The Lies

CORPSE BRIDE

 

"Leeteuk-ssi, apa anda ada disana?"

Yixing, Suho dan Licht menaiki tangga menara yang sangat seram itu. Di menara itu, dipenuhi buku-buku tua dan aneh. Menara itu sangat-sangat-sangat-sangaaat gelapp dan angker—dipenuhi debu, dan juga kelelawar, dan juga…juga poster Taylor Swift yang dipasang di salah satu tembok.

Ya ampun.

Suho melihat sekelilingnya dengan tatapan 'perpustakaan angker macam apa yang menempelkan poster Taylor Swift? Dan orang seperti apa Leeteuk itu? Em oh iya dia bukan lagi orang kan kalau dia ada di Underworld…'

"Apa ada orang di rumaaaah?" tanya Yixing. Suho dengan linglung masuk ke ruangan yang penuh dengan tumpukan buku itu, dan…

BRUKKK!

…Suho menjatuhkan tumpukan buku.

Bukan Kim Joonmyeon kalau tidak ceroboh. Sudah trademark.

KAAAAK! KAAAKK!

Karena suara jatuhnya buku-buku tadi, gagak-gagak yang tengah terdiam di ruangan itu bangun dan beterbangan. Gagak yang menutupi lampu petromak tua pun terbang sehingga cahaya petromak menerangi ruangan tua yang angker itu.

Petromak.

Kenapa Leeteuk tidak beli Philips sajaaa?

BRUUUKK!

"HUWAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA AA!" teriak Suho kaget saat sebuah tumpukan buku tiba-tiba jatuh di atas meja yang berada depannya. Ternyata seorang namja tertidur diatas meja dan ketika ia bangun, ia tidak sengaja menjatuhkan tumpukan buku.

Namja itu…tetua ya?

'Awet muda juga,' pikir Suho. Yixing tersenyum kearah namja itu. "Leeteuk-ssi, kau mengagetkanku!"

"Ha? Uhuk uhuk, siapa kau? Tunggu…kau…aha! Kau Olla Ramlan?" tanya Leeteuk sumringah. Yixing terdiam. "…Aku Yixing."

"Haaa? O-oh, sebentar…" kata Leeteuk sambil memakai kacamatanya. "Naah kalau begini baru jelas! Hai Yixing, kau tambah manis dari hari ke hari! Maaf tadi penglihatanku buram tanpa kacamata,"

'TAPI GA SAMPE SALAH JADI OLLA RAMLAN JUGA!' pikir Suho dan Yixing.

Entah kenapa ada Olla Ramlan terseret disini.

"Aku membawa suamiku, Kim Joonmyeon…kau bisa memanggilnya Suho," ujar Yixing. Suho agak batuk saat mendengar Yixing berkata 'suamiku'.

"Haaa? Kau bawa suamimu?" tanya Leeteuk sambil memicingkan mata. Suho menghela nafas. "Senang bertemu denganmu, pak! Aku ada di sini!"

"O-oooh…itu dia… maaf, kacamatanya beruap, jadi buram… ehehe. Maafkan penglihatanku ini ya, maklum sesepuh." kata Leeteuk lagi.

'…Wajahnya awet muda, tapi matanya…tidak bisa diandalkan deh.' pikir Suho tidak sopan—kecewa karena dia dianggap sesuatu yang ada suaranya tapi tiada wujudnya. Horror.

"Emm…Leeteuk-ssii~" mulai Yixing. "Kami ingin minta izin untuk naik tangga…keatas. Keatas menara, tapi keatas-keatas-keatasnyaaaa lagi. Kami ingin mengunjungi dunia atas, dunia manusia. Boleh tidak?"

"Haaa? Dunia manusiaa?" tanya Leeteuk lagi. Yixing mengangguk penuh harap, tapi Leeteuk berdiri dari duduknya sambil menghela nafas. "Hhh…untuk apa kalian ke dunia manusia…sedangkan para manusia hidup itu sangat ingin pergi ke dunia ini…buktinya banyak mereka yang bunuh diri. Tidak bisa dimengerti."

Suho memasang tampang paling memelasnya. Bagaimanapun dia harus kembali ke dunia manusia. "Pak…kumohon, ini sangat berarti bagiku…"

Yixing tersenyum polos kearah Suho.

"…Sangat berarti untuk kami maksudnya…" koreksi Suho setelah melihat wajah Yixing yang terlalu polos.

Leeteuk garuk-garuk kepala. "Eumm…entahlah, ini hanya…agak janggal. "

Yixing menghampiri Leeteuk yang berjalan mendekati lemari buku. "Tolonglah Leeteuk-ssiii~ kau pasti tahu bagaimana caranya agar kami bisa pergi ke dunia manusia?" Yixing memegang tangan Leeteuk penuh harap. "Pleaaaase?"

Leeteuk mengelus-elus tangan Yixing. "Hem…oke, aku akan cari caranya. By the way, tanganmu sangat lembut… tangan yang sangat indah, Yixing."

"EHEM?" interupsi Suho. Yah—bagaimanapun, Yixing kan istrinya—setidaknya istrinya. Dan dia agak tidak enak melihat seorang sesepuh Underworld pegang-pegang pada Yixing.

Terkesan Pedofil?

Sepertinya.

"O-oke mari kita cari bukunya, ya…" kata Leeteuk, melepas tangan Yixing dan mulai mencari buku tersebut di sebuah lemari.

Nihil.

Dia pun mencari di rak.

Rak pertama dibuka.

Gagak yang keluar.

Rak kedua.

Telur gagak yang terlihat.

Rak yang ketiga—majalah Bobo yang tertumpuk.

KRIK KRIK KRIK

Oke ini tidak mungkin.

Leeteuk terus mencari sampai dia mendapatkan buku itu di rak paling atas. "AKU DAPAAAAT!"

Bisa terdengar lagu 'WE ARE THE CHAMPION' mengiringi momentum indah dimana Leeteuk mendapatkan (mungkin menemukan) bukunya itu.

.

WEEEE AAAARE THE CHAAAMPIOOOON, MY FRIEEEEEND

AND WEEEEE'LL KEEP ON FIIIIGHTIIIING…TILL THE EEEEEEEND

WEEEE AAAARE THE CHAAAAAMPIOOOON…. WEEEE ARE THE CHAAAAMPIOOOON… NO TIME FOR LOOOOSEEER…CUZ WEEE AAAAARE THE CHAAAAAAMPIOOOOONNN…

.

KLIK!

Yixing mematikan radio yang membunyikan lagu We Are the Champion itu. "Ehem, oke Leeteuk-ssi, sekarang beritahu kami cara agar kami bisa pergi ke dunia manusia?"

Leeteuk lalu membaca buku itu dengan teliti. Ia lalu membawa beberapa macam botol ramuan dan gelas. "Oke oke oke, aku punya bahan-bahannya."

Yixing dan Suho tersenyum senang—dia mendapatkan titik terang.

"Hmm…ini dia…'Ukrainian Haunting Spell'…kita lihat caranya." gumam Leeteuk. Yixing yang berdiri di sebelah Suho bergerak mendekat. "Aku senang kau memberi kita ide agar pergi ke dunia manusia~"

"Eh? Oh, ehehehe iya" kata Suho agak awkward. Ia kadang jadi gelisah melihat senyum Yixing. Suho tidak tega membohonginya.

Leeteuk kemudian mencampurkan cairan-cairan ke dalam gelas perak usangnya. Ramuan merah, serbuk merah darah, coca cola(?), ale-ale(?), kecap bango(?) dan juga mirai ocha sakura(?). Lalu ia mencabut bulu gagak dan ia masukkan ke dalam gelas.

Suho tercengang.

'MINUMAN MACAM APA ITUUU?!'

Leeteuk lalu mengangkat gelas itu tinggi-tinggi—membuat Yixing dan Suho terperangah.

'JANGAN BILANG ORANG TUA ITU AKAN MEMBUAT KITA MEMINUMNYA!'pikir mereka berdua.

GLEK GLEK GLEK

Leeteuk lalu meminum minuman itu.

Ternyata diminum sendiri?

"…Em…kukira itu ramuannya?" tanya Yixing. Leeteuk tertawa. "Itu? Ahaha, yang tadi itu jamu harianku. Jamu awet muda!"

KRIK KRIK KRIK

Hening sekomplek.

"Nah, tadi sampai mantra yang mana?" tanya Leeteuk. " Di 'Ukrainian Haunting Spell', Leeteuk-ssi." jawab Yixing.

Leeteuk kembali membaca buku itu dan mengangguk-ngangguk dengan wajah 'Ooooo begitu'. Ia mengambil burung gagak indosiar(?) terdekat dan entah bagaimana caranya ia langsung mendapatkan sebutir telur gagak. "Oke, bahan-bahannya sudah dapat. Sebutir telur gagak hitam. Kalian siap?"

Pengantin baru itu mengangguk.

"Nah. Tapi ingat, saat kalian berada di dunia manusia dan mau kembali ke Underworld, kalian ucapkan 'Hopscotch'."

Yixing menirukannya. "…Hopscotch?"

"Yap. Benar. Hati-hati di jalan, yaa!"

CEPLOK!

Leeteuk menceplokkan(?) telur itu kearah Yixing dan Suho, dan dalam sekejap mereka dikelilingi kabut.

Saat kabut itu menghilang, mereka sudah berpindah tempat—ke hutan dimana Suho tidak sengaja mengucapkan janji sehidup sematinya pada Yixing.

Hutan itu gelap dan dingin—namun cahaya bulan purnama menerangi mereka.

Yixing terus menatapi bulan biru yang ada diatas mereka, terlihat jelas meskipun agak terhalangi pohon-pohon.

"…Itu indah sekali…" gumam Yixing pelan. Suho menatap mata Yixing yang sangat fokus melihat bulan purnama itu. "…Aku hampir lupa…betapa indahnya cahaya bulan…"

Cahaya bulan itu menerangi wajah cantik Yixing—membuat Suho tidak bisa berhenti menatapi sosok tak bernyawa di sebelahnya ini.

Sangat cantik dan indah, meskipun kelam bagaikan cahaya bulan purnama di malam gelap.

Yixing sangat menikmati cahaya bulan itu. Ia melihat seekor kupu-kupu terbang di depannya. Ia melangkah untuk meraihnya, tapi…

BRUKK!

Ia tersandung akar pohon.

"Aish…cerobohnya aku…" ringisnya. Suho segera membantunya. "Kau tidak apa?"

Yixing mengangguk. "Ne…maafkan aku, kau pasti kecewa punya pengantin ceroboh sepertiku,"

Suho tersenyum awkward. "Eum? A-ahahaha, tidak apa-apa."

'Kalau soal ceroboh, aku lebih darimu.' pikir Suho.

Suho mengangkat tubuh Yixing ala bridal-style dari tanah, membuat keduanya agak blushing sampai tidak berani menatap mata masing-masing. Suho lalu mendudukkan Yixing di sebuah akar pohon. "Mmm…dengar, Yixing. Kupikir aku harus mempersiapkan berita besar ini untuk ayah dan ibu lebih dulu, jadi….aku akan pergi duluan. Dan kau tunggu disini, ya. Jangan pergi kemana-mana. Aku akan segera kembali.

"…Oke?" jawab Yixing. Suho mulai berjalan menjauh. "T-tenang, oke. Aku akan kembali."

Suho berjalan selangkah. "Jangan kemana-mana ya."

Lalu selangkah lagi. "Jangan mengintip!"

Suho lalu berjalan pelan dan berlari pergi. Yixing tertawa kecil melihat kelakuan Suho yang kekanakan itu.

Tapi senyumnya memudar.

Ia mengelus salju-salju yang menutupi akar di dekatnya itu.

"…Akhirnya…aku menunggu lagi…di tempat yang sama."

Yixing kembali memandang bulan yang bercahaya itu. "…Semoga kau tidak seperti dia, Suho…aku mencintaimu…"

.

.

.

.

.

.

Suho berlari secepat-cepatnya dan kembali ke mansion keluarga Do. Saat ia merapikan penampilannya dan bersiap untuk mengetuk pintu kediaman Do itu, terdengar suara yang membuat Suho mematung dari dalam mansion.

"Kai, kunci pintunya. Kalau si anak bau ikan Kim itu kembali… aku percaya aku akan mencekiknya sampai dia mati! Aku tidak sudi dia jadi menantuku! SELAMANYA!"

GULP.

Itu suara Heechul.

"Baik, nyonya."

KLIK. Kai mengunci pintu depan.

Suho kaget sampai bulu kuduknya merinding—bahkan hantu-hantu di Underworld tidak semenyeramkan Heechul! Belum jadi hantu saja mengerikan sekali, bagaimana kalau sudah jadi hantu?

Suho merinding sendiri. Ia geleng-geleng kepala, menyingkirkan pikiran jelek tentang calon ibu mertuanya itu dan berpikir bagaimana ia bisa masuk ke mansion keluarga Do.

Ia lalu melihat tiang penyangga dengan tanaman rambat diatasnya.

TING!

Lampu petromak menyala diatas kepala Suho.

A-HA!

.

.

.

Di lantai dua mansion keluarga Do –tepatnya di kamar Kyungsoo—, Kyungsoo tengah menulis di diary-nya sendirian di dekat perapian dengan tenang.

Sampai ia mendengar ketukan di jendela kacanya.

TOK TOK TOK!

Kyungsoo kaget dan ia menoleh ke belakang.

Suho ada di luar jendela kamarnya.

Ia segera berlari ke dekat jendela dan membukakan jendela itu agar Suho bisa masuk. Setelah Suho masuk, ia mengatur nafasnya dengan terengah-engah—memanggil nama Kyungsoo diantara nafasnya itu. "…Kyungsoo…"

"Joonmyeon…" Kyungsoo menahan harunya. "Aku sangat senang kau kembali!"

Kyungsoo membawa Suho untuk duduk di dekat perapian. "Kenapa kau pergi? Apa kau tidak apa-apa? Kau baik-baik saja?"

Suho memasang wajah cemasnya. "…Aku tidak baik-baik saja,"

Kyungsoo semakin khawatir. Perlahan, ia menyentuh tangan Suho. "Joonmyeon, tanganmu sangat dingin… ada apa denganmu? Dan jasmu juga robek…"

Suho menatap mata besar Kyungsoo itu. "…Kyungsoo… Hhh…baiklah, aku mengakuinya. Pagi tadi, aku sangat sangat sangat tidak ingin menikah."

Itu membuat Kyungsoo membulatkan matanya yang sudah bulat itu.

"Tapi…" lanjut Suho. "Setelah aku bertemu denganmu, aku berpikir… bahwa aku ingin bersamamu selama-lamanya…"

Suho tersenyum tulus di depan namja itu. "…Dan…aku ingin menikah denganmu…sangat tulus…ingin menikah denganmu…"

Kyungsoo tidak bisa menahan air matanya lagi. Ia tersenyum bahagia mendengar kata-kata itu keluar dari mulut Suho. "…Joonmyeon… aku juga…sama. "

Perlahan, Suho mendekatkan wajahnya ke wajah Kyungsoo. Perlahan ia mencoba untuk mencium namja itu,

Tapi…

.

.

.

DEGG

"U-UWAAAAAAAA!"

Suho berteriak histeris, melompat ke belakang. Membuat Kyungsoo sangat kaget sampai terdiam kaku.

Suho melihat Yixing ada di luar jendela—dan jendela itu ada di belakang Kyungsoo.

'SEMOGA YIXING TIDAK MELIHATNYA!' pikirnya sangat cemas.

Kyungsoo penasaran ingin melihat ke belakangnya, kenapa Suho sampai berteriak histeris begitu. Tapi Suho mencegahnya dengan cara memegang wajah kecil Kyungsoo dengan kedua tangannya. "D-dengar, K-Kyung…Kyungsoo…kau tahu, apapun y-yang terjadi…d-de..dengan p-p-pernikahan kita…k-kau harus p-percaya…pa..padaku, oke?"

Kata-katanya penuh dengan rasa takut dan getaran.

BRAKK!

Pintu jendela terbuka. Angin yang sangat kuat berhembus dan Yixing masuk ke dalam ruangan itu. Kyungsoo dan Suho berdiri dari duduknya, tercengang melihat kedatangan Yixing yang agak horror dengan kibasan angin kuat dan rambut Yixing yang menutupi wajahnya.

Yixing lalu merapikan rambutnya yang tersibak angin itu. "Hai yeobo~ aku baru saja akan mencari—"

Kata-kata Yixing terpotong saat melihat Kyungsoo.

"Eh?"

Begitupun Kyungsoo yang terperangah melihat Yixing.

"A-Ah?"

"Emm…Yeobo? Siapa ini?" tanya Yixing agak nervous—tapi tetap dengan nada tegas, sambil menggandeng tangan Suho.

Suho diam di tempat.

Tidak berekspresi.

Sekujur tubuhnya kejang-kejang.

Wajahnya pucat.

Keringat dingin keluar.

Suasana suram.

Auranya negatif.

.

'MATI AKU!'

.

Kyungsoo bertanya takut-takut. "J-Joonmyeon… dia siapa?"

"Aku," Yixing lalu menunjukkan cincin di jari tangan kirinya yang berupa tengkorak itu. "Istrinya. Istri Suho."

Suho celingukan.

Kyungsoo terbelalak—tidak percaya. "J-Joomyeon?!"

"T-tunggu, Kyungsoo. K-kau tidak mengerti!" Suho lalu menarik tangan tengkorak Yixing. "L-Lihat…d-dia…dia sudah mati! D-dia tidak hidup, Kyungsoo!"

DEGG

Kata-kata itu sangat menancap hati Yixing.

Sangat sakit.

Ia segera menarik tangannya yang dipegang oleh Suho.

BRAAAAAKKK!

Angin besar berhembus kedua kalinya di ruangan itu. Jendela tadi terbuka sangat lebar. Kain gordennya beterbangan.

Yixing tidak bisa menahannya lagi.

"…HOPSCOTCH!" serunya dengan nada yang sangat dalam.

JLEGERRRRR!

Petir menyambar dengan keras. Yixing menarik Suho yang masih berwajah takut. "HU-HUWAAAAAAAAA!"

Yixing dan Suho tertarik keluar jendela—terbang tertiup angin, diiringi oleh gagak-gagak hitam.

Kyungsoo berlari ke ujung balkon. "JOONMYEOOON!"

"KYUNGSOOOO!"

Tapi semuanya sudah terlambat.

.

.

Mereka kembali ke Underworld—tepat di ruangan Leeteuk.

Yixing melepaskan pegangan tangannya dari tangan Suho.

"KAU BERBOHONG PADAKU, SUHO?!"

Yixing membuang mukanya. "Sana, kembali saja pada selingkuhanmu itu! Pada orang ketiga itu! Kenapa manusia-manusia itu selalu sama?! Kenapa?!"

Suho menghampiri Yixing. "Yixing, tenang dulu! T-tidakkah kau mengerti?! Kaulah selingkuhannya! Kau orang ketiganya!"

Yixing menoleh kembali kearah Suho. "Aku?! Aku orang ketiga?! Itu bohong! Itu tidak adil! Kau menikahiku duluan, aku ini istrimu!"

Air mata Yixing tidak bisa terbendung lagi. Ia menangis sekeras-kerasnya.

"D-dia orang ketiganya…hiks…bukan akuuu….HUWAAAAAAAAA!"

Leeteuk yang duduk di belakang kursinya menghela nafas. "Oke. Ini seperti sinetron."

Suho terdiam, bingung harus berbuat apa. Ia sangat sedih melihat Yixing menangis seperti ini, tapi…

"P-Padahal…kukira kau mencintaiku juga…kukira semuanya berjalan dengan baiiik….kenapaaaaaaaa….huwaaaaaaaa!"

Suho benar-benar merasa bersalah. Ia menghampiri istrinya itu dan mengelus pundaknya. "D-dengar….aku benar-benar minta maaf…kumohon, berhentilah menangis…"

"…Kenapa aku harus berhenti menangis?!" protes Yixing dalam isakannya. Suho menghapus airmatanya perlahan. "…karena aku tidak suka melihat matamu mengeluarkan airmata terus…"

"Kenapa?! Ini kan mataku! TERSERAHKU!" Bentak Yixing. Ia melepaskan tangan Suho dari pundaknya.

Suho batuk sedikit. "Emm..uhuk… yah…matamu…sangat indah…kupikir, akan lebih baik kalau kau tidak menggunakannya untuk menangis…"

Yixing tetap terdiam.

"…Yixing," panggil Suho. "Dengar. I-ini…ini keadaan yang sangat sulit dan membingungkan, tapi… aku juga tidak tahu kenapa bisa begini. Kupikir…kita benar-benar berbeda… Maksudku, aku masih hidup…dan kau…sudah mati."

"Lalu kenapa kau menikahiku kalau aku sudah mati?! Kenapa?!"

"Itu adalah kesalahan!" jawab Suho. "Aku…aku tidak pernah menikahimu!"

CLEBB

Yixing kembali terdiam—kaget.

Suho tetap menatapi Yixing yang raut wajahnya berubah itu—dari kecewa dan marah, bertambah menjadi sangat-sangat sedih.

Yixing menghela nafasnya berat, lalu berjalan perlahan meninggalkan ruangan Leeteuk.

Suho menatapi kepergiannya, sampai Yixing terus menuruni tangga tinggi yang berdasar dari bawah menara sampai puncak ruangan Leeteuk itu.

Sekarang rasa bersalah sangat menghantui Suho.

.

.

.

Yixing melepas jas tuxedo putihnya yang tengah robek itu. Ia merebahkan tubuh kecilnya di sebuah kursi berbalut beludru merah berbentuk peti mati.

Sebuah buket bunga masih ia pegang.

"…Sampai kapanpun, aku tidak akan pernah bisa menjadi pengantin sesungguhnya… aku hanya akan menjadi pengiring pengantin…" gumamnya sedih. Ia melemparkan buket bunga kelam itu ke tanah. Licht menghampiri buket bunga itu dan memasang wajah sedih. Ia tahu perasaan Yixing.

Baekhyun yang tidak sengaja lewat melihat Yixing yang berwajah sedih dan menghampirinya. "Yaaah! Pengantin baru! Kau kenapa memasang wajah kusut begituu?!"

"Baekhyuuuun…." panggil Yixing dengan air mata. Baekhyun sangat kaget. "O-O-Omoooo! Kau kenapa sayaaaang?! Sini cerita pada ibuuu!" katanya setengah bercanda. Baekhyun tidak mungkin ibu dari Yixing, dasar.

Yixing lalu menjelaskan rinciannya pada Baekhyun. Baekhyun benar-benar kaget dan ikut sedih. "…Yixiiing…"

"Hiks…Baekhyun…mungkin dia benar… mungkin kita terlalu berbeda… aku dan dia… tidak satu alam, bukan?"

"Yah! Tapi kalian terlihat baik-baik saja tadi?!" tanya Baekhyun. Yixing mengusap air matanya. "…Ternyata dia sudah bersama dengan orang lain. Dia selingkuh, Baekhyuun! Oke. Dia adalah namja yang manis. Dia hidup. Dia bukan tengkorak sepertiku. Lalu kenapa?! Urrghh!"

"Y-yah! Setidaknya kau punya kelebihan dari dia…kau tahu…kau punya pribadi yang…unik!" seru Baekhyun. "Kau tahu, kau punya kepribadian 4D."

"Tapi itu tidak cukup…aku tidak lebih baik daripada dia, Baekhyun…" lirih Yixing. Ia merebahkan kembali tubuhnya di peti matinya. Air mata masih mengalir di pipinya yang berwarna pucat itu. "…Kenapa semuanya selalu seperti ini…kenapa semuanya tidak pernah berjalan mulus…kenapa aku tidak pernah bahagia…?"

Baekhyun benar-benar prihatin pada sahabatnya itu. "…Kau tahu, dunia itu kadang tidak adil. Saat aku dan pacarku akan menikah, tiba-tiba saja aku meninggal karena kecelakaan. Tapi, kau harus percaya…selalu ada titik terang yang dapat kau temui."

Yixing memandang langit-langit dengan tatapan kosong.

Titik terang?

Yang terlintas di benaknya sekarang… hanya rasa kecewa, sedih, marah, dan penyesalan.

Kenapa ia percaya semua kata-kata Suho.

Kenapa ia terbuai oleh kebohongannya.

Kenapa semua ini terulang lagi.

Kenapa ia termakan lagi kebohongan yang tidak berbeda jauh.

Segala traumanya kembali lagi. Semua kenangan kelamnya, semua alasan kenapa ia bisa meninggal.

TES

TES

Tetes demi tetes airmata Yixing berjatuhan ke lantai. Baekhyun mengerutkan alisnya—ia tidak habis pikir, kenapa sahabatnya ini harus mengalami semuanya.

"…Yixing…kumohon, bertabahlah…" ucapnya pelan seraya memeluk namja yang tengah bersedih itu.

.

.

.

.

.

.

.

"Ibu, kau harus percaya padaku! Aku bertemu Joonmyeon—dia kembali!" seru Kyungsoo mempertahankan kata-katanya agar Heechul percaya.

Heechul hanya melihat putranya itu dengan tatapan sinis.

"Ibu! Aku melihatnya sendiri! Joonmyeon…dia…dia menikahi seorang namja yang sudah mati! Seorang mayat! Dia berdiri. Di depanku. Disini! Ibu, Joonmyeon tadi disini, dia disini! Bersamaku!"

"APA?! DIA DI RUANGANMU!? TIDAK BISA DIAMPUNI! SKANDAL ITU JUGA?! Tapi, Kyungsoo! Kau jangan bicara yang tidak-tidak! Mana mungkin ia selingkuh dengan orang yang…bukan orang hidup?!" protes Heechul. Kyungsoo menggelengkan kepalanya. "Tidak Ibu, aku sunguh-sungguh! Aku serius! Ibu, kita harus menolong Joonmyeon! Kita harus menyelamatkannya, Bu!"

Kai menenangkan Kyungsoo dengan cara memegang kedua pundaknya. "Tuan muda, tenanglah… anda mungkin…berhalusinasi?"

"Tidak, Kai! Aku berani bersumpah!"

"JANGAN KATAKAN OMONG KOSONG LAGI, KYUNGSOO! IBU AKAN MENGUNCIMU DISINI! KAI, KEMARIKAN KUNCI KAMAR KYUNGSOO!" bentak Heechul. Kai ingin menolak, "T-Tapi, Nyonya!"

GREP! Heechul merebut kunci kamar Kyungsoo dan menarik Kai agar keluar dari kamar Kyungsoo.

"JANGAN KELUAR DARI KAMAR INI, KYUNGSOO."

BLAM!

CKREK!

"IBUUUUU!" protes Kyungsoo tidak terima. Ia memukul-mukul pintu kamar. "IBUUU! BUKAAAA! KAAAAAI! BUKAKAAN PINTUU!"

Kai tidak bisa berbuat apa-apa. Ia ingin membukakan pintu, tapi beberapa kaki tangan Heechul menjaganya agar tidak bisa berbuat apa-apa.

"Kai. Kuharap kau mendengarkan perkataanku." ucap Heechul tegas. "Aku tahu kau tangan kanan pribadi Kyungsoo, tapi jangan melawan perintahku. Jangan bukakan pintu untuknya."

"Tapi, Nyonya!"

"KUBILANG TIDAK! KEMBALI KE RUANGANMU!" bentak Heechul pada Kai. Kai ingin melawan, tapi ia diseret pergi oleh kaki tangan Heechul yang berjumlah tiga orang.

"Cih! Taecyeon, Chansung, Wooyoung! Lepaskan aku!" protes Kai saat ia diseret. Salah satu kaki tangan Heechul yang bernama Taecyeon geleng-geleng kepala. "Maafkan aku, Kai. Aku hanya menjalankan perintah."

Kai hanya merutuki dirinya sendiri dan berpikir bagaimana caranya bisa kabur dan membantu Kyungsoo.

Sementara itu, Kyungsoo sendirian di kamarnya, memutuskan untuk menyerah membuka pintu kamarnya. Ia lalu melirik kearah jendela kaca dimana tadi Suho dan Yixing masuk.

Kalau mereka bisa masuk dan keluar—tentu saja Kyungsoo bisa keluar.

Di luar hujan sangat deras dan petir menyambar keras.

Tapi, Kyungsoo tidak takut. Ia harus pergi. Ia tahu Joonmyeon butuh bantuannya.

Kyungsoo mengenakan jubah hitamnya, lalu keluar melewati jendela itu dan kabur loncat dari lantai dua. Ia berlari secepatnya menerjang hujan dan petir menuju luar gerbang rumahnya, tapi…

BRUKK!

Ia menabrak seorang namja tinggi berjas hitam.

"M-maafkan saya! S-saya tidak sengaja…." ucap Kyungsoo panik sambil berdiri.

Namja itu tersenyum kearah Kyungsoo.

"…Well well, kenapa anda bisa ada diluar sini di tengah hujan… Tuan Muda Do Kyungsoo?"

DEGG

Kyungsoo tahu suara ini.

"….K-Kau….

.

.

.

….Kris Wu…"

.

.

.

.

.

TO BE CONTINUED

 

 

 

 

 

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
strawberrymarshmalow #1
Chapter 6: Thor, di ffn ada epilogue disini kok nggak?
KazumaBtomat #2
Chapter 6: Kayanya yang di FFn nggak sampe selesai, ya? ._.
rainysummer #3
Chapter 6: Author ini keren.....
YaraTheApples #4
Chapter 6: sulay sama kaisoo bisa bersama.......
kenapa chanbaek, ndak... hiks...hiks...
tapi meskipun gitu, critanya bener2 bagus n menghibur......!!!!!
YaraTheApples #5
Chapter 2: dari awal liat kelakuan suho...., langsung ketawa,
apalagi pas tragedi kebakarannya, hehehehehehehe
leanndrea #6
Chapter 2: Dari awal baca part ini, beneran ngakak mpe lupa klo temen kosan lg sakit.hehe
cupulwin #7
Chapter 6: rasanya campur aduk pas baca ff ini, serem, tegang tapi ada lucunya jg, ff yg bagus author-nim..
lyrasymphony
#8
Chapter 6: Antara ngakak dan sedih baca ff ini, Thor...

Ngakak: Karena penghuni Underworld itu bego semua! XD *dipelototin semua penghuni Underworld*
Apalagi si Baekhyun, tuh... Kasihan sih, kisahnya ma Chanyeol sad ending... ;~~;
Tapi kalo g ada Baekhyun yg 'rada2', Underworld g bakal seseru itu! xD
G ada Baekhyun, g rame! xD *ngiklan dikit*

Sedih: Yakali, plotnya aja bunuh2an semua .__.
Kris Wu... Grrrr... *cakar2, gigit2 Kris*
I hope you'll end up BADLY slash SEVERELY in the hands of the Underworld's occupants! Cx #evilsmirk

Anyway, good job Thor! :D
ff-nya kereeeen! ^^d
lovidovi #9
Chapter 4: Hahahaha banyak kelucuan di sini.
Leeteuk mengoleksi poster Taylor Swift.
Orang mati ber eyeliner, dsb.
Masih di tengah2 sih, gak tau akhirnya bakal sedih atau gembira
lovidovi #10
Chapter 1: maminya d.o adalah heechul lol,
nyonya heechul cerewet dan sangar nih!