Dua

TIME TRIAL

 

            Kris tidak pernah mengenal Park Chorong. Tidak tahu di mana dia tinggal, atau bahkan tahu kalau di ternyata di dunia ini ada seseorang yang sekeras kepala dirinya.

            Tapi di sinilah sekarang Kris berada. Di flat gadis berperawakan sedang dengan rambut panjang terurai yang dengan sulit berusaha diyakinkan kalau dirinya bukanlah penjahat atau buronan rumah sakit jiwa, sehingga ia bisa tinggal di flat milik Chorong sampai misinya selesai.

            Bayangan pembicaraan mereka 45 menit yang lalu pun mendadak tersampir di pikiran Kris—yang kini tengah berbaring tidak nyaman di atas karpet little chicken milik si empunya rumah.

            “J-jadi misimu apa?” Chorong bertanya dengan penuh kehati-hatian. Ia takut memantik panasnya keadaan, sehingga membuat dirinya terlempar ke jalan raya dari flatnya sendiri.

            Kris menghela napas berat. Tidak perlu dihitung sudah berapa kali Kris menghela napas setibanya ia di sini. Berbicara dengan Chorong membutuhkan kesabaran ekstra. “Aku harus menghentikan suatu usaha ilegal. Usaha pengloningan manusia.”

            Dan Chorong bisa merasakan sebuah tonjokkan besar mampir ke wajah chubby-nya begitu Kris menyatakan misi yang harus diselesaikan. “Kloning manusia? Astaga. Kris, selama ini tidak ada usaha pengloningan manusia.” Sebuah bayangan di mana sekumpulan manusia kecil dijual di emperan jalan memenuhi pikiran Chorong.

            “Sayangnya ada, Nona Park. Tapi tentu saja usaha itu usaha bawah tanah. Tidak teridentifikasi oleh masyaratkat luas. Bahkan aku yakin kalau masyarakat luas sudah tahu pun, kamu akan jadi orang yang terakhir mengetahui hal ini.”

            Gadis itu mendelik kesal. “Aku tidak sebodoh yang kamu pikir, tahu.” Dengan kesal Chorong mengalihkan pandangan menuju kakinya—lebih tepatnya sandal rumah dengan hiasan tiga kaki ayam di tengahnya yang sekarang ia kenakan. “Lalu hubungan pengloningan manusia saat ini dengan masa depan apa?”

            Arah pandang Kris mengikuti sudut yang ditatap Chorong. Sandal rumah dengan kaki ayam? Apa gadis ini sebegitu tergila-gilanya pada ayam? “Manusia masa depan, banyak dari mereka yang merupakan hasil kloning. Dan sayangnya, manusia-manusia itu memiliki sifat yang sama; jahat dan memiliki insting kuat untuk merusak.”

            Tawa kecil meluncur dari bibir Chorong. “Bagaimana bisa kamu mengetahui seseorang adalah hasil kloning atau bukan? Bagaimana kalau ternyata kamu sendiri adalah bagian dari mereka?”

            Kris menatap Chorong lekat. Demi Tuhan! Gadis ini adalah gadis terskeptis yang pernah ditemuinya. “Dari sini.” Dia mengangkat dan menunjuk pergelangan tangannya. “Manusia hasil kloning memiliki tanda segilima kecil di pergelangan tangan mereka.”

            Tanpa sadar Chorong ikut menatap pergelangan tangannya. Dan entah kenapa, bagian terkecil dari tubuhnya bersyukur karena ia tidak memiliki tanda seperti yang dikatakan Kris—walaupun sebenarnya ia tidak perlu merasa khawatir juga.

            “Orang pertama yang memulai usaha ilegal ini datang dari tahun 2013. Dan usahanya terus berkembang sampai ke masaku—masa depan. Dewan Keamanan mengatakan, jika aku berhasil menghancurkan usaha pengloningan itu di masa ini, maka perlahan usaha pengloningan di masa depan akan ikut hancur. Aku tidak tahu apa yang membuatku terpilih untuk menyelesaikan misi sialan ini. Tapi yang jelas, karena aku sudah ditugaskan, maka aku harus melaksanakannya.”

            “Dan apa yang membuatmu harus tinggal di flatku?” Chorong menggigit bibir bawahnya. “Aha! Jangan-jangan kamu mau mengambil semua uangku untuk kemudian kabur, dan menjalankan misimu dengan uang itu? Oh bodoh kalau begitu. Aku ini miskin. Aku hanya mahasiswi dengan beasiswa yang dengan terpaksa harus tinggal di kota besar dengan uang seadanya. Jadi sia-sia kalau kamu akan merampokku.” Kini Chorong menatap Kris dengan tatapan menyelidik, seolah menelanjangi pikiran laki-laki di hadapannya.

            Kris terdiam beberapa saat. Dan tepat lima detik setelah itu, tawanya menguar begitu saja. “Jangan konyol. Kalau aku bisa memilih, aku akan memilih tinggal di flat milik orang lain.” Dia berusaha mati-matian menghentikan tawa yang sukses membuat Chorong menggembungkan pipinya. “Dalam memilih guest-house—bagaimana kami menyebut orang-orang masa lalu yang tempat tinggalnya kami ikut diami—Dewan Keamanan selalu bijak dan memerhatikan beberapa pertimbangan. Aku tidak tahu apa yang membuat Dewan Keamanan membuatku tinggal di sini. Yang jelas, aku tidak datang untuk mengambil uangmu. Dan kalau sampai aku berhasil menyelesaikan misiku, maka kamu akan mendapat apresiasi besar dari Dewan Keamanan.”

            Gadis yang sedang salah tingkah karena hipotesis-nya salah buru-buru berdeham kecil. Ia tidak mau terlihat semakin bodoh di hadapan pemuda dengan tindikkan hitam di telinga kirinya. “Tapi flatku sempit. Aku tidak mungkin menyuruhmu tidur di kamarku. Dan kebetulan flat ini hanya memiliki satu kamar. Jadi kamu harus tidur di sini. Di ruang tengah.”

            Kris mengangkat bahu dan menaikkan kedua alis tebalnya. “Bukan masalah.”

            “Bukan masalah?” Chorong menyipitkan matanya. “Memangnya berapa lama kamu akan tingga di flatku?”

            “Tentu saja sampai misiku selesai.”

            “Bagaimana kalau sebelum misimu selesai aku sudah mati?”

            “Pertanyaan macam apa itu?” Kening Kris berkerut. Dia menghempaskan tubuhnya ke sofa, sehingga sofa yang didudukinya berderik pelan.

            “Uh baiklah.”  Chorong segera berdiri. Ia menepuk-nepuk bagian belakang tubuhnya—sebetulnya ia tidak perlu melakukan itu, mengingat ia baru saja duduk di atas sofa, bukan tanah. “Ini sudah sangat malam. Aku akan tidur di kamarku. Kamu tidur di sini. Ingat, jangan berani-berani menapakkan kaki di sekitar kamarku, atau kamu akan mendapati tindikkan di telingamu semakin  membesar setelah aku mengecornya dengan besi panas.”

            Kris tersenyum sinis. “Aku tidak akan melakukan hal itu. Aku bukan tipikal penggoda.”

            “Walaupun kamu penggoda, aku juga tidak akan tergoda, huh.”

            “Sesukamulah.” Kris beranjak dari duduknya dan berjalan menuju karpet yang sebelumnya ditiduri Chorong.

            “K-Kris.”

            Kris menoleh. Ia menaikkan sebelah alisnya.

            Benar-benar replika angry bird. Kening Chorong berkerut. “Kalau boleh aku tahu, siapa orang yang memulai usaha kloning itu? Siapa tahu, aku mengenalnya.”

            Hentakan napas dikeluarkan Kris dengan agak keras. Dia tidak yakin Chorong akan mengenal siapa targetnya ini. Kalaupun memang ia mengenalnya, itu tidak akan membantu apa-apa. “Sooman. Namanya, Lee Sooman.”

***

            Belum pernah Chorong merasa pagi datang secepat ini. Rasanya baru beberapa menit yang lalu ia merebahkan diri di kasurnya, tapi sekarang alarm dari jam berbentuk ayam di mejanya berdering keras—sangat keras.

            “Baiklah alarm bodoh. Aku bangun!” Setengah sadar, Chorong menyerah dan berjalan mendekati meja. Dengan satu gerakan cepat, ia membanting jamnya ke lantai.

            Belum sadar dengan apa yang baru saja dilakukannya, Chorong terdiam dan menatap serpihan jamnya di lantai beberapa saat. Sampai kemudian…

            “Astaga, Bodoh! Kenapa aku membanting jam ini?! Jamku!” Seketika ia berlutut dan memandang jam kesayangannya yang sudah tidak berbentuk dengan nanar.

            Sudah biasa.

***

            “Selamat pagi!” Chorong menjulurkan kepalanya menuju pintu dapur. Kris tidak ada di ruang tengah. Dan menurut perkiraan gadis ini, Kris sedang berada di dapur—mungkin memasak, mungkin juga mencari pisau untuk membunuh Chorong supaya bisa mengambil alih flat miliknya.

            Tidak ada jawaban. Chorong melongok lebih dalam lagi.

            “Kris?”

            Sosok yang tengah memunggungi Chorong segera menoleh begitu nama terakhir dipanggil. “Ada apa?”

            Kedua mata Chorong kontan membulat begitu melihat Kris sedang melakukan sesuatu di kabinet tempat ia biasa memotong bahan makanan. “Apa yang sedang kamu lakukan? Mencoba menghancurkan dapurku?”

            Dengusan kesal terdengar, dan Kris segera mengalihkan kembali pandangannya. Chorong buru-buru mendekati Kris untuk melihat apa yang sedang dia lakukan.

            Dua buah ramen instan tergeletak di atas kabinet, dan pandangan Kris tidak bisa terlepas dari dua makanan siap saji itu. “Kamu mau memasak ramen?”

            “Ini, ramen?”

            Chorong menangguk. “Kamu tidak tahu bagaimana bentuk ramen sebelumnya?”

            “Hanya kakekku yang suka makan ramen. Makanan ini, sudah sangat jarang di masaku.” Kris mengangkat sebuah ramen dan menaruhnya tepat di depan wajah Chorong. “Bagaimana cara memasaknya?”

            Chorong mendorong tubuh Kris dengan tubuhnya, dan merebut ramen yang digenggam Kris. “Biar aku yang memasak. Aku harus berangkat ke kampus, dan kamu juga harus mandi. Uh dan anyways, aku sudah mandi.” Dengan gerakan kecil Chorong memiringkan kepalanya—seolah menyuruh Kris menghirup aroma rambut yang baru dicuci. “Tapi masalahnya, aku tidak menyimpan satupun baju laki-laki, jadi kamu ha—“

            “Aku membawa bajuku sendiri. Jangan khawatir.”

            “Kamu membawa baju?” Chorong agak kaget. “Baguslah. Lagipula aku tidak khawatir. Untuk apa aku khawatir?”

            Dari ekor matanya, Park Chorong bisa melihat Kris melipat tangan di dada. Tapi tanpa mengacuhkannya, Chorong membuka plastic yang membungkus ramen untuk kemudian memasaknya. “Untungnya, kamu perempuan. Kalau tidak, aku sudah merebusmu.”

            “Terima kasih Tuhan, aku perempuan.” Ujar gadis berambut kemerahan ini dengan nada suara yang dengan sengaja dipermanis.

            “Cih. Terkutuklah Dewan Keamanan karena telah membawaku ke sini.” Suara rutukan Kris terdengar seiring derap langkahnya yang menjauhi dapur. Chorong tidak bisa untuk tidak terkikik.

            Sayangnya tinggal bersamaku tidak semudah kelihatannya, Kris. Kini Chorong terkekeh dalam hati.

            Tok…tok…tok.

            Refleks, Chorong menghentikan kegiatan memasaknya. Suara ketukan pintu depan flatnya terdengar. Begitu nyaring, persis seperti ketukan tadi malam, saat Kris mencoba menyiksa Chorong secara mental.

            “Chorongie! Ayo kita berangkat! Aku harus datang pagi untuk memberikan bekal makanan Luhan!” Teriakan cempreng sekaligus bernada mengiringi ketukan yang semakin menguat.

            Yoon Bomi!

            Chorong segera mengelap tangannya dengan kain yang menggantung di pojok kabinet. Jangan sampai Kris membuka pintu. Jangan sampai sahabatnya itu mengetahui keberadaan Kris di sini. Jangan sam—

            “KYAAAAA! PARK CHORONG! AAAAA! TOLONG! ADA TOKOH ANIME MENYATRONI RUMAH PARK CHORONG!”

***

(Akhir cerita dua)

           

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
avrilcheonsa #1
update donk thor...
keren nih ceritanya...

unik...
trus juga jarang nih pairing kris chorong, pdhl aku suka banget...

update soon ya :)
eternalspring
#2
Chapter 6: Woah akhirnya update~~ huhuhu setelah menunggu sekian lama kekekeke
mereka tetap ga akur tapi dalam fase nyaman sekarang... addduuuuuuuuhhhh aku suka dengan hubungan love-hate mereka~~~
semoga updatean selanjutnya segera author-nim kekekeke XD
Sehooney
#3
Chapter 6: akhirnya update juga ;--; kalo bahas ayam aku jadi inget kris waktu di exo showtime ^^ ditunggu cerita selanjutnya ya~
adellakrs
#4
Chapter 6: Yuhuuuu tambahan updatenya saaaangat membantu setelah kemarin ditinggalkan menggantung, terimakasih author!
amusuk
#5
Chapter 1: baru sempet baca chapter 1, bagus author-nim, sukses bikin penasaran~~~
Sehooney
#6
Chapter 5: Makin seru ceritanya ^^ apalagi pas tau ternyata krystal itu adiknya kris, jadi makin penasaran sama ceritanya :)
Update soon ya min~
eternalspring
#7
Chapter 5: Haaaaaa aku juga bertanya2 sebenarnya kenapa kris harus tinggal di flat chorong... apa hubungan chorong dengan kris ?? ugh~ beneran deh aku penasaran... semoga kamu menjelaskan nantinya hehehehe :D
Aku juga berharap krystal dan soojung 2 orang yang berbeda... kasian kris kalo sampai apa yang dia pikirin bener :(
waaa chapter selanjutnya kita bakal tau~ sooman itu apakah bener orang yang dicari kris~~~ yeyy I felt excited XD
tomatoki #8
Chapter 4: jangan2 krystal itu sebenernya dari masa depan juga ya? atau di masa depan ada orang mirip krystal?

penasaraaaan, please update author-nim, your story is interesting :)
Zalukhuhj #9
Chapter 2: Chinguya...
masih ingat aku? huhuhu
baru berkelana di asianfanfics ini
hehehehehehe
aku komen disini aja yah soalnya disini partnya udah byk hehehehehe
oya, makasih udah mau melnjutkan ff itu di ifk yah^^
senang kamu bikin komen kayak gitu

hem, seperti biasa sih
aku sama kayak chorong penasaran dengan misi itu
maksudnya kloning itu bagaimana caranya si kris menghentikannya?
dengan menikah lalu bua anak bareng chorong? kekekekeke
ahhh
mo baca next part dulu yah^^
Sehooney
#10
Chapter 4: huwaa ceritanya bagus ^^ cepet update ya min biar tau lanjutannya~