Chapter 3

You and I, and Our Love Story

 

Previous Chapter :

 

Kemudian dengan perlahan Yunho membawa wajah yeoja yang kini sudah resmi menjadi kekasihnya itu mendekati wajahnya sendiri. Namja tampan itu pun mendekatkan tubuhnya hingga tidak ada jarak diantara mereka. Dan saat kedua bibir mereka bertemu Yunho merasa hidupnya kini sempurna karena dia telah menemukan belahan jiwanya.

 

Sebelum ini dia hanya bisa bertanya-tanya bagaimana rasanya jika bibirnya mencium bibir cherry indah nan y ini. Rasanya pasti manis, pikirnya waktu itu. Tapi perkiraannya salah. Bibir ini bukan hanya manis tapi juga memabukkan. Dan begitu sudah mencicipinya dirinya merasa ketagihan, kecanduan.

 

Yunho tidak ingin mengagetkan Jaejoong saat moment ciuman pertama mereka karena itu dia hanya mengulum dan memagut lembut bibir itu.

“Saranghae” ucap Yunho setelah melepaskan pagutannya, namun tetap tak memberi jarak diantara mereka karena sekarang namja itu menempelkan dahinya di dahi kekasihnya.

“Nado saranghae” balas Jaejoong lembut.

Kemudian dikecupnya lagi bibir kekasihnya itu namun kali ini hanya sekilas dan memeluknya erat.

 

Dibawah langit malam bertabur bintang dan dibawah rasi bintang Cassiopeia mereka saling mengucapkan kata cinta.

 

 


 

CHAPTER 3

 

 

Yunho masih memeluk erat Jaejoong. Dia tidak ingin melepaskannya karena yeoja ini begitu pas dalam pelukannya. Seakan mereka memang diciptakan untuk saling melengkapi.

 

Entah berapa lama mereka dalam posisi seperti itu. Ketika akhirnya Yunho melepaskan pelukannya namja itu memberikan kecupan lembut di kening Jaejoong.

"Jae..." kata Yunho.

"Humm..."

"Kurasa mulai besok, mobilmu hanya harus jadi pajangan di garasimu"

"Mwo?" Yeoja cantik itu membulatkan doe eyes-nya.

"Ne"

"Wae, Sun--" Jaejoong bertanya tidak mengerti.

Tapi dia tidak dapat meneruskan kata-katanya karena Yunho meletakkan jari telunjuknya di bibirnya.

"Sstttt..." Kata namja tampan itu. "Mulai sekarang jangan panggil aku 'Sunbaenim' lagi. Panggil aku 'Oppa'"

"Ne"

"Ne, apa?" Yunho menggoda kekasihnya.

"Ne, O-Oppa"

"Gomawo, My Jaejoongie"

Yunho kemudian menarik pinggang Jaejoong dan meletakkan kepala cantik kekasihnya itu di bahunya.

"O-Oppa, tapi kenapa mobilku harus jadi pajangan?"

"Ya karena alasannya sudah jelas. Mulai sekarang akulah yang akan mengantar dan menjemputmu, kecuali satu dan lain hal aku tidak bisa melakukannya barulah kau boleh mengendarainya."

Setelah berkata seperti itu namja itu tersenyum manis kepada kekasihnya.

.

.

.

"Nah, sudah sampai"

"Ne"

Sesaat hanya ada keheningan, tidak ada yang bersuara. Hingga akhirnya Jaejoong berkata.

"Baiklah Sun--, O-Oppa aku masuk dulu ne"

Jaejoong menggeser badannya sedikit menghadap Yunho untuk mendapatkan persetujuannya. Kemudian kekasihnya itu mengulurkan tangannya dan membelai lembut pipi putihnya. Rasa panas langsung menjalari pipinya begitu tangan Yunho menyentuhnya. Bukan hanya rasa panas namun juga rasa bahagia mendapat sentuhan itu.

 

Entah siapa yang memulai, yang pasti saat ini keduanya sudah mempersempit jarak diantara mereka hingga bibir mereka bisa menyatu. Yunho mengecup bibir cherry kekasihnya dengan lembut dan penuh kasih sayang.

 

Entah berapa lama mereka hanyut dalam kelembutan ciuman itu saat sebuah sinar menyilaukan tiba-tiba tertangkap mata mereka yang terpejam diikuti suara ban mobil yang berdecit.

 

Mereka pun langsung memisahkan diri. Jaejoong menundukkan kepalanya dengan muka memerah, sementara Yunho salah tingkah dengan menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. Tapi namja itu langsung bisa menguasai keadaan. Dia membelai lagi pipi kekasihnya dan berkata,

"Jae..."

Jaejoong bergeming.

"Jae..."

"N-ne"

"Ayo kita turun"

Ketika mereka turun dan menemukan bahwa mobil yang tadi lampunya menyilaukan adalah milik Hankyung dan sudah pasti dia bersama tunangannya, Kim Heechul. Heechul sudah turun tapi Hankyung tetap di dalam mobilnya.

"Annyeong Heechullie/Eonnie" kata Yunho dan Jaejoong bersamaan. "Hyung/Hankyung Oppa"

"Annyeong" balas Hankyung. "Yunho, Joongie aku pamit dulu ne"

"Ne"

"Bye, Chagiya"

Mobil itu pun melesat pergi meninggalkan mereka bertiga.

“Ehem…” Heechul berdeham. “Sepertinya ada kabar bahagia yang ingin kalian ceritakan eoh?”

Yunho tersenyum, lain dengan Jaejoong yang tertunduk malu. Kemudian namja itu menarik pinggang Jaejoong dan memeluknya.

"Seperti yang sudah kau lihat sendiri" katanya.

"Kyaaa...Joongie selamaaat!!" Heechul menubruk Jaejoong dan memeluknya. "Akhirnya dongsaeng-ku menemukan cintanya,eoh"

Heechul tersenyum melihat dongsaeng-nya malu-malu. Kemudian dia beralih kepada Yunho.

“Jaga Joongie baik-baik ne Yun, awas kau!” Ancam Heechul tapi sambil tersenyum-senyum pada temannya itu.

"Ne"

"Ya sudah aku masuk dulu ne"

Heechul pun melangkah masuk meninggalkan mereka berdua.

"Jae...aku pulang dulu ne, sudah malam"

"Ne, Oppa"

Kemudian Yunho mengecup bibir Jaejoong sekilas dan melangkah masuk ke dalam mobilnya. Audi silver bersama pemiliknya itu pun menghilang dari pandangan yeoja cantik itu.

.

.

.

"Kyaaa...Joongie!!" Junsu berteriak. Saat itu mereka sedang berada di perpustakaan.

"Sssttt..." Jaejoong memberi isyarat Junsu untuk mengecilkan volume suaranya.

"Benarkah?" Kata Junsu sekarang dengan berbisik.

"Ne"

"Chukkae" Junsu memeluk Jaejoong.

"Ne, gomawo"

"Ceritakan padaku Joongie bagaimana cara Yunho Oppa 'menembakmu'"

"Hmmm..." Jaejoong tersenyum sendiri mengingat kejadian itu, kemudian dari bibir cherry-nya mengalir cerita saat malam itu dirinya 'ditembak' Yunho.

.

.

.

“Selamat Yun!” Yoochun menjabat tangan Yunho dan menepuk bahu sahabatnya itu. “Akhirnya sahabatku punya kekasih, eoh?”

“Ne Chun, gomawo”

“Cinta itu memang sulit ditebak” Yoochun menghela napas. “Waktu Su-ie pertama kali mengenalkan Jaejoong padaku, aku merasa sepertinya gadis itu cocok untuk sahabatku yang jomblo satu ini. Yang satu cantik dan yang satu lagi tampan, yah walaupun ketampanannya belum bias mengalahkanku”

“Ne…ne…whatever you say” Yunho pasrah. “Sebenarnya aku juga harus berterima kasih padamu karena waktu itu kau minta aku menemanimu ke mall”

“Wae? Apa hubungannya?”

“Karena kejadian itu aku jadi bisa berkenalan dengan Jaejoong, berteman, semakin akrab hngga akhirnya aku menyadari bahwa aku mencintainya”

 Yoochun hanya mengangguk-anggukkan kepalanya mendengar penjelasan Yunho.

“Chun…”

“Hmm…”

“Ternyata, jatuh cinta itu indah”

“I’ve told you”

“I feel like I finally found my other half”

.

.

.

Jaejoong menghentikan mobilnya di sebuah rumah besar dan elegan, rumah keluarga Jung. Ketika akan mengetuk pintunya dia terkejut karena tiba-tiba pintu itu terbuka dan menampakkan sosok namja tampan dan jangkung.

"Changmin!!" Jaejoong otomatis bereaksi sambil mengelus dadanya.

"Yak! Noona kau seperti habis melihat hantu, padahal yang ada dihadapanmu ini adalah seseorang yang ketampanannya tak terhingga. Hmm...atau kau segitu terpesonanya pada--"

"Yak! Jung Changmin, kau itu sudah seperti hantu tiba-tiba muncul dihadapanku"

"Apa salahku? Aku hanya ingin keluar dari pintu ini tapi tiba-tiba Noona--"

"Sudah...sudah...berdebat denganmu tidak akan ada habisnya"

Changmin hanya cengengesan.

"Baiklah Jae Noona yang cantik aku pergi dulu ne, kalau mau mencari Yunho Hyung --ah kau pasti mencarinya-- dia ada di kamarnya. Bye, aku ingin menemui kekasihku dulu"

 

Setelah Changmin berlalu dari hadapannya Jaejoong masuk ke dalam dan segera menuju lantai dua dimana kamar Yunho berada. Jaejoong ingat dulu waktu pertama kali dirinya diperkenalkan dengan Changmin, Yunho pernah bilang kalau adiknya itu evil. Ternyata Yunho tidak bohong, karena memang benar kau tidak akan bisa menang melawannya walau hanya berbicara sekalipun. Kekasihnya pun tidak berbeda jauh dari Changmin, sama evil-nya. Oleh karenanya Yunho menyebut dongsaeng-nya dan kekasihnya yang bernama Kyuhyun sebagai Evil Couple.

 

Jaejoong menggeleng-gelengkan kepalanya mengingat itu sambil terus berjalan menuju ke kamar yang letaknya di sudut di lantai dua itu. Hari ini sabtu, tadinya dia ingin tidur seharian di kamarnya tapi lama kelamaan dia merasa bosan oleh karena itu tanpa pikir panjang dia langsung meluncur mengendarai mobilnya dan sampailah dia sekarang disini, di rumah kekasihnya.

 

Jaejoong sampai di depan pintu kamar yang di depannya terdapat angka 0602 menandakan tanggal lahir pemiliknya. Diseberang pintu itu juga terdapat pintu kamar lain namun dengan angka yang berbeda yaitu 1802, kamar milik Changmin.

 

Diketuknya pintu itu. Kemudian dia diam menunggu jawaban dari dalam. Tapi tidak ada jawaban yang didengarnya. Di ketuknya sekali lagi. Tetap sama. Jaejoong memutuskan untuk masuk saja karena dia pikir mungkin Yunho masih tidur jadi dia tidak mendengarnya.

 

Dibukanya pintu kamar itu perlahan kemudian doe eyes-nya memandang berkeliling mencari sosok kekasihnya. Dan benar saja dugaannya, Yunho masih terlelap di tempat tidurnya. Jaejoong kemudian menghampiri tempat tidur berukuran king size itu dan duduk di pinggirnya.

 

Ditepuk-tepuk lengan kekasihnya dengan pelan.

"Oppa...oppa..."

Yunho menggeliat pelan. Jaejoong mem-pout-kan bibir cherry-nya kesal karena usahanya tidak berhasil. Kemudian yeoja cantik itu lebih membungkukkan tubuhnya mencoba membangunkan Yunho lagi. Sekarang dengan cara menepuk-nepuk pipinya.

"Oppa...oppa...bangun"

 

Merasa tidak berhasil juga Jaejoong menegakkan tubuhnya kembali dan mencoba untuk berdiri, tapi...

"Kyaaa!!"

Betapa terkejutnya dia saat tangannya ditarik oleh sepasang tangan kekar. Dirinya yang tidak siap terjatuh begitu saja diatas tubuh Yunho. Kemudian sepasang tangan kekar yang adalah milik kekasihnya itu memeluknya erat.

 

Refleks Jaejoong menggerakkan tangannya untuk memukul-mukul tapi dia tidak dapat menggerakkan tangannya karena tangannya tertahan oleh tangan Yunho yang melingkari tubuhnya. Ketika mencoba lagi tetap saja dia hanya mampu menggerakkannya sedikit.

"Boo...tenanglah. Aku hanya ingin memelukmu" Yunho bersuara tetapi sepasang mata musangnya masih terpejam.

 

Yunho merasakan Jaejoong sekarang sudah tenang dipelukannya. Dibuka matanya dan dicium kening kekasihnya. Namja tampan itu kemudian mengubah posisinya menjadi duduk dan membawa Jaejoong bersamanya hingga yeoja cantik itu terduduk dipangkuannya.

 

Dipandanginya wajah cantik kekasihnya. Doe eyes-nya yang indah. Hidung mungil nan mancung. Pipi chubby yang kini dihiasi semburat kemerahan. Dan terakhir pandangan mata musangnya jatuh pada bibir cherry yang menggoda.

 

Bibir itu seakan menantangnya untuk meletakkan bibirnya disitu. Mencicipi kelembutannya. Mengecap manisnya. Merasakan kehangatannya. Karena tidak dapat menahannya lagi ditempelkannya juga bibir hati miliknya diatas bibir cherry Jaejoong. Diberikannya kecupan dan lumatan-lumatan ringan.

 

Yunho meletakkan tangannya di tengkuk Jaejoong dan memiringkan kepalanya untuk memperdalam ciumannya. Sementara yeoja cantik itu mengangkat tangannya dan melingkarkan kedua lengannya dengan indah di leher kekasihnya.

 

Kecupan dan lumatan-lumatan ringan itu berubah menjadi lebih bernafsu. Oleh Yunho dilumatnya bibir atas dan bibir bawah Jaejoong bergantian hingga membuat kekasihnya mengeluarkan suara erangan tertahan dan sedikit membuka mulutnya. Moment itu pun tidak disia-siakan namja tampan itu,langsung saja dia melesakkan lidahnya ke dalam rongga hangat mulut kekasihnya.

 

Disapanya langit-langit mulut Jaejoong oleh lidah Yunho dan diabsen satu per satu giginya. Lama mereka saling bertukar saliva dan bertarung lidah hingga keduanya kehabisan napas barulah mereka saling melepaskan tautan bibir itu.

 

Sekarang Yunho beralih pada leher jenjang kekasihnya. Disurukkan wajahnya pada leher putih itu. Dihirupnya aroma vanila khas kekasihnya, kemudian diberikannya kecupan-kecupan ringan dan gigitan-gigitan kecil. Sesekali dihisapnya hingga meninggalkan tanda di leher putih itu.

 

Terdengar lenguhan dari Jaejoong dan itu membuat Yunho semakin gencar melakukan aksinya. Sekarang tangan namja bermata musang itu menelusup ke dalam kaos yang dipakai Jaejoong dan diusap-usapnya punggung mulus kekasihnya.

 

Bibir hati Yunho beralih lagi ke bibir cherry Jaejoong, kali ini ciumannya lebih panas.

"Eungh..." Jaejoong mengeluarkan lenguhannya lagi ketika jemari Yunho telah beralih ke bagian depan tubuhnya  mengusap payudaranya yang terbalut bra berenda. Karena dirasa susah untuk mendapat apa yang dia mau, Yunho pun segera mengangkat kaos Jaejoong, meloloskan dari kepalanya dan melemparnya asal.

“Op…Oppa…mmppckk” seru Jaejoong ditengah-tengah ciuman Yunho.

Yunho tetap tak bergeming dan tetap melanjutkan aksinya. Kini tangannya beralih ke pengait bra kekasihnya  lalu melepaskannya. Setelah terlepas segera ditarik bra itu dan dilemparnya lagi entah kemana.

 

Kini Yunho yang sudah dipenuhi oleh nafsu itu mendorong Jaejoong hingga yeoja itu berbaring, kemudian ditindihnya. Dikuasainya terus bibir cherry itu. Ketika merasa kehabisan napas barulah dia melepaskannya. Dipandanginya tubuh indah kekasihnya, kemudian disurukkannya lagi kepalanya di leher putih yang kini tidak mulus lagi karena dihiasi kissmark darinya.

 

Kecupan-kecupan Yunho semakin turun, dan sampailah dia ditengah-tengah payudara sintal Jaejoong. Dia memutuskan untuk menggoda keduanya. Yunho meraup payudara kiri kekasihnya dengan mulutnya. Dikulumnya, dikelitiki putingnya dengan lidahnya dan  dihisapnya. Sementara yang sebelah kanan dimanjakan oleh tangannya yang maskulin. Payudara indah milik Jaejoong itu sepertinya memang diciptakan untuk digenggamnya karena sangat pas di tangannya.

 

“Ahh…” satu desahan terlontar dari mulut Jaejoong ketika merasakan antara geli dan nikmat. “Oppaahh…Yuunh…”

Tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka.

‘Ckleek’

Mendengar itu Yunho refleks menghentikan kegiatannya dan mendongakkan kepalanya ke arah pintu kamarnya. Dirinya dibuat schok dengan apa yang dilihatnya. Disana terlihat Changmin yang sedang menyeringai sambil mengangkat tangan kanannya, jari telunjuk dan jari tengahnya teracung membentuk huruf ‘V’.

 

Yunho langsung menyambar selimut yang tergeletak dipinggir tempat tidur dan segera menutupi tubuh Jaejoong yang terekspos.

“Oops…mianhae Hyung” Changmin kemudian berkata dengan wajah innocent, “Aku cuma ingin meminjam mobilmu”

Selesai berkata seperti itu Changmin mengambil kunci mobil Yunho yang terletak di atas meja di dekat pintu dan segera kabur dari kamar itu. Meninggalkan Yunho yang bersungut-sungut marah dan berteriak,

“Yak!! Tiang pabo!!”

.

.

.

Changmin menghentikan mobilnya –lebih tepatnya mobil Yunho- di halaman rumah kekasihnya, Cho Kyuhyun. Sebelum keluar dari mobilnya dia menyambar ponselnya dan mengetikkan sebuah pesan.

 

To : Yunho Hyung

From : The Handsome Changmin

Mianhae Hyung, aku tidak bermaksud mengganggu kalian *piss*. Tapi, kurasa 1-1 ne.kkk

 

Kemudian tanpa menunggu jawaban dari Hyung-nya dia keluar dari mobilnya dan masuk ke dalam rumah itu. Lagipula dia tidak mengharapkan balasan, Hyung-nya pasti sedang ‘sibuk’ bersama Jae Noona. Ah sudahlah dia tidak ambil pusing, toh mereka sudah sama-sama dewasa. Sebentar lagi bahkan Hyung-nya itu lulus kuliah, mungkin saja setelah itu mereka akan menikah. Hey, what the hell…kenapa jadi memikirkan urusan Yunho Hyung dan Jae Noona?

 

“Annyeonghaseyo” sapanya begitu membuka pintu utama.

Tidak ada jawaban. Changmin masuk lebih ke dalam, ke ruang tengah. Dan di ruang itulah seseorang yang dicarinya berada.

 

Kyuhyun kekasihnya sedang duduk di sofa, pandangan matanya lurus ke depan ke arah televisi. Menyadari kehadiran seseorang dia mendongakkan kepalanya.

“Minnie…” gumamnya pelan sambil menatap Changmin dan memberikan senyum manis kepada kekasihnya. Setelah itu dia mengalihkan pandangannya lagi kepada benda berbentuk kotak yang dapat menampilkan gambar bergerak dan bersuara itu.

 

Changmin menghampirinya, mengecup bibirnya sekilas  dan duduk disampingnya, tapi lalu langsung mengubah posisinya menjadi tiduran dan merebahkan kepalanya diatas paha Kyuhyun yang hanya terbalut hot pants berwarna ungu.

Namja jangkung itu memejamkan matanya.

“Kau sedang nonton apa, Chagi?” tanya Changmin tanpa membuka matanya.

“Hmmm…” Kyu hanya bergumam, tidak memberikan jawaban. Dia sedang bad mood. Malas, walau hanya untuk menjawab pertanyaan kekasihnya.

“Wae?”

Kyuhyun tetap tidak menjawab, malah semakin cemberut dan memajukan bibirnya.

.

.

.

Jaejoong sedang fokus pada masakannya saat tiba-tiba tubuhnya tersentak kaget karena ada sepasang tangan kekar memeluknya dari belakang. Yeoja cantik itu menolehkan kepalanya sekilas ke belakang dan berseru,

“Yak! Jung pabo!”

Perhatiannya kembali teralihkan pada masakannya, tapi mulutnya masih berbicara.

“Kau mau membuatku jantungan, eoh?”

Yunho, pemilik sepasang tangan kekar yang memeluk Jaejoong dari belakang itu hanya terkekeh.

“Mianhae, I just miss you so bad”

“Ne, I miss you too” balas Jaejoong. “Tapi sekarang aku sedang masak, bisakah kau tidak memelukku dan duduk saja. Tadi kau bilang kau lapar”

“Ne, aku memang lapar. Tapi aku lapar karena ingin menyantapmu”
“Yak, ert Jung!” seru Jaejoong sambil memukul tangan Yunho yang masih setia melingkar di pinggangnya.

“Appo” kata Yunho manja, tapi tetap tidak bergerak dari posisinya.

“Oppaa…” kata Jaejoong dengan suara memohon.

“Ne, arraso” kata Yunho. Kemudian dia melepaskan pelukannya dan berjalan ke meja makan yang ada di dapur itu. Namun sebelum sampai meja makan dia berbalik dan berkata kepada kekasihnya.

“Tapi ada syaratnya”

“Mwo?”

“Aku ingin appetizer-nya adalah bibirmu” kata Yunho lagi mengabaikan Jaejoong.

Tanpa pikir panjang Jaejoong melemparkan spatula yang ada ditangannya kearah Yunho dan berseru, “ert Jung!”

Untung saja Yunho berhasil menghindar, jadilah spatula itu berakhir di lantai dapur itu.

.

.

.

Jaejoong telah selesai membereskan bekas mereka makan saat Yunho menariknya untuk duduk di atas pangkuannya.

“Karena appetizer-nya tidak ada, dessert-nya juga boleh” kata namja bermata musang itu. Kemudian mendekatkan wajah Jaejoong ke wajahnya sendiri dan langsung melumat bibir cherry milik kekasihnya itu.

 

Ketika mereka tengah menikmati ciuman itu tiba-tiba terdengar suara tenor yang tidak asing lagi.

"Aish, Hyung, Noona kalian belum ‘selesai’ juga ternyata"

Yunho dan Jaejoong refleks menghentikan ciumannya dan memisahkan diri.

 

Yunho memutar bola matanya melihat siapa yang datang. Orang itu yang adalah Changmin berjalan menghampiri Yunho dan Jaejoong di meja makan.

"Aku kesini karena aku mencium bau makanan, bukan karena ingin melihat kalian berciuman." Kata namja jangkung itu.

Yunho cuma memutar bola matanya lagi sedangkan Jaejoong tersipu malu, sudah dua kali hari ini dia dipergoki calon adik iparnya ini tengah berciuman dengan Yunho. Yang pertama malah lebih memalukan.

 

Untuk mengalihkan perhatian kemudian yeoja cantik itu berkata, "Ne Minnie. Aku tadi memasak ramyun dengan porsi besar. Ambil saja di lemari makanan. "

"Baiklah. Gomawo Jae Noona yang cantik."

 

Tanpa buang waktu lagi Changmin segera mengambil ramyun itu di lemari makan, membawanya ke meja makan dan langsung melahapnya. Sedangkan Yunho hanya bergumam, "Aish, dasar food monster!"

 

Tidak ada lima menit Changmin sudah menghabiskan tanpa sisa ramyun itu.

"Noona, masakanmu ini enak sekali. Maukah kau memasakkannya lagi untukku?" Kata Changmin sambil memasang puppy eyes-nya.

"Yak! Yak! Food monster apa-apaan kau?" Yunho tidak terima.

"Ne Minnie" jawab Jaejoong sambil menatap Changmin, lalu dia mengalihkan pandangannya pada kekasihnya.

"Gwenchana, Oppa"

Jaejoong berjalan ke dapur seraya memberikan senyum termanisnya kepada Yunho yang hanya merengut kesal.

 

Sepeninggal Jaejoong ke dapur Yunho hanya bias duduk sambil cemberut. Sementara Changmin berseri-seri karena akan mendapat jatah makan lagi. Tadinya Changmin ingin mengajak Kyuhyun makan di luar, dia tidak berharap Kyuhyun memasak untuknya karena memang kekasihnya itu tidak bisa memasak, tapi ternyata kekasihnya itu sedang bad mood karena sedang dalam masa PMS sampai-sampai dirinya diusir pulang lagi.

 

Jadilah dia sekarang berakhir disini menunggu ramyun buatan kekasih hyung-nya, yang harus diakui sangat enak. Walaupun Yunho melayangkan tatapan mautnya, Changmin tidak akan gentar demi ramyun itu karena perutnya sudah meraung-raung minta diisi, lagi.

“Hyung, daripada kau terus menatapku seperti itu lebih baik kau ke kamar dan ambil syal,”

Yunho yang tidak mengerti hanya memandang dongsaeng-nya bingung. Lalu Changmin mengalihkan pandangannya dan menunjukkan sesuatu kepada Yunho dengan gerakan kepalanya.

“untuk menutupi perbuatanmu” sambung Changmin lagi.

 

Yunho yang mengikuti arah pandangan Changmin langsung membulatkan mata musang-nya. Pandangan Changmin jatuh pada leher Jaejoong yang terdapat beberapa tanda kemerahan, kissmark dari Yunho. Tanpa pikir panjang lagi Yunho langsung berlari menuju kamarnya.

.

.

.

“Oppa…nanti kau pulangnya bagaimana?” tanya Jaejoong.

Saat ini mereka tengah berada dalam mobil Jaejoong, dalam perjalanan pulang menuju rumah Jaejoong. Yunho dibelakang kemudi sedangkan Jaejoong duduk di kursi penumpang disebelahnya. Yunho memutuskan untuk mengantar Jaejoong pulang karena khawatir membiarkan yeoja itu pulang sendirian apalagi malam-malam begini, walaupun dia membawa kendaraan sendiri.

 

“Tenang saja, Boo. Aku berencana untuk menginap di kamarmu.”

“Mwo? “

“Waeyo?”

“Apa yang mau kau lakukan eoh, Jung Yunho?”

“Menurutmu?”

“Yak! ert Jung”

Yunho terkekeh melihat kekasihnya itu mem-pout-kan bibir cherry-nya. Kalau bukan sedang mengemudikan mobil pasti sudah dilumatnya bibir kissable itu.

 

Tidak sampai setengah jam kemudian mereka telah sampai di kediaman keluarga Kim. Jaejoong membuka seatbelt-nya kemudian turun dari mobil diikuti oleh Yunho.

“Oppa…kau pulangnya bagaimana?” yeoja cantik itu mengulangi lagi pertanyaannya yang tadi.

“Jangan khawatir” namja tampan itu mengacak pelan rambut kekasihnya. “Aku bisa naik taksi”

“Baiklah, hati-hati ne”

Yunho menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

 

Kemudian ditatapnya dengan intens doe eyes milik kekasihnya, Jaejoong pun balas menatap mata musang dihadapannya. Yunho mengulurkan tangannya untuk menyelipkan sebagian rambut Jaejoong yang tertiup angin ke belakang telinganya. Setelahnya tangannya tidak kembali ke posisi semula namun terulur lebih ke belakang hingga sampai di tengkuk Jaejoong.

 

Ditekannya tenguk kekasihnya agar wajahnya lebih mendekat pada wajahnya sendiri.

“My Boo…” gumam Yunho sebelum menyatukan bibir mereka. Yunho menciumnya dengan lembut dan penuh kasih sayang, tidak ada nafsu di dalamnya. Seolah dengan ciuman itu namja tampan itu ingin mengatakan betapa dia sangat mencintai wanita ini.

 

“Saranghae. Jeongmal saranghae” kata Yunho setelah melepaskan ciumannya.

“Nado Oppa. Nado saranghae”

Yunho tersenyum penuh kehangatan, sehangat hatinya setiap kali mendengar jawaban Jaejoong bahwa yeoja itu juga mencintainya.

“Baiklah, aku pulang ne”

Yeoja cantik itu menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

“Sleep tight and sweet dream. Dream about me, about us”

Yunho mengecup puncak kepala Jaejoong dan segera berlalu dari sana.

.

.

.

Jaejoong menggeliat dalam tidurnya saat dirasakannya seseorang mengguncang-guncang bahunya. Dibukanya mata sedikit dan dilihatnya siapa orang itu. Ternyata eonnie-nya, Heechul.

“Hmm…Eonnie” gumamnya, kemudian menarik lagi selimutnya hingga menutupi kepala.

“Yak! Joongie!”

“Hmm…”

“Joongie…” Heechul merajuk.

“Hmm…”

“Yak! Kim Jaejoong bangun!”

Lama-lama Heechul kesal karena dongsaeng-nya hanya ber’hmm’ ria, dia pun menarik selimut Jaejoong hingga terhempas ke lantai. Jaejoong akhirnya bangun karena merasakan hembusan hawa dingin dari pendingin ruangan menerpa tubuhnya yang hanya terbalut tank top dan hot pants.

“Waeyo, Eonnie?”

“Kajja bangun. Mandi”

“Wae? Bukankah sekarang hari minggu? Aku ingin tidur lagi”

Setelah berkata seperti itu Jaejoong membaringkan lagi tubuhnya, tapi belum juga Jaejoong membaringkan tubuhnya Heechul langsung mencegahnya.

“Eh…eh…Joongie cepat bangun. Jangan tidur lagi”

“Mandi dulu sana, nanti baru kuberitahu”

“This is have to be important, Eonnie. You just ruinned my sunday morning”

“Ne, this is very important”

 

 

 

To Be Continue…

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
dragon_panda22
#1
Chapter 1: Jung terpesona sama Jae...Lanjut thor!!