Chapter 4

You and I, and Our Love Story

Previous Chapter :

 

Jaejoong menggeliat dalam tidurnya saat dirasakannya seseorang mengguncang-guncang bahunya. Dibukanya mata sedikit dan dilihatnya siapa orang itu. Ternyata eonnie-nya, Heechul.

“Hmm…Eonnie.” gumamnya, kemudian menarik lagi selimutnya hingga menutupi kepala.

“Yak! Joongie!”

“Hmm…”

“Joongie…” Heechul merajuk.

“Hmm…”

“Yak! Kim Jaejoong bangun!”

Lama-lama Heechul kesal karena dongsaeng-nya hanya ber’hmm’ ria, dia pun menarik selimut Jaejoong hingga terhempas ke lantai. Jaejoong akhirnya bangun karena merasakan hembusan hawa dingin dari pendingin ruangan menerpa tubuhnya yang hanya terbalut tank top dan hot pants.

“Waeyo, Eonnie?”

“Kajja bangun. Mandi.”

“Wae? Bukankah sekarang hari minggu? Aku ingin tidur lagi.”

Setelah berkata seperti itu Jaejoong membaringkan lagi tubuhnya, tapi belum juga Jaejoong membaringkan tubuhnya Heechul langsung mencegahnya.

“Eh…eh…Joongie cepat bangun. Jangan tidur lagi.”

“Waeyo, Eonnie?”

“Mandi dulu sana, nanti baru kuberitahu.”

“This is have to be important, Eonnie. You just ruinned my sunday morning.”

“Ne, this is very important.”

 

 

 

Chapter 4

 

“Waeyo, Eonnie?” kata Jaejoong menghampiri Heechul.

Jaejoong sudah mandi dan turun ke lantai bawah untuk menghampiri Heechul. Kakaknya itu sedang sarapan di meja makan sendirian. Orangtua mereka sedang melakukan perjalanan ke luar negeri, urusan bisnis.

“Joongie sini, sarapan dulu.” kata Heechul.

“Ughh…Eonnie, kau membuatku penasaran”

Heechul hanya tersenyum.

“So…what’s the matter?”

“Hmm…setelah ini temani aku ke butik.”

Mendengar perkataan Eonnie-nya Jaejoong langsing membulatkan doe eyes-nya.

“Sudah jadi, Eonnie?”

“Ne.”

“Jinjja?” Jaejoong masih belum puas dengan jawaban Heechul.

.

.

.

Jaejoong duduk disebuah sofa. Dihadapannya berdiri sebuah cermin besar yang tingginya melebihi tingginya sendiri. Disekitarnya banyak terdapat gaun-gaun cantik yang di dominasi warna putih. Bisa Jaejoong lihat salah satunya tampak seperti gaun putri-putri di dalam dongeng.

 

Yeoja itu sedang mengagumi gaun-gaun itu ketika tiba-tiba sesuatu di dalam tas bergetar. Ternyata ponselnya yang bergetar karena ada panggilan masuk. Dia segera mengambilnya dan menjawabnya.

 

"Yoboseyo"

"..."

"Su-ie"

"..."

"Aku sedang di butik bersama Chullie Eonnie."

"..."

"Ne. Baiklah."

Jaejoong meletakkan kembali ponselnya ke dalam tasnya setelah orang diseberang sambungan telepon sana yang diketahui sebagai Junsu mengakhiri pembicaraan itu.

 

Yeoja itu kembali melayangkan pandangannya kepada gaun-gaun itu sambil sesekali matanya melirik ke arah pintu yang berada di sudut ruangan yang Jaejoong ketahui sebagai fitting room. Eonni-nya tadi masuk ke ruangan itu tapi hingga sepuluh menit berlalu belum nampak juga sosoknya keluar dari ruangan itu.

 

Lima menit kemudian akhirnya pintu ruangan itu terbuka dan menampakkan sosok Heechul yang terbalut gaun putih seperti yang yeoja itu lihat, namun gaun yang dikenakan eonnie-nya lebih indah. Jauh lebih indah.

 

"Eonnie yeopo, neomu yeopo." Jaejoong dibuat terkagum-kagum karena Heechul begitu cantik dalam balutan gaun pengantinnya yang akan dikenakannya nanti pada saat pernikahannya dengan Hankyung.

“Gomawo.” Jawab Heechul malu-malu.

 

Heechul kemudian berputar-putar beberapa kali di depan cermin untuk melihat dan mencoba bagian mana saja yang terasa belum sempurna. Sang designer menginstruksikan Heechul untuk berputar, lalu menghadap ke kiri dan ke kanan sambil memperhatikan gaun itu sampai sedetail-detailnya.

 

Saat sedang memperhatikan Heechul yang sedang berkonsultasi dengan designer-nya Jaejoong mendengar suara yang tidak asing lagi memanggilnya.

“Joongie!”

Terlihat Junsu memasuki butik itu.

“Omo!” serunya lagi kemudian dengan suara melengking khas lumba-lumba. “Chullie Eonnie, kau cantik sekali.”

“Ne, gomawo.” Heechul menoleh kepada Junsu. “Bridemaids dicoba juga sana gaunnya siapa tahu tidak muat, sepertinya kau lebih gemuk Su-ie.”

“Eonnie…” Junsu merajuk dan mem-poutkan bibirnya.

“Hahaha, bercanda Su-ie,” Heechul tertawa, “Tubuhmu itu berisi, tapi y.”

.

.

.

“Oppa…”

“Humm…”

Yunho hanya bergumam kecil menanggapi panggilan kekasihnya. Saat ini dirinya dan Jaejoong sedang berada di pinggir kolam renang yang berada di kediaman Jung. Yunho sedang berbaring dengan kepalanya beralaskan paha Jaejoong. Sementara yeoja itu duduk diatas kursi yang biasa digunakan untuk berjemur.

 

"Waeyo, Boo?" Yunho bertanya. Matanya terpejam menikmati belaian lembut tangan kekasihnya di surai coklat miliknya.

"Ani."

Namja tampan itu kini membuka mata musangnya, diulurkan tangannya untuk menyentuh pipi putih Jaejoong. Tidak biasanya Jaejoong begini, Yunho tahu pasti ada yang sedang meresahkan hati kekasihnya itu.

 

Yunho bangkit kemudian duduk berjajaran dengan Jaejoong. Ditariknya yeoja itu kedalam dekapannya dan dipeluknya erat.

"Ada apa, Sayang?" Tanya Yunho sambil mengusap-usap punggung yeoja cantik berstatus kekasihnya itu. "Apa yang meresahkanmu? Tell me."

"Oppa..." Jaejoong ragu-ragu. "Bulan depan... kau di wisuda."

"Ne."

Yunho sepertinya mengerti kemana arah pembicaraan Jaejoong. Namun dia masih ingin mendengar curahan hati kekasihnya itu.

"Ne. Kau benar, Boo. Bulan depan aku sudah lulus dan di wisuda."

"Itu berarti...kita tidak bisa bersama lagi."

 

Yunho melepaskan pelukannya.

"Hey...hey, kenapa harus seperti itu."

Kini namja itu memegang kedua pipi kekasihnya.

"Kita cuma berpisah di kampus, tapi aku akan tetap mengantar dan menjemputmu. Sehari-hari kita juga kan tetap bersama. Seperti sekarang."

Jaejoong tidak berbicara, hanya memandang ke dalam mata musang di hadapannya.

"Hey, listen to me. You're the air that I breath. I can't if I'm not with you. You are my other half." Yunho mengaku. Terdapat janji dan ketulusan dalam suara Yunho yang berat itu.

"Jeongmal saranghae, My Boojaejoongie."

Sebelum Jaejoong sempat membalas Yunho sudah menepelkan bibir hatinya diatas bibir cherry yeoja itu.

 

Yunho mencium Jaejoong dengan lembut, bukan ciuman penuh nafsu namun sebuah ciuman penuh cinta dan kasih sayang. Namja tampan itu hanya ingin menyalurkan segenap rasa cintanya kepada kekasihnya, juga ingin membuktikan kata-katanya barusan. Bahwa dia bukan hanya mencintai yeoja ini tapi juga begitu memujanya.

 

"Nado saranghae, Yunnie Oppa."

Jaejoong baru bisa menjawab setelah Yunho melepaskan ciumannya.

Yunho tersenyum dan mengecup dahi Jaejoong.

"So you need no worry anymore, ne?"

Yeoja cantik itu mengangguk sebagai jawaban.

 

Kemudian Yunho bangkit dan beranjak menjauh dari Jaejoong.

"Oppa, kau mau kemana?"

"Aku mau berenang, Boo." Jawab Yunho. "Berada didekatmu membuat suhu tubuhku meningkat karena menahan hasrat untuk selalu menyentuhmu."

"Yak! Jung ert, mulai deh!"

Namja tampan itu hanya nyengir melihat doe eyes itu melotot saat memarahinya.

 

Yunho segera melepaskan t-shirt nya dan melemparnya ke pinggir kolam renang, lalu segera menceburkan dirinya ke dalam air.

 

Aksi Yunho tadi tak luput dari perhatian Jaeoong. Saat namja itu membuka t-shirt nya, memperlihatkan kulitnya yang berwarna tan dan abs-nya yang terbentuk sempurna. Apalagi dengan hanya mendapat penerangan remang-remang dari lampu taman yang terletak diujung kolam renang, Yunho terlihat begitu y. So perfect. Dan Jaejoong bersyukur lelaki sempurna itu adalah kekasihnya, miliknya.

.

.

.

Sudah sekitar lima belas menit Yunho berenang bolak-balik di kolam renang, dia memutuskan untuk menepi tetapi tidak beranjak dari air. Diperhatikannya Jaejoong. Kekasihnya itu sedang berbaring, masih ditempatnya yang tadi dengan sebuah novel ditangannya.

 

Diperhatikan lagi kekasihnya dari ujung rambut hingga ujung kaki. Saat ini Jajeoong mengenakan t-shirt longgar yang sengaja memperlihatkan bahu putihnya. Dipadankan dengan mini skirt berwarna baby blue, yang mengekspos kaki jenjangnya hingga seperempat bagian paha mulusnya. Absolutelly gorgeous. Dan Yunho bersyukur bahwa yeoja cantik itu adalah kekasihnya, miliknya.

 

Kemudian terbersit dibenak Yunho untuk menggodanya.

"Boo..." Panggil Yunho.

"Humm..."

"Coba kesini."

Jaejoong menoleh pada Yunho. Memandang wajah tampan itu yang tersirat permohonan untuknya menghampiri. Tanpa banyak tanya lagi Jaejoong langsung menghampiri Yunho di pinggir kolam renang.

"Waeyo, Oppa?"

"Sini mendekat. Aku ingin mengatakan sesuatu padamu."

Yeoja cantik itu mendekat dan berjongkok dihadapan Yunho. Mencondongkan tubuhnya kearah namja tampan itu.

 

Yunho bersiap untuk membisikkan sesuatu di telinga Jaejoong. Namun bukannya membisikkan sesuatu namja bermata musang itu malah menarik Jaejoong hingga yeoja itu tercebur ke kolam renang.

"Kyaa! Oppa, jahat!"

Jaejoong mem-poutkan bibirnya dan merajuk. Yunho buru-buru menariknya kedalam pelukannya. Jaejoong mencoba memberontak tapi tenaga Yunho yang besar membuatnya tidak bisa apa-apa dan hanya pasrah dipeluk oleh kekasihnya itu.

 

Lagipula sebenarnya dia tidak ingin memberontak, justru dia merasa senang dipeluk oleh Yunho. Berada dipelukannya Jaejoong merasa nyaman dan terlindungi. Tadi dia cuma merasa sedikit kesal karena sudah dikerjai oleh kekasihnya itu.

"Mianhae." Yunho berkata lembut.

Yeoja cantik itu tidak menjawab dan masih mem-pout-kan bibirnya pura-pura marah. Manja, eoh?

 

"Boo...mianhae." Sebelah tangan Yunho memegang pipi halus Jaejoong dan yang sebelah lagi sedikit mengangkat dagunya agar doe eyes kekasihnya itu bisa menatap mata musangnya.

Yunho menatapnya dengan ekspresi memohon untuk dimaafkan. Jaejoong yang memang tidak bisa marah dan ditambah ekspresi Yunho akhirnya tersenyum dan berkata,

"Ne, Oppa."

 

Mendengar itu Yunho pun tersenyum dan tanpa pikir panjang lagi segera menempelkan bibirnya di bibir cherry Jaejoong yang basah dan terlihat sangat menggoda. Yunho menciumnya dengan lembut. Namun saat tangan namja itu telah berpindah ke pinggang ramping Jaejoong dan tangan yeoja itu telah melingkar manis dileher Yunho ciuman lembut itu langsung berubah menjadi liar.

 

Yunho menggigit bibir Jaejoong agar terbuka hingga memudahkan aksesnya untuk memasukkan lidahnya ke dalam rongga hangat kekasihnya. Lidahnya bertemu dengan lidah yeoja itu hingga terjadi pertarungan lidah.

 

Yunho semakin menempelkan tubuhnya pada tubuh Jaejoong. Karena baju yang yeoja itu kenakan basah sehingga Yunho dapat langsung merasakan kehangatan tubuh dalam dekapannya itu. Dan itu membuat Yunho semakin ingin merasakan kehangatan yang lebih dari tubuh kekasihnya ini.

 

Dengan berani Yunho menyusupkan tangannya ke balik t-shirt yang Jaejoong kenakan. Ciuman mereka terhenti sesaat ketika namja bermata musang itu mengangkat t-shirt Jaejoong melewati kepala yeoja itu hingga terlepas dan melemparnya asal. Tangannya kini membelai dua gundukan sintal di depannya yang masih tertutupi kain berenda.

 

Mendapat perlakuan seperti itu satu erangan pun meluncur tak tertahan dari mulut Jaejoong disela-sela ciuman mereka. Hal itu tak ayal membuat Yunho lebih bernafsu. Kini tangan kanan Yunho beralih ke bawah tubuh Jaejoong, menyusup ke balik mini skirt-nya yang terangkat di dalam air menemukan g-string yang kekasihnya kenakan dan menyusupkan jari-jari ke balik kain itu.

 

Jari-jari Yunho menemukan sesuatu yang membuat Jaejoong mengerang nikmat. Tanpa melepaskan ciumannya Yunho terus memberikan kenikmatan dibawah sana kepada Jaejoong.

"Ah...Op...Oppah..."

 

Saat rasanya sedang berada di awang-awang Jaejoong merasa dia mendengar sesuatu yang tidak asing lagi telinganya.

 

Saranghandago ijen gudae punirago

(“I love you”, “There is only you now”)

Johanul kute sorichyo jonhago shipo

(I want to shout it to the end of this sky)

Love you... toljidutan gasumi gu

(Love you…my heart that threatens to burst)

Daerul burugo iso

(Is calling out for you)

 

Lalu dia sadar bahwa itu adalah ringtone ponselnya yang berbunyi. Dia berusaha mendorong Yunho namun tenaga Yunho yang besar membuat usahanya sia-sia. Ketika Jaejoong berusaha sekali lagi untuk mendorong Yunho kali ini Yunho justru yang melepaskannya. Ternyata namja itu sadar bahwa ada sesuatu yang menginterupsi mereka.

 

Yunho menyelam mencari t-shirt Jaejoong yang tadi dilepas dan dilempar asal olehnya. Setelah ketemu dia segera memakaikannya kembali kepada yeoja itu. Kemudian namja itu naik terlebih dahulu dan mengulurkan tangannya untuk membantu kekasihnya untuk naik juga ke pinggir kolam renang. Setelah sampai atas yeoja itu segera menyambar ponselnya diatas meja di samping kursi yang dia duduki tadi sebelum ditarik Yunho masuk ke kolam renang.

 

"Yoboseyo."

"..."

"Eonnie."

"..."

Jaejoong menoleh ke belakang karena dia merasa ada yang meletakkan handuk di pundaknya. Namun tanpa melihat pun dia tahu siapa yang melakukannya. Yunho.

"Ne. Ne, Eonnie."

"..."

"Arraseo."

.

.

.

Yunho menghentikan mobilnya di halaman rumah Jaejoong.

"Baiklah Oppa. Aku masuk dulu, ne."

"Hey, tunggu dulu. Aku ingin merasakan bibirmu lagi."

"Yak! ert!"

"I'm becoming ert because of you. Because your lips so tasty. Like a drug. Make me want to taste it every second time." Kata Yunho. "Here, let me taste it over again."

Namja tampan itu pun menarik Jaejoong ke arahnya dan mencicipi bibir chery itu yang sudah seperti candu baginya.

 

Yunho mengulum dan memagutnya, tak mau kalah Jaejoong pun membalasnya. Mereka memejamkan mata mereka menikmati ciuman itu. Tangan Yunho menekan tengkuk Jaejoong agar lebih mendekat untuk memperdalam ciuman itu.

 

Yunho menggigit bibir Jaejoong agar terbuka hingga dia dapat memasukkan lidahnya ke rongga hangat itu. Lidah namja tampan itu mengabsen barisan gigi yang terdapat disana satu persatu. Kemudian lidahnya menemukan lidah milik Jaejoong. Lidah itu saling mengecap dan keluar masuk dalam mulut pasangannya secara bergantian.

"Eung..." Erangan terlontar dari mulut Jaejoong karena kenikmatan ciuman itu.

 

Beberapa lama mereka dalam posisi seperti itu. Saling mengecap, saling mengulum dan saling memagut. Merasakan kenikmatan dan kehangatan dari bibir pasangannya. Kemudian ketika merasa pasokan udara untuk paru-parunya menipis Yunho mengendurkan dan melepaskan tautannya pada bibir cherry itu.

 

"Boo..." Gumam Yunho tanpa melepas Jaejoong. Tangannya menangkup kedua pipi putih Jaejoong dan menempelkan dahinya di dahi kekasihnya. "Kalau saat ini tidak berada di dalam mobil dan tidak di halaman rumahmu, aku pasti sudah 'melahapmu'."

"Jung ert." Kata Jaejoong, dengan gumaman juga.

"Ne. I can't help it, when it's according to you."

Jaejoong tersenyum.

 

Yunho juga ikut tersenyum, kemudian melepas Jaejoong.

"Sudah malam. Kau masuklah. Bukankah Chullie sudah menunggumu dari tadi?"

Yeoja cantik itu mengangguk. Sebelum membuka pintu mobil dia berkata.

"Saranghae."

"Nado saranghae."

“Bye, Oppa.”

Jaejoong mengecup bibir Yunho sekilas dan segera keluar dari mobil.

.

.

.

Jaejoong duduk berdampingan dengan kedua orang tuanya dan tunangan Heechul, Hankyung. Sementara tidak jauh dari sana juga duduk Changmin dan Kyuhyun. Kedua orangtua Yunho dan Changmin. Dan juga sahabat Jaejoong yaitu Junsu bersama kedua orang tua Yoochun. Hari ini mereka berkumpul untuk menghadiri acara wisuda Heechul, Yunho dan Yoochun.

 

Setelah semua rangkaian acara selesai Jaejoong menghampiri Heechul dan memeluknya.

"Eonnie, selamat ne."

"Ne, gomawo."

"Hmm...tak ada Eonnie lagi di kampus ini."

"Tidak ada Eonnie atau tidak ada Yunho?"

"Eonnie..."

Jaejoong mem-pout-kan bibirnya lucu.

"Ehem...tuh namjachingu-mu juga mau dipeluk."

Jaejoong melepaskan pelukannya dan mengikuti arah pandangan Heechul.

"Sudah sana cepat." Kata Heechul sambil mendorong dongsaeng-nya.

Jaejoong pun menghampiri Yunho, sementara Heechul menghampiri tunangannya Hankyung.

 

Setelah sampai didekat Yunho, Jaejoong langsung memeluknya.

"Oppa, selamat ne."

"Ne. Gomawo, Boo."

"Aku akan merindukan Oppa disini."

"Hey, you're not gonna miss me. Cause I'm always by your side."

Yeoja cantik itu tersenyum dalam pelukan kekasihnya.

"Saranghae, Oppa."

"Nado saranghae, My Boojaejoongie."

.

.

.

"Annyeonghaseyo."

Jaejoong membuka pintu utama Kediaman Jung. Ruang tamu sepi tidak ada orang. Kemudian dia masuk lebih ke dalam. Di ruang tengah baru dia menemukan seseorang sedang menonton televisi. Yeoja cantik itu menghampirinya lalu duduk disampingnya.

 

"Annyeonghaseyo, Minnie."

"Annyeonghaseyo, Noona." Jawab Changmin tanpa mengalihkan matanya dari televisi didepannya.

Jaejoong baru menyadari ternyata calon adik iparnya ini bukan menonton televisi melainkan sedang main playstasion. Tidak heran dia tidak menoleh sedikit pun waktu Jaejoong menyapanya. 

 

Jaejoong mengamati jari-jari Changmin menari lincah diatas stick playstation, badannya juga ikut bergoyang seirama gambar yang muncul di layar.

"Kau sudah mahir sekarang." Kata Jaejoong melihat permainan Changmin sudah mencapai level tinggi. Karena seingat Jaejoong waktu itu Changmin selalu mengulang-ulang level-nya dan tidak pernah setinggi sekarang.

"Ne, Noona. Kyu yang menularkan." Jawab Changmin. "Dia itu rajanya game."

"Jinjja?"

"Ne."

Jaejoong sedikit surprise ternyata yang menularkan kemahiran Changmin bermain playstation adalah kekasihnya sendiri, Kyuhyun.

 

"Hey Noona, kau kesini bukan untuk melihatku bermain playstation kan?"

"Eh,n-ne..." Gelagapan juga Jaejoong ditanya seperti itu.

"Yunho Hyung ada di ruang kerjanya."

"Ne."

"Sudah sana, jangan ne ne terus."

"Yak! Jung Changmin!"

"Sudah seratus tiga puluh enam menit Yunho Hyung di ruang kerjanya." Kata Changmin. "Kurasa dia sedang dalam masa hibernasi. Sudah sana cepat lihat dia."

Semenjak lulus kuliah Yunho memang sekarang menjabat sebagai CEO di perusahaan keluarganya Jung Corp. Menjalankan perusahaan yang di Korea, sementara appa-nya mengurus perusahaan yang di Jepang.

 

Jaejoong segera menuju ke tempat yang Changmin maksud. Sampai di depan pintunya dia mengetuknya namun tidak ada jawaban. Diketuknya lagi, namun tetap tidak ada jawaban dari dalam. Yeoja cantik itu memutuskan untuk masuk saja. Diputar knop pintu itu, membukanya dan segera masuk ke dalam.

 

Sampai di dalam dilihatnya Yunho sedang duduk dibalik meja kerjanya dan dengan serius menekuni dokumen-dokumen dihadapannya. Jaejoong tidak beranjak dari tempatnya berdiri dibalik pintu. Diamatinya wajah kekasihnya, nampak gurat kelelahan terlihat di wajah tampan itu. Dilihatnya mata musang itu sedikit memincing mengamati kertas yang dipegangnya.

 

Yunho terlalu tenggelam dalam pekerjaannya bahkan tidak menyadari kehadiran Jaejoong yang telah berdiri disana beberapa lama. Yeoja itu akhirnya menghampirinya, namun tidak langsung ke depan namja bermata musang itu melainkan ke belakangnya.

 

Setelah sampai dibelakang kekasihnya Jaejoong memeluk leher Yunho dari belakang dan menyandarkan kepalanya di bahu kekasihnya. Yunho yang kaget karena tiba-tiba ada seseorang yang memeluknya dari belakang langsung memutar kursinya ke belakang dan membelalakkan matanya.

 

“Boo…sejak kapan…?”

“Cukup lama hingga Minnie bilang kau itu sedang dalam masa hibernasi.”

Yunho hanya nyengir.

“Oppa, don’t push yourself.”

“Ani. Sekarang malah aku sudah menemukan energi dan semangatku kembali.”

“How?”

“By you.” Jawab Yunho. Dan namja itu langsung menarik tangan Jaejoong hingga kekasihnya itu jatuh terduduk dipangkuannya. “And your lips.”

“Kyaa, Jung Yunh~~hmmppcck”

 

Yeoja bermata doe itu tidak dapat menyelesaikan kalimatnya karena Yunho sudah menyambar bibirnya dan membawanya ke dalam satu ciuman mesra. Yunho melumat dan memagut bibir cherry itu yang sudah entah berapa kali dirasakannya. Namun dia tidak pernah bosan, justru malah membuatnya ketagihan.

 

Jaejoong awalnya memberontak dan menolak ciuman Yunho karena tidak siap tiba-tiba ditarik dalam pangkuan Yunho dan langsung dicium. Namun sekarang dia sudah menyesuaikan diri dan tidak memberontak lagi. Jaejoong mulai membalas ciuman Yunho. Lengannya kini melingkar indah di leher kekasihnya. Sementara satu tangan Yunho memeluk pinggang ramping Jaejoong dan yang satunya lagi menekan tengkuk yeoja itu untuk memperdalam ciumannya.

 

Beberapa lama mereka dalam posisi seperti itu. Saling memagut dan melumat, menikmati ciuman mereka. Sampai akhirnya mereka merasa kehabisan napas barulah mereka melepaskan tautan bibir mereka.

“Gomawo.” Kata Yunho dengan napas masih terengah-engah.

Tangannya terulur untuk mengusap saliva disudut bibir Jaejoong dengan ibu jarinya, entah itu saliva Jaejoong atau bahkan saliva dirinya sendiri.

“For what?” Jaejoong membulatkan doe eyes-nya.

“For your kiss. It’s an energy for me.”

Jaejoong tersenyum.

 

“Baiklah.” Jaejoong turun dari pangkuan Yunho. “Aku masakkan sesuatu dulu untukmu. Kau pasti belum makan kan, Oppa?”

“Ne. Jangan lama-lama.”

“Arraseo.”

Jaejoong berjalan menuju pintu dan keluar.

 

“Yunho Hyung sudah meninggalkan masa hibenasi-nya, Noona?” Didengarnya Changmin bertanya saat Jaejoong melewati ruang tengah tempat dirinya masih setia dengan playstation-nya.

“Ne.” Jawab Jaejoong.

“Pangeran beruang telah mendapat ciuman dari sang putri, pantas saja sudah sadar kembali.”

“Minnie, kau bilang apa?”

“Ani. Aniyo, Jae Noona.”

“Oh, ya sudah kalau begitu aku ke dapur dulu.”

 

Jaejoong beranjak dari hadapan Changmin dan melangkah menuju dapur. Tepat saat akan memasuki dapur dia mendengar Changmin berteriak.

“Noona!...”

“Ne, ne aku tahu!” suara yeoja itu tidak kalah keras. “Jangan lupakan perutmu ‘kan, Minnie?”

“Kau memang calon kakak ipar yang pengertian, Noona.”

Jaejoong mengerti betul bahwa Changmin adalah food monster, perutnya tidak akan kenyang walaupun dimasukkan makanan sekarung.

.

.

.

“Noona…” Changmin berkata dengan mulut masih penuh dengan makanan.

“Habiskan dulu makanan di mulutmu.” Jaejoong menasihati Changmin, khawatir adik Yunho satu-satunya itu tersedak atau kenapa-kenapa.

Changmin mengunyah-ngunyah lalu menelan makanannya. Kemudian dia berbicara lagi, meneruskan kalimat yang tadi belum sempat diutarakannya.

“Noona kalau kau sudah menikah dengan Yunho Hyung, kau tinggal disini saja.”

“Wae?” tanya Jaejoong heran, kenapa tiba-tiba calon adik iparnya berkata seperti itu.

“Agar setiap hari aku bisa merasakan masakanmu.”

Jawaban Changmin sukses membuatnya mendapatkan death glare dari Yunho.

 

“Yak, tiang pabo! You wish.”

“Kau tidak boleh egois,Hyung. Memonopoli masakan Jae Noona untukmu sendiri.”

“Dia istriku, kenapa aku harus membaginya denganmu walaupun hanya masakannya?”

“Karena aku adikmu satu-satunya, Hyung.”

“Aniyo. Kau sudah punya Kyu. Suruh kekasihmu itu masak untukmu.”

“Kyu tidak bisa memasak.”

“Restoran banyak.”

“Tidak ada yang seenak masakan Jae Noona.”

“Alasan.”

 

“Sudah, sudah.” Jaejoong menengahi. “Kalau kalian ngomong terus kapan makanan kalian habis?”

Yunho dan Changmin diam. Dua bersaudara itu kembali melahap makanannya dalam diam. Namun setelah hening beberapa menit, Changmin kembali bersuara lagi.

“Ngomong-ngomong…kapan kau akan melamar Jae Noona, Hyung?”

.

.

.

To Be Continue…

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
dragon_panda22
#1
Chapter 1: Jung terpesona sama Jae...Lanjut thor!!