Chapter 2

You and I, and Our Love Story

 

 

Previous Chapter :

 

"Yak! Mr. And Mrs. Park" Yunho memarahi pasangan itu tapi dengan nada bercanda, sebab dia senang kalau sahabatnya itu bahagia dengan kekasihnya. Apalagi mereka sampai memperlihatkan kemesraan dihadapan orang lain itu artinya mereka sangat bahagia.

"Kalian tau disini bukan hanya ada kalian" lanjut namja bermata musang itu. " Tapi ada aku dan..." dia tidak melanjutkan perkataannya ketika matanya bertemu pandang dengan yeoja yang memiliki doe eyes.

 


 

CHAPTER 2

 

 

“Oppa…Yunho Oppa!!”

Suara Junsu mengembalikan Yunho kepada dunia nyata setelah sebelumnya tenggelam dalam mata terindah yang pernah dilihatnya.

“Ahh ne, Junsu…” Yunho salah tingkah.

“Oppa perkenalkan, sahabatku Jaejoong. Kim Jaejoong”

 

Yunho kemudian mengulurkan tangannya kepada Jaejoong. Yeoja cantik itu menerima uluran tangan namja di depannya. Ketika tangan mereka menyatu entah mengapa keduanya merasakan seperti tersengat listrik dan sesuatu yang hangat seperti mengalir di hati masing-masing.

 

Yunho juga dapat merasakan kalau tangan itu begitu halus dan lembut. Dia merasa tangan itu begitu pas digenggamannya oleh karena itu dia tidak ingin melepasnya.

 

Selama ini Yunho hanya melihat Jaejoong dari jauh dan dia sudah mengakui kalau yeoja itu cantik. Sekarang yeoja itu berada dihadapannya dengan tangan yang masih digenggamnya, dia harus mengakui lagi kalau yeoja itu bukan hanya cantik jelita tapi dia adalah makhluk yang indah dengan sosok yang sempurna.

 

“Ehem…” kali ini Yoochun yang menariknya kembali kepada kenyataan. “Sepertinya tadi ada yang akan menolak saat aku ajak kesini” Yoochun mengatakannya dengan pelan tapi masih bisa didengar oleh Yunho dan yang lainnya. Lalu senyum misterius segera terukir di wajahnya.

 

Yunho segera menarik tangannya. Dan Jaejoong hanya bergumam “Sunbaenim…”

 

“Ayo Yunho Oppa duduk, jangan hanya bengong seperti itu”  ujar Junsu sambil melirik kekasihnya. Dan senyuman yang sama seperti Yoochun pun terukir pula di wajahnya.

 

“Ne” Yunho segera duduk dan mengambil tempat disamping Jaejoong. Sementara Yoochun sudah duduk duluan disamping kekasihnya. Ketika akan duduk penciuman Yunho menangkap suatu aroma lembut dan manis yang tercium dari tubuh Jaejoong.

‘Vanila’ batin Yunho.

 

 

 

 

Waktu menunjukkan pukul 7 malam ketika Jaejoong pamit untuk pulang kepada ketiga orang itu.

"Su-ie sudah malam...aku pulang dulu ne"

"Ne...gomawo untuk hari ini, sudah menemaniku"

"Ne" dia segera beranjak dari duduknya. "Bye Su-ie. Yoochun Oppa, Yunho Sunbaenim aku pulang dulu"

Yeoja pemilik doe eyes itu pun segera meninggalkan restoran itu menuju ke tempat mobilnya di parkir.

 

Saat sudah menemukan mobilnya Jaejoong segera masuk ke balik kemudi, menstarter mobilnya dan segera melajukannya menuju rumahnya.

Belum jauh Jaejoong meninggalkan mall itu tiba-tiba mesin mobilnya mati. Yeoja itu mencoba menghidupkannya lagi. Berkali-kali dia coba menstarternya tapi hasilnya nihil.

 

 

 

 

Sementara itu di restoran sepeninggal Jaejoong, Yunho juga segera pamit kepada YooSu couple.

"Chun, Junsu...aku juga pulang ne"

"Ne Oppa"

"Ne, gomawo Yun sudah menemaniku" Yoochun berterimakasih tapi sambil nyengir.

"Ne. Bye"

 

Namja bermata musang itu pun menuju tempat parkiran untuk mengambil mobilnya. Lalu dia segera melaju di jalan raya dengan kecepatan sedang.

 

Saat sedang konsentrasi mengemudi sambil mendengarkan lagu You're My Melody yang mengalun dari MP3 Player di dashboard mobilnya tiba-tiba mata musangnya menangkap sosok yang dikenalnya.

 

Orang itu sedang bersandar di body mobilnya sendiri sambil menempelkan tangan ke telinganya, terlihat sedang berbicara di ponselnya. Yunho pun menghentikan mobilnya didekatnya.

 

"Jaejoong..." sapanya tepat setelah yeoja itu telah menyelesaikan pembicaraannya di telpon.

"Ehh, Yunho Sunbaenim" Jaejoong sedikit terkejut dengan kemunculan Yunho.

"Kenapa berhenti disini?"

"Itu...mobilku tiba-tiba mesinnya mati"

"Sudah kau coba menstarternya lagi?"

"Sudah. Aku sudah coba starter berkali-kali tapi tidak ada hasilnya" yeoja cantik itu mem-pout-kan bibirnya imut. "Tapi aku sudah menghubungi orang bengkel tadi. Mungkin sebentar lagi mereka datang"

 

Tak lama terlihat beberapa orang turun dari mobil yang kelihatan seperti mobil derek. Mereka berbicara pada Jaejoong sebentar lalu segera melakukan pekerjaannya, menderek mobil milik yeoja cantik itu dan membawanya ke bengkel.

 

Ketika mobil yang menderek mobil Jaejoong itu sudah menjauh Yunho mendekati yeoja cantik itu.

"Jae...ayo kuantar kau pulang"

"Gwenchana Sunbaenim, aku tidak ingin merepotkan" tolak Jaejoong. "Aku bisa pulang naik taksi"

"Tidak, tidak merepotkan" sangkal Yunho. "Kau malah yang akan kerepotan. Coba lihat tanganmu. Membuka pintu taksi saja pasti kau tidak bisa"

 

Jaejoong menunduk melihat kedua tangannya yang penuh menggenggam paper bag, hasil shopping-nya tadi bersama Junsu. Dia pun tersenyum tak berdaya.

 

"Kajja, naik ke mobilku!" seru Yunho sambil mengambil semua paper bag di tangan Jaejoong dan menaruhnya di jok belakang mobilnya. Mau tidak mau Jaejoong pun menurut dan mengikuti Yunho masuk ke mobil namja itu.

 

 

 

 

"Jaejoong..." Yunho memecah keheningan saat mereka sudah setengah perjalanan menuju rumah yeoja cantik itu.

"Ne..." jawab Jaejoong. Dia mengalihkan pandangannya kepada namja disebelahnya yang memanggilnya. Matanya masih melihat ke depan dan fokus mengemudikan mobilnya.

"Hmm...tidak ada yang mengkhawatirkan mu? M-maksudku orangtuamu, kau sudah memberitahu mereka kalau pulang telat?"

"Ne, Sunbaenim. Tadi sebelum aku menghubungi orang bengkel aku sudah menghubungi eomma"

 

 

 

 

"Nah kita sudah sampai" ujar Yunho ketika dia membawa mobilnya memasuki sebuah halaman rumah yang cantik dan elegan.

"Ne, Sunbaenim"

Tadinya Jaejoong ingin bertanya darimana Yunho tahu alamat rumahnya tapi diurungkannya, dia berpikir pasti Yunho tahu dari Heechul karena eonnie-nya itu teman seangkatan namja itu.

 

“Kamsahamnida, Sunbaenim” Jaejoong berterimakasih sambil membungkukkan badannya.

“Ne” jawab Yunho.

Jaejoong pun keluar dari mobil Yunho dan segera mengambil barang-barangnya di jok belakang mobil. Yunho mengikutinya untuk membantunya membawa belanjaannya yang banyak itu.

"Gwenchana, Sunbaenim...biar aku saja" kata Jaejoong. "Mianhae sudah merepotkan" yeoja cantik itu membungkukkan badannya.

"Ne" jawab namja tampan itu. "Baiklah kalau begitu aku pulang dulu"

"Hmm...Sunbaenim kau tidak ingin masuk dulu?" yeoja itu menawarkan. Karena sudah dibantu paling tidak dia bisa menawarkan Yunho segelas minuman hangat.

"Hmm..." Yunho ragu-ragu untuk menjawab "Terimakasih, tapi mungkin lain kali"

"Ohh,ne" di wajah yeoja cantik itu terukir senyum manis. "Kamsahamnida”

"Baiklah kalau begitu aku pulang dulu. Annyeong, Jae"

“Annyeong, Sunbaenim”

Mobil namja tampan itu pun melesat keluar dari halaman rumah Jaejoong. Hampir bersamaan sebuah mobil lain masuk dan parkir tepat ditempat tadi Yunho menghentikan mobilnya.

 

Tak lama keluar yeoja yang tak kalah cantik dengan Jaejoong, yaitu Heechul.

"Annyeong Eonnie...Annyeong Oppa" sapa Jaejoong lalu melambaikan tangannya kepada Hankyung yang berada di dalam mobil.

"Annyeong, Joongie" balas calon kakak iparnya itu. "Chagiya...aku pulang dulu, ne" katanya kemudian kepada tunangannya.

"Ne Oppa" Heechul pun mengiyakan sambil tersenyum manis.

“Bye Chagi. Bye Joongie”

Mobil berwarna silver itu pun menghilang dari penglihatan kedua yeoja cantik itu.

 

"Joongie, tadi kulihat ada mobil baru saja keluar dari sini" kata Heechul kemudian ketika mereka sudah memasuki rumah. "Sepertinya aku pernah melihat mobil itu, tapi dimana ya?"

"Ne, Eonnie memang pernah melihatnya. Hampir tiap hari" jawab dongsaeng-nya

“Mwo? Benarkah?”

“Ne”

“Mobil siapa?”

“Yunho. Yunho Sunbaenim”

Heechul menaikkan alisnya sambil menatap tajam Jaejoong. 

"Yak, Eonnie! Kenapa memandangku seperti itu?" Jaejoong mem-pout-kan bibirnya.

"Joongie-ku sudah menentukan pilihannya, eoh?" goda Heechul.

"Bukan begitu, Eonnie. Tadi mobilku mogok. Kebetulan Yunho Sunbaenim lewat, jadi dia memberikan tumpangan untukku"

"Ne dongsaeng-ku tersayang. Tapi…begitu juga tidak apa-apa" Heechul tersenyum. “Kurasa kau cocok dengannya. Lagipula kalian juga sama-sama belum memiliki pasangan”

Untunglah penerangan di tempat itu –saat ini mereka sudah sampai di lorong menuju kamar mereka- redup karena Jaejoong tidak tahu bagaimana harus menutupi pipinya yang tiba-tiba memanas dan wajahnya yang dia yakin sudah memerah seperti tomat.

“Kau tahu…?” tambah Heechul yang tiba-tiba berhenti di depan pintu kamarnya. “Dia sama sepertimu. Banyak yeoja yang mendekatinya, namun tidak ada satu pun yang dipilihnya”

Setelah berkata seperti itu eonnie-nya itu masuk ke kamaranya dan menutup pintu meninggalkan Jaejoong yang terbengong sendirian.

 

 

 

 

Sementara itu namja bermata musang alias Jung Yunho sudah sampai di rumahnya dan sedang memarkirkan mobilnya. Kemudian dia turun dari mobilnya dan mengambil laptop nya yang dia letakkan di jok belakang ketika dia mengantar Jaejoong tadi.

 

Ketika dia akan mengambil laptopnya tangannya tidak sengaja menyentuh sesuatu hingga terjatuh. Diambilnya benda itu, sebuah paper bag kecil dan saat Yunho melihat isinya ternyata sebuah parfum merk terkenal beraroma vanila. Namja tampan itu langsung teringat kejadian di restoran tadi. Saat dirinya berdekatan dengan Jaejoong, dia dapat dengan jelas menghirup aroma vanila yang tercium dari yeoja cantik itu.

 

'Pasti milik Jaejoong yang tertinggal' batinnya.

Namja itu membawanya dan berniat untuk mengembalikannya besok.

 

Lalu dia masuk ke dalam rumahnya dan langsung menuju lantai dua tempat dimana kamarnya dan kamar dosngsaenya-nya Changmin berada.

 

Sebelum memasuki kamarnya, iseng dia menuju kamar Changmin yang letaknya berseberangan dengan kamarnya. Hanya untuk melihat apakah dongsaeng-nya itu sudah pulang atau belum sebab tadi di lantai bawah sepi-sepi saja tidak ada jejak keberadaan si evil itu.

 

Diketuknya pintu itu sekali. Tidak ada jawaban. Dua kali, tetap tidak ada jawaban. Dan saat ketiga kalinya tidak ada jawaban juga langsung saja dibukanya pintu kamar itu dan seketika mata musangnya membulat saat melihat pemandangan didepannya.

 

Changmin sedang duduk di sofa dengan Kyuhyun kekasihnya duduk dipangkuannya. Bibir mereka saling menyatu dan melumat. Tangan kanan Changmin berada di punggung kekasihnya dan menelusup dibalik kemeja yang dikenakan yeoja itu. Tangan kirinya diletakkan di tengkuk Kyuhyun yang berada dipangkuannya. Sementara kedua tangan Kyuhyun melingkar di leher namja itu.

 

Mereka begitu larut dalam kenikmatan ciuman itu hingga tidak menyadari keberadaan Yunho. Yang terdengar hanya desahan dari keduanya. "Hmmppcckk..." hingga Yunho menginterupsinya. 

 

"Yak! Jung Changmin! Cho Kyuhyun!"

Mendengar itu mereka berdua langsung melepaskan pagutannya dan memisahkan diri. Terlihat kemeja yang dikenakan Changmin berantakan dengan dua kancing teratas terbuka, begitu pula dengan Kyuhyun. Bibir yeoja itu memerah dan terlihat sedikit bengkak. Di leher mulusnya terdapat bercak-bercak merah, kissmark dari Changmin.

 

"H-hyung?!" Changmin terlihat kaget melihat Yunho. Sementara Kyuhyun langsung cepat-cepat merapikan pakaiannya dengan muka memerah dan tertunduk.

 

Setelah menginterupsi kegiatan adik dan calon adik iparnya Yunho segera kabur ke dalam kamarnya sendiri. Dia tersenyum-senyum menikmati perbuatan evil-nya terhadap pasangan yang terkenal dengan sebutan ‘Evil Couple’ itu. Namun saat sudah berada di kamarnya masih dapat didengarnya suara tenor dongsaeng-nya berteriak.

“Hyung!! Awas kau akan kubalas!”

Tadinya dia tidak ingin menginterupsi mereka. Namun dia iseng saja ingin mengganggu dan menggoda evil couple itu.

 

Dan bukan kali ini saja namja itu melihat mereka seperti itu, ciuman plus cumbuan. Sudah sering Yunho melihatnya. Tetapi dia tahu bahwa dongsaeng-nya tidak akan

berbuat lebih dari itu makanya mereka tidak mengunci pintu kamarnya.

 

 

 

 

Yunho mengambil paper bag kecil itu dan segera turun ke lantai bawah untuk sarapan. Belum terlihat siapa pun di ruang makan, baik dongsaeng-nya maupun kedua orangtuanya. Hal itu disebabkan dia sarapan lebih pagi dari biasanya. Untuk mengantisipasi agar dia tidak 'telat'. 

 

Udara terasa hangat, sehangat hati namja tampan bermata musang bernama Jung Yunho yang sedang mengendarai mobilnya membelah jalan raya kota Seoul. Dirinya sedang fokus menyetir sambil sesekali melantunkan lirik lagu yang terdengar dari mp3 player di dashboard mobilnya.

 

Every day and night with you,

I take your hand

Every day every night everywhere,

Now we feel connected and verified

Now, let the story begin

 

Tiga puluh menit kemudian dia membelokkan mobilnya ke sebuah rumah yang semalam dikunjunginya. Mata musang nya berbinar ketika dilihatnya yeoja cantik salah satu penghuni rumah itu sedang berjalan keluar ke halaman dimana Yunho memarkirkan mobilnya. Dia tidak sendiri namun bersama Heechul dan seorang namja tampan yang Yunho kenali sebagai tunangan Heechul.

 

"Yunho Sunbaenim?" yeoja pemilik doe eyes itu heran mendapati Yunho sepagi ini sudah berada di rumah nya.

"Annyeong, Jae, Heechullie,hmm…"

Melihat Yunho bingung, Hankyung langsung berinisiatif mengulurkan tangannya dan memperkenalkan diri.

“Hankyung. Tan Hankyung” katanya.

“Ne, Annyeong Hankyung Hyung”

"Annyeong" sapa mereka.

“Yun!! What a surprise?!” Heechul pura-pura kaget namun terselip nada menggoda didalamnya.

"Aku ingin mengembalikan ini” Yunho mengabaikan teman satu angkatannya itu, lalu mengulurkan tangannya yang memegang paper bag berisi parfum itu kepada Jaejoong. "Milikmu tertinggal di mobilku semalam"

"Ah ne, kamsahamnida" Jaejoong menerima paper bag itu. “Tapi…Sunbaenim kan bisa mengembalikannya di kampus”

“Gwenchana” jawab Yunho.

 

“Oppa kajja kita berangkat” Heechul tiba-tiba berkata sambil menarik tangan tunangannya.

Hankyung yang mengerti isyarat tersembunyi Heechul pun hanya pasrah dirinya didorong untuk naik ke mobil.

“Joongie…sebelum ke kampus kami mau mampir dulu di suatu tempat. Jadi…kau bareng Yunho ya…?!” Heechul berkata kepada dongsaeng-nya sambil tersenyum. Lalu beralih kepada Yunho.

“Yun…aku titip Joongie ne”

“Ne, tenang saja”

“Bye”

 

 

 

 

"Sunbaenim...seharusnya kau tidak usah repot-repot mengantarkannya pagi-pagi" kata Jaejoong dua puluh kemudian ketika mereka telah memasuki gerbang kampus.

“Ne, gwenchana” namja tampan itu berkata lembut. “Dengan begitu kan aku jadi punya alasan untuk mengantarmu ke kampus”

 

Jaejoong menoleh menatap Yunho dengan doe eyes nya. Yunho juga menoleh tepat saat dia sudah mematikan mesin mobilnya. Ditatapnya mata indah itu. Dia juga bisa melihat di pipi yeoja cantik itu terdapat semburat kemerahan.

 

Setelah beberapa detik - yang rasanya seperti seabad- matanya terkunci oleh mata musang itu Jaejoong segera menundukkan kepalanya. Dia merasa temperatur di dalam mobil itu menghangat atau memang suhu tubuhnya yang meningkat. Jantungnya berdetak dua kali dari kecepatan normal.

 

Setelah berusaha mengendalikan jantungnya yang seakan mau melompat keluar, yeoja itu berkata dengan gugup.

"Su-sunbaenim kamsahamnida sudah memberi tumpangan padaku"

Setelah itu dia segera membuka pintu mobil, tapi belum sempat tangannya meraih handle di pintu mobil itu tangan Yunho segera menghentikannya dengan menggenggam pergelangan tangan yeoja cantik itu. Namun namja itu segera melepaskannya lagi.

 

"Jae..."

Yeoja cantik itu hanya diam dan mendengarkan apa yang akan dikatakan namja itu selanjutnya.

"Setelah kuliah selesai, bolehkah aku juga mengantarmu pulang?"

Jaejoong terdiam. Saat dia sadar Yunho menunggu jawabannya, dia pun berkata.

"N-ne, Sunbaenim" Jaejong menjawab malu-malu. "A-aku masuk k-kelas dulu, ne"

 

Setelah itu dia segera turun dari mobil Yunho dan berjalan sambil masih menundukkan wajahnya. Dia merasa malu kalau sampai ada orang yang melihat wajahnya yang memerah.

 

 

 

 

Jaejoong sedang membereskan buku-bukunya ketika tiba-tiba ponselnya bergetar. Dia melihat layar ponselnya. Ada pesan masuk. Tidak ada nama, hanya tertera nomor. Dibukanya pesan itu.

 

From : Unknown

Jae…

Kelas terakhirmu sudah selesai?

-Yunho-

 

Yeoja cantik itu segera mengetikkan sesuatu sebagai jawaban.

 

To : Unknown

Ne, Sunbaenim. Sebentar lagi aku keluar kelas.

 

Setelah selesai menekan tombol ‘send’ yeoja itu segera menyimpan nomor itu ke dalam contact list-nya. Tidak berapa lama ponsel itu bergetar lagi.

 

From : Yunho Sunbaenim

Baiklah…aku tunggu kau di parkiran.

 

Setelah itu yeoja cantik itu segera memasukkan semua bukunya ke dalam tas dan berkata kepada sahabatnya.

“Su-ie…ayo kita pulang”

“Ne”

 

Kedua yeoja itu pun keluar menuju parkiran. Sampai di parkiran Yoochun sudah menunggu di dalam mobilnya. Junsu pun segera menghampirinya dan masuk ke kursi penumpang.

“Joongie bye. Sampai jumpa besok” Kata kekasih Yoochun itu sambil melambaikan tangannya kepada Jaejoong.

“Bye Su-ie. Sampai jumpa besok”

Mobil itu pun berlalu dari hadapan Jaejoong.

 

Yeoja cantik itu mengarahkan doe eyes-nya ke tempat lain. Ke sebuah Audi silver dimana pemiliknya sedang bersandar di pintu mobilnya. Namja itu melambaikan tangan kearahnya. Jaejoong pun menghampirinya.

 

“Sunbaenim…sudah lama menungguku?” tanyanya.

“Tidak!” jawab Yunho, sedikit terlalu cepat. “M-maksudku…belum terlalu lama. Kelasku usai setengah jam yang lalu”

“Oh, ne”

“Ayo, naik”

 

Begitulah, dua minggu belakangan ini -selama mobil Jaejoong masih di bengkel- Yunho lah yang selalu mengantar dan menjemput yeoja cantik itu.

 

 

 

 

Saat ini Yunho sedang berada di kamarnya berbaring diatas kasur king size-nya. Sudah beberapa jam dia mencoba untuk tidur tapi betapa pun kuatnya dia berusaha matanya tetap tak mau terpejam.

 

Pikirannya menerawang memikirkan seseorang. Seorang yeoja cantik yang akhir-akhir ini mencuri perhatiannya bahkan kalau mau jujur yeoja itu pun sudah mencuri hatinya. Yeoja pemilik mata terindah yang pernah dilihatnya. Yeoja itu bernama Kim Jaejoong.

 

Selama dua minggu ini dia dekat dengan Jaejoong, dia merasa sesuatu yang baru hadir dalam hidupnya. Suatu kebahagiaan baru yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Yunho merasa nyaman saat bersamanya. Merasa saat tidak ada Jaejoong, dirinya merasa ada yang kurang.

 

Dia menyukai Kim Jaejoong. Ah tidak, kata itu terlalu dangkal untuk menggambarkan perasaannya. Dia mengaguminya. Dia memujanya. Dia mencintainya. Ya, itu dia kata yang tepat. Jung Yunho mencintai Kim Jaejoong.

 

 

 

 

Di dalam kamar berbeda dan rumah yang berbeda, seorang yeoja cantik pemilik doe eyes bernama Kim Jaejoong juga sedang kesusahan untuk memejamkan matanya. Padahal dirinya sudah membolak-balikkan tubuhnya diatas kasur yang tertutupi bed sheet hello kitty itu. Tapi tetap saja matanya tidak mau menuruti kehendaknya.

 

Dipeluknya boneka gajah seukuran dirinya pemberian namja tampan bernama Jung Yunho. Dia jadi teringat bagaimana boneka itu terdampar dikamarnya.

 

Waktu itu dirinya sedang menemani Yunho membeli aksesoris untuk mobilnya. Saat melewati sebuah toko boneka dia melihat sebuah boneka gajah yang besar. Tanpa sadar dirinya berhenti di depan toko itu. Yunho yang merasa Jaejoong tidak ada disebelahnya ikut berhenti dan menemukan yeoja itu sedang memandang sebuah boneka gajah yang besar -hampir seukuran dirinya- dengan mata berbinar. Kemudian tanpa berpikir panjang lagi namja itu langsung menarik tangan Jaejoong memasuki toko itu dan membelikan boneka itu untuknya.

 

Jaejoong tersenyum-senyum sendiri mengingat kejadian itu. Dia merasa Yunho begitu baik, begitu perhatian padanya. Dia merasa nyaman dan bahagia saat bersama Yunho. Kalau namja itu tidak ada rasanya ada yang hilang. Lebih tepatnya hatinya merasa kosong.

 

Apakah mungkin ini yang dinamakan cinta?

Apakah dirinya mencintai Yunho?

Dipikirkannya lagi apa kata hatinya. Dan jawabannya jelas.

Dirinya mencintai namja itu. Kim Jaejoong mencintai Jung Yunho.

 

 

 

 

Sore ini seperti biasa Yunho menunggu Jaejoong di parkiran. Kemudian yeoja itu muncul dari balik pintu masuk fakultasnya. Seperti biasa kecantikannya selalu bersinar walaupun matahari sinarnya sudah meredup.

"Annyeong, Sunbaenim"

"Annyeong, ayo masuk"

"Ne"

Jaejoong masuk ke dalam mobil dan duduk dibangku penumpang disebelah Yunho. Mobil itu pun melaju dengan kecepatan sedang.

 

Tidak berapa lama sesuatu bergetar di dalam tas yeoja itu. Ponselnya. Diambilnya benda ber-case hello kitty itu dan ditempelkan ke telinganya.

“Yeoboseyo”

“…..”

“Ah ne, ne”

“…..”

“Kamsahamnida”

Setelah selesai diletakkannya kembali poselnya di tasnya.

“Hmm…Sunbaenim” katanya kemudian ragu-ragu.

“Wae?”

“Tadi orang dari bengkel menelepon, katanya mobilku sudah selesai diperbaiki”

“Oh, ne” terlihat raut kecewa di wajah tampan itu.

“Kamsahamnida, sudah memberiku tumpangan selama ini”

“Ne, tidak usah sungkan seperti itu. Aku melakukannya dengan senang hati”

 

 

 

 

Perlahan dengan pasti, sepasti cinta Yunho terhadap yeoja cantik yang duduk disebelahnya hari pun mulai gelap, bintang terbesar dan paling terang telah menyembunyikan sinarnya digantikan ribuan bintang kecil-kecil yang sinarnya lebih redup. Bintang-bintang itu berkumpul membentuk suatu pola yang disebut rasi bintang. Dan salah satunya disebut rasi bintang Cassiopeia.

 

Namja tampan itu menghentikan Audi silvernya di sebuah taman. Setelah mematikan mesin mobil dia pun turun. Jaejoong heran kenapa Yunho berhenti disini karena rumahnya masih beberapa blok lagi dari sini. Namun yeoja itu turun juga dan mengikuti Yunho duduk diatas kap mobilnya.

 

"Sunbaenim, kenapa berhenti disini?"

"Tadi aku melihat langit bertabur bintang" jawab Yunho. "Aku jadi ingin menikmatinya. Lagipula ini terakhir kalinya aku mengantarmu. Aku ingin menghabiskan waktu lebih banyak denganmu"

 

Yeoja cantik itu menoleh menatapnya. Seperti biasa saat mata musangnya menatap mata cantik itu dia merasa tenggelam di dalamnya. Yunho merasa seperti bukan dirinya sendiri. Jantungnya berdegup kencang. Mungkin ini saat yang tepat untuk menyatakan perasaannya pada yeoja yang dicintainya ini. Dia ingin selalu dekat dengan gadis itu. Dia ingin selalu bersama gadis itu.

 

"Jae..." namja tampan itu memulai. “Kau tahu, selama dua minggu belakangan ini aku merasa bahagia. Lebih bahagia dari sebelumnya”

Yunho berbicara tapi matanya masih tetap memandang bintang-bintang di langit.

“Saat kau tak ada disisiku entah mengapa aku merasa ada sesuatu yang hilang. Disini”

Sekarang matanya beralih menatap doe eyes milik Jaejoong yang tidak kalah kecantikan sinarnya dari bintang di langit, sambil meletakkan tangan didadanya.

 

Jaejoong hanya terdiam mendengar pengakuan itu. Matanya terkunci oleh mata musang dihadapannya yang menatapnya intens. Dia tidak mampu untuk memutus kontak mata itu walau hanya untuk sekedar berkedip.

 

"Jae...maukah kau menjadi yeojachingu-ku?"

Jaejoong terus menatap mata itu untuk mencari kebohongan atas apa yang Yunho katakan. Namun dia tidak menemukannya. Yang ditemukannya hanya kebenaran dan ketulusan.

 

Saat akhirnya dia mampu berpaling, Jaejoong langsung menundukkan kepalanya. Namun belum juga kepalanya tertunduk jari-jari panjang namja itu menahan dagu yeoja itu agar matanya bisa tetap menatap mata Yunho.

 

"Jebal...jawab aku"

“Maukah kau menjadi yeojachingu-ku?” diulanginya lagi pertanyaannya.

Apalagi yang bisa dikatakan Jaejoong? Dia pun merasakan hal yang sama dengan apa yang namja itu rasakan. Dia merasa senang bersamanya. Dia suka akan kebaikannya. Dia suka akan perhatiannya padanya hingga membuatnya merasa tergantung pada namja itu. Dia...dia mencintainya. Kim Jaejoong mencintai Jung Yunho.

 

Karena terlalu malu yeoja itu tidak bisa berkata-kata, hanya menganggukkan kepala cantiknya. Wajahnya sudah memerah sempurna. Dia hanya menggerakkan kepala sedikit tapi Yunho dapat melihatnya dengan jelas dan itu sudah cukup bagi namja itu untuk mendapatkan jawabannya.

 

Kemudian dengan perlahan Yunho membawa wajah yeoja yang kini sudah resmi menjadi kekasihnya itu mendekati wajahnya sendiri. Namja tampan itu pun mendekatkan tubuhnya hingga tidak ada jarak diantara mereka. Dan saat kedua bibir mereka bertemu Yunho merasa hidupnya kini sempurna karena dia telah menemukan belahan jiwanya.

 

Sebelum ini dia hanya bisa bertanya-tanya bagaimana rasanya jika bibirnya mencium bibir cherry indah nan y ini. Rasanya pasti manis, pikirnya waktu itu. Tapi perkiraannya salah. Bibir ini bukan hanya manis tapi juga memabukkan. Dan begitu sudah mencicipinya dirinya merasa ketagihan, kecanduan.

 

Yunho tidak ingin mengagetkan Jaejoong saat moment ciuman pertama mereka karena itu dia hanya mengulum dan memagut lembut bibir itu.

“Saranghae” ucap Yunho setelah melepaskan pagutannya, namun tetap tak memberi jarak diantara mereka karena sekarang namja itu menempelkan dahinya di dahi kekasihnya.

“Nado saranghae” balas Jaejoong lembut.

Kemudian dikecupnya lagi bibir kekasihnya itu namun kali ini hanya sekilas dan memeluknya erat.

 

Dibawah langit malam bertabur bintang dan dibawah rasi bintang Cassiopeia mereka saling mengucapkan kata cinta.

 

 

 

 

To Be Continue…

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
dragon_panda22
#1
Chapter 1: Jung terpesona sama Jae...Lanjut thor!!