The Beautiful Corpse Bride

CORPSE BRIDE

 

Suho POV

.

."Hei, dia membuka matanya?"

"Dia sudah bangun!"

"Y-ya ampun…dia pingsan tadi,"

Aku perlahan membuka mataku. Apa tadi aku tertidur? Entahlah, tapi… di depan mataku sekarang tiba-tiba saja ada banyak…orang? Apa benar itu orang? Ya ampun, kepalaku sakit…

Dan yang jelas terlihat di depan mataku adalah…

….namja bertuxedo putih tadi…

"Kau tidak apa-apa?" tanya namja itu sambil membantuku duduk. Aku masih tercengang dan mencerna semua yang kualami dan apa yang kulihat. Sial, ini benar-benar membingungkan!

"…A-Apa yang terjadi?" tanyaku. Tiba-tiba saja seorang namja berwajah kotak dan berkulit pucat mendekatiku. "Hei, teman-teman! Sepertinya dia masih bernafas?"

"Uwaaaaa, dia tampan sekalii~ Dia punya saudara yang sudah mati tidak yaa? Kukeceng ah!" seru seorang namja lainnya dengan sudut mata yang hitam—apa dia pakai eyeliner? Ya ampun.

"Waaa, badannya masih empuk~" ujar seorang namja kecil dengan tangan tengkorak sambil meraba-raba badanku. YIKES! Tengkorak?!

"Sehun-ah, jangan raba-raba badan orang…" kata namja di sebelahnya. "Ooh…dia mathih orang ya, Luhan-ge? Dia mathih hidup dong~"

Gulp.

Aku makin bingung dengan semua ini. Kuperhatikan keadaan sekitarku—mereka terlihat seperti orang normal.

Hanya saja…

Kulit yang sangat pucat bagai tidak teraliri darah di dalamnya…

Luka-luka yang ada di tubuh mereka…

Tulang-tulang yang terlihat dari tubuh mereka,

Dan juga dari pembicaraan mereka…

…Apa mereka bukan orang hidup?

"Kau terlihat bingung," ujar namja bertuxedo putih yang tadi kutemui itu. Dia berdiri di sebelahku.

Wow…sebenarnya dia sangat cantik di mataku, berbeda dengan saat di kulihat pertama kali… dia menyeramkan, membuatku sampai pingsan.

"Di hutan tadi, kau mengucapkan janjimu sangat sempurna, kau tahu?" ujarnya lagi sambil menunjukkan cincin di jari tangan kirinya yang hanya tulang tanpa kulit itu.

Aku tercengang.

ITU CINCIN PERNIKAHANKU!

Tunggu…

Janjiku?

Cincinku?

Di tangannya?

JA….JANGAN-JANGAN….

DUKK!

DUKK!

Aku menjedukkan kepalaku ke meja terdekat berkali-kali dengan sangat keras—tidak peduli kepalaku akan berubah bentuk menjadi seperti Squidward atau malah jadi kotak seperti Spongebob!

TIDAK! AKU TIDAK MUNGKIN TIDAK SENGAJA MENIKAHINYA!

"BANGUUUN BANGUUN! INI CUMA MIMPI! SADAAR!" seruku seperti orang linglung dengan kepala terjeduk ke meja.

Orang-orang(meskipun aku tidak yakin mereka masih orang) melihatku dengan tatapan bingung.

"Oke, ayo kita rayakan pernikahan ini! Aku akan buatkan kue pengantin yang sangat besaaaaar!" ujar seorang namja lagi di belakangku. Dia gak menakutkan dengan luka di wajahnya. Seorang namja berwajah sangat sangat jutek dan evil mendekatinya. "Sungminnie~ kau yakin akan membuat kuenya sendiri? Kubantu oke?"

"Kau, membuat kue? Jangan bercanda, Cho Kyuhyun… kau tahu semasa hidup kau mati karena salah menghidupkan kompor." sindir namja sebelumnya.

Oke oke oke.

Pernikahan apa?

Ini dimana?

AKU SIAPAAAA? Oh tunggu, aku masih Kim Joonmyeon, Suho-nya ibu tercintaku.

Aku segera menarik seorang namja berwajah bulat yang tengah memegang pedang. Kurebut pedangnya dan aku segera menjadikannya tawanan, kubuat dia tamengku. Ya ampun aku belum pernah menyandera orang(atau apapun dia!), yang penting aku mendapatkan apa yang aku inginkan—kebenaran.

"Oke," mulaiku sambil menarik nafas. Mereka memperhatikanku dengan tatapan 'dia mencoba menyanderanya? HAHAHAH LAWAK'

Okeee aku tidak biasa menyandera orang, Oke! Aku tidak bisa menyandera orang dengan wajah sangar jahat atau semacamnya! AKU BINGUNG DAN AKU MENYANDERANYA DENGAN WAJAH BINGUNG, TERSERAHMU!

Aku mulai bicara. "Oke aku tidak tahu apa yang terjadi disini. Baiklah, aku butuh PERTANYAAN! Apa yang sebenarnya terjadi? Dimana ini?!"

"Emm sepertinya yang kau maksud itu 'aku butuh JAWABAN', nak?" koreksi dari sandera-ku.

Perkataanku dikoreksi sanderaku sendiri? ==a

"Ah ya benar maksudku jawaban, terimakasih. Oke aku butuh jawaban sekarang juga! Apa yang terjadi, dimana ini?"

Semuanya terdiam.

Aku menoleh kearah namja bertuxedo tadi. "…Dan siapa kau?"

Dia menghela nafasnya. "Well, kalau diceritakan, akan jadi cerita yang panjang…"

"BIAR AKU YANG CERITAAAAAA!" seru si namja berwajah kotak. Si namja eyeliner tidak mau kalah. "HEH, JONGDAE! AKU DULUAN! BIAR AKU YANG CERITA!"

"BERISIK, BYUNBAEK! AKU DULUAN!"

"Sepertinya lebih baik Jongdae yang menceritakannya. Sana mulai story telling alias rodoku-mu, Jongdae," kata sanderaku. Namja yang dipanggil Jongdae itu mengangguk senang. "Baiklah, Minseok~"

Kemudian dia melempar tatapan 'AKU MENANG, WEEEEEK' pada si namja eyeliner. Si namja eyeliner membalasnya dengan mengarahkan jari tengah.

Ampun!

"Jadi, begini ceritanya. Uhuk. Oke, Sungmin! Siapkan minum, aku takut saat bercerita nantinya aku haus," kata Jongdae. Namja bernama Kyuhyun melempar celuritnya kearah kepala Jongdae.

CLEB!

"Awww! Sakit tahu! Kalau aku mati bagaimana?!" sungut Jongdae. Kyuhyun memasang wajah paling angkernya. "Sialan sekali kau main suruh pada Sungminnie-ku! Dan kau itu sudah mati, kau lupa? Dasar bodoh kuadrat!"

Jongdae bergumam 'Oh iya!' dan memperbaiki letak duduknya. "Oke kita mulai ceritanya."

"Pertanyaan pertama : Dimana ini? Ini adalah Underworld, tempat dimana kau akan menuju setelah kau mati~ Dan soal siapa namja yang telah kau nikahi itu, kau lihat namja cantik di sana, nah kalau kau bergumam 'Dia cantik sekali', matamu berarti masih sangat sehat! Karena saat dia hidup dulu, kecantikannya terkenal sampai ber mil-mil jauhnya, kau tahu~" mulai Jongdae. Aku melirik kearah namja bertuxedo tadi. Memang cantik. Dia hanya tersipu. "Dasar Jongdae,"

"Dan bukan hanya cantik, dia juga putra bangsawan~ Tentu saja dia banyak disukai. Sampai pada suatu hari, seorang namja misterius datang ke kotanya dan mereka bertemu. Namja misterius itu sangat-sangat tampan dan kaya, dan kau pasti tahu apa yang terjadi~ mereka saling menyukai. Tapi sayangnya, ayahmu tidak menyetujuinya, bukan begitu?" kata Jongdae pada namja bertuxedo itu. Dia hanya mengangguk dengan wajah yang tidak secerah tadi. Jongdae melanjutkan ceritanya.

"Mereka lalu pergi bersama, keluar dari kota tadi dan datang ke kota namja misterius itu. Mereka bahagia untuk beberapa waktu, sampai…"

"Sampai aku diajak ke hutan dan dibunuh olehnya."

Apa?

Aku menoleh kearah namja bertuxedo putih itu. Tunggu, dia dibunuh oleh orang yang dia cintai?

"B-benarkah?" tanyaku padanya. Dia mengangguk dengan senyum pahit. "Dia mengatakan akan menikahiku, dia memintaku pergi ke hutan, tetapi tidak ada orang lain yang boleh tahu. Aku menurutinya, aku pergi ke hutan, menunggunya sendirian di tengah musim dingin sampai dia datang, tapi…saat dia datang… dia meminumkan racun padaku dengan paksa, sampai aku….mati."

GULP.

Aku menelan ludahku sendiri.

"M-maafkan aku," ucapku simpati. Dia mengangguk dengan senyum tipis. "Tak apa. Dan…kau tahu, tempat dimana kau mengucap janjimu adalah tempat dimana aku menunggunya. Dan sampai sekarang, aku selalu menunggu orang yang memberikan tangannya padaku, mengucap janjinya padaku, dan menepati janjinya untuk selalu bersamaku…"

Dia memandangi tangannya yang sudah terpasangi cincin itu. "…Terimakasih, karena sudah membebau dari penantianku dengan ini, Joonmyeon…" ucapnya. Ia tersenyum dengan sangat tulus padaku.

Dan bisa kulihat…bulir-bulir air mata ada di sudut mata indahnya mulai berjatuhan.

Perlahan, kuhapus air matanya. Dia memelukku perlahan. Tidak hangat. Dia sangat dingin…

…Karena dia sudah tidak bernyawa…

"…Terimakasih Joonmyeon… aku berjanji akan mencintaimu selamanya," ucapnya pelan di sela-sela isakannya.

Aku membalas pelukannya, aku benar-benar tidak menyangka dia mengalami hal seperti itu. Aku senang bisa membantunya bebas dan membuatnya sebahagia ini, tapi…

Kalau aku benar-benar menikahnya…

Bagaimana dengan Kyungsoo?

.

.

.

.

.

.

Author POV

.

"Apa dia akan kembali?"

Kyungsoo bergumam di balik jendela. Di luar sana, sangat gelap dan hujan deras.

Di mansion keluarga Do, orangtua Suho dan Heechul masih menunggu Suho untuk kembali. Kai juga berada di ruangan itu, tengah menyeduhkan teh panas untuk majikan dan tamunya itu.

Dan masih kelihatan, Heechul sangat-sangat geram pada calon menantunya . Amarahnya lebih panas dari api perapian yang tengah menyala diantara mereka.

"Aku percaya dia akan kembali, dia takut gelap, dia pasti kembali." kata ibu Suho. "Kau tahu, dulu waktu masih kecil dia sangat penakut. Tapi, dia sangat penyayang. Dia sangat sayang pada anjing kesayangannya, namanya Licht. Sayangnya Licht sudah mati sekarang, tapi Suho tetap memasang foto Licht dan dia saat masih kecil di kamarnya." celoteh ibu Suho. Kyungsoo tersenyum mendengar cerita ibu Suho, berbeda dengan Heechul yang menampakkan wajah 'dasar banyak celoteh' pada ibu Suho.

"Ibu, jangan bicarakan hal yang tidak perlu…" ujar ayah Suho agak keberatan. Ibu Suho tertawa. "Ahaha, tidak apa, tidak apa."

"Tuan, cuaca dingin, menjauhlah dari jendela." ucap Kai sambil memasangkan kain penghangat pada Kyungsoo yang masih berdiri di dekat Jendela. Kyungsoo menoleh kearahnya. "Terimakasih, Kai."

Kyungsoo lalu duduk di dekat ibunya dan Kai menyuguhkan teh Darjeeling padanya. Kyungsoo meminumnya dengan tenang. Tapi, jauh di lubuk hatinya, dia agak sedih.

'…Saat aku sudah menikah nanti, Kai tidak mungkin berlaku seperti itu padaku,' pikirnya.

TOK TOK TOK

Suara ketukan pintu membuat orang di dalam ruangan melihat kearah pintu berwarna kelam itu. "Masuk," ucap Heechul.

Kris masuk ke ruangan itu dengan senyum tipis—mungkin senyum itu adalah senyum terlebar yang dia miliki. "Terimakasih atas tawaran bermalamnya, Nyonya Do. Ruangannya sangat nyaman dan hangat." ujarnya.

Heechul mengangguk. "Syukurlah kalau anda menyukai ruangannya, silakan duduk, bergabung dengan kami untuk minum teh. Kai, siapkan kursi dan teh."

Kai lalu bersiap menyiapkan kursi, tapi Kris menolak. "Tidak usah, terimakasih. Dan saya merasa prihatin dengan kabar yang saya dengar tadi dari pembawa pesan,"

Heechul menaikkan alisnya. "Kabar seperti apa?"

"Masuklah." panggil Kris. Chanyeol lalu masuk ke ruangan itu. Wajahnya terlihat bingung. "Nah, bisa kau sampaikan lagi kabar yang tadi kau kabarkan?" tanya Kris.

Chanyeol terlihat berpikir. "Hmm…berita yang mana?"

"Yang kedua,"

"Oh! Oke, Uhuk. Tes tes. KIM JOONMYEON TERLIHAT BERSAMA DENGAN SEORANG NAMJA MISTERIUS BERBAJU PUTIH DI JEMBATAN MALAM INI!" Suara Chanyeol sangat besar sampai gelas teh orang-orang di ruangan itu bergetar dan teh nya hampir tumpah.

"KIM JOONMYEON DAN NAMJA MISTERIUS ITU PERGI MENGHABISKAN MALAM BERDUAAN! Oh dan sekarang, cuaca masih dingin dan hujan turun dengan derasnya, diperkirakan hujan akan tu-"

"Sudah cukup." kata Kris menghentikan celotehan Chanyeol. Chanyeol terdiam dan pamit undur diri.

Ibu Suho terlihat bingung. "…Namja misterius? Maksudmu dia kabur dengan namja lain begitu? Suho tidak dekat dengan namja-namja lain seperti itu! Dia bukan orang seperti itu!"

"Atau mungkin itu hanya pikiran anda saja, Nyonya Kim. Di belakang, orang bisa saja berbeda." ucap Kris dengan senyuman.

Kris melangkah ke pintu keluar. "Baiklah, bila anda butuh bantuan saya, saya siap membantu. Saya kembali ke ruangan saya, permisi."

BLAM

Dan Kris pun meninggalkan ruangan.

Ruangan dalam keadaan hening. Kyungsoo benar-benar kaget dan agak terpukul mendengar kabar tadi. Dia terus menutup mulutnya dengan tangannya, pundaknya agak bergetar.

Dari belakang, diam-diam Kai mengelus pundak kecil Kyungsoo, membuatnya merasa agak tenang.

"Tenanglah, kabar belum tentu benar, kau tahu? Jangan takut, aku ada disini." bisik Kai. Kyungsoo mengangguk pelan.

"Ahh…sekarang apa yang harus kita lakukan?! Kabar ini pasti tersebar ke seluruh kota!" geram Heechul. Ibu Suho menyikut tangan suaminya sambil bergumam 'lakukan sesuatu!'.

"E-emm…pasti kabarnya lumayan lama menyebar,anda tahu Chanyeol itu agak lambat," basa-basi Ayah Suho. Heechul menggeleng. "Chanyeol tidak lambat. Dan anda tahu, TUAN DAN NYONYA KIM? Ini adalah HAL YANG SANGAT MEMALUKAN! MERENDAHKAN KELUARGA DO! Skandal apa-apaan itu? Putra anda membuat saya SANGAT kecewa!" omel Heechul.

Orangtua Suho jadi cemas. Kai dan Kyungsoo juga khawatir melihatnya.

"…Kalau Kim Joonmyeon tidak kembali juga sampai besok… PENGANTIN PRIA AKAN DIGANTI."

Suara tegas Heechul membuat semuanya terkaget.

"Ke-kenapa Ibu?!" protes Kyungsoo. Heechul menoleh pada putranya itu. "Pernikahan tidak bisa dibatalkan, Kyungsoo… seluruh kabar tentang pernikahanmu sudah tersebar. Kalau Joonmyeon tidak datang juga… Pernikahan tidak akan batal, tapi ibu pastikan kau akan menikah dengan orang lain."

"Tolong berikan kesempatan pada kami untuk menemukan Suho, saya mohon…" pinta ibu Suho pada Heechul.

"Sampai fajar nanti," ucap Ayah Suho. Ibu Suho mengangguk. "Y-ya, sampai fajar."

Kyungsoo bergantian menatap Ibunya dan Orangtua Suho. Kai tetap mengelus pundaknya agar Kyungsoo tidak menangis.

Ini benar-benar membuatnya Khawatir.

'…Joonmyeon, kembalilah…'

.

.

.

.

.

"Joonmyeon? Yeobo, kau dimana?"

Suho terus berlari, menjauhi suara namja yang sekarang menjadi 'istrinya' itu. Tadi Suho permisi ke toilet (alasan klasik) agar bisa kabur dari suasana aneh itu.

Tapi sepertinya istrinya itu lebih pintar.

"Yeoboo?"

Suho terus berlari dan berlari di tengah kota ini. Ini salah satu kota di Underworld—tempatnya orang-orang yang sudah mati. Bagaimanapun ini terlihat seperti kota, tapi memang menyeramkan. Banyak toko-toko yang menjual barang-barang aneh. Menjual tangan, kepala, tengkorak. Ya ampun.

Suho bersembunyi di bawah patung kuda—patung tengkorak kuda tepatnnya. 'Sampai patung pun tengkorak?' pikirnya.

Sementara itu, namja bertuxedo itu terus berjalan sambil mencari Suho. "Joonmyeon?"

"Hei, kalau kau mencari pacarmu, dia itu sangat tidak bisa diam ya, kulihat tadi dia berlari dan berlari." ujar seorang namja yang berpapasan dengannya.

Namja bertuxedo itu menghela nafas. "Well, dia itu bukan pacarku, dia suamiku." ujarnya dengan pouting, menatapi cincin di jarinya. Dia lalu terus mencari Suho. "Joonmyeon?"

Suho terus bersembunyi dan berlari, mengelilingi kota yang ganjil ini. Di sudut-sudut kota, dia melihat banyak keanehan. Peti mati bertebaran. Makhluk-makhluk aneh juga. Ada orang tak berkepala, tengkorak kepala, hewan-hewan yang hanya bertulang, dan makhluk menyeramkan lainnya.

"Joonmyeoooon?"

Suara cempreng namja itu mulai mendekat. Itu artinya jarak mereka semakin tipis. Suho mempercepat larinya, tapi sayangnya ia berlari kearah yang salah—dia lari ke jalan buntu. Di depannya ada tebing yang bisa dia panjat.

"Joonmyeeon?"

Suho tidak punya pilihan lain selain memanjat, dan saat ia hampir sampai keatas tebing,

KRAK!

Pegangannya hampir terlepas, dia hampir jatuh tapi…

GREP!

Sebuah tangan mungil menariknya.

"Ah, disini ternyata kau~ Kau mau keatas tebing? Kenapa tidak pakai tangga saja?" ujar namja bertuxedo itu dengan senyumannya. Lesung pipitnya terlihat jelas, membuat Suho agak blushing. Saat Suho berhasil naik keatas, dia melihat kalau ada tangga untuk menuju kearah tebing itu.

Bodoh sekali dia.

"Lihat, pemandangan dari atas sini memang indah sekali, bukan? Saking indahnya, nafasku jadi hilang~" ujarnya sambil berjalan dengan langkah—ceria?

Suho memperhatikannya dengan heran.

"Emm, yah kalau aku masih punya nafas tentunya~" lanjut namja itu. Dia lalu duduk di sebuah bangku.

"Sini, duduk di sebelahku." ajak namja itu sambil menepuk-nepuk tempat kosong di sebuah kursi taman yang ada di atas tebing.

Suho akhirnya duduk di sebelahnya. 'Tidak ada gunanya lari, lebih baik bicara baik-baik' pikirnya.

"…Emm, begini…maafkan aku, aku simpati pada apa yang terjadi padamu, aku ingin membantumu, tapi aku harus pulang, sekarang. Aku harus keluar dari Underworld." mulai Suho.

"Tapi…disini juga sudah menjadi rumahmu kan, karena kau sudah menikah denganku?" ujar namja itu. Suho menghela nafas. "…Tapi, aku bahkan tidak tahu namamu…"

Namja itu tersenyum sangat manis. "…Zhang Yixing. Namaku Yixing, tapi aku dipanggil Lay. Tidak ada yang memanggilku Yixing lagi."

"Oh, kalau begitu…boleh kupanggil Yixing?" tanya Suho.

Blush.

Wajah Yixing rasanya memerah mendengar Suho memanggil namanya—tapi tetap saja kulitnya pucat.

"Em, oh iya. Aku hampir lupa, Aku punya hadiah untukmu~" ujar Yixing sambil memberikan sebuah kotak hadiah yang besar pada Suho.

"Ini hadiah pernikahan!" seru Yixing senang. Suho agak heran, "Err…terimakasih?"

Suho mengangkat kotak itu dan mengguncang-guncangkan kotaknya di dekat telinga, menebak-nebak apa yang ada di dalamnya. Yixing menatapinya dengan penuh harap. Suho membuka kotak itu dan mengambil benda di dalamnya—di dalam kotak itu ada banyak tulang.

Tulang?

"Errrrrr…. emm, terimakasih…" ucap Suho lagi dengan agak bingung. 'Kenapa dia memberiku tulang? Hadiah pernikahan yang aneh,' pikirnya.

Tiba-tiba kotak itu bergetar sendiri dan jatuh ke tanah. Tulang-tulangnya jatuh berantakan. Tapi kemudian tulang-tulang itu menyatu dan membentuk kerangka anjing.

"GUK!"

Suho terheran. Tengkorak anjing itu lalu berjalan menghampirinya dan memberikan kalung anjing yang ia gigit sedari tadi.

Itu kalung anjing milik anjing Suho yang sudah mati saat dia kecil, Licht.

"…Kau Licht?" tanya Suho. "GUK GUK!"

"LICHT! Waaaa, dia anjingku yang sudah lama mati saat aku masih kecil~ Licht, aku sangat rindu padamuuuu~" serunya. Ia memeluk Licht meskipun anjingnya bukan lagi berbentuk anjing, tapi hanya tengkorak anjing.

Yixing tersenyum senang melihat Suho yang tertawa bersama Licht. "Aku tahu kau pasti senang bertemu dengan anjingmu lagi,"

"Ya, aku sangat senang! Terimakasih Yixiiing! Ayo anak baik, siapa anak baik? Ayo duduk Licht~ Duduk!" ujar Suho, ia sangat senang bisa bermain dengan anjingnya lagi. Licht lalu duduk sesuai perintah Suho.

"Ayo berguling Licht~ Berguliing~"

Licht lalu berguling.

"Ahaha, anak baik~ Ayo pura-pura mati!"

Licht diam, merasa bingung.

"Ehem… maaf, aku lupa dia sudah mati," ucap Suho merasa bersalah. Licht melompat ke pelukan Yixing. Yixing mengelus-elusnya dengan lembut. "Aaaah~ Dia sangat lucu!"

"Kau seharusnya melihatnya waktu dia masih berbulu, dia lucu sekali!" ujar Suho. Dia sangat senang melihat Licht yang sangat bersemangat, loncat kesana kemari.

"…Waktu dia masih hidup, Ibuku tidak mengizinkan dia selincah ini. Dia tidak suka keributan. Dia tidak suka kalau Licht loncat ke pangkuannya," ucap Suho lagi. Dia menghela nafasnya. "…Tapi, Ibu memang selalu tidak mengizinkan apapun. Dia selalu mengaturku. Dia tidak mau menyetujui apa yang menjadi pilihanku."

Yixing tersenyum pahit. "…Apa dia akan menyetujuiku…menjadi menantunya?"

"Ahaha, beruntung kau tidak akan perlu bertemu dengannya." kata Suho tanpa sadar. "Eh! Em, bukan begitu maksudku… yah, karena kau mengatakannya… kupikir, kau harus bertemu dengan ibuku. Dan karena, yah sekarang kita…m-meni…menikah, kau harus bertemu dengannya. Dan ayahku juga, kita harus bertemu mereka."

Yixing tersenyum senang. "Ide yang bagus! Ayo kita bertemu mereka! Dimana mereka dikubur? Kita bisa mengunjungi mereka~"

Senyum Suho memudar. "Eum… mereka tidak ada di Underworld, mereka masih hidup…" Yixing membentuk bibirnya menjadi bentuk 'O' besar. "Ooo…."

"GUK!" panggil Licht pada mereka berdua. Yixing menghampirinya. "Ada apa, Licht?"

"GUK GUK GUK!" sepertinya Licht berbicara sesuatu pada Yixing, tapi Suho tidak mengerti bahasanya. Entah kenapa Yixing bisa mengerti. "Emm…kukira tidak bisa begitu, Licht…"

"GUK GUK GUK GUK~"

Yixing tersenyum. "Hmm? Baiklah kalau itu maumu."

"Ada apa, Yixing-ah?" tanya Suho. Yixing berbalik. "Kita bisa pergi ke dunia manusia, tapi ada satu cara… kita mengunjungi tetua Underworld, Leeteuk. Dia tahu cara agar kita bisa pergi ke dunia manusia. Setelah itu, kita bertemu dengan orangtuamu~"

GULP.

Entah kenapa Suho merasa ini bukan pertanda baik.

Dia merasa bersalah pada Yixing, tapi… dia harus kembali.

Demi Kyungsoo, dan demi keluarganya.

"Ayo kita pergi!" ajak Yixing. Tangannya kirinya menggandeng tangan Suho. Rasanya agak aneh—karena tangan kiri Yixing berbentuk hanya tulang.

"Eum, yah…"

Terpaksa, Suho mengikuti Yixing.

Lebih baik berpura-pura untuk sekarang, dan ikuti apa yang Yixing inginkan.

Dan cari waktu terbaik agar dia bisa lepas dari Yixing.

.

.

.

.

.

.

.

TO BE CONTINUE

 

 

 

 

 

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
strawberrymarshmalow #1
Chapter 6: Thor, di ffn ada epilogue disini kok nggak?
KazumaBtomat #2
Chapter 6: Kayanya yang di FFn nggak sampe selesai, ya? ._.
rainysummer #3
Chapter 6: Author ini keren.....
YaraTheApples #4
Chapter 6: sulay sama kaisoo bisa bersama.......
kenapa chanbaek, ndak... hiks...hiks...
tapi meskipun gitu, critanya bener2 bagus n menghibur......!!!!!
YaraTheApples #5
Chapter 2: dari awal liat kelakuan suho...., langsung ketawa,
apalagi pas tragedi kebakarannya, hehehehehehehe
leanndrea #6
Chapter 2: Dari awal baca part ini, beneran ngakak mpe lupa klo temen kosan lg sakit.hehe
cupulwin #7
Chapter 6: rasanya campur aduk pas baca ff ini, serem, tegang tapi ada lucunya jg, ff yg bagus author-nim..
lyrasymphony
#8
Chapter 6: Antara ngakak dan sedih baca ff ini, Thor...

Ngakak: Karena penghuni Underworld itu bego semua! XD *dipelototin semua penghuni Underworld*
Apalagi si Baekhyun, tuh... Kasihan sih, kisahnya ma Chanyeol sad ending... ;~~;
Tapi kalo g ada Baekhyun yg 'rada2', Underworld g bakal seseru itu! xD
G ada Baekhyun, g rame! xD *ngiklan dikit*

Sedih: Yakali, plotnya aja bunuh2an semua .__.
Kris Wu... Grrrr... *cakar2, gigit2 Kris*
I hope you'll end up BADLY slash SEVERELY in the hands of the Underworld's occupants! Cx #evilsmirk

Anyway, good job Thor! :D
ff-nya kereeeen! ^^d
lovidovi #9
Chapter 4: Hahahaha banyak kelucuan di sini.
Leeteuk mengoleksi poster Taylor Swift.
Orang mati ber eyeliner, dsb.
Masih di tengah2 sih, gak tau akhirnya bakal sedih atau gembira
lovidovi #10
Chapter 1: maminya d.o adalah heechul lol,
nyonya heechul cerewet dan sangar nih!