First meet

CORPSE BRIDE

 

Suho/Joonmyeon POV

.

"Suho, ayo cepat, kau akan terlambat!"

"Hari ini hari pernikahanmu, kau tahu?"

Ayah dan Ibuku terus saja mengomel dari dalam kereta kuda di depan rumahku.

Aku menghela nafas.

Geez… aku tidak mau menikah sekarang!

Bahkan dengan orang yang belum pernah kukenal sebelumnya!

Dan aku tahu, orangtuaku menyetujui pernikahan ini hanya untuk status. Well, ibuku bilang, yang akan menjadi pengantinku adalah seorang putra tunggal bangsawan keluarga 'Do' yang berstatus tinggi. Do Kyungsoo lebih tepatnya.

Dan aku sama sekali tidak mengenalnya.

"Ayah, kau tahu? Kukira seorang bangsawan seperti keluarga Do seharusnya menikah dengan bangsawan atau semacamnya, bukan dengan keluarga kita…" ujarku sambil duduk di dalam kereta kuda, di hadapan kedua orangtuaku itu.

Ibuku geleng-geleng kepala. "Anakku, kita ini selevel dengan mereka, kau tahu~? Kita adalah pengusaha besar di kota ini! Ah, Ibu tidak sabar bisa berdansa di Ballroom dan diundang ke acara jamuan kerajaan saat kau sudah menjadi menantu keluarga Do~"

"Ibuuuuuuu" helaku. Aish, Ibuku ini…

"Dan… KIM JOONMYEON."

suara ibuku menegas.

"Y-ya Bu?"

"Pastikan kau lakukan ini dengan benar. Kau putraku yang tampaan~"

Aku terpaksa tersenyum. Kulirik kearah ayahku. Kuharap dia membelaku…

"Nak, Ayah bangga padamu! lakukan yang terbaik! Berikan cucu untuk ayah!"

….Ayah…

Aku lebih suka ayah memotong tali kemudi kereta kuda ini, lalu mengeluarkanku dari kereta kuda, melepasku dan bilang kalau 'KAU TIDAK PERLU MENIKAH SEKARANG, NAK!'

Tolonglah, Ayaaaaaah!

.

Suho/Joonmyeon POV End


.

Author POV

.

"Tidak bisa dibayangkan, putraku satu-satunya akan menikah hari ini dengan keluarga pedagang! PEDAGANG! Padahal, keluarga ini adalah keluarga bangsawan!" keluh seorang wanita paruh baya di sebuah rumah besar nan mewah yang beraura gelap itu.

"Tapi mereka kaya dan punya usaha besar yang akan meningkat seiring waktu, bukan?" ujar seorang laki-laki yang merupakan butler wanita itu. Wanita bernama Do Heechul itu hanya bisa menghela nafas tidak senang –lagi.

"Ini semua karena suamiku meninggal… kenapa dia harus mati tanpa meninggalkan sepeser uang atau harta pun?!" keluhnya lagi sambil melihat sebuah foto.

Foto putranya.

"Dimana Kyungsoo?"

"Tuan muda ada di kamarnya, nyonya."

"Siapkan dia untuk bertemu dengan keluarga Kim!" titah Heechul. Butlernya mengangguk dan mundur perlahan.

.

.

.

.

"Kau terlihat manis hari ini, Tuan Muda!" puji Kai seraya merapikan dasi yang dikenakan Kyungsoo. Kyungsoo tersipu. "Gomawo, Kai~"

"Cheonma. Nanti kau jangan gugup, ok?"

"Ya… akan kucoba," ujar Kyungsoo. Kai melepaskan tangannya yang sedari tadi memperbaiki dasi Kyungsoo dan memeluk namja bermata besar itu.

Kyungsoo sepertinya kaget dengan perlakuan Kai, tapi ia biarkan Kai memeluknya dan menumpukan kepalanya di pundak kecil Kyungsoo.

"…Kyungsoo…kau tahu, kau sangat manis… aku tidak bisa melepasmu begitu saja…" ujar Kai. Terdengarnya seperti sebuah candaan di telinga Kyungsoo, tapi pikiran Kyungsoo berubah saat mendengar isakan pelan Kai.

"K-Kai? Kau kenapa?" tanya Kyungsoo agak panik. Kai menggeleng di dalam pelukannya. "T-tidak…aku hanya… kau tahu, kita sudah bersama selama 18 tahun, meskipun kau Tuan Muda-ku, aku…. tidak mungkin aku tidak punya perasaan padamu…"

GULP.

Kyungsoo menelan ludahnya sendiri mendengar pernyataan Kai.

Pernyataan yang telah ia tunggu selama delapan belas tahun.

"…Kenapa pernyataan itu harus kau katakan di waktu seperti ini…" ucap Kyungsoo pelan. Bibirnya bergetar, menyebabkan suaranya tidak karuan.

Kai melepas pelukannya, dilihatnya kedua bola mata yang paling indah menurutnya itu.

Kedua mata Kyungsoo mulai mengeluarkan bulir-bulir air mata.

"Kyungsoo…"

"K-Kau tahu…aku akan menikah… Kai…"

"Kyung…."

"Kenapa harus begini…. hiks…"

Kai terdiam sejenak melihat Kyungsoo menangis, sungguh ia tak tahan melihat Kyungsoo menangis di depannya. Segera ia rengkuh kembali namja itu, membisikkan sesuatu ke telinga Kyungsoo.

"…Aku mencintaimu, Kyungsoo…"

Dan Kyungsoo mengangguk perlahan.

"A-aku juga… Kai…aku sangat mencintaimu…"

Kai melepas pelukannya untuk kedua kalinya dan menatap Kyungsoo dengan senyuman yang tulus.

"Sampai kapanpun, aku percaya, Tuhan mentakdirkan kita bersama." ujarnya dengan suara yang berat itu.

Kyungsoo tersenyum pahit.

"Tapi, Kai… kau tahu, aku akan menikah…? J-jadi..."

Kai mengangguk. "Tentu saja aku tahu, Tuan Muda… anggap saja kali ini kau membahagiakan orang lain dulu sebelum berbahagia denganku nanti~ Aku percaya itu. Tapi kau harus ingat, cintai juga orang yang akan menjadi pengantinmu nanti. Aku tahu, egois memang kalau mengharapkan seseorang bercerai, ahahaha…"

"Kauuu…."

"Ahahaha! Tenang, aku bercanda. Kalau Tuhan mengizinkan, kita akan bersama, tapi kalau kau akan bahagia bersamanya, tidak apa. Asal kau bahagia, Kyungsoo… aku akan menjadi orang yang paling bahagia di dunia ini."

Kyungsoo tersenyum mendengar perkataan Kai. Ini terlalu manis sampai dia ingin batuk, tapi…

"Kai,"

"Ne?"

"B-Bagaimana kalau nanti… orang yang akan menikah denganku, Kim Joonmyeon… tidak menyukaiku?"

Tangan Kai berada di atas kepala Kyungsoo, membelai rambutnya lembut.

"Aku yakin dia menyukaimu. Siapa yang tidak jatuh cinta saat melihat matamu yang lucu ini, pipimu yang bulat ini, dan senyum yang paling indah di dunia ini, hmm?" ujar Kai seraya mencubit pipi Kyungsoo. Ini hal yang biasa dilakukan Kai dan Kyungsoo—karena selain mereka majikan dan tangan kanan, mereka adalah teman dari kecil.

Oh ya, tambahan.

Mereka juga 'teman yang saling memendam perasaan'. Tapi setelah mereka mengutarakannya pun… mereka tetap tidak bersama.

Manusia memang bisa berencana, tapi Tuhan merencanakan yang lain rupanya...

"Kyungsoo, kalau kau jatuh cinta juga pada Kim Joonmyeon, jangan lupa kalau aku masih mencintaimu, oke?" pinta Kai dengan aegyo—menyembunyikan hatinya yang sebenarnya sakit , kecewa, dan pedih saat itu.

"Aku mengerti, Kai…" jawab Kyungsoo dengan senyuman khas-nya. Saat ia akan melanjutkan perkataannya, butler Heec hul masuk ke dalam kamarnya. "Tuan Muda, anda sudah siap?"

"E-eh?! Y-ya… sudah…"

"Tunggulah disini sampai nanti pihak keluarga Kim datang," ucap butler itu lagi. Kyungsoo mengangguk, tapi Kai tetap berdiri diam.

Butler itu melirik Kai tajam.

"…Jong In… jangan macam-macam." bisik butler itu.

Kai tidak bergeming, pura-pura tidak mendengarnya.

Pikirannya masih penuh dengan rasa sakit dan penyesalan.

Tapi, demi Kyungsoo…

Ia siap tersenyum tulus kapanpun itu.


"Kita sudah sampai, Ayah!" seru ibu Suho saat turun dari atas kereta kuda. Ayahnya yang sudah turun duluan memandangi eksterior kediaman keluarga Do yang…mewah, tapi auranya kelam.

"Desainnya tidak buruk, tapi auranya kelam sekali ya mansion ini, lebih indah rumah kita." komentarnya. Sang istri malah menatapnya kesal. "Berhenti bersikap begitu dan cepat bereskan penampilanmu sebelum masuk ke rumah—oh, maksudku mansion itu! Dan mana Suho?! Suho-chagiyaaaaa~"

"Aku disini Bu," jawab Suho pelan dari dalam kereta.

"Ayo turun nak, JANGAN KABUR."

CLEB.

Kata-kata ibu Suho menancap hati.

"A-aku tidak ka-kabur!"

"Lalu? Ayo kemariii~ Ya ampun dasimu tidak benar! Ayo ibu rapikan!"

Terpaksa Suho turun dan menghampiri orangtuanya. Di depan pintu mansion, ibunya dengan telaten merapikan penampilan putra semata wayangnya itu.

"Kau itu yaa, dasimu harus benar! Oh, rapikan jasmu! Jangan sampai ada debu!"

"Iya, bu…"

"Dan rapikan rambutmu! Ibu tidak suka rambutmu terlalu mengkilat seperti disemir dengan menggunakan—oh apa itu namanya, yang penting, rapikanlah!"

"Ibu…"

"Dan jangan lupa, sepatumu!"

"Ibu, anu…."

"Dan jangan lupa, pakai parfum! Kita memang pedagang ikan, tapi jangan sampai di hari pernikahanmu kau bau amis ikan!"

"IBUUUU!"

Suara Suho terdengar seperti orang yang frustasi.

"Kenapa, nak?" tanya Ibu Suho dengan mata 'apa yang terjadi?'.

"Pintu mansion sudah terbuka dari tadi!"

Ibu Suho melirik ke samping, dan…

wajah sang butler sedang memandangi mereka dengan tatapan heran—dengan tangan tengah membuka pintu.

"Selamat datang… umm… Tuan Kim, Nyonya Kim… silakan masuk,"

"Oh ya, terimakasih… hehe…"

Mereka pun masuk ke sana, ibu dan ayah Suho terperangah melihat interior mewah yang berkesan gothic di dalam mansion Do itu.

"Wahh…lihat Ayah, mansion ini begitu besar dan mewah, indah sekali!"

"Ibu, jangan begitu… rumah kita lebih besar kok,"

"Dasar ayah gak mau kalah,"

Suho hanya menghela nafas mendengar percakapan ayah dan ibunya itu. Ia diliputi rasa takut.

Bagaimana kalau orang yang akan ia nikahi ternyata tidak menyukainya?

"Selamat datang, Tuan dan Nyonya Kim!" sambut Heechul dengan senyum yang dipaksakan. Dia memang jarang tersenyum, jadi… melihatnya tersenyum saja sudah beruntung, bukan?

"Oh! Anda pasti Tuan Muda Do Kyungsoo! Ehm, tapi kelihatannya umur anda bukan umur 18-19 tahunan, ya…. ahahaha…wajahnya tua yaaaa" ujar Ayah Suho.

Ibu Suho melempar tatapan tajam.

"Ayah, dia nyonya Do!"

Ayah Suho mengedipkan mata. "O-Oh? Benarkah? Kukira dia Tuan Muda Do!"

Heechul menghela nafasnya—menahan amarah. Mereka akan jadi besan. Mereka besan…

"Suatu kehormatan kami bisa bertemu anda, Nyonya Do." ucap Ibu Suho dengan senyum tulus, dibalas oleh Heechul dengan senyuman juga. "Suatu kebahagiaan juga bisa bertemu anda sekalian hari ini. Mari, kita akan membicarakan soal pernikahan kedua putra kita di ruang minum teh,"

Mereka bertiga (ditambah dengan butlernya) lalu pergi melewati lorong, memperbincangkan hal-hal yang berbau kebangsawanan—yang Suho tidak mengerti.

Dan kau tahu?

Mereka meninggalkan Suho di tengah ruangan besar itu. Sendirian.

Suho menghela nafas. Ia ingin menyusul mereka, tapi pintu kearah ruang minum teh sudah tertutup. Rasanya tidak sopan bila masuk tiba-tiba.

'Aku dan sifat lambatku, selalu saja begini… dasar aku bodooh! Di saat seperti ini, aku malah terpisah dari yang lain!' pikirnya dalam hati.

Suho memang sedang tidak bersemangat hari ini.

Ia tahu ia bukan orang yang bisa mengemban tanggung jawab seperti ini.

Ini pernikahan, sekedar informasi lagi.

Dan pernikahan itu bukan hal sepele!

Di tengah kegalauan(?)nya itu karena ditinggal rombongan, ia menelisik ke seluruh ruangan besar itu.

'TING!'

Tanpa sadar, Suho menekan salah satu tuts piano yang ada di sebelahnya.

'Aku baru sadar di sebelahku ada piano…' pikirnya. Senyum tipis mengembang di sudut bibirnya.

Suho duduk di kursi depan Grand Piano hitam berhiaskan vas bunga berisi bunga kecil itu. Ia tekan perlahan satu persatu tuts piano itu, dengan nada-nada yang merdu, merangkai sebuah lagu nan indah yang menenangkan hati.

(http:watch?v=WImMODynWS0) [bisa didenger lagunya disini~]

.

.

.

Kyungsoo terdiam di kamarnya, memandangi kaca yang merefleksikan sorot matanya yang kosong.

Kai sudah keluar dari kamarnya dari tadi, meninggalkannya dengan rasa takut terhadap apa yang akan ia hadapi.

Bertemu dengan orang yang akan menikah dengannya.

Kyungsoo merapikan rambutnya sekali lagi, dan ia terdiam saat mendengar dentingan piano yang samar-samar hinggap di telinganya.

Merasa tertarik, ia keluar dari kamarnya dan menyusuri darimana sumber dentingan piano itu berasal.

Itu berasal dari lantai bawah.

Dari atas balkon, ia melihat seorang namja berjas kelam tengah memainkan piano dengan indahnya.

Kaki kecil Kyungsoo terus melangkah menuruni tangga. Selangkah, dua langkah, sampai mendekati Grand Piano hitam yang terus melantunkan nyanyian itu.

Mata Kyungsoo terus mencari tahu siapa namja yang memainkan piano itu.

'…Apa mungkin… dia itu… dari keluarga Kim? Dia…Kim Joonmyeon!' tebaknya.

Namja itu memainkan piano dengan asyiknya, namun wajahnya berubah kaget saat ia menyadari kalau ada orang lain di sebelahnya.

Ia seketika menekan tuts piano itu dengan kasar saking kagetnya.

"DRAAANG!"

"UWAAAAAAAAA!" teriak Suho kaget. Ia berdiri dan dengan sukses menjatuhkan kursi piano, juga hampir menjatuhkan vas yang diletakkan diatas piano itu. Ia segera menahan vas bunga itu dan melirik kearah Kyungsoo dengan tatapan kaget dan malu. "M-maafkan aku! A-aku seenaknya memain-"

"Kau memainkannya dengan sangat indah~"

Suho terperangah melihat senyuman namja di depannya itu.

Sangat indah.

'…A-apa dia…. Do Kyungsoo?'

Suho segera membungkuk, lalu membetulkan kursi yang ia jatuhkan tadi. "T-tidak, ma-maafkan saya, Tuan Muda Do, s-saya lancang memainkan piano ini…"

Kyungsoo masih berdiri di tempat, ia terkikik kecil melihat kegugupan Suho.

"…Kau tahu, Ibuku tidak mengizinkanku mendekati piano ini. Beliau mengatakan kalau aku sebaiknya lebih memikirkan masa depan daripada bermain musik…"

Mata Suho masih tetap terpaku pada Kyungsoo.

Sungguh, namja di depannya ini benar-benar mencuri perhatiannya.

"E-emm… well, um… Tuan Muda Do, kenapa anda tidak berada di ruang minum teh bersama yang lainnya?" tanya Suho.

Tapi, Kyungsoo menjawabnya dengan senyuman manis, "….Kurasa, sebaiknya kau memanggilku Kyungsoo daripada memanggilku Tuan Muda Do. Itu lebih singkat."

Sekarang, Suho menjadi lebih gugup lagi.

"E-ermm…baiklah, urrr… K-Kyungsoo…?"

"Ya, Joonmyeon-sshi?" tanya Kyungsoo.

"Mm..b-besok… k-kita…. kita akan… m…m-me…me….men…"

"Menikah?" tanya Kyungsoo—melanjutkan perkataan Suho yang terpotong-potong.

"E-eh… y-ya… M-menikah! Ya, menikah…"

Jantung Suho ingin segera keluar dari lindungan tulang rusuknya.

Ia sangat malu mengatakan hal itu.

Kyungsoo duduk di kursi piano itu, menyentuh tuts-tuts piano dengan jemari kecilnya.

"…Waktu kecil, aku selalu memimpikan bermain piano bersama orang yang kucintai, dan orang itu akan menemani hidupku sampai akhir nanti…" ujarnya dengan lirih.

Sekilas, terbesit sebuah kenangan dimana dia dan Kai bermain piano bersama saat mereka masih kecil pikiran Kyungsoo.

Kyungsoo tersenyum tipis. "…Bukankah itu bodoh, Joonmyeon-sshi?"

"Hum? Oh, iya…itu memang bodoh…eh? T-tunggu! I…itu tidak bodoh! W-Wajar saja, kalau kau ingin selalu bersama orang yang kau cintai!" seru Suho menghampiri Kyungsoo—setengah menggebrak piano, sampai vas bunga yang diletakkan diatas piano jadi tumpah.

"Y-ya Tuhaaan!" seru Suho panik. Ia meletakkan kembali vas tersebut diatas piano, namun bunganya ada di tangan Kyungsoo.

Dan Kyungsoo memberikan setangkai kecil bunga itu pada Suho.

untuk beberapa saat, mereka bertatapan, dengan senyum manis tersirat di wajah mereka.

"YAH! KALIAN, APA YANG KALIAN LAKUKAN!?" seru Heechul memecah keheningan. Suho dan Kyungsoo segera menoleh. "I-ibu,"

"Seharusnya kalian tidak berada di ruangan ini berduaan!" omel Heechul lagi. Suho membungkuk, merasa bersalah. "M-maafkan saya! Saya terpisah tadi saat anda pergi ke ruang minum teh,"

Heec hul menghela nafasnya.

"Hff… sudahlah, kau! Kim Joonmyeon! Jangan lupa, sekarang kita akan berlatih untuk mengikrarkan janji untuk nanti diucapkan saat prosesi pernikahan besok! Jangan lupa!"

Bersamaan dengan Heechul kembali, di balkon atas, ada seseorang yang memperhatikan dari atas.

Itu Kai.

Kai menyunggingkan senyumnya, jujur saja, ia menahan rasa sakit yang menusuk dadanya tadi.

"…Berbahagialah, Tuan Muda Kyungsoo…"

Dan Kai segera bersiap untuk melayani para tamu keluarga Do di ruang minum teh tersebut.

.

.

.

.

.

TO BE CONTINUE!

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
strawberrymarshmalow #1
Chapter 6: Thor, di ffn ada epilogue disini kok nggak?
KazumaBtomat #2
Chapter 6: Kayanya yang di FFn nggak sampe selesai, ya? ._.
rainysummer #3
Chapter 6: Author ini keren.....
YaraTheApples #4
Chapter 6: sulay sama kaisoo bisa bersama.......
kenapa chanbaek, ndak... hiks...hiks...
tapi meskipun gitu, critanya bener2 bagus n menghibur......!!!!!
YaraTheApples #5
Chapter 2: dari awal liat kelakuan suho...., langsung ketawa,
apalagi pas tragedi kebakarannya, hehehehehehehe
leanndrea #6
Chapter 2: Dari awal baca part ini, beneran ngakak mpe lupa klo temen kosan lg sakit.hehe
cupulwin #7
Chapter 6: rasanya campur aduk pas baca ff ini, serem, tegang tapi ada lucunya jg, ff yg bagus author-nim..
lyrasymphony
#8
Chapter 6: Antara ngakak dan sedih baca ff ini, Thor...

Ngakak: Karena penghuni Underworld itu bego semua! XD *dipelototin semua penghuni Underworld*
Apalagi si Baekhyun, tuh... Kasihan sih, kisahnya ma Chanyeol sad ending... ;~~;
Tapi kalo g ada Baekhyun yg 'rada2', Underworld g bakal seseru itu! xD
G ada Baekhyun, g rame! xD *ngiklan dikit*

Sedih: Yakali, plotnya aja bunuh2an semua .__.
Kris Wu... Grrrr... *cakar2, gigit2 Kris*
I hope you'll end up BADLY slash SEVERELY in the hands of the Underworld's occupants! Cx #evilsmirk

Anyway, good job Thor! :D
ff-nya kereeeen! ^^d
lovidovi #9
Chapter 4: Hahahaha banyak kelucuan di sini.
Leeteuk mengoleksi poster Taylor Swift.
Orang mati ber eyeliner, dsb.
Masih di tengah2 sih, gak tau akhirnya bakal sedih atau gembira
lovidovi #10
Chapter 1: maminya d.o adalah heechul lol,
nyonya heechul cerewet dan sangar nih!