Chapter 8

L_I_S_T_E_N ( There's a Something Here In My Heart )

Taecyeon membuka matanya perlahan. Kemudian memalingkan wajahnya kepada Wooyoung yang masih tertidur sangat nyenyak di pelukannya. Taecyeon tersenyum sebelum mengecup kening Wooyoung dengan lembut. Taecyeon sama sekali tidak pernah menyangka bahwa Wooyoung akan memilih untuk melupakan perasaannya pada Nichkhun secepat ini. Senyum yang terus terplester di wajahnya, menjadi bukti bahwa Taecyeon sangat merasa bahagia saat ini.

 

Meski belum mendapatkan hati Wooyoung sepenuhnya dan perjuangannya masih panjang, tapi dengan Wooyoung memilih untuk menjadi kekasihnya, sudah merupakan suntikan semangat baginya untuk terus melangkah maju. Taecyeon tahu betul tentu tidak akan mudah merebut posisi Nichkhun di hati Wooyoung dan mungkin Taecyeon akan mulai sering terluka setelah ini. Hanya saja, Taecyeon begitu mencintai Wooyoung. Sehingga tidak terpikir sedikitpun olehnya untuk menyerah.

 

“ Hyung… Kau sudah bangun? “ suara serak khas orang yang baru bangun tidur milik Wooyoung, membuat senyum yang semula tersungging di bibir Taecyeon makin lebar.

 

Dengan tatapan penuh cinta, Taecyeon memandangi Wooyoung yang tengah mengucek sebelah matanya, masih di dalam dekapan hangat Taecyeon. “ Apakah kau bisa tidur nyenyak, Woo? “ tanya Taecyeon sebelum kembali mengecup kening Wooyoung.

 

Wooyoung mengangkat wajahnya untuk memandang Taecyeon. Kemudian mengangguk sambil memberikan senyumnya yang paling manis untuk pahlawannya itu. “ Semua berkat kau, hyung. Terima kasih. “ ucap Wooyoung kemudian seraya mengcup mesra bibir Taecyeon.

 

Seketika wajah Taecyeon berubah merah padam. Ini hal baru baginya, karena seumur hidup baru kali ini Taecyeon memerah hanya karena sebuah kecupan. Biasanya, Taecyeon lah yang membuat wajah para gadis merah padam saat dia mengecup bibir mereka. Tapi bersama Wooyoung, nampaknya Taecyeon harus terbiasa dengan hal-hal luar biasa yang akan mulai sering menghampiri hidupnya.

 

Melihat reaksi Taecyeon, Wooyoung terkikik geli. Baru kali ini dia melihat pria sebesar Taecyeon wajahnya merona merah hanya karena sebuah kecupan di bibir. “ Kau memerah, hyung. “

 

“ A-apa yang kau lakukan? “ Taecyeon segera memalingkan wajahnya untuk menyembunyikan rasa malu dan salah tingkahnya dari Wooyoung.

 

“ Kenapa? Bukankah sekarang kita sepasang kekasih? Jadi tidak ada salahnya aku menciummu kan? “ goda Wooyoung sambil berusaha melihat wajah Taecyeon yang terus saja disembunyikan oleh sang pemilik.

 

Merasa gemas pada ulah Taecyeon yang seperti seorang anak kecil, Wooyoung pun bangun dari tidurnya, kemudian segera memposisikan dirinya di atas tubuh Taecyeon. Menyadari seseorang menduduki perutnya, Taecyeon sontak menoleh ke arah Wooyoung yang kini tengah menatapnya dengan senyum yang begitu nakal sekaligus manis.

 

“ Aku sangat senang ada kau yang menemaniku saat aku bangun pagi ini, hyung. “ Wooyoung membungkukan tubuhnya untuk memeluk Taecyeon yang terbujur kaku di bawah tubuhnya. “ Terima kasih, hyung. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi padaku kalau aku tidak memilikimu. “ bisik Wooyoung seraya mengeratkan pelukannya pada Taecyeon.

 

Taecyeon bisa mendengar kegetiran di balik suara Wooyoung. Taecyeon tahu, meskipun sekarang Wooyoung tersenyum dan bisa bercanda, tapi jelas luka di hatinya masih basah dan masih sangat perih. Sedikit saja tersenggol, luka tersebut akan siap mengucurkan darah tanpa henti lagi. “ Woo, ayo bangun. Aku akan membuatkan sarapan untukmu. Setelah itu aku akan mengantarmu pulang. Terserah kau mau menghabiskan waktu liburmu di rumah atau ikut denganku ke kantor. “

 

Wooyoung segera mengangkat wajahnya dan memandang Taecyeon masih dalam posisi yang sama seperti tadi. “ Ikut denganmu, hyung. Aku pasti akan bertengkar lagi dengan Khun hyung kalau aku menghabiskan waktu liburku di rumah seharian. “

 

“ Baiklah. Nanti aku akan mengantarmu untuk mengambil baju ganti. Kau bisa mandi di sini dulu. Aku tidak akan lama di kantor. Hanya perlu mengecek jadwal dan menandatangani beberapa file. Setelah itu selesai. Aku bisa menemanimu sampai malam. “ ujar Tecyeon yang disambut senyum senang dan anggukan dari Wooyoung. “ Kalau begitu ayo bangun. Kau mandilah dulu dan aku akan membuatkan sarapan untukmu. “

 

Tanpa perlu dipaksa-paksa, Wooyoung pun beranjak bangun dan menuju ke kamar mandi. Sementara Taecyeon berjalan keluar kamar untuk menuju ke dapur apartement-nya. Setelah sekitar 30 menit sibuk dengan kegiatan masingmasing, akhirnya merekapun berkumpul kemballi di meja makan. 2 buah porsi piring spagethi tersaji bersama 2 buah gelas orange jus segar sebagai menu sarapan mereka pagi itu. Sempat tinggal di Italia selama hampir 1 tahun di masa remajanya, membuat seorang Taecyeon sangat mahir membuat berbagai jenis olahan spagethi.

 

“ Hyung, nanti maukah kau mengantarku ke rumah Junho? Aku yakin Khun hyung pasti sudah menghubunginya semalam dan memberitahukan sola pertengkaran kita. Aku yakin saat ini dia pasti sedang sangat cemas karena tidak bisa menghubungiku sama sekali. “ ujar Wooyoung sambil meletakkan piring-piring yang telah dicucinya dengan bersih ke dalam lemari penyimpanan.

 

“ Baiklah. Tapi kemarin kau baru ke tempatku di atas jam makan malam. Aku pikir sejak pagi kau bersama Junho dulu sebelum memutuskan ke rumahku. “ sahut Taecyeon yang sedang sibuk memasang dasi sebagai pelengkap kemeja yang akan dipakainya ke kantor.

 

“ Tidak. Aku tahu Khun hyung pasti akan mencariku ke sana. Makannya aku memutuskan untuk tidak ke sana. “

 

“ Lalu kemana kau? “

 

“ Aku pergi ke sebuah pemandian air pans dan menghabiskan waktu seharian di sana untuk menenagkan diri. “ jawab Wooyoung seraya menghapiri Taecyeon yang berdiri di samping meja makan. Masih sibuk dengan dasinya. “ Aku bantu, hyung. “ tanpa menunggu jawaban dari Taecyeon, Wooyoung pun segera membantu Taecyeon untuk memasangkan dasinya.

 

Taecyeon yang sedikit kaget dengan apa yang Wooyoung lakukan, hanya bisa tertegun menatap Wooyoung yang berdiri begitu dekat dengannya dan tengah sibuk membantunya memakai dasi. Jantung Taecyeon berdegup dengan sangat cepat dan perlahan namun sangat pasti, wajah Taecyeon pun menghangat. Memberikan efek merah pada pipi dan telinganya.

 

“ Sudah siap! “ suara Wooyoung, akhirnya membawa Taecyeon kembali ke alam sadar. Wooyoung yang sedang mengelus-ngelus kain kemeja di bagian dada atas Taecyeon untuk merapikan penampilannya pun sontak membuat wajah Taecyeon tambah merona dan jantungnya makin berdetak sangat cepat. Senyum manis yang tersungging di bibir Wooyoung saat tengah melakukan itu, makin membuat Taecyeon kehilangan pikirannya. Maka tanpa bisa mengendalikan lagi tubuhnya, Taecyeon pun pasrah ketika seluruh sistem syarafnya membuat bibirnya bergerak meraup milik Wooyoung.

 

Meski awalnya sangat kaget dengan tindakan Taecyeon yang tiba-tiba, tapi Wooyoung berakhir dengan menikmati cumbuan Taecyeon pada bibirnya. Meski sangat lembut, tapi Wooyoung bisa merasakan aura dominasi dari tiap lumatan yang Taecyeon berikan padanya. Keinginan besar Taecyeon untuk bisa memiliki Wooyoung sepenuhnya pun tersamaikan pada Wooyoung lewat ciuman yang Taecyeon berikan padanya. Rasa tersanjung sekaligus bersalah pun membuat Wooyoung melayang bimbang.

 

Di tengah pergulatan bibirnya dengan Taecyeon, hati kecil Wooyoung pun tengah bergulat hebat. Meski sudah menjalin hubungan dengan Taecyeon, tapi perasaan cintanya pada Nichkhun masih begitu kuat. Sebuah ketakutan perlahan menyergap Wooyoung. Ketakutan atas benar atau salahnya keputusan untuk mengajak Taecyeon menjalani sebuah hubungan di saat hatinya masih sepenuhnya untuk Nichkhun, terus menghantui hati dan pikiran Wooyoung. Ketakutan bahwa pada akhirnya dia hanya akan membuat Taecyeon tersakiti juga terus melayang-layang di benaknya. Dan ketakutan bahwa keinginannya untuk melupakan Nichkhun akan berakhir dengan ketidak mampuannya pun berhasil memaksanya untuk memutus kontak bibirnya dengan Taecyeon.

 

“ Ngh… Hyung… Bisakah kita melanjutkan ini di lain waktu? Sepertinya kau akan terlambat sampai kantor kalau kita tidak segera berangkat. Kita masih harus mampir untuk mengambil pakaian ganti di apartement-ku kan? “ ucap Wooyoung berusaha memberi alasan terbaik agar Taecyeon tidak merasa sedih atas tindakannya yang secara tiba-tiba menghentikan kegiatan bertema morning kiss mereka, pagi itu.

 

Meski merasa belum puas menikmati bibir mungil nan lembut milik kekasih barunya sekarang, tapi alasan yang Wooyoung berikan memang benar. Mereka harus segera berangkat, jika nanti Taecyeon ingin bisa segera pulang untuk menemani Wooyoung menghabiskan waktunya seharian ini. “ Kau benar. Baiklah… Kita berangkat. “ putus Taecyeon segera.

 

Maka setelah memakai jas-nya dengan baik dan membawa tas kerjanya, Taecyeon berjalan bersama Wooyoung menyusuri lorong gedung apartement mereka untuk menuju ke kamar milik Wooyoung.

 

Ketika sudah sampai di lorong tempat kamar apartement-nya berada, sontak Wooyoung yang semula tenang, tiba-tiba berubah gelisah. Bersama Taecyeon semalam memang berhasil membuatnya tersenyum dan seolah lupa akan kesedihan yang kemarin dialaminya. Tapi itu hanya sementara. Karena pada dasarnya, Wooyoung tidak akan pernah lupa dengan luka yang ditorehkan Nichkhun dengan begitu dalam di hatinya. Setiap ucapan dan kata-kata kasar yang terucap dari bibir Nichkhun seolah terputar ulang dengan begitu jelas di otak Wooyoung saat tubuhnya kini berhadapan dengan pintu masuk kamar apartement miliknya. Ruangan yang menjadi saksi bisu atas kejadian pahit yang kemarin menimpanya.

 

“ Kau baik-baik saja, Woo? “ suara cemas Taecyeon menggelitik indera pendengaran Wooyoung.

 

Wooyoung pun menoleh menatap Taecyeon yang tengah menatapnya dengan sorot mata penuh kekhawatiran. “ Kalau kau belum siap untuk bertemu Nichkhun lagi, lebih baik tidak usah memaksakan diri. Aku akan membelikanmu baju ganti saat perjalanan menuju kantor nanti. Atau kau bisa memakai mobilku untuk membeli keperluanmu saat aku di kantor nanti. Aku tidak ingin kau terluka lagi nantinya. “ lanjut Taecyeon lagi.

 

Entah kenapa, kekhawatiran Taecyeon pada dirinya seperti memberikan kekuatan tersendiri bagi Wooyoung. “ Aku tidak apa-apa, hyung. Toh aku tidak bisa selamanya menghindari Khun hyung. Cepat atau lambat, aku tetap harus dan akan beruruan dengannya. Biar bagaimana pun Khun hyung adalah manager-ku. Aku harus bisa profesional. Membedakan urusan pribadi dn urusan pekerjaan. Lagipula bukankah aku punya kau sekarang? Jika nanti Khun hyung berniat menyakitiku lagi, kau tentu tidak akan diam saja kan, hyung? “ ujar Wooyoung sambil tersenyum.

 

Meski menangkap adanya keterpaksaan di balik senyum Wooyoung, tapi Taecyeon tidak ingin berdebat dengan Wooyoung. Taecyeon jelas tahu betul kalau di balik fisiknya yang terlihat lemah dan rapuh, Wooyoung memiliki kekuatan mental yang sempuna. Jadi tidak ada alasan bagi Taecyeon untuk tidak mempercayai Wooyoung. ‘ Jelas aku tidak akan tinggal diam. Kalau begitu masuklah. “

 

Setelah mengangguk menanggapi ucapan Taecyeon dan menghela nafas panjang untuk melepaskan segala gundah hatinya, Wooyoung pun mengerahkan segenap tenaga dan keberaniannya untuk memutar knop pintu masuk apartement-nya. Segera sosok Nichkhun yang tengah menggosok rambutnya dengan memakai handuk tersaji begitu pintu apartement terbuka. Meski sudah berpakaian lengkap, dari rambutnya yang masih setengah basah, tanpa diberitahu pun Wooyoung tahu kalau Nichkhun baru saja selesai mandi.

 

“ Wooyoung?! Kemana saja kau? Kau menghilang seharian. Kau juga mematikan ponselmu! Kau mau membuatku mati cemas?! “ Nichkhun langsung menodong Wooyoung dengan suara bernada tinggi yang mewakili perasaan marah, kesal dan cemas di dalam hatinya.

 

Nichkhun yang telah menerjang maju ke hadapan Wooyoung, sontak menghentikan niatnya untuk memeluk Wooyoung ketika sosok Ok Taecyeon yang tiba-tiba muncul di belakang punggung Wooyoung berdehem untuk meng-eksis-kan dirinya.

 

“ Kenapa dia ada di sini, Woo? Kau bersamanya? “ tanya Nichkhun tidak suka sambil melemparkan tatapan kebingungan pada Wooyoung dan Taecyeon.

 

Wooyoung tidak menjawab. Bukan karena tidak mau mengakui kalau Taecyeon ada di situ untuk menemaninya. Tapi karena Wooyoung merasa pertanyaan Nichkhun adalah pertanyaan konyol yang jelas tidak perlu diberi jawaban. “ Aku ke sini mau mengambil baju gantiku, hyung. Permisi. “ tanpa menunggu respon dari Nichkhun, Wooyoung pun berjalan melewati tubuh Nihkhun yang masih mematung di tempatnya semula.

 

“ Taecyeon hyung, kau masuklah dulu. Aku tidak akan lama. “ ujar Wooyoung lagi saat sudah berad di depan pintu kamar tidurnya.

 

“ Baiklah. “ jawab Taecyeon mengantar  hilangnya Wooyoung di balik pintu kamarnya. Tapi sudah menjawab, tidak latas membuat Taecyeon bergerak dari tempatnya. Ini semua karena masih ada sosok Nichkhun yang mematung di hadapannya sambil menghujaninya dengan tatapan penuh kebencian. Meski sangat ingin melayangkan bogem-nya ke wajah Nichkhun, mengingat pria di hadapannya ini telah membuat orang yang sangat dicintainya menangis karena sakit hati dengan segala ucapannya yang begitu tidak bermoral, tapi Taecyeon berusaha mati-matian mengurungkan niatnya. Selain tidak ingin paginya yang indah rusak, Taecyeon juga tidak ingin meloyoung makin bersedih.

 

Lama mereka berdiri dengan tegang sambil saling memandang. Saling melemparkan sorot mata penuh amarah dan kebencian sebagai ganti dari adu tinjuan dan tendangan secara fisik. “ Kau benar-benar tuan muda yang menyedihkan. Dimana kau membuang harga dirimu sampai kau begitu tidak tahu malu terus-menerus mengekor pada Wooyoung. “ suara dengan nada mengejek dari Nichkhun pun akhirnya memecah kesunyian di antara mereka berdua.

 

Tapi Taecyeon tetap bungkam. Mengingat Wooyoung akan kembali bersedih jika Taecyeon melakukan tidakan yang bodoh, Taecyeon pun memilih diam menerima cibiran dari Nichkhun. Membiarkan Nichkhun mengatakan dan melakukan apa saja sesuka hatinya. Sampai akhirnya, Nichkhun pun membalikkan tubuhnya dan meninggalkan Taecyeon untuk memasuki kamar tempat Wooyoung tengah berada sekarang.

 

“ Kau kemana saja kemarin, Woo? Aku sangat cemas karena kau tidak kunjung pulang dan sama sekali tidak bisa dihubungi. “ ujar Nichkhun segera setelah menutup kembali pintu kamar yang terbuka karenanya.

 

“ Aku mencari udara segar. Lagipula aku sudah bilang padamu untuk tidak usah mengkhawatirkanku. “  jawab Wooyoung seperlunya tanpa berniat melihat wajah Nichkhun sedikit pun. Masih terlalu sakit.

 

“ Kau masih marah padaku, Woo? Maafkan aku. Aku memang telah sangat keterlaluan. “

 

“ Lupakan, hyung. Aku tidak ingin membahas itu lagi. “ kali ini Wooyoung terpaks menatap Nichkhun untuk mengekspresikan bahwa dia benar-benar tidak ingin hal itu kembali diangkat sebagai topik pembicaraan mereka.

 

“ B-baiklah. “ Melihat sorot mata Wooyoung yang nampak sangat serius dan tidak main-main, membuat Nichkhun tergagap karena merasa sangat bodoh telah memancing-mancing kemarahan Wooyoung dengan pertanyaannya. Jelas Wooyoung masih akan sangat marah padanya setelah apa yang dilakukannya pada Wooyoung. “ Kenapa kau mengepak baju? Mau kemana kau? “ tanya Nichkhun mencoba mengalihkan pembicaraan.

 

“ Aku berencana tidak tidur di sini malam ini. “

 

“ Kau sudah tidak tidur di rumah semalam, masa hari ini juga? Lagipula besok kau akan ada pengambilan gambar untuk majalah. Apakah tidak lebih baik kau beristirahat hari ini? “ Nichkhun tiba-tiba merasa sangat tolol. Kemana aura pangerannya yang selama ini bisa dengan mudah menaklukkan ribuan bahkan jutaan gadis-gadis. “ Oh iya, ngomong-ngomong kemarin dimana kau menginap? Kenapa kau tidak ada di rumah Chansung dan Junho kemarin.  Aku menunggumu di sana sampai lewat tengah malam. “

 

“ Aku tidur di apartement Taecyeon hyung. Hari ini pun akan begitu.. “

 

Habis sudah kesabaran Nichkhun. Nichkhun sudah tidak bisa lagi menahan emosinya.Maka dengan kasar Nichkhun mencengkram kedua lengan Wooyoung dan mendorongnya sampai punggung Wooyoung beradu dengan tembok. Sehingga membuat pria chubby tersebut meringis kesakitan.

 

“ Beraninya kau menginap di apartement pria itu. Kau jelas tahu dialah pemicu pertengkaran kita! Ada apa dengan otakmu Jang Wooyoung!? Kau thu aku sangat membencinya, lantas kenapa kau terus menyebut namanya di hadapanku? Kau sengaja ingin membuatku marah dan cemburu? “ Nichkhun menahan suara teriakannya karena tidak ingin Taecyeon yang sedang berada di luar ruangan tersebut mendengarna. Tapi untuk mengganti terikan sebagai caranya meluapkan emosi, dengan sekuat tenaga Nichkhun mengguncang-guncang tubuh mungil Wooyoung dengan kedua tangan yang mencengkkram erat lengan Wooyoung.

 

Wooyoung hanya terdiam membiarkan Nichkhun melakukan dan mengatakan apapun. Wooyoung paham betul tidak akan ada gunanya berdepat dengan Nichkhun saat dia sedang emosi. Wooyoung hanya menatap Nichkhun dengan perasaan yang bercampur aduk, sambil menunggu Nichkhun selesai melampiaskan seluruh kemarahan dan kekesalannya.

 

“ Apakah kau sudah selesai meluapkan semua emosimu padaku, hyung? Sudah bolehkah aku bicara? “ tanya Wooyoung dengan ekspresi datar, segera setelah Nichkhun selesai engguncang tubuhnya dan berteriak padanya. “ Baiklah, sepertinya kau sudah selesai dengan dirimu, sekarang giliranku. “ lanjut Wooyoung seraya melepaskan diri dari cengkraman tangan Nichkhun di kedua lengannya.

 

Kini giliran Nichkhun yang membisu. Sikap Wooyoung yang begitu tenang dan dingin, sangat asing baginya. Biasanya Wooyoung akan sibuk meminta maaf atau bahkan menagis saat Nichkhun marah. Tapi Nichkhun menangkap sesuatu yang berbeda dari Wooyoung, kali ini. “ Terus terang aku lelah, hyung kau permainkan seperti ini. Berhentilah bersikap seolah-olah kau jatuh cinta padaku dan cemburu jika aku tengah bersama Taecyeon hyung. Aku ini bukan siapa-siapamu, hyung. Kau bahkan tidak pernah bisa yakin dengan perasaanmu sendiri terhadapku. Jadi berhentilah bertingkah seolah-olah aku sepenuhnya milikmu, sehingga kau berhak bertindak sesuka hatimu padaku. Aku bukan bonekamu, hyung. Aku tidak ingin kau memberiku harapan palsu. Aku tahu betul kau masih belum bisa menghapus Victoria sepenuhnya dari hatimu. Jadi aku rasa kau tidak perlu lagi memaksakan diri untuk mencintaiku, hanya karena aku mencintaimu, hyung. “ Sejenak Wooyoung berhenti untuk menghela nafas. Menetralisir semua rasa sakit yang menghimpit perasaannya. “ Dan kau tidak perlu khawatir, ucapanku dulu padamu masih berlaku. Kau bisa datang kapan saja padaku jika kau membutuhkan seseorang untuk membantumu melampiaskan libidomu. Kau dan keluargamu telah begitu baik padaku. Jadi aku juga akan melakukan yang terbaik, yang aku mampu, untuk membantumu, sampai kelak kau menemukan pengganti Victoria. Tapi satu hal yang ingin aku tekankan padamu. Berhentilah memintaku untuk menjauhi Taecyeon hyung. Karena bagaimana pun juga tidak mungkin jika aku menjauhi kekasihku sendiri. “

 

Kalimat terakhir Wooyoung sontak membuat kepala Nichkhun yang semula tertunduk langsung terangkat. Nichkhun membuka matanya lebar-lebar untuk menyampaikan ketidak percayaannya pada ucapan Wooyoung. “ A-apa maksudmu? “ tanyanya tergagap.

 

“ Aku yakin kau mengerti , hyung. Aku sudah memutuskan untuk menerima cinta Taecyeon hyung. Karena sepertinya hanya dialah yang mampu memberikan cinta yang selama ini aku butuhkan. Taecyeon hyung adalah yang terbaik bagiku. Aku pun sangat nyaman dengan caranya memperlakukanku. Jadi aku rasa kehadirannya di sisiku, akan sangat membantuku untuk menghapus jejakmu di hatiku. Karena menunggu bertahun-tahun tanpa pernah mendapatkan jawaban dan kepastian, adalah hal yang paling menyakitkan bagiku. Jadi aku kira, saat ada seseorang yang menawarkan aku untuk bahagia, akan sangat bodoh jika aku menolak orang tersebut. “ kali ini Wooyoung mengucapkan seluruh kalimat yang keluar dari bibirnya, dengan tatapan lebih lembut namun penuh kepastian. Senyum yang tidak henti menghiasi wajahnya pun membuat perasaan Nichkhun semakin hancur berkeping-keping.

 

Wooyoung kemudian pergi sambil membawa tas ransel yang berisi pakaian miliknya. Meninggalkan Nichkhun sendirian. Cukup lama Nichkhun berdiri mematung sambil menghadap ke arah tembok kosong tempat tadi Wooyoung berdiri, sampai akhirnya setetes air mata jatuh dari matanya dan disusul dengan puluhan bulir-bulir air mata yang siap membasahi lantai kayu tempatnya berpijak.

 

Pembicaraannya dengan Chansung semalam, yang berakhir pada keputusan Nichkhun untuk menyatakan cintanya pada Wooyoung dan meminta Wooyoung menjadi kekasihnya, nampaknya tidak akan pernah lagi terwujud. Kebodohannya benar-benar telah membuat Wooyoung lari dari hidupnya. Wooyoung telah menyerah mencintainya dan memilih Taecyeon sebagai tokoh utama dalam kisah cinta pertamanya. Membuang Nichkhun dan meninggalkannya di luar jangkauan kamera kehidupan. Kali ini keadaan benar-benar berbalik. Selama ini selalu Wooyoung yang menunggu Nichkhun, tapi kini nampaknya harus Nichkhun yang menunggu Wooyoung untuk kembali.

 

“Kenapa kau menyerah di saat kau sudah berhasil membuatku jatuh cinta padamu, Woo? Kenapa kau pergi di saat aku ingin bersamamu? Kenapa kau memilih Ok Taecyeon tanpa memberi aku kesempatan untuk mengatakan apa yang kini aku rasakan padamu, Woo? Kenapa kau tidak meu menungguku lebih lama, sedikit saja? “ pertanyaan-pertanyaan yang keluar dari bibir Nichkhun hanya tinggal sebuah pertanyaan. Namun tidak bisa merubah kenyataan bahwa Wooyoung telah menutup pintu hatinya untuk Nichkhun dan  memilih Taecyeon sebagai kekasihnya.

 

Nichkhun terus menangis histeris. Bahkan sesekali berteriak sambil menariki rambutnya keras-keras. Nichkhun sudah tidak tahu lagi apa yang harus dilakukannya saat ini selain terkapar di kamar Wooyoung untuk meratapi kebodohannya.

 

*****

 

“ Kuatlah, hyung! Anggaplah ini jalan yang Tuhan berikan padamu, agar kau bisa membuktikan pada Wooyoung, bahwa kau memang benar-benar tulus mencintainya dan ingin dia menjadi milikmu. “

 

Mungkin ucapan Chansung itu sederhana. Tapi paling tidak, kepercayaan diri Nichkhun bisa kembali bangkit karena dukungan dari sahabat mudanya itu. Sebersit harapan bahwa Wooyoung akan kembali membuka pintu hatinya untuk Nichkhun, kembali tergantung tinggi. Sekarang, jelas yang perlu Nichkhun lakukan adalah berusaha. Mengabaikan rasa sakit saat melihat Wooyoung bersama Taecyeon, paling tidak itulah langkah kunci yang harus Nichkhun pelajari baik-baik. Seperti Wooyoung terus bisa mencintainya, saat Nichkhun bersama Victoria, seperti itu jugalah Nichkhun ingin bisa mencintai Wooyoung saat Wooyoung bersama Taecyeon.

 

“ Kau pasti mampu, hyung! Cinta Wooyoung yang masih sepenuhnya untukmu, adalah point lebih bagimu. Aku pasti mendukungmu, hyung! Biar bagaimana pun kita teman. Jadi tidak ada salahnya aku membantumu untuk mendapatkan Wooyoung. Karena toh hasil keputusan tetap ada pada Wooyoung. “ ucap Chansung pada Nichkhun dari seberang sana. “ Tapi kita rahasiakan ini dari Nuneo-ku, ya, hyung?! Kau harus janji! Karena seperti yang kau tahu, Nuneo-ku sangat tidak menginginkan Wooyoung memilihmu. Menurutnya jika bersamamu, Wooyoung hanya akan banyak terluka. Tapi aku berpendapat lain, hyung. Meski memang benar kau sangat plin-plan dan cenderung tidak peka, tapi kau pantas juga mendapat kesempatan untuk berkompetisi memperebutkan hati Wooyoung. “ suara kekehan Chansung, menggelitik gendang telinga Nichkhun setelahnya. “ Ok baiklah, hyung. Aku harus keliling untuk mengecek pasien dulu. Kau baik-baiklah di sana. Jangan bunuh diri. Pergilah ke suatu tempat untuk menghibur diri. Kau perlu penyegaran sebelum memulai perangmu nanti. Aku tutup dulu telpon-nya ya? Hubungi aku jika sesuatu terjadi. Aku akan berusaha membantumu sebisaku. Sampai jumpa. “ suara ‘tut’ panjang terdengar kemudian, setelah Chansung selesai mengucapkan kata-kata perpisahannya.

 

Nichkhun hanya menghela nafas panjang sambil memandangi ponselnya. Tapi kemudian wajahnya yang sedari tadi mendung mulai menampakkan sinarnya lagi. Nichkhun tersenyum mengingat ada Chansung yang rela sembunyi-sembunyi dari sang huswife untuk mendukungnya. Meski hanya seorang Chansung, tapi pengorbanan dokter muda yang rela bersebrangan dengan sang huswife untuk mendukungnya, jelas memiliki arti yang besar bagi Nichkhun.

 

*****

 

Dengan penuh prjuangan akhirnya chapter 8 di-update

 

Maaf klo hasilnya ga sesuai keinginan reader

 

Plus maaf juga klo ada buanyak banget typo.

 

Pokonya ditunggu comment-nya yha.

 

Author sangat terbuka menerima smua saran dan kritik.

 

Happy reading aja dh.

 

Thanks semua. ^^

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
tcha0304 #1
Chapter 10: pls lanjutannya thoooorrrr
hwaiting93 #2
Chapter 10: Mian baru comment sekarang , baru nemu ff ini sekarang (╥﹏╥)​

Duhhh suka banget kalo uyong direbutin sama banyak orang ƗƗɑƗƗɑƗƗɑ
Apalagi kalo ada nuneo yang dukung & protective banget sama uyong wkwkwkwkwk XD

Panas dingin pas baca NC nya ><
Khun emang gitu ngeselin banget jadi orang , lola banget sama perasaan sendiri (۳˘̶̀Д˘̶́)۳
Kaya taecyeon dong , gesit kaya belut
Kalo kaya gini lebih dukung TaecWoo dah dari pada khunyoung walaupun aku khunyoung shipper ≤( ˘͡ ^˘͡)≥
Apalagi pas baca adegan taecwoo diranjang tadi , uyong minta ke taec buat ga ninggalin dia aaaaaaaa aku suka ƗƗɑƗƗɑƗƗɑ

Hwaiting buat author-nim deh , emang susah bagi waktu kalo gitu , tapi cepet dilanjut ya ? ^^v
Azalea22 #3
Chapter 8: Thor hiatus selamanya kah? ^_*♡♡♡
Azalea22 #4
Chapter 10: Thor aq reader bru nih, cuma mo bilang kalo bru kali ini baca ff chap taecwoo yg romantis abis, sampe2 aq rela kalo mereka jadian di cerita ini. Ceritanya jg bagus banget. Nex chapter soooooonnn. Tq thor.
Uyounggie
#5
Chapter 10: Lanjuttkan thor..!

Buat khun Hyung tersiksa ampe mampusss..!
Sekalian penggal kepalaX...! Wkwkkwkwwk

Buat kelanjutan jgn pisahkan taec Hyung ama woo yaa..!

Biarkan mereka beerLOVELY DoVIE... haaaha

Buat lebihhh ngenas lagi ceritaX..!

Okee Okeee..! Kereennn dach.. cuma kurang panjang aja...b

Hihihihihi :)
rikayoung
#6
Chapter 10: i always wait this story... tq
elzJang
#7
Chapter 10: waaawh cuma satu nih komen dariku....

kuurang panjaanh :)
UnunJang
#8
Chapter 10: Yeah...
akhirnya update juga...^^

Woah...
jadi kasian sma khunnie klo kya gini...
salah sendiri siy...
klo begini aq jadi pengen KhunYoung balik...hehehe
*MulaiLabil

Taec bener, jngn mau berbagi Woo lagi...
seharunya Khun juga githu... =]

dikit juga gpp thor...
yg penting mah nanti jangan mandek lg...
Hampir frustasi nunggu'a...Kkkk~
*LebayAkut
kirain g da lanjutannya lagi... =]
Fighting thor...^0^9