Five - Hope Is A Dream That Doesn't Sleep (Kim Jong Woon's POV)

One Fine Spring Day

So I swallowed the hurt and grief, I’ll only show you my smiling form

It doesn’t even hurt now

Kyu Hyun – Hope is A Dream That Doesn’t Sleep

 

     Rasanya sudah tidak bisa lagi airmataku keluar. Sudah kering, benar-benar kering. Tak kusangka hari ini akan datang juga, aku mengalami hari seperti hari itu lagi. Seharusnya aku tidak seperti ini, karena ia juga sudah memberitahukannya padaku jauh-jauh hari, seharusnya aku lebih mempersiapkan diri untuk hari ini. Aku sudah mempersiapkannya, walau kenyataannya aku tetap tidak pernah siap jika hari ini datang. Ia tidak pernah menepati janjinya untuk bertemu denganku tadi sore di Namsan Tower. Dan sekarang aku baru mengetahui alasannya.

     Taeyeon meneleponku tadi, dan ia menangis. Hye Jung telah pergi.

     Bau khas rumah sakit yang sangat kubenci itu mulai menusuk hidungku dan menggangguku. Tak kusangka kalau aku harus kembali mencium bau tempat ini lagi. Seoul International Hospital.

     Aku kembali menatap amplop berwarna biru muda yang bertuliskan “To : Kim Jong Woon” itu. Taeyeon yang memberikannya padaku tadi. Tanganku bergetar hebat. Aku belum memiliki sedikitpun keberanian untuk membukanya.

 

***

 

     Hanya tinggal aku yang masih berada di depan karangan-karangan bunga dan gundukan tanah merah yang masih terlihat segar itu. Aku menatap foto seorang yeoja dengan sebuah ruam merah besar yang ada di pipi kirinya yang sedang tersenyum lebar itu. Aku tersenyum kecut dan mulai membaca surat itu perlahan.

     Kuamati baris demi baris surat itu. Bahasa khas seorang Shin Hye Jung yang ceria dan tidak pernah mau terlihat lemah dan menyedihkan. Bahkan tidak ada salam perpisahan di dalamnya. Aku merenungkan kata demi kata yang ia tulis dalam surat itu.

     Aku mengerti apa maksudnya. Ya, aku paham sekali. Aku akan melakukannya tepat seperti apa yang ia katakan. Hye Jung, aku tidak akan mengecewakanmu. Aku juga tidak akan mengecewakanmu, Seo In.

     Aku menyeka bekas-bekas airmata yang ada diwajahku, lalu menatap langit cerah diatasku dan menghela nafas dalam, kemudian tersenyum.

     “Tenang saja, aku akan melakukan pesanmu, Hye Jung. Jadi, kau dan Seo In jangan menghantuiku, ne?” Aku tersenyum, tulus. Aku bangga dan tidak pernah menyesal mencintai dua orang gadis luar biasa yang telah membuat hari-hariku jadi lebih berharga."

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet