The Time He Left

CORPSE BRIDE

 

TOK TOK TOK

Pintu mansion keluarga Do diketuk lumayan keras. Kai (yang sedang berusaha kabur dari pengawasan Chansung, Taecyeon, dan Wooyoung) kebetulan lewat depan pintu dan ia menarik kenop pintu.

"Jangan pikir kau mau kabur keluar bangunan, Kim Jongin!" bentak Chansung. Kai agak kaget mendengar suara Chansung. Mereka bertiga ternyata terus mengejarnya.

"H-hei! Aku tidak kabur! Aku mendengar pintu diketuk dan aku harus membuka pintu mansion…itu salahsatu tugasku sebagai pelayan disini, kau tahu?" alibi Kai (yang memang separuhnya itu fakta). Wooyoung terkekeh. "Mana mungkin kau mengaku, bisa saja kau pura-pura mendengar ketukan pintu agar bisa membuat alibi, lalu membuka pintu dan kabur dari pengawasan kami."

TOK TOK TOK

Suara ketukan itu terdengar lagi.

"…Dengar? Aku tidak berbohong." kata Kai. Ketiga namja kekar itu terdiam. Kai terkekeh kecil dan membukakan pintunya.

Dan Kai kaget saat melihat dua orang di depan pintu.

"Y-Ya ampun! Tuan Muda Kyungsoo?! Tuan Wu?!"

"Selamat malam." sapa Kris dengan senyum, memegang pundak Kyungsoo yang terus berontak minta dilepas. Sekujur tubuh Kyungsoo basah karena air hujan. "T-Tuan Wu! Lepaskan saya! L-Lepaaaaas! H-Ha…Ha….HAAACHIII!"

"Tuan Wu, biar saya." ucap Kai, sambil menarik Kyungsoo dari Kris. Kai lalu melepas jas tailcoat-nya dan memakaikannya di tubuh Kyungsoo agar tidak kedinginan. Mata Kai masih menelaah kearah Kris.

Kai tidak begitu suka dengan Kris. Ia selalu waspada pada apa yang ia lakukan. Di mansion ini.

"Ada apa ini?"

Heechul memasuki ruang depan. Matanya menangkap sosok putranya yang dibalut tailcoat Kai—kedinginan, dan basah kuyup. Dan juga…bersin-bersin.

"DO KYUNGSOO?! KENAPA KAU ADA DISINI?!" tanya Heechul dengan geram. Kyungsoo bersembunyi di belakang Kai seperti anak kucing kebasahan, "Ibu! Dengarkan aku duluu!"

"Tadi saya bertemu dengan Tuan Muda Kyungsoo di depan mansion," ucap Kris. "Ia berlari di tengah hujan, sepertinya… ia sangat tergesa-gesa. Saya berada di depan mansion, bersiap untuk kembali sebentar ke mansion saya. Tapi melihat Tuan Muda Kyungsoo yang basah kuyup…saya tidak bisa tinggal diam dan saya bawa kesini."

"…Kau kabur, Kyungsoo?" tanya Heechul dengan nada rendah, tapi tetap marah. Kyungsoo mempertahankan argumennya. "Ibu…aku harus pergi! Aku harus menyelamatkan Joonmyeon, Bu…dia membutuhkan bantuan!"

"Jangan bicara omong kosong lagi, Kyungsoo!" bentak Heechul. Kyungsoo hampir menangis karena takut pada ibunya. Kai berusaha melindungi Kyungsoo dari amarah nyonya-nya itu. "Tuan Muda, tenanglah."

"Kai. Bawa dia ke kamarnya. SEKARANG!"

Kai mengangguk dan membawa Kyungsoo ke kamarnya, tentu saja dengan diikuti oleh Chansung, Taecyeon, dan Wooyoung. Mereka menjaga agar Kyungsoo dan Kai tidak kabur.

Kris yang masih berdiri di dekat pintu masuk, tersenyum pada Heechul. "Putra anda sangat ambisius, nyonya. Sepertinya perasaannya pada Tuan Kim sangat dalam."

"Hmph. Perasaan? Itu tidak berpengaruh. Sampai kapanpun aku tidak akan sudi menerima namja linglung sepertinya menjadi menantu. Sekarang aku menyesal kenapa aku setuju untuk menikahkan Kyungsoo dengan keluarga penjual ikan itu!"

Kris tersenyum lagi. Kali ini…senyum yang lebih misterius.

Ia agak mencurigakan.

"Mungkin nyonya benar," mulai Kris. "Tapi mereka kelihatan saling menyukai. Meskipun status mereka berbeda, mereka terlihat cocok."

"Cocok? Tentu saja tidak." jawab Heechul. "Status mereka rendah, sifat mereka pun sangat rendah! Benar-benar membuatku kecewa! Dan kalau dipikir-pikir…Tuan Wu… anda sangat baik, sampai mengantar kembali Kyungsoo kesini, padahal anda akan kembali ke mansion anda."

"Tidak juga. Saya hanya takut ia kedinginan dan jatuh sakit." ujar Kris. "Seorang gentleman harus selalu perhatian pada sekeliling dan sigap. Bukan begitu, nyonya?"

Heechul mengangguk. "Saya setuju dengan pendapat anda."

Mata Heec hul menelisik kearah Kris—mulai dari ujung kaki, sampai ujung kepala.

Ia tampan. Tinggi. Sopan. Seorang pengusaha kaya. Dan dia…

Belum menikah.

.

"…Kalau Kim Joonmyeon tidak kembali juga sampai besok… PENGANTIN PRIA AKAN DIGANTI."

.

Heechul teringat kata-katanya beberapa jam lalu pada orangtua Suho.

'Ini kan hampir tengah malam. Mungkin namja ceroboh itu tidak akan kembali,' pikir Heechul. Ia berjalan menghampiri Kris dengan senyum mengembang. "…Tuan Wu, bisa bicara sebentar?"

Kalau Heechul bicara dengan senyuman tulus...

Itu artinya dia punya rencana.

.

.

.

.

"H-Heeeei! Apa yang kalian lakukan?!" protes Kyungsoo. "Ini kamarkuuuu!"

Chansung dan Wooyoung tidak mendengar suara protes tuan muda itu dan melanjutkan acara 'menyegel jendela kamar tuan muda dengan kayu agar dia tidak bisa kabur' nya. Mereka sibuk dengan papan kayu, palu, dan pakunya.

"Agar anda tidak melarikan diri lagi, Tuan Muda." jawab Taecyeon. Kyungsoo tidak terima dengan perlakuan ketiga bawahan ibunya itu.

Kai memasang wajah kesal. "…Ok Taecyeon. Yang benar saja. Kalian ingin memenjarakan Tuan Muda, begitu?"

Taecyeon tersenyum tipis. "Bisa dibilang begitu. Dan kau, jangan sekali-kali berusaha membantunya, Jongin."

Kai mengepalkan tangannya kuat-kuat . "Memangnya siapa kau? Berani memerintahku dengan nada seperti itu. Maaf-maaf saja, yang bisa memerintahku hanya Tuan Muda Kyungsoo."

"Hmmm begitu? Ahahaha, itu tetap tidak berguna." sindir Taecyeon.

Di tengah suasana yang tidak menyenangkan itu, seorang maid di mansion keluarga Do—Sooyoung—menghampiri Kai. "Kai, Nyonya memerintahkan kau membawa Tuan Muda Kyungsoo ke ruang tengah."

"Apa? Kukira dia menyuruhku untuk membawanya kembali ke kamar," kata Kai. Sooyoung mengangkat tangannya tanda ia tidak tahu alasannya. "Nyonya bilang, hanya suruh kau untuk pergi kesana dengan Tuan Muda Kyungsoo."

"…Apa ibu masih marah, Sooyoung? Apa dia akan melakukan hal yang menyeramkan padaku?" tanya Kyungsoo takut. Sooyoung tersenyum kecil melihat ekspresi tuan mudanya itu. "Tenang saja tuan, nyonya memerintahkanku kesini dengan senyum~ Mungkin mood nya sudah membaik."

.

.

.

.

.

Di ruang tengah.

.

.

Disana semuanya berkumpul. Heechul, Kyungsoo, Kris, Kai, dan Orangtua Suho.

"Bagaimana? Apa Suho sudah kembali?" tanya Ibu Suho. Heechul menggeleng. "Tidak. Dan saya punya kabar buruk."

Ayah Suho mengerutkan alisnya. "…Kabar buruk apa?"

"Kabar buruknya, adalah… saya ingin membatalkan perjanjian kita."

PRANG!

Gelas teh yang dipegang ibu Suho pecah ke lantai. "A-apa?"

"Ya. Pernikahannya kita batalkan." ucap Heechul santai. "Lagipula, saya merasa kecewa dengan apa yang sudah semua putra anda lakukan. Dan lagi… saya sudah mempunyai mempelai pengganti untuk Kyungsoo."

"Siapa?" tanya Ibu Suho. Heechul melirik kearah Kris yang duduk di sebelahnya. "Kris Wu."

Kyungsoo terbelalak. Semua di ruangan itu sekarang benar-benar kaget.

"A-a…apa?! K-Kris…Wu?!" tanya Kyungsoo tak percaya.

Sementara itu, Kris duduk tenang di kursinya, hanya menyunggingkan senyum kecil.

BRAKK!

Orangtua Suho berdiri dari duduknya. Ibu Suho terlihat menahan tangis, sedangkan ayahnya berusaha menenangkan istrinya itu.

"Ini benar-benar sudah mengecewakan saya, Nyonya Do!" protes Ibu Suho. Heechul tetap memasang tampang lurus. "Begitupun dengan saya. Membakar baju, membuat pastor marah, mengacaukan gladi resik, membuat skandal, kabur dari acara gladi resik… terlalu banyak onar."

Orangtua Suho benar-benar tersinggung dengan perkataan pedas Heechul. Kyungsoo benar-benar bingung. "Ibu…ibu jangan bicara begitu!"

"…Tuan Muda Do," panggil Ibu Suho. "Sudahlah. Lagipula, benar kata Nyonya Do. Kami berbeda derajat dengan keluarga ini bukan? Anda tidak pantas bersama Suho."

Heechul tertawa. "Kau dengar, Kyungsoo? Bahkan mereka sendiri yang mengakuinya. Sudah. Kau akan menikah dengan Kris besok."

Kyungsoo menatap ibunya dengan mata besarnya itu.

Mata besar yang dialiri Kristal bening yang berjatuhan, tetes demi tetes.

Ia benar-benar kecewa.

Dan ia…tidak terima.

"TAPI, AKU MENCINTAI JOONMYEON, BU! AKU MENCINTAINYA!"

DEGG

Kata-kata itu…benar-benar menusuk jantung Kai.

Kai tetap berdiri tegak, meskipun ekspresinya benar-benar kaget dan sakit.

Kris hanya menyunggingkan senyum tipis, sementara Heechul mulai geram. Orangtua Suho tahu keadaan ini dan tidak mau memperpanjang masalah.

"…Maafkan saya, Tuan Muda Do." ucap ibu Suho. Ia tersenyum lembut pada Kyungsoo. "…Mungkin, Suho tidak cukup baik untuk anda. Permisi."

Orangtua Suho berjalan keluar pintu ruang tengah—bermaksud untuk pulang. Mereka mungkin berpikir lebih baik mengakhiri semua ini dan mencari Suho yang mungkin kabur duluan ke rumah mereka.

Kyungsoo berusaha menyusul mereka. "Tuan Kim, Nyonya Kim! Dengarkan saya, saya mohon… saya mencintai Joonmyeon dan kalian harus tahu keadaan Joonmyeon! Saya mo—"

Perkataan Kyungsoo terpotong karena Chansung mencegatnya.

"Lepaskan aku! Lepaskan!" ronta Kyungsoo. Tapi ia segera diseret kembali ke kamarnya. "Ibu! Kau tidak bisa melakukan ini padaku!"

Heechul menatap putranya itu dengan tatapan tajam.

"Tentu saja…aku bisa."

BLAM.

Kyungsoo dibawa ke kamarnya oleh ketiga bawahan ibunya itu. Sementara itu, di ruang tengah masih ada Heechul, Kris, dan Kai.

"Saya sangat senang anda setuju untuk menikah dengan Kyungsoo." ucap Heechul. Kris membalasnya dengan senyum. "Suatu kehormatan dapat menikah dengan putra anda dan menjadi menantu keluarga Do, Nyonya. Terimakasih atas semuanya, dan saya izin permisi untuk kembali ke mansion saya. Saya punya beberapa hal untuk dikerjakan…dan juga saya harus membawa jas untuk pernikahan besok, benar kan?"

Pernikahan.

Kai hampir tertawa mendengarnya.

Semua ini begitu mendadak sampai ia geli sendiri. Ini tidak mungkin terjadi.

"Baiklah, semoga perjalanan anda lancar." ucap Heechul. "Kai, antarkan Tuan Wu ke depan."

Kai menahan tawanya dan kembali merapikan penampilannya. "…Baik, Nyonya."

Kai lalu membukakan pintu untuk Kris dan Kris berjalan melewatinya.

Kris menatap Kai.

Dengan tatapan tajam yang sulit diartikan.

Membuat Kai agak bergidik.

.

.

Kini mereka berdua berjalan menyusuri lorong mansion keluarga Do. Kai berjalan di depan Kris.

Suasana sangat hening. Langit sangat gelap, didukung oleh gelapnya aura mansion itu. Cahaya bulan samar-samar tertutup awan, membuat suasana makin suram.

Kai memberanikan diri untuk bertanya pada Kris.

"…Sebenarnya apa rencanamu, Kris Wu?"

TAP

Kris menghentikan langkahnya.

Kai juga berhenti, menatap senyum sinis Kris. "Hmph. Nada apa yang kau gunakan pada tamu? Pelayan mansion ini benar-benar tidak tahu etika."

"Untuk apa bicara beretika pada orang tidak beretika sepertimu," balas Kai. "Datang kemari pada saat gladi resik, tak tahu darimana asalnya. Dan sekarang kau mau mendaftar menjadi pengantin Kyungsoo begitu? Hmph. Apa tujuanmu?"

Kai berjalan menghampiri Kris, melempar tatapan yang tak kalah tajam. "…Tujuanmu pasti tidak bagus untuk Kyungsoo. Karena aku tahu kau bukan orang baik. Semua orang tahu itu."

Mata Kris menatap ke bawah—bagaimanapun Kai itu tidak setinggi dia—. Tatapan itu sangat tajam sampai Kai bergidik, tapi ia tidak memperlihatkan kalau dia agak takut pada namja dingin di hadapannya ini.

"Siapa yang tidak tergiur… pada status keluarga ini?"

Jawaban Kris semakin membuat Kai kesal.

"Keluarga kepercayaan ratu…kerajaan sangat percaya pada keluarga ini. Hanya saja…semuanya hancur. Karena kematian kepala keluarga Do… Joshua Do. Tuan Hangeng, benar kan?"

"Jangan bicara tentang Tuan Besar seperti kau benar-benar mengenalnya." ucap Kai dengan nada serius. Kris terkekeh pelan. "Tapi itu memang benar. Tanpa kehadiran seorang kepala keluarga di keluarga ini… pasti semuanya akan sulit. Aku hanya ingin membantu. Kalau aku menikahi Kyungsoo… keluarga ini akan mendapatkan kembali kepercayaan ratu."

Kris tersenyum tulus. "Dengan kekayaan keluargaku, dan nama keluarga ini…semuanya akan sempurna. Bayangkan kedudukanku akan setinggi apa…dengan harta berlimpah, semakin berlimpah, ditambah dengan nama besar sebagai menantu keluarga Do…yang pasti akan menjadi kepala keluarganya."

Kai mengepalkan tangannya kuat-kuat, menahan amarahnya. "Tapi tidak akan sempurna bagimu, kalau masih ada Nyonya Heechul dan Kyungsoo. Kalau kau bisa memanfaatkan nama keluarga ini, tentu Nyonya juga bisa memanfaatkan hartamu. Rencanamu tidak akan berjalan mulus dengan adanya Nyonya."

"Tentu saja akan berjalan mulus" balas Kris. "Dengan kematian Do Heechul nanti. Diikuti dengan kematian Do Kyungsoo, dan akhirnya… semuanya akan jadi milikku."

DEGG

Kai menelan ludahnya. Matanya terbelalak.

Sekarang dia sadar.

Dia tahu apa rencana Kris.

"Keparat! Jangan bilang kau berencana membunuh mereka?!" bentak Kai keras. "Aku tidak akan membiarkanmu menyentuh Kyungsoo!"

Sekarang Kris yang berjalan menghampiri Kai, dengan tangan besarnya yang mengarah ke leher Kai.

GREP!

"Ahkk!" ringis Kai karena cekikan kuat Kris.

"…Ternyata benar apa tebakanku…kau punya hubungan lain dengan Kyungsoo, benar kan? Tapi sayang sekali. Status kalian berbeda. Apalagi… Kyungsoo sepertinya lebih menyukai si namja ceroboh itu sekarang, benar kan?"

Kai terdiam.

Itu salah satu ketakutan terbesarnya.

.

"TAPI, AKU MENCINTAI JOONMYEON, BU! AKU MENCINTAINYA!"

.

Kata-kata itu lebih menyakitkan daripada cekikan Kris di lehernya.

Tawa kecil Kris membuatnya kembali ke alam sadarnya.

"…Dan besok…aku dan dia akan menikah. Aku benar-benar prihatin padamu, Kim Jongin…"

KREK!

"AAAAAHKKK!"

"Ups, maaf…tanganku terlalu keras mengelus lehermu? Tapi sepertinya… kau terlalu banyak tahu rencanaku…"

KREEEKKK!

"AAAAAAAAHKKK!"

BRUKK!

Kai terhempas ke lantai, lepas dari cengkraman Kris yang sangat kuat itu.

Dan Kai tidak bisa bernafas.

"Hhh…Hh..K-Kris…Wu…." ucap Kai dengan suara terengah-engah, mencari oksigen. Lehernya sangat sakit seperti mau patah. "….K-Kau…brengsek! TIDAK AKAN….KUBIARKAN! TIDAK AKAN KUBIARKAN KAU MENYENTUH KYUNGSOO!"

DUAKK!

"ARRGHH!"

Kaki panjang Kris menendang tubuh Kai yang tergeletak itu. Kris menatap namja di bawahnya dengan tatapan tajam.

"…Kita lihat besok, apa dia bisa kusentuh?" ucap Kris.

DRAKKK!

Sebuah tendangan mendarat kembali di dada Kai. Darah keluar dari mulut Kai—menandakan kalau tendangan Kris itu benar-benar sangat keras.

"Tentu saja bisa, kan?" ucap Kris lagi. "…Karena besok…kau tidak ada."

TAP

TAP

TAP

Langkah kaki Kris berjalan menjauh dari tubuh Kai yang terkulai lemas.

Nafas Kai sudah menjauh.

Kai berusaha untuk bangun, tapi… ia tidak punya tenaga lagi.

Rasa sakit dan oksigen yang menipis benar-benar membuatnya tidak berdaya.

Dan yang ada di pikirannya sekarang, adalah…

.

.

'…Kyungsoo….'

.

.

.

.

.

BRAKK!

Kyungsoo yang tengah berusaha kabur dari kamarnya terperanjat kaget saat Sooyoung tiba-tiba memasuki kamarnya.

"T-TUAN MUDA!" isaknya dengan tangis. Kyungsoo merasakan ada yang tidak beres. "Sooyoung, ada apa?!"

"…K-Kai…."

Kyungsoo menghampiri Sooyoung dengan rasa takut. "…Ada apa dengan Kai?"

.

.

.

.

.

Kyungsoo membelalakkan matanya saat ia melihat apa yang ada di depan matanya.

Kai.

Terbaring di atas ranjang putihnya.

Matanya terpejam, kulitnya memucat. Bekas noda darah membekas di sudut bibirnya.

"KAI!" teriak Kyungsoo, ia langsung berlari menghampiri Kai, memegangi tangan Kai yang mendingin. "APA YANG TERJADI?! KENAPA?!"

"…Aku…aku melihatnya tergeletak di koridor dekat taman dalam, menuju keluar mansion… ia tidak bergerak…j-jadi… kupanggil Chansung untuk membopongnya…" jelas Sooyoung sambil menangis. "A-aku…aku tidak tahu apa-apa…"

Kyungsoo benar-benar kaget. Dan juga sedih. Apa yang terjadi pada Kai sebenarnya?

Air mata Kyungsoo berjatuhan tanpa henti. Rasanya semuanya hancur. Melihat Kai seperti ini—ia benar-benar tidak kuat.

"KAI! JAWAB AKU! BANGUN KAI, BANGUN! KAAAAI!" teriak Kyungsoo memohon. Tangannya memegang tangan Kai kuat-kuat. "KAI, KUMOHOOON! KAAAAAI!"

Sooyoung dan Chansung benar-benar sedih melihat Kyungsoo seperti ini. Berteriak, memohon sambil menangis pada Kai.

Lima menit berlalu, dan Kyungsoo masih terus menangis. Terus memohon agar Kai bangun.

"…K-Kai….bangunlah… Kai…" isak Kyungsoo. "…Aku….mencintaimu, Kai…"

Sooyoung dan Chansung terbelalak mendengar perkataan Kyungsoo itu. Tapi, mereka memang sudah menyadari ada yang lain diantara mereka.

Kyungsoo mencengkram tangan dingin Kai kuat-kuat, membaringkan kepalanya di sudut ranjang Kai. Pundaknya bergetar, takut.

"Ada apa ini?"

Suara Heechul memecah keheningan. Sooyoung dan Chansung membungkuk pada Nyonya mereka, sementara Kyungsoo tidak menoleh sedikitpun pada ibunya.

Yang ia pikirkan hanya satu.

Dia ingin Kai bangun.

"Kyungsoo, sudah kubilang kau harus tetap berada di kamarmu."

Kyungsoo menatap ibunya dengan matanya yang merah dan berair. "Aku tidak bisa diam saja! Kai..dia…"

Heechul memperhatikan keadaan Kai. Ia lalu meletakkan tangannya di dekat hidung Kai.

"…Ibu?" panggil Kyungsoo pelan. Ia masih terisak. Heechul menjauhkan tangannya seraya menghela nafas dalam.

"..Hh…dia…sudah pergi."

DEGG

"I-Ibu?!" seru Kyungsoo. "T-tidak mungkin! Ibu pasti bercanda, itu tidak mungkin!"

"Dia tidak bernafas, apalagi kalau bukan mati!? Tenanglah, ibu akan mencari pelayan pribadi baru untukmu."

"INI BUKAN MASALAH PELAYAN, BU! AKU TIDAK MAU! IBU PASTI BERCANDA, KAI TIDAK MENINGGAL! DIA MASIH HIDUP, BU!"

Heechul terdiam mendengar perkataan keras putranya itu.

"Berani sekali kau membentak ibu?"

"Ibu…bukan begitu! Apa ibu selalu seperti ini?! Menganggap semuanya hal ringan?! Ini soal nyawa seseorang, bu! Apalagi, ini Kai! Kai sudah bersamaku semenjak aku masih kecil, bu! Ini tidak mungkin!" balas Kyungsoo lagi.

Heechul memandangi putranya itu, lalu pergi dari ruangan Kai.

"IBU!" panggil Kyungsoo. "IBU JAWAB AKU, IBU! KENAPA IBU JADI SEPERTI INI!? KENAPA SEMENJAK KEPERGIAN AYAH, IBU JADI DINGIN!? IBU, JAWAB!"

PLAKK!

Tamparan yang agak keras mendarat di pipi Kyungsoo.

Heechul agak kaget, memandangi tangannya.

Ia menampar putranya sendiri.

"…I…ibu…"

Heechul berbalik kearah pintu. "Chansung. Cari tahu kenapa Jongin bisa meninggal. Sooyoung, urus Jongin. Dan urus Kyungsoo agar ia tidak kabur lagi."

Chansung agak bingung, tapi ia mengangguk. "B-baik…Nyonya,"

Sepeninggal Heechul, Sooyoung menghampiri Kyungsoo, memastikan keadaan majikannya itu. "Tuan muda…anda tidak apa-apa?"

Kyungsoo menggeleng. Tamparan ibunya tidak sakit. Sama sekali tidak sakit dibandingkan melihat Kai sudah tidak bernyawa.

Hatinya benar-benar tidak terima. Ia tidak percaya.

"…Sooyoung…" ucap Kyungsoo. "…tadi…sampai tadi, dia masih baik-baik saja…Kai masih baik-baik saja…aku tidak percaya jadi seperti ini…"

Sooyoung menunduk. "Kami semua juga tidak percaya. Ini terlalu tiba-tiba."

Terlalu tiba-tiba.

Benar.

Kematian Kai tidak mungkin terjadi tiba-tiba. Dia tidak punya penyakit apapun. Ia sehat. Dan apa yang bisa membuatnya kehilangan nyawa?

Terbunuh orang?

Kyungsoo melihat sudut bibir Kai. Ia raih bibir Kai yang memucat itu.

"…Darahnya masih baru," gumamnya. "Sooyoung…kapan ia terakhir kali terlihat sebelum jadi…seperti ini?"

"D-Dia di ruang tengah… ia disuruh Nyonya untuk mengantarkan Tuan Wu ke depan mansion,"

Wu?

Kris Wu?

"…Dia pasti tahu sesuatu!" seru Kyungsoo. Ia segera menghapus airmatanya dan berlari meninggalkan ruangan Kai. Chansung mengejarnya. "TUAN MUDA!"

Kyungsoo menoleh kearah Chansung. "…Apa kau mau menghentikanku dan menyeretku kembali ke kamar, Chansung? Kumohon, kalau kau masih punya hati nurani… biarkan aku pergi ke tempat Kris Wu. Dia pasti tahu sesuatu kenapa Kai bisa mengalami ini semua, aku percaya. Kau pasti mengerti bukan? Aku tidak tahan lagi karena semua ini, Joonmyeon menghilang, dan Kai… Kai pergi juga. Aku tidak bisa santai-santai terkurung di kamar, kau tahu!?"

Melihat Kyungsoo yang bicara sungguh-sungguh dengan mata yang memerah, Chansung tersenyum kecil.

"Siapa yang mau menyeretmu kembali ke kamar, Tuan Muda? Aku hanya ingin bilang kalau kau mau menunggang kuda untuk pergi ke mansion Wu, kudanya ada di istal."

Raut wajah Kyungsoo berubah. "…Chansung…terimakasih!"

.

.

.

.

.

Suho terdiam di tebing dimana ia dan Yixing duduk bersama. Langit sangat kelam saat itu,

Ia terbayang wajah sedih Yixing.

Seharusnya…Suho tidak bicara begitu pada Yixing. Tidak menyakiti hatinya.

Ia harusnya tahu, kalau Yixing tulus mencintainya.

Dan Suho rasa…

Ia juga mulai mencintai Yixing.

"GUK!"

Suara Licht membuyarkan lamunan Suho. Ia memeluk Licht yang langsung melompat di pangkuannya.

"Licht, apa kau lihat Yixing?" tanya Suho. Yixing terdiam, dan ia meloncat turun dari pangkuan Suho. Licht berjalan ke suatu tempat dan Suho yakin, itu pasti mengarah ke tempat dimana Yixing berada sekarang.

Mereka berhenti di depan pintu sebuah rumah yang agak angker—bagaimanapun itu adalah Underworld—. Di depan pintu itu, ada sebuah buket bunga mawar biru yang familiar.

'Itu kan…buket bunga Yixing?'

Suho perlahan mengambil buket bunganya dan masuk ke rumah bercat hijau kelam itu. Ia turuni tangga menuju ke lantai bawah, dan dari atas tangga ia melihat Yixing yang tengah duduk di depan piano berbentuk peti mati. Sendirian.

Nada pianonya benar-benar muram…merdu, tapi menyiratkan kesedihan.

'Ia pasti sangat kecewa padaku,' pikir Suho. Perlahan, ia menghampiri Yixing meskipun Yixing tidak menoleh sedikitpun padanya.

Suho terdiam di belakang Yixing. Berpikir apa yang seharusnya ia lakukan.

"Yixing…" panggil Suho.

Tidak ada jawaban.

"…Aku minta maaf sudah bohong padamu, tapi…aku ingin menjelaskan semuanya…"

Tidak dijawab juga.

Suho hanya memandangi Yixing dari belakang, memperhatikan jemarinya yang perlahan menekan tuts-tuts piano itu. Ia lalu meletakkan buket bunga itu di atas pianonya, dan berniat pergi, meninggalkan Yixing sendirian dulu.

Tapi, ia tidak bisa.

Suho menghela nafasnya dalam-dalam dan berbalik kembali kearah Yixing. "…Dengar, Yixing…kumohon, maafkan aku. Aku tahu aku salah, aku bohong padamu. Aku bohong saat aku bilang ingin bertemu dengan orangtuaku, tapi… aku bisa menjelaskannya… kumohon, Yixing…"

Yixing tetap tidak menjawabnya. Ia hanya menatapi tuts-tuts piano yang ia tekan dengan tatapan sedih.

Terlalu sedih.

Ingin sekali Suho merangkulnya ke dalam pelukannya, meminta maaf padanya dan mengatakan kalau ia mencintainya.

Tapi, semuanya terlalu berat.

Suho duduk di sebelah Yixing yang tengah memainkan pianonya, dan Suho juga ikut menekan tuts-tuts piano itu, merangkai sebuah alunan musik lain.

Yixing melirk kearah Suho dengan tatapan kesal, mungkin karena tiba-tiba saja Suho mencampuri musiknya.

Tapi, nadanya tidak buruk sama sekali. Nadanya harmonis.

Suho melirik kearah Yixing dengan tatapan yang tak kalah sedih. Tapi, Yixing tidak tergerak sedikitpun. Ia lalu kembali memainkan pianonya.

Dan Suho kembali mengikuti alunannya lagi.

Yixing tidak mempedulikan Suho dan melanjutkan permainannya.

Dan kali ini, Suho tidak mengikuti alunan piano Yixing, tapi ia memainkan lagu yang pernah ia mainkan juga di kediaman keluarga Do.

Lagu yang ia mainkan saat ia pertama kali bertemu dengan Kyungsoo.

Yixing agak tergerak sekarang. Hatinya mulai luluh. Suho memainkannya dengan sangat indah. Untuknya.

Sekarang, yang ada di pikiran Suho…hanya Yixing.

Jemari Yixing mulai mengikuti alunan suara piano Suho, memainkannya berdua. Lagu itu terdengar semakin indah.

Suho tersenyum senang, akhirnya Yixing meresponnya. Yixing membalas senyuman Suho. Ia tidak mau kalah dalam permainan pianonya.

[ *watch?v=qaMcImrNnOQ] (Ini adegannya dan duet pianonya~ kalo mau copy url, tanda bintangnya ilangin ya.)

"…Kau bermain sangat indah," ujar Yixing. Suho tersenyum kearah istrinya itu. "Kau juga. Seindah senyummu itu."

Suho mencium tangan Yixing perlahan, lalu ia tatap mata Yixing yang masih agak sembab itu. "…Maafkan aku, Yixing…"

Dan pernyataannya dibalas anggukan pelan oleh Yixing. Sekarang, hatinya lebih lega dari sebelumnya.

TEEEENG

TEEEENG

TEEEENG

Suara lonceng terdengar sangat keras. Suho agak bingung. "…Suara apa ini? Keras sekali…"

"Itu lonceng," jawab Yixing. "Lonceng itu menandakan…ada yang masuk ke Underworld."

"Maksudnya?" tanya Suho lagi.

"Maksudnya…seseorang telah mati…dan masuk ke Underworld."

TEEEENG

TEEEENG

"Apa saja yang harus kusiapkan untuk penyambutan anggota baru kita? Hmmm…coba kulihat," gumam Xiumin sambil melihat-lihat rak. "Sungmiiiiiin~ kita harus buat kue untuk penyambutan warga baruuuu!"

"Haaa? Coba cari saja!" seru Sungmin yang sibuk menata minuman di meja. Suho dan Yixing menghampirinya. "Ada apa ini semua, hyung?'

"Ada penghuni baru." jawab Sungmin. "Dia ada di sebelah sana, bersama Baekhyun."

Suho dan Yixing melirik ke pojok ruangan. Ruangan itu sekarang sangat penuh oleh orang-orang Underworld.

"Kau tampan sekaliiii~ Kapan kau meninggal? Baru ya? Kuharap kau senang tinggal disini, disini sangat mengasyikkan, tidak kalah kok dengan dunia manusia~" ujar Baekhyun sambil menggandeng tangan penghuni baru itu. Jongdae geleng-geleng kepala melihat tingkah Baekhyun. "Geez…apa kau selalu merayu orang yang baru masuk kesini?"

"Apa masalahmu! Bweeeeek!" ejek Baekhyun kearah Jongdae. Jongdae kesal dan melemparkan sepatunya kearah Baekhyun, tapi…

DUKK!

"Ouch…" ringis Suho. Jongdae panik. "Aaaa! Maafkan aku, Suho! Aku tidak sengaja! Tadinya aku mau melemparnya kearah Baekhyun! Aish, setan satu itu! Selalu menggoda orang yang baru masuk kesini!"

"Ne, gwaenchana…" jawab Suho. Ia menatap punggung penghuni baru itu.

Rasanya…familiar…

"Hei, siapa namamu? Aku Byun Baekhyun!" tanya Baekhyun riang. Penghuni baru itu agak bingung dengan tingkah Baekhyun. "…Kim…Jongin."

DEGG

"…Kim Jongin?!" tanya Suho kaget. Kai menoleh kearahnya.

"…Kim Joonmyeon!?"

.

.

.

.

.

"Tuan, baju yang anda pesan sudah datang."

Kris menutup buku yang dibacanya, tidak melirik kearah pelayan mansionnya itu. "Simpan di ruang bacaku,"

"…Anu, Tuan… tapi apa tidak lebih praktis disimpan di kamar Tuan daripada di ruang baca? Saya akan menyimpannya di lemari an—"

Kris melirik kearah pelayannya itu dengan tatapan tajam.

Matanya menyiratkan kemarahan.

"M-maafkan saya, Tuan! S-saya tidak bermaksud tidak sopan, maafkan saya…"

Kris berdiri dari duduknya. "…Kau pelayan baru?" tanya Kris. Ia mengangguk. "I-iya…Tuan…"

"Kau dipecat."

Kris lalu melangkah pergi, meninggalkan pelayan itu yang masih shock dan ketakutan.

"Yah, Jessica! Kau tidak apa-apa?" tanya seorang maid lainnya. "A-apa salahku, Hyoyeon?" isaknya. Maid bernama Hyoyeon itu menghela nafas. "Sudah kubilang kemarin, jangan sekali-kali membahas kamar Tuan Kris Wu! Kau tahu ia tidak pernah mengizinkan seorangpun masuk ke kamarnya. Bahkan pada pelayannya sekalipun. Kamarnya sampai dikunci oleh 86 gembok…"

Jessica bergidik. "Y-yang benar, Hyoyeon?!"

"Ya. Aku sudah bekerja disini selama setahun, aku tetap tidak bisa masuk kesana. Katanya sih, pintu itu mulai digembok sejak dua tahun yang lalu. Hati-hati saja." kata Hyoyeon.

"Tapi, aku dipecat, Hyoyeoooon!" isak Jessica. Hyoyeon menghela nafas prihatin pada maid baru itu.

.

.

Kris membuka pintu kamarnya dan menguncinya dari dalam. Dengan gembok-gembok itu.

Ruangan pribadinya itu sangat sangat luas. Dengan beberapa ruangan lagi di dalamnya. Ia melangkahkan kakinya ke salah satu ruangan itu.

Ruangan yang agak kelam dengan cat merah darah dan gorden hitam beraksen emas.

Di dindingnya, terpajang beberapa foto dan lukisan.

Foto dua orang namja.

Salah satunya adalah Kris, dengan seorang namja berambut hitam kelam.

Kris terus melangkah keujung ruangan itu, ke sebuah ranjang besar dimana disana terpasang beberapa alat kedokteran.

Dan di ranjang berwarna kelam itu, terbaring seorang namja.

Namja yang ada di foto tadi.

Tubuhnya terpasangi beberapa alat-alat yang menunjang hidupnya.

Kris menghela nafas, tangannya mengelus pipi namja itu.

Sudah dingin dan pucat. Tidak terlihat ada kehidupan.

Tapi, Kris tetap percaya bahwa ia hidup. Atau dalam maksud lain—ia memaksakan diri agar percaya kalau ia masih hidup.

"…Orang-orang bilang, kau sudah mati, Tao."

Kris duduk di ujung ranjang berbeludru merah itu, tangannya tetap berada di pipi namja berambut hitam itu.

"…Padahal, kau hanya tertidur…sangat lama. Iya kan?"

Sekarang tangan Kris mengarah ke bibir tipis namja bernama Tao itu, bibir yang sangat indah. Meski sudah memucat.

Mata Kris menerawang ke pajangan-pajangan yang terpajang di ruangan itu.

Foto-fotonya dan lukisannya.

Dimana ia dan Tao masih bersama. Senyum Tao yang mengembang di foto-foto itu. Hanya kenangan.

Kris kembali menatap mata Tao yang masih tertutup, atau lebih tepatnya…sudah tertutup untuk selamanya itu.

"Tao, besok aku akan menikah dengan putra bangsawan Do, namanya Do Kyungsoo." ucap Kris pelan. Tangan Kris beralih ke tangan putih Tao. "…Jangan cemburu. Aku hanya mencintaimu, Tao. Selamanya. Kau tahu, aku menikahinya… hanya untuk status. Ya, hanya itu."

Kris lalu mencium punggung tangan Tao perlahan. "Aku hanya menikahinya hanya untuk status, sama seperti namja itu. Namja yang berani mencoba membunuhmu itu."

Senyum Kris mengembang sedikit di sudut bibirnya. "…Tapi tenang saja. Namja itu sudah mati sekarang. Dia sudah menerima balasan atas apa yang sudah ia perbuat padamu, Tao… Jadi, segeralah bangun. Gege akan selalu menunggumu. Gege tidak akan meninggalkanmu. Gege tahu kau akan bangun. Setelah kau bangun nanti…kita akan menikah. Sekarang ayahmu sudah mati, kau tidak perlu takut kalau kau akan dilarang menikah denganku."

Kris bangkit dari duduknya. Tangannya memegang wajah Tao yang terkulai itu. "…Dengan matinya ayahmu, kau tidak perlu takut ia tidak setuju kau menikah denganku. Dan dengan matinya ayahku… kau tidak perlu peduli atas statusmu sebagai adik angkatku. Ayahku yang seenaknya mengangkatmu menjadikanmu adikku, padahal…aku sangat mencintaimu, Tao…"

Ciuman singkat Kris berikan pada Tao. Ia lalu memeluk tubuh Tao yang mendingin itu. "…Syukurlah…kau masih utuh disini, Tao… tidak akan kubiarkan…kau pergi kemana-mana."

TING TONG

Suara bel ruangan Kris berbunyi. Sepertinya ada yang menekan bel dari luar. Kris segera berjalan keluar ruangan Tao dan keluar dari ruangannya.

Hyoyeon berdiri di depan pintu ruangan kamar Kris.

"Ada apa?" tanya Kris dingin. Hyoyeon membungkuk hormat. "…Maaf, Tuan. Ada seseorang yang mencari Tuan. Beliau berada di depan mansion."

"Siapa?" tanya Kris singkat.

"…Tuan Muda Do. Do Kyungsoo."

Kris tersenyum kecil.

.

.

.

.

.

.

"…Sepertinya pengantinku tidak sabar bertemu denganku."

.

.

.

.

.

TO BE CONTINUED

 

 

 

 

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
strawberrymarshmalow #1
Chapter 6: Thor, di ffn ada epilogue disini kok nggak?
KazumaBtomat #2
Chapter 6: Kayanya yang di FFn nggak sampe selesai, ya? ._.
rainysummer #3
Chapter 6: Author ini keren.....
YaraTheApples #4
Chapter 6: sulay sama kaisoo bisa bersama.......
kenapa chanbaek, ndak... hiks...hiks...
tapi meskipun gitu, critanya bener2 bagus n menghibur......!!!!!
YaraTheApples #5
Chapter 2: dari awal liat kelakuan suho...., langsung ketawa,
apalagi pas tragedi kebakarannya, hehehehehehehe
leanndrea #6
Chapter 2: Dari awal baca part ini, beneran ngakak mpe lupa klo temen kosan lg sakit.hehe
cupulwin #7
Chapter 6: rasanya campur aduk pas baca ff ini, serem, tegang tapi ada lucunya jg, ff yg bagus author-nim..
lyrasymphony
#8
Chapter 6: Antara ngakak dan sedih baca ff ini, Thor...

Ngakak: Karena penghuni Underworld itu bego semua! XD *dipelototin semua penghuni Underworld*
Apalagi si Baekhyun, tuh... Kasihan sih, kisahnya ma Chanyeol sad ending... ;~~;
Tapi kalo g ada Baekhyun yg 'rada2', Underworld g bakal seseru itu! xD
G ada Baekhyun, g rame! xD *ngiklan dikit*

Sedih: Yakali, plotnya aja bunuh2an semua .__.
Kris Wu... Grrrr... *cakar2, gigit2 Kris*
I hope you'll end up BADLY slash SEVERELY in the hands of the Underworld's occupants! Cx #evilsmirk

Anyway, good job Thor! :D
ff-nya kereeeen! ^^d
lovidovi #9
Chapter 4: Hahahaha banyak kelucuan di sini.
Leeteuk mengoleksi poster Taylor Swift.
Orang mati ber eyeliner, dsb.
Masih di tengah2 sih, gak tau akhirnya bakal sedih atau gembira
lovidovi #10
Chapter 1: maminya d.o adalah heechul lol,
nyonya heechul cerewet dan sangar nih!