Author’s POV

Hotel Andromeda, 19.00

Lay terburu-buru turun dari mobilnya. Seumur hidup ia benar-benar membenci menyetir dan mengebut, dan kali ini ia harus melakukan keduanya demi bertemu calon istrinya; hal ketiga yang akan ia benci.

Bahkan ia mengenakan kemeja putih pas badannya lengkap dengan blazer, seakan-akan ia akan menghadiri konferensi pers bersama EXO. Setelah dari rooftop tempatnya merenung tadi siang, ia tidak kembali melanjutkan latihan. Ia beralasan tidak enak badan sebelum izin pergi pada manager hyungnya. Hari ini benar-benar kacau menurutnya.

Ia mengecek jamnya. 19.05. Pria tidak pernah ingkar janji, dan dia sudah telat 5 menit dari perjanjian. Ia tidak suka mengingkari janjinya, walaupun hanya semenit. Ia mengambil ancang-ancang  berlari saat seorang gadis menabraknya.

“YA! Matamu dimana hah?” Bentak gadis di depannya. Eun Soo.

“Maaf.” Jawab Lay tak acuh dan segera meninggalkan Eun Soo.

“Ya! Pabo! Mana tanggung jawabmu sebagai pria hah? Br*ngsek!” Umpat Eun Soo dengan bahasa Korea. Lay menoleh sebelum menatapnya tajam.

“Aggashi, mengumpat pada orang yang tidak kau kenal benar-benar tidak sopan.” Kritik Lay pedas. Eun Soo sedikit terkejut karena pria di depannya mengerti bahasa Korea, namun ia berusaha menutupinya dengan menatap pria itu tajam.

“Dan kau lebih tidak sopan dengan membuat kaki seorang gadis terkilir tanpa bertanggung jawab untuk membantunya.” Balas Eun Soo tajam.

“Benarkah itu salahku? Mungkin saja kau terkilir karena sepatumu yang terlalu tinggi, atau kau yang memang tidak bisa memakai high heels.” Ejek Lay. Matanya menatap merendahkan sepatu yang dikenakan Eun Soo.

Sepatu yang ia kenakan sebenarnya sangat bagus. Jimmy Choo. Sayangnya haknya yang setinggi 8 cm itu sedikit merepotkan, apalagi ia tak terbiasa mengenakan high heels. Tapi tentu saja ia tak mungkin mengakui kesalahannya pada Lay. Harga dirinya tak mengijinkan itu semua.

“Hanya perasaanku atau kau yang memang kampungan? Hak setinggi ini sangat normal, kau saja yang terlalu bodoh untuk mengetahuinya.” Elak Eun Soo.

“Ya! Mungkin bagi kau yang berbadan pendek, hak setinggi itu normal. Namun aku ini terbiasa bertemu wanita-wanita tinggi semampai, dan mereka tidak mengenakan high heels setinggi kau. Pikirkan itu, Nona pendek!” Balas Lay.

“Ya! Apa seratus enam puluh delapan sentimeter itu pendek hm? Lalu bagaimana denganmu? Aku yakin kau tak sampai 180cm, berarti justru kau yang termasuk pendek untuk ukuran namja, bodoh!” Eun Soo semakin kesal.

“Tidakkah kau punya kaca di rumahmu? Yang bodoh itu kau, bukan aku.”

“Kau!”

“Mwo?”

“Ya!”

“Kalian ada disini? Dan kalian saling kenal?” Sebuah suara menghentikan perdepatan mereka berdua.

Dan keduanya benar-benar terkejut melihat siapa yang menginterupsi debat mereka.