Chapter 4

Ending Of Our Love

Kami sama skali tidak.pernah menyangka bahwa kami adalah tim tercepat mengerjakan tugas dan mendapat nilai tertinggi. Padahal kami hanya 4 kali mengerjakan tugas itu bersama sama.
Dan beberapa kali pula aku menemaninya jalan jalan.. Menghilangkan penat kami selepas sekolah.
Tertawa.. Bercanda..


'myungsoo! Ayuk kita rayakn hasil kerja keras kita!'


'sudahlah.jiyeonn ah. Jangan berlebihan. Kita.bersyukur saja cukup kok.' kata ku sambil berjalan disepanjang koridor sekolah.


'ya.. Tapi kan.. Hanya berdua saja apa tidak boleh? Menunjukan rasa bersyukur dan semangat untul.mempertahankan. Apa itu salah?'


'tidak sih.. Aa baiklah'


Lalu kami berjalan menuju pantai menaiki mobilku.
'Pantai itu sangat indah hembusan anginnya.. Suara deburan ombaknya..' kata jiyeon sesampainya dipantai itu
Pantai itu sangt sepi. Hanya ada kami berdua. Jiyeon dan aku membawa banyak makanan dan minuman untuk kami berdua. Kami membicarakan berbagai hal sambil tertawa. Sesekali ia menggambar di kanvas yang ia bawa.
Tunggu sebentar
Itu lukisan ku..


Jiyeon pov
'kerenkan lukisam ku? Ini hadiah untuk myungsoo yaa!' kataku sambil memberikan kanvas yang sudah kering itu padanya. Hari semakin senja.


'gomawo jiyeon ah! Aah Matahari tenggelam.." teriaknya sambil menunjuk ke arah hamparan laut


'ayok kita berhitung dari angka 10'


10... 9... 8.. 7.. 6.. 5.. 4.. 3.. 2... 1...


Hari sudah gelap sekarang.


'ayuk kita pulang. Sudah puaskan jalan jalannya?' kata myungsoo sambil menggenggam tanganku. Jantungku berdegup kencang. Tanganku berkeringat. Wajahku panas sekarang.. rasa yang sama yang aku alami waktu aku menggenggam tangannya untuk menenangkannya di rollercoaster…

Tuhan.. apa nama rasa ini?

Author pov
Semenjak itu. Jiyeon dam myungsoo menjadi sangat dekat. Semester demi semester.. tahun demi tahun. Mereka selalu mengerjakan tugas bersama sama, tak heran mereka selalu menduduki urutan teratas the best student di sekolah. Mereka hampir selalu bersama di sekolah. Sampai banyak namja yang iri pada myungsoo kenapa ia bisa dekat dengan yeoja cuek nan cantik itu. Para yeoja disekola juga terheran heran mengapa yeoja secuek jiyeon bisa sedekat itu dengan namja tampan yang sangat dingin dan pendiam.
..

jiyeon pov

'myungsoo!! hari ini hari ulangtahun ibuku! mau temani aku membeli kado? teriak ku saat bel tanda kelas berakhir berhenti. myungsoo hanya tersdiam. ia hanya membalas teriakkan ku dengan tersenyum

menyebalkan!

'kajja.. aku juga ingin membelikan sesuatu untuk ibuku'

'ibumu ulang tahun juga?'

'haha tidak jiyeon-ah.. nanti kau juga lihat'

kami berada di pusat pembelanjaan di seoul. memilih berbagai kalung emas putih untuk ulangtahun umma.

'kau membeli apa lagi untuk kado umma?' tanya myungsoo sambil melihat ke arah cincin emas putih

'minho membeli kue.. appa membeli bunga, mereka berdua terlalu sibuk untuk memilih kalung. jadi aku yang bertugas untuk memilihkan kalung. kamu mau membelikan umma mu cincin ya?' tanyaku sambil menolehkan kepala ke arah myungsoo

'haha tidak kok' katanya singkat

aku pun sibuk memilih kalung yang seperti apa yang cocok di leher umma. sesekali menoleh pada myungsoo yang sedang berbincang dengan pemilik toko. mungkin ia ingin membelikan umma nya cincin

ah myungsoo kau anak yang baik.. andai cincin yang kau beli kau berikan padaku. mungkin aku lah yeoja yang paling beruntung di dunia..

...

myungsoo mengajakku ke tempat yang sebelumnya aku kunjungi sebelumnya. ia membel banyak sekali bunga mawar. tempat itu sangat asing bagiku. aku hanya mengikitu langkah nya.

ternyata kami sampai di pemakaman..

myungsoo mengusap batu nisan itu, ia menaruh bunga dipemakaman itu. siapa yang meninggal?

'umma kenalin ini jiyeon.. temanku, ia memang jutek dan manja. tapi ia temanku yang selalu membantuku umma. ia yeoja yang sangat baik'

aku tak kuasa meneteskan air mataku. teman macam apa aku? bagaimana bisa aku tak tahu bila umma myungsoo sudah pergi? mengapa myungsoo tidak pernah cerita tentang keluarganya? apa ia tak punya waktu karna aku terlalu banyak menceritakan tentang hidup  ku padanya? apa sikap egois, dan manjaku yang membuat ia takpernah cerita tentang ini semua?

aku tak bisa berkata apapun aku takbisa melakukan apapun kecuali menggenggam tangan myungsoo....

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
namyeon
#1
Chapter 7: epilognya sedih :'(