Kudekati saja dia! Toh dia temannya Soo Young kok,’ katanya dalam hati.

Setelah menghimpun keberanian, pria itu melangkah pelan mendekati gadis itu. sadar bahwa ada orang disekitarnya, Hwayoung pun memasang pembatas buku favoritnya ke halaman yang sedang dia baca, dan menoleh ke sebelah kirinya.

“Ehm… Chogi… Anda… Lee Donghae-sshi?” tanya Hwayoung sambil tersenyum lembut.

“N… Nde. Kamu pasti temannya Soo Young. boleh aku tahu siapa namamu?” Donghae menjulurkan tangan kanannya, mengajak gadis itu bersalaman.

“Lee Hwayoung imnida. Bangapseumnida, sunbaenim,” kata Hwayoung sambil menjabat tangan kekar pria itu. sorot mata lembut yang terpancar dari iris gelap itu membuat jantung Hwayoung berdetak cepat tanpa dia sadari. Namun, cepat-cepat dia menepis kekagumannya atas pria itu dan kembali ke sikapnya semula.

“Bangawoyo. Tak usah terlalu sopan. Bersikaplah seperti biasa. Anggap saja aku ini sunbaemu sekaligus teman baikmu. Aku dan Soo Young ‘kan sudah berteman lama sekali,” ujar pria itu sambil tertawa ringan.

“Hahaha… Arrasseoyo… Jja, bisa kita mulai sekarang? Mana lirik yang mau sunbae terjemahkan ke bahasa Inggris?” tawar Hwayoung sambil mengeluarkan kamus bahasa Inggris-Korea dan kamus bahasa Inggris dari Cambridge untuk membantu mereka berdua.

“Oh! Ini… Kuharap kamu tidak menertawakannya. Kata-katanya masih berantakan,” ujar Donghae malu-malu sambil mengeluarkan selembar kertas dari blocknotenya. Hwayoung yang menerima kertas itu kemudian membacanya. Gadis itu tersenyum sendiri begitu membaca tiap bait dari lirik lagu itu. sementara Donghae hanya menaikkan alis matanya karena heran dengan ekspresi Hwayoung.

“W… Wae? Apa liriknya lucu?” tanya Donghae gugup.

“Aniyo. hanya saja, kata-katamu masih berantakan,” jawab Hwayoung ringan.

“Lantas mengapa kamu tersenyum?”

“Karena aku suka arti dibalik lagu ini. lagu yang bagus, sejujurnya…” ujar Hwayoung dengan senyum di bibirnya.

Donghae tersenyum senang melihat senyum yang merekah di bibir gadis itu. dan entah mengapa, dia sangat menyukai senyum gadis itu. senyum yang cerah seperti cahaya matahari yang menyapa. Senyum yang membuat pria itu menopangkan dagunya, dan menatap gadis itu tanpa berkedip. Dan pose itu membuat pria yang hampir memasuki usia 30 tahun itu terlihat LEBIH TAMPAN dari penampilannya yang seperti biasa.

Sementara itu, tanpa disadari oleh Donghae, Hwayoung diam-diam mencuri pandang ke arah pria manis itu. dari balik hati kecilnya, dia memuji ketampanan Donghae dan tersenyum saat melihat pose pria itu. dia pun meletakkan kertas itu di atas meja, dan menatap Donghae dengan kagum. Hingga sesaat kemudian, kedua iris mata mereka bertemu… Dan ada sensasi baru yang berkedut hebat di dalam hati seorang Lee Donghae, yang entah mungkin akan disadari atau tidak oleh sang gadis ini…

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet