Eunsoo’s POV

“Eunsoo-a, hari ini kau akan ikut?” Tanya Kyubin.

“Entahlah, aku sedang tidak enak badan.”

“Ini kan event setahun sekali, sayang sekali dilewatkan. Ikut ya? Supaya kita bisa menang.” Tawarnya sedikit memohon.

“Kau tahu? Menang di tiap pertandingan benar-benar membosankan.” Keluhku.

“Salah kau yang terlalu berbakat. Jam sepuluh malam di tempat biasa.” Ujarnya final, sebelum melambaikan tangan dan berlari menjauh.

Apakah aku belum memperkenalkan diri? Ah baiklah. Namaku Eun Soo, Jang Eun Soo. Akulah pewaris tunggal Jang Corps, yang bahkan tidak benar-benar kutahu bergerak di bidang apa. Sebut aku tak berguna, aku tak peduli. Aku sudah cukup baik mau mengambil jurusan bisnis dibandingkan sastra yang sangat aku cintai.

Kyubin itu temanku. Kim Kyubin. Ia juga salah satu mahasiswa Korea Selatan di sini, di daratan China ini. Ia bernasib sama sepertiku, harus mengubur cita-citanya demi ego keluarga. Jadilah kami bersahabat. Dan yang kami bicarakan tadi berkaitan erat dengan cita-citanya.

Pembalap.

***

Aku menatap bosan sekelilingku. Pria-pria berjaket kulit hitam yang tersenyum menggoda pada gadis-gadis yang sengaja menonton race kali ini. Ayolah, mana ada gadis yang mau dengan pria-pria murahan seperti itu. Tersenyum nakal seperti om-om pedofil pemangsa remaja. Gadis mana yang mau?

Oh baiklah, sepertinya memang ada yang tertarik dengan para pria murahan itu. Gadis murahan. Di malam sedingin itu memakai rok setengah paha dan tank-top ketat dan tipis, b*tch please. Benar-benar tidak punya harga diri.

Tok tok tok

Aku menoleh. Kim Kyubin berdiri di sebelah mobilku, tersenyum meminta dibukakan pintu. Aku membukakan pintu mobilku, membiarkannya masuk.

“Aku datang, puas?”

“Tidak, sampai kita bisa memenangkan race kali ini.” Jawabnya santai.

“Meremehkanku hmm?” Gumamku.

“Ani, hanya khawatir kau mengalah, berhubung rasa bosanmu terhadap kemenangan.” Jawabnya sebelum terkekeh.

Aku hanya menyeringai.

“Tidak ada dalam kamusku mengalah untuk pria, kau tahu itu.”

“Arraseo. Baiklah, aku akan menonton dari pinggir jalan.” Ucapnya.

“Dan kau tak ikut race ini?” Tanyaku bingung.

“Ani, mobilku masih di bengkel. Hati-hati.”

“Ayey, captain!”

***

“Three, Two, One, GO!”

Aku menginjak gas mobilku sedalam mungkin. Kulirik kaca spionku. Bahkan si posisi kedua tertinggal jauh di belakangku. Bibirku tertarik setengah. Pecundang-pecundang itu tak ada apa-apanya, tak menarik.

Sudah lap terakhir dan posisiku semakin jauh di depan mereka semua. Sebentar lagi aku melewati garis finish. Membosankan.

Aku keluar dari mobil setelah melalui garis finish. Kyubin memberikan selamat. Aku hanya menatapnya tak tertarik. Pria-pria murahan itu mulai mendekatiku dan memberi selamat. Aku hanya mengangguk bosan.

“Hai, aku Jack, juara dua.” Sapa seseorang dengan senyum menyebalkannya.

“Juara dua? Maksudmu pecundang nomor 1? Dan kau bangga?” Tanyaku retoris.

Wajahnya terlihat tersinggung. HAHA. Betapa aku menikmati peran antagonisku ini. Aku melengos pergi, diikuti Kyubin di belakangku.

Mataku menangkap sesuatu yang ganjil. Mobil limousine ada di sini. Mana ada yang memakai limousine saat balapan liar? Tunggu, limousine? Apakah itu mobil….

“Jang Eun Soo, PULANG KE RUMAH SEKARANG!” Teriak ahjumma yang keluar dari limousine itu. Ummaku.

Gosh!

***

“Jadi selama ini kerjaanmu hanya balapan liar? Anak gadis macam apa kau? Malam-malam pergi keluar rumah.” Teriak Umma kesal. Aku menatapnya tenang.

“Kerjaanku? Belajar bisnis yang bahkan sama sekali tidak kumengerti, mengerjakan tugas kuliahku, menyelesaikan novelku, makan, mandi, bernafas, tidur, berjalan, berlari, duduk, menyetir, mencuci mobil, jalan-jalan. Lihat, kerjaanku bukan hanya balapan liar.” Jawabku tak peduli.

“Ya!”

“Dimana letak kesalahan ucapanku? Aku benar kan?”

“Besok di hotel Andromeda jam 7 malam, kenakan gaun yang kusiapkan di kamarmu, datang atau kau tahu sendiri akibatnya.” Perintah Umma dingin.

“Untuk apa aku kesana?”

“Bertemu calon hukumanmu.”

To Be Continue