Chapter 4

L_I_S_T_E_N ( There's a Something Here In My Heart )

“ Mampirlah dulu, hyung. Kau tidak perlu terburu-buru pulang. Rumahmu hanya 2 lantai dari sini. Ini juga masih pukul 8. Lagipula Khun hyung sedang tidak di rumah. Tidak ada salahnya kau menemaniku dulu kan? “

 

Hari itu untuk pertama kalinya Taecyeon mengajak Wooyoung pergi berdua. Menemani Wooyoung seharian penuh menghabiskan waktu luangnya. Mungkin terlalu dini kalau kegiatan itu mereka sebut kencan. Tapi paling tidak hubungan mereka mengalami perkembangan. Sejak sekitar 4 hari yang lalu, Taecyeon sering mengunjungi Wooyoung di apartement-nya walau hanya sebentar. Selain itu, Taecyeon juga sering mengirim pesan singkat atau menelephone untuk mengecek keadaan Wooyoung.

 

Sebelum Wooyoung sempat menanyakan tentang kenapa Taecyeon baru muncul setelah pertemuan mereka di taman sekitar 2 minggu yang lalu, Taecyeon sudah terlebih dahulu memberikan alasannya. Kondisi kesehatan ayahnya yang sedang buruk di Korea, memaksa Taecyeon untuk sementara waktu meninggalkan Jepang. Ayahnya yang mendadak pingsan saat rapat karena kelelahan, dianjurkan untuk istirahat total selama 1 minggu oleh dokter pribadi mereka. Sehingga mau tidak mau, Taecyeon yang memang anak satu-satunya, harus rela meng-handle terlebih dahulu pekerjaan sang ayah yang terbengkalai. Untunglah kondisi ayah Taecyeon segera membaik, karena selain tidak ingin ayahnya sakit, Taecyeon pun tidak ingin harus terpisah lama-lama dari Wooyoung, apalagi setelah dengan berani Taecyeon mengungkapkan isi hatinya pada Wooyoung di taman, malam itu.

 

Tidak lupa, Taecyeon juga menjelaskan maksudnya secara rutin mengirimkan hadiah-hadiah kecil tersebut pada Wooyoung. Saat di Korea kemarin, Taecyeon sempat mengunjungi adik dan ibu Wooyoung di Busan. Pada kesempatan itulah, Taecyeon banyak mengobrol dengan adik perempuan Wooyoung. Dari situlah Taecyeon tahu lebih banyak lagi tentang Wooyoung. Mulai dari makanan kesukaan, sampai ukuran sepatu milik Wooyoung. Bahkan benda-benda yang jadi incaran Wooyoung pun dengan mudah dapat diketahui Taecyeon, salah satunya adalah jam tangan dengan merk terkenal yang pernah dihadiahkan Taecyeon pada Wooyoung dulu.

 

Maklumlah, hubungan Wooyoung dan adik perempuannya terbilang sangat dekat. Hampir setiap hari mereka bertelephone ria. Wooyoung tidak pernah absen sehari pun untuk menanyakan kabar ibu dan adiknya. Terutama tentang perkembangan kesehatan mental sang ibu yang masih dalam pantauan dokter ahli kejiwaan. Wooyoung juga selalu menceritakan apapun tentang dirinya di Jepang. Apa yang sedang dan ingin dilakukannya, apa yang sedang dipikirkannya, bagaimana suasana hatinya saat itu, bahkan sampai hal-hal kecil, seperti apa yang menarik perhatian matanya saat sedang pergi ke suatu tempat. Itulah sebabnya, saat Taecyeon datang dan mengatakan bahwa dia menaruh hati pada Wooyoung, sang adik pun segera dengan antusias memberikan lampu hijaunya pada Taecyeon. Tanpa perlu dirayu, adik perempuan Wooyoung pun menjelaskan segala sesuatunya yang berhubungan dengan Wooyoung secara detail. Jelas dengan situasi seperti ini, jalan Taecyeon untuk mendekati Wooyoung pun semakin terbuka lebar. Dan hal penting lain yang dapat dipetik oleh Taecyeon dari obrolan panjangnya dengan adik perempuan Wooyoung adalah semakin jatuh cintanya Taecyeon pada Wooyoung. Karena bukan saja fisiknya yang mampu menghipnotis orang, tapi juga kepribadiannya yang luar biasa makin menyempurnakan seorang Jang Wooyoung di mata Taecyeon.

 

“ Memangnya Nichkhun belum pulang? “ tanya Taecyeon sambil mengedarkan pandangannya ke setiap sudut apartement milik Wooyuong, berusaha menemukan sosok Nichkhun di ruangan tersebut.

 

“ Tidak ada siapapun di rumah. “ jawab Wooyoung seraya menggelengkan kepalanya. “ Ini sudah lewat jam makan malam, jadi aku rasa Khun hyung akan pulang terlambat. Lagipula dia tahu aku akan pergi denganmu hari ini. Jadi dia pasti tidak akan repot-repot pulang cepat, karena tahu kau pasti akan menemaniku sampai malam. “

 

“ Kau dan Nichkhun… Hubungan kalian seperti lebih dari sekedar artis dan manager. Apakah aku perlu menganggap dia sebagai sainganku? “ sontak pertanyaan Taecyeon membuat wajah Wooyoung merah padam.

 

Ini bukan pertama kalinya Wooyoung dibuat tersipu malu oleh pernyataan Taecyeon. Taecyeon sejak awal selalu secara blak-blakan mengungkapkan perasaannya pada Wooyoung. Taecyeon tidak pernah gentar karena Wooyoung belum menerima pernyataan cintanya, karena toh Wooyoung juga belum menolak Taecyeon. Bukan tidak mau memberikan jawabannya, tapi Wooyoung merasa masih belum mengenal Taecyeon dengan baik. Ini pertama kali sepanjang sejarah hidup Wooyoung, ada seseorang yang menyatakan jatuh cinta padanya dan terang-terangan melakukan pendekatan untuk merebut hatinya. Jadi Wooyoung merasa perlu sangat berhati-hati dalam mengambil keputusan. Selain karena belum berpengalaman, sejujurnya hati Wooyoung masih terlalu penuh sesak dengan sosok Nichkhun.

 

“ A-aku dan Khun hyung hanya sekedar teman. Aku rasa kedekatan kami sangat wajar, apalagi setelah harus hidup bersama selama hampir 5 tahun. “ jawab Wooyoung sambil meletakkan segelas orange juice di atas meja ruang TV, kemudian pelan-pelan mengambil duduk di samping Taecyeon.

 

“ Apa kau punya perasaan khusus untuk Nichkhun, Woo? “ Taecyeon menoleh menatap Wooyoung dengan tajam saat melontarkan pertanyaan tersebut.

 

Sekali lagi wajah Wooyoung merah padam karena pertanyaan Taecyeon. Dengan gugup Wooyoung terus memilin ujung t-shirt yang dipakainya. Wooyoung benar-benar tidak ingin menjawab pertanyaan Taecyeon. Meski pada kenyataannya memang Wooyoung memiliki perasaan khusus pada Nichkhun, tapi terlalu sulit bagi Wooyoung untuk mengakui hal tersebut. Bukan karena malu pada Taecyeon atau tidak ingin Taecyeon sakit hati, tapi karena Wooyoung terlalu takut menghadapi kenyataan kalau cintanya hanya bertepuk sebelah tangan pada Nichkhun. Jangankan menerima balasan dari Nichkhun, bahkan sampai saat ini Wooyoung sama sekali tidak pernah mendapatkan penjelasan dari Nichkhun soal alasan pria Thailand itu menidurinya malam itu. Nichkhun seolah menganggap tidak ada yang pernah terjadi di antara mereka. Tidak pernah sedikitpun Nichkhun menyinggung perihal kejadian hot malam itu.

 

“ Benar dugaanku. Kau memang punya perasaan khusus untuknya. “ ucap Taecyeon dengan sedikit kecewa terselip di dalam nada bicaranya. “ Lalu apa Nichkhun tahu soal hal ini? “

 

Lagi-lagi hanya kesunyian semata yang Taecyeon dapatkan sebagai jawaban atas pertanyaannya. Wooyoung benar-benar mengunci mulutnya rapat-rapat dan terus menunduk sambil memilin ujung t-shirt nya tanpa henti.

 

“ Sepertinya kau belum menyampaikan perasaanmu pada Nichkhun. Baguslah. Aku anggap itu sebagai kesempatan bagiku. “ sejenak Taecyeon berhenti berbicara. Hanya tangannya yang kemudian bergerak meraih dagu Wooyoung dan membimbing wajah pria chubby itu untuk menghadap padanya. “ Dengarkan aku Jang Wooyoung. Aku tidak pernah main-main saat aku menyatakan cintaku padamu di taman waktu itu. Kau memang benar-benar sudah merebut hatiku dan aku tidak berbohong. Jadi, aku tidak akan pernah mau tahu sejak kapan kau mencintai Nichkhun dan sebesar apa rasa cintamu padanya. Itu adalah hak dan urusan pribadimu. Tapi kuingatkan satu hal. Sudah menjadi tradisi dalam keluargaku, bahwa saat memiliki suatu keinginan adalah kewajiban untuk terus mengejarnya sampai dapat. Aku, Ok Taecyeon, terbiasa untuk tidak menyerah dalam mendapatkan apa yang aku inginkan. Sesulit apapun itu. Dan saat ini, aku sangat menginginkan hatimu juga dirimu. Jadi bersiaplah untuk menyerahkan itu padaku. Karena cepat atau lambat, aku akan segera mendapatkan itu. “

 

Seiring dengan berakhirnya ucapan Taecyeon, bibir Taecyeon pun mendarat dengan manis di bibir mungil milik Wooyoung. Sebuah kecupan lembut dari Ok Taecyeon membawa Wooyoung melambung tinggi. Mengambil jeda waktu untuk menelusuri keindahan wajah Wooyoung yang merona merah, Taecyeon kemudian kembali menautkan bibirnya pada bibir Wooyoung yang begitu mengundang untuk dicium. Hisapan pertama disusul dengan hisapan kedua, bersambung pada hisapan ketiga dan  terus berlanjut sampai berpuluh-puluh hisapan berikutnya. Meski di awal tanpa balasan dari Wooyoung tapi menjelang pertengahan, bibir Wooyoung mulai bergerak seiring sejalan dengan alur pergerakan bibir Taecyeon. Masuk pada menit kedua, nafas mereka mulai memburu. Memaksa mereka membuka mulut mereka masing-masing agar oksigen tetap bisa tersalur masuk ke paru-paru keduanya tanpa harus melepaskan tautan bibir mereka. Tapi lidah nakal Taecyeon yang masuk tanpa permisi dan langsung menyerang lidah Wooyoung, nampaknya membuat asupan oksigen ke paru-paru mereka kembali terhambat.

 

Hanya saja keduanya terlalu terhanyut suasana. Naluri mereka seperti tidak mengijinkan bibir mereka untuk terpisah barang sedetik. Dengan mata terpejam dan tangan yang mulai bergerak liar, Taecyeon dan Wooyoung nampaknya sangat menikmati ciuman pertama mereka. Sensasi keras dan ambisi ingin memiliki yang sangat tinggi sangat jelas tersirat dari tiap hisapan dan lumatan yang Taecyeon lakukan. Membuat Wooyoung merinding ngeri sekaligus tersentuh. Taecyeon akhirnya membuat Wooyoung menyadari, ternyata begitu dicintai dan diinginkan rasanya begitu indah.

 

Seperti tidak rela Wooyoung menjauh darinya, Taecyeon terus menyerang bibir Wooyoung yang sempat beberapa kali berhasil lolos darinya dengan agresif. Sementara tangannya mulai bergerak menyelinap ke balik t-shirt putih polos yang menutupi kulit tubuh bagian atas Wooyoung. Sentuhan tangan hangat Taecyeon di kulit punggungnya benar-benar membuat seluruh bulu-bulu halus di tubuh Wooyoung berdiri tegak dan membuat si empunya tubuh mengerang tertahan. Kali ini nampaknya otot-otot syaraf di dalam tubuh mereka mulai bergerak di luar kendali. Pikiran mereka pun telah terbang perlahan menembus tulang tengkorak mereka, tanpa mereka tahu kemana arahnya. Taecyeon dan Wooyoung begitu tenggelam dan larut dalam suasana. Bahkan sampai membuat mereka tidak bisa menangkap suara pintu yang terbuka dan tertutup kembali dari arah depan apartement Wooyoung.

 

“ Ehemh… “

 

Pendengaran mereka yang menangkap suara asing yang bukan berasal dari orang di hadapan mereka, memaksa Taecyeon dan Wooyoung dengan berat hati menghancurkan aura positif yang sudah siap membawa mereka ke kegiatan yang lebih beremosi lagi. Dengan gerakan cepat dan sedikit rasa was-was di hati, mereka menolehkan kepala untuk dengan segera menemukan si pemilik suara.

 

Alangkah kagetnya Taecyeon dan Wooyoung saat melihat sosok Nichkhun tengah berdiri di ujung dinding yang membatasi antara ruang TV dan ruang tamu. Nichkhun masih memegang tas laptop miliknya. Nichkhun belum sempat meletakkan tas tersebut karena terlalu kaget dengan pemandangan yang terpampang di hadapannya. Tanpa bicara sepatah katapun, Nichkhun berdiri dengan mata yang membulat dan bibir yang sedikit menganga kaget.Nichkhun terus mengawasi kedua sosok berwajah merah padam yang tengah duduk di sofa ruang TV nya.

 

“ K-khun hyung?! “ seru Wooyoung seraya bangkit dari duduknya dan menurunkan bagian bawah t-shirt nya yang sedikit terangkat karena ulah nakal Taecyeon. Begitu juga Taecyeon, tanpa dikomando, Taecyeon pun segera melakukan apa yang Wooyoung lakukan. Dengan sikap canggung, Taecyeon sedikit membungkukkan tubuhnya untuk menyapa Nichkhun.

 

“ Maaf kalau aku mengganggu kalian… “ dengan tidak kalah canggung Nichkhun berusaha menjelaskan keberadaannya.

 

Nichkhun tidak menyangka kalau Wooyoung akan menyambutnya dengan cara seperti ini. Sejak pagi, Nichkhun memang sudah sengaja pergi karena tahu Taecyeon akan datang dan mengajak Wooyoung pergi. Sebenarnya sore tadi Nichkhun sudah sempat pulang ke apartement, tapi Wooyoung dan Taecyeon saat itu belum pulang. Maka Nichkhun pun memutuskan untuk kembali pergi lagi. Entah mengapa akhir-akhir ini Nichkhun sering merasa kurang enak hati terhadap Wooyoung. Terutama jika urusan Wooyoung sudah tersangkut dengan pria bernama Ok Taecyeon.

 

Nichkhun merasa sejak Taecyeon hadir dalam hidup Wooyoung, fungsi Nichkhun jadi banyak berkurang. Wooyoung sudah tidak sepenuhnya lagi bergantung pada Nichkhun. Bahkan, kalau dulu Nichkhun yang sering meninggalkan Wooyoung sendirian di apartement, kini keadaan berbalik. Sejak 4 hari yang lalu, Wooyoung sering menganggurkan Nichkhun. Hari pertama, Wooyoung membiarkan Nichkhun makan siang sendirian, sementara Wooyoung pergi makan siang bersama Taecyeon. Hari kedua, Wooyoung meninggalkan Nichkhun sarapan sendirian, karena sejak hari masih gelap Wooyoung pergi jogging bersama Taecyeon dan baru pulang sekitar pukul 9 pagi, yang berarti Wooyoung sudah sarapan bersama dengan Taecyeon. Hari ketiga, Wooyoung lagi-lagi meninggalkan Nichkhun saat makan siang, karena Taecyeon mampir ke lokasi syuting dan menculik Wooyoung saat jam makan siang. Sementara hari ini, hari keempat, Taecyeon mem-booking Wooyoung seharian penuh, yang otomatis membuat Nichkhun full day free. Tapi bebas tugasnya Nichkhun ini malah membuat Nichkhun uring-uringan. Nichkhun selama 5 tahun ini telah terbiasa menghabiskan hampir seluruh hidupnya bersama Wooyoung, dan sekarang tiba-tiba Wooyoung sering absen dari sisinya. Hal in jelas tidak mudah bagi Nichkhun. Sempat Nichkhun membatin dalam kesendiriannya, tentang bagaimana perasaan Wooyoung saat Nichkhun sering meninggalkannya dan pergi bersama Victoria. Apakah Wooyoung juga selalu merasa sekesepian dan sesedih ini? Pertanyaan yang sama terus terulang di otak Nichkhun selama 4 hari terakhir ini.

 

“ Maaf… Sepertinya sudah waktunya aku pulang. “ Taecyeon kembali membungkuk sambil tersenyum pada Nichkhun. Seuasana kali ii begitu tidak memungkinkan untuk menahannya tetap di sini. Apalagi Nichkhun tidak menunjukkan tanda-tanda akan segera menyingkir dan memberi kesempatan padanya dan Wooyoung untuk kembali bercengkrama berdua.

 

“ Eh, kenapa buru-buru, hyung? “ mendengar Taecyeon pamit undur diri, seketika membuat Wooyoung tersadar dari lamunannya.

 

“ Iya, Woo. Aku harus pulang dulu. Lagipula Nichkhun sudah pulang. Sudah ada yang akan menemanimu. “ sambil membelai rambut Wooyoung, Taecyeon tersenyum begitu manis pda pria di hadapannya itu.

 

 Wooyoung nampak begitu patuh dan menikmati belaian lembut Taecyeon. Dengan mulut yang sedikit manyun Wooyoung menganggukkan kepala melepaskan kepergian Taecyeon. Wooyoung merasa begitu nyaman dengan berada di sisi Taecyeon. Sikap Taecyeon yang begitu dewasa dan penuh perhatian pada Wooyoung, sering membuat Wooyoung merajuk tanpa sadar. Taecyeon selalu berhasil memancing sikap manja Wooyoung keluar. Sisi lain seorang Wooyoung yang sudah lama terkubur sejak kehancuran hidupnya 6 tahun lalu.

 

Sementara di sudut lain, Nichkhun yang masih membatu di tempatnya, hanya bisa melihat potongan adegan di hadapannya ini dengan kesal. 5 tahun hidup bersama dengan Wooyoung, nampaknya tidak membuat Nichkhun benar-benar mengenal wooyoung dengan sangat baik. Ternyata Wooyoung yang selalu tampak kuat dan tegar, bisa jadi begitu manja di hadapan Taecyeon.

 

“ Aku pamit dulu. Besok aku akan datang lagi dan menemanimu seharian penuh lagi. Jangan kawatir. Sekarang tidurlah yang nyenyak. Siapkan energi mu untuk besok. “ ucap  Taecyeon lagi setelah sampai di ambang pintu dengan Wooyoung mengekor di belakangnya. “ I love you, Woo. “ bisik Taecyeon seraya kembali mengecup lembut bibir Wooyoung yang masih bengkak karena ulahnya beberapa menit yang lalu.

 

 

“ Hati-hati, hyung. “ Wooyoung masih belum bisa membalas ucapan terakhir Taecyeon meski sangat ingin. Tapi Wooyoung mencium kilat pipi Taecyeon sebagai balasannya.

 

Sambil melambai pada Taecyeon yang berjalan menuju lift di ujung lorong, sebuah keputusan muncul di benaknya. Wooyoung rasa Junho benar. Tidak ada salahnya membuka hati untuk Taecyeon. Toh tubuh dan pikiran Wooyoung sudah merasa nyaman bersama Taecyeon. Hanya tinggal pelan-pelan menyingkirkan Nichkhun dari hatinya. Maka Wooyoung yakin, kebahagiaan sudah menunggunya di sudut jalan.

 

“ Aku perlu mengucapkan selamat, Woo? “ suara dingin Nichkhun membuyarkan lamunan Wooyoung.

 

“ Untuk apa, hyung? “ setelah menutup pintu, Wooyoung pun melangkah mendekati Nichkhun yang masih membatu di posisinya semula.

 

“ kau dan Taecyeon. Sepertinya kalian sudah pacaran sekarang. “ nada suara yang dingin, ditambah ekspresi Nichkhun yang tampak kesal membuat jantung Wooyoung berdebar kencang tidk karuan.

 

Wooyoung tertawa canggung sambil memposisikan dirinya berdiri di hadapan Nichkhun. “ Kalau kau bicara dengan gaya seperti ini, jangan salahkan aku kalau aku menganggapmu cemburu padaku, hyung. “ ucap Wooyoung dengan nada menggoda.

 

Di antara mereka berdua tidak pernah ada yang menyangka godaan Wooyoung akan memancing ledakan emosi yang sungguh dasyat dari seorang Nichkhun. “ Aku memang cemburu, Woo! Kau tidak bisa seenaknya membuangku setelah mendapatkan Taecyeon! “

 

Setelah dengan sembarangan membuang tas yang digenggamnya sejak tadi, Nichkhun menggerakkan tubuhnya untuk mendorong tubuh Wooyoung. Dengan kalap, Nichkhun memperkosa bibir Wooyoung dengan memakai miliknya. Kemudian menggigit dan menjilati kulit leher dan area belakang telinga Wooyoung dengan begitu beringas. Melepas paksa t-shirt yang Wooyoung kenakan dengan sangat kasar. Segera setelah t-shirt itu lolos melewati kepala Wooyoung, Nichkhun kembali menempelkan bibirnya dengan sangat liar di kulit tubuh Wooyoung yang terekspos. Beberapa tanda berwarna ungu kemerahan ditinggalkan Nichkhun di atas hamparan kulit putih susu milik Wooyoung.

 

“ Nggh akh! Jangan begini, hyung aku mohon! “setelah dengan susah payah mengumpulkan suaranya, akhirnya Wooyoung berhasil mengeluarkan sebuah lenguhan tertahan yang disusul dengan ucapan memelas yang tertuju pada Nichkhun.

 

Nichkhun masih menyerangWooyoung dengan pikiran yang tidak pada tempatnya. Nichkhun begitu kesal dan marah karena Wooyoung telah dengan mudah melupakannya yang selama 5 tahun menemani hari-harinya dengan seorang Taecyeon yang baru dikenalnya selama beberapa hari.

 

“ Kau begitu tega membuangku setelah menemukan Taecyeon, Woo. Apa karena tubuhnya jauh lebih besar dariku dan dia jauh lebih kaya raya dari padaku? Sehingga sekarang kau merasa tidak perlu lagi repot-repot menempel padaku apalagi mengkhawatirkanku! Aku sengaja pulang terlambat agar kau cemas padaku, Woo! Tapi lihatlah apa yang kau lakukan! Jangankan telephone. Kau mungkin sedang sangat sibuk sampai melupakan kau pernah mengenal orang sepertiku! Kau mengenaskan Jang Wooyoung. Ternyata dengan mudah materi telah merenggutmu dariku! Memisahkan kita yang begitu dekat selama 5 tahun ini dengan mudah. “ dengan amarah yang telah mencapai ubun-ubun Nichkhun terus berteriak dan mengguncang tubuh Wooyoung dengan sekuat tenaga.

 

Nichkhun yang begiu asing, berhasil membuat Wooyoung menunduk dalam-dalam dan menangis dengan tubuh yang masih terguncang-guncang karena ulah Nichkhun. Tidak sepatah katapun meluncur dari bibir Wooyoung. Hanya air mata yang terjun dengan bebas menghantam lantai yang menjadi wakil betapa hatinya hancur akan tingkah dan ucapan Nichkhun.

 

Seketika Nichkhun melepas kedua lengan Wooyoung dengan kikuk dan mundur beberapa langkah dengan wajah panik. Air mata Wooyoung yang tertangkap oleh indera penglihatannya sebelum jatuh terhempas di lantai, sontak membawa pikiran Nichkhun pulang ke rumahnya. “ W-woo?! M-maaf. Jangan m-menangis… “ ujar Nichkun kembali mengenggam kedua lengan Nichkhun yang tadi sempat dilepaskannya. Hanya saja kali ini dengan lebih lembut dan berperikemanusiaan.

 

“ Kalau aku begitu hina di matamu, jangan sentuh aku, hyung! “ bentak Wooyoung di sela tangisnya yang makin histeris sambil menampik kasar tangan Nichkhun yang menyentuhnya.

 

Dengan patuh Nichkhun membiarkan tangannya terlepas dari lengan Wooyoung. Tapi dengan tatapan bersalah, Nichkhun masih mematung di hadapan Wooyoung berharap ada reaksi lanjutan yang Wooyoung berikan selain menangis.

 

Detik berikutnya, harapan Nichkhun terkabul. Wooyoung menunjukkan reaksinya yang berikutnya.  “ Kalau ada yang perlu diberi ucapan selamat, orang itu adalah kau, hyung! Kau telah berhasil merebut hatiku selama 5 tahun ini, dan membuatku banyak menangis karena tanpa bosan kau terus bermain-main dengan hatiku, hyung! Kau marah karena aku sering meninggalkanmu dan memilih bersama Taecyeon hyung selama 4 hari ini, lalu selama hampir 1 tahun kau bersama Victoria dan begitu sering meninggalkanku, apakah kau juga memikirkan bagaimana perasaanku saat itu, hyung? Apakah kau peduli betapa aku terus menangis menahan sakit hati yang luar biasa setiap kau menyebut namanya dengan mata yang berbinar penuh cinta? Apakah kau tahu berapa liter air mata yang kuperas saat aku menemukan purple mark di leher atau sekitar tubuhmu setelah kau pulang berkencan dengan Victoria? Apa kau peduli bagaimana tersiksanya aku saat mencintai orang yang bahkan menganggap aku tidak pernah ada saat tengah bersama Victoria? Jawab aku, hyung!! Pernahkah kau peduli? “ dengan suara keras dan penuh emosi, akhirnya Wooyoung menumpahkan semua perasaan yang memadati hatinya selama 5 tahun ini. Meski suaranya sangat bergetar karena Wooyoung juga terus menangis, paling tidak Wooyoung sudah berhasil memberikan syok terapi bagi Nichkhun.

 

Nichkhun diam. Kaku. Tidak percaya dengan semua yang didengarnya dari mulut Wooyoung. Tidak pernah terbersit sedikitpun pikiran bahwa Woyoung mencintainya diam-diam selama ini. Bingung adalah kata yang paling tepat menggambarkan bagaimana kondisi Nichkhun sekarang setelah menerima pengakuan mendadak dari Wooyoung. “ Aku tahu kau bukan gay, hyung. Aku juga tidak peduli jika setelah ini kau akan membenciku. Tapi itulah kenyataannya, hyung. Aku mencintaimu. Kau membuatku jatuh cinta padamu. Bahkan meski perasaanku hanya membawa aku dalam kehancuran dari hari ke hari, aku tidak peduli. Jadi jangan pernah sekali lagi berkata kalau aku meninggalkanmu karena Taecyeon hyung jauh lebih gagah dan kaya darimu. Meski aku memang hina, tapi aku tidak sehina itu, hyung. Terlalu tabu bagiku mendekati seseorang dengan berdasarkan fisik saja apalagi materi. Aku rasa tubuhku masih bisa menghasilkan banyak uang untuk membiayai hidupku dan keluargaku, tanpa harus aku menjadi parasit bagi orang lain. “ meski masih sama bergetarnya dengan yang tadi, ucapan Wooyoung kali ini terdengar lebih tenang dan emosinya jauh lebih terkontrol dengan baik.

 

“  Seandainya aku dekat dengan Taecyeon hyung, itu karena aku merasa sangat nyaman dengan kehadirannya di sampingku, hyung. Dia orang pertama yang membuatku merasakan indahnya dicintai. Meski aku belum bisa membuka pintu hatiku sepenuhnya untuk Taecyeon hyung karena kau, tapi aku sangat nyaman berada di sekitarnya. Cara Taecyeon hyung memperlakukanku sangat berbeda, hyung. Dia tidak mengasihaniku, tapi dia mencintaiku. Dia ingin melindungiku bukan karena masa laluku atau ketidak beruntungan dalam hidupku. Tapi karena dia mencintaiku dan menginginkanku. “ lanjut Wooyoung lagi sambil menatap wajah Nichkhun yang ternyata sedang menatapnya juga.

 

“ Kalau aku memintamu jangan pernah mengijinkan Taecyeon masuk ke dalam hatimu, maukah kau melakukan itu untukku, Woo? “ tanya Nichkhun tanpa sedikitpun melepaskan mata Wooyoung darinya.

 

Wooyoung sedikit terperanjat dengan pertanyaan Nichkhun. Kebingungan menyerang batinnya. Mengapakah Nichkhun harus melarang Wooyoung membuka pintu hatinya untuk Taecyeon? Apakah karena Nichkhun tersentuh dengan pengakuan Wooyoung? Atau jangan-jangan Nichkhun memutuskan berubah menjadi gay dan jatuh cinta pada Wooyoung sejak malam panas yang mereka lalui dulu?

 

“ Bisakah, Woo? Bisakah kau menutup pintu hatimu rapat-rapat dan jangan pernah membiarkan Taecyeon merebut tempatku di hatimu? “

 

“ Kenapa, hyung? “ tanya Wooyoung dengan emosi yang bercampur aduk di hatinya. Bingung, takut, senang, dan khawatir semua berkumpul menjadi sebuah kesatuan yang siap meledakkan hati Wooyoung kapan saja.

 

“ Aku tidak bisa memberimu alasan, Woo. Karena aku sendiri tidak tahu. Tapi tanpa kau di sisiku, aku merasa ada yang hilang. Aku tidak ingin kau meninggalkanku sendiri untuk bersama dengan Taecyeon. Aku ingin kau tetap menjadi Wooyoung ku yang dulu. Wooyoung yang hanya ada aku di hati dan pikirannya. Wooyoung yang sebelum mengenal Taecyeon dalam hidupnya. “ Nichkhun tahu betul ucapannya terdengar sangat egois. Tapi Nichkhun tidak peduli. Itulah keinginannya. Kejujuran dari hatinya.

 

“ Apakah kau mulai merasa ada cinta yang tumbuh di hatimu untukku? “tanya Wooyoung sangat ingi tahu apa alasan Nichkhun yang sebenarnya meminta Wooyoung melakukan begitu banyak hal.

 

“ Entahlah, Woo. Aku pun tidak mengerti. Perasaan ini sangat baru bagiku. Rasanya sangat asing. Aku perlu banyak waktu untuk berpikir matang-matang sebelum mengambil keputusan. “

 

“ Lalu apakah karena tubuhku? Apakah kau kecanduan tidur denganku setelah malam itu? Apakah itu alasanmu melarngku membuka pintu hatiku untuk Taec hyung? Karena jika telah bersamanya, kau tentu tidak bisa lagi menikmati tubuhku seperti yang pernah kau lakukan dulu. Apakah itu alasanmu, hyung? “ rasa penasaran Wooyoung membuat bibir mungilnya terus bergerak melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang membuat nichkhun terpojok.

 

Tapi alangkah kagetnya Wooyoung saat bukan jawaban yang diterima atas pertanyaannya yang terakhir dari bibir Nichkhun, melainkan ciuman lembut yang mendarat di bibrnya. Untuk kedua kalinya Nichkhun mencium Wooyoung tanpa permisi.Untuk kedua kalinya juga, Nichkhun membuat Wooyoung takluk dengan mudah pada pesona ciumannya.

 

“ Jangan pernah berani-berani mengatakan itu sekali lagi di hadapanku. Atau aku tidak akan segan-segan membuatmu meneriakkan namaku berulang-ulang seperti saat malam itu lagi. “ ancam Nichkhun masih dengan kening yang menempel pada kening Wooyoung. “ Aku hanya perlu waktu untuk meyakinkan perasaanku padamu, Woo. Beri aku waktu. Tunggulah aku, Woo. “

 

“ Aku akan memberimu waktu, hyung. “ Wooyoung menjauhkan wajahnya dari wajah Nichkhun agar bisa menatap serius wajah tampan Nichkhun.

 

“ Bagaimana soal Taecyeon? “ Nichkhun masih tidak puas dengan jawaban Wooyoung.

 

“ Seperti aku membiarkanmu mengalir, maka aku pun akan membiarkan hubunganku dengan Taec hyung mengalir.  Aku rasa ini cukup adil. Selama aku belum jadi milik siapapun, akumasih punya hak penuh untuk berteman dan dekat dengan siapapun. Lagipula Taecyeon hyung bukan orang jahat yang harus dijauhi. “

 

“ Tapi kau harus berjanji pada akhirnya tetap harus memilih aku, Woo. “

 

“ Asal kau bisa membuatku yakin kalau memang kau mencintaiku. Tapi kalau kau tidak bisa, maka jangan salahkan aku jika pada akhirnya aku lebih memilih Taecyeon hyung. “

 

“ Kalau begitu, aku mencintaimu Jang Wooyoung! “ ujar Nichkhun sambil menarik Wooyoung ke dalam pelukannya.

 

“ Aku tidak bercanda, hyung! Lupakan semua kalau kau hanya berniat bermain-main denganku. “ Wooyoung menggeliat berusaha membebaskan diri dari dekapan Nichkhun.

 

“ Baiklah… “ tanpa berniat melepaskan Wooyoung dari pelukannya, Nichkhun memberi tenaga tambahan pada kedua lengannya sehingga membuat Wooyoung makin kesulitan bergerak.

 

Tidak ada yang pernah menyangka, kalau kehadiran Taecyeon akan membantu Wooyoung selangkah lebih dekat untuk mendapatkan Nichkhun. Tapi, baik Taecyeon, Wooyoung dan Nichkhun sama-sama tidak akan pernah menyangka, bahwa mereka akan terjerumus dalam sebuah persoalan cinta segitiga yang begitu rumit dan melelahkan.

 

“ Pakai bajumu. “ Nichkhun menyodorkan t-shirt yang tadi dengan paksa di lepasnya dari tubuh Wooyoung. “ Dengan pakaian lengkap saja, kau sudah hampir 2 kali membuatku hilang kendali. Jadi lebih baik segera kau tutupi tubuhmu sebelum aku tergoda untuk menggarapmu semalam suntuk tanpa henti.

 

Sontak wajah Wooyoung merah padam mendengar ucapan Nichkhun. “ Jadi kau ingat soal malam itu? “

 

Nichkhun mengangguk. “ Sangat jelas. “

 

“ Lalu kenapa kau diam dan bertingkah seolah tidak ada yang pernah terjadi di antara kita? “

 

“ Aku terlalu bingung dan tidak tahu harus bersikap bagaimana padamu. Aku takut kau akan memberikan respon tidak terduga saat aku membahas tentang hal itu lagi. “

 

“ Tapi kau membuatku nyaris bunuh diri karena penasaran, hyung. “ ujar Wooyoung sambil tersenyum sangat manis pada Nichkhun.

 

“ Woo… “

 

“ Hm? “

 

“ Maaf untuk akhir yang buruk waktu itu. “

 

Wooyoung diam sejenak. Mencoba mencerna ucapan Nichkhun dengan baik. Adegan Nichkhun meneriakan nama Victoria saat klimaks kembali muncul di depan matanya. Rasa perih pun sempat menerobos masuk ke dalam hati Wooyoung yang sedang dipenuhi kebahagiaan.

 

Seulas senyum tersungging di bibir mungil Wooyoung. “ Kalau begitu teriakan namaku keras-keras di kesempatan berikutnya untuk menebus kesalahanmu padaku. “

 

Semburat merah segera muncul di pipi Nichkhun dan mengundang tawa nyaring dari Wooyoung. Tidak terima ditertawakan seperti itu, Nichkhun pun mengejar Wooyoung yang sudah berlari menuju ke kamar mereka terlebih dahulu. “ Awas kau Jang Wooyoung! “

*****

 

Lumayan panjang khan chapter ini?

Seperti chapter yang sebelum-sebelumnya, banyak banget ketidak puasan author di chapter ini.

Tapi untuk chapter berikutnya, author janji akan lebih menjelaskan lagi tentang banyak hal yang agak kabur di chapter ini.

Maaf kalau setelah baca nanti, banyak yang ngerasa sama nggak puasnya sama author.

Tapi tetep tanpa bosen, author pengen semua reader meninggalkan saran dan kritiknya juga komentar-komentar kalian buat author.

Ga perlu sungkan bilang jelek klo emang jelek.

Tapi jangan lupa diperjelas juga bagian mana yang jeleknya, supaya nanti author bisa perbaiki di kesempatan berikutnya.

Makasih banyak yha buat semua yang udah bersedia ngasih komentarnya.

Sampai ketemu di Chapter 5.

#byebye^^

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
tcha0304 #1
Chapter 10: pls lanjutannya thoooorrrr
hwaiting93 #2
Chapter 10: Mian baru comment sekarang , baru nemu ff ini sekarang (╥﹏╥)​

Duhhh suka banget kalo uyong direbutin sama banyak orang ƗƗɑƗƗɑƗƗɑ
Apalagi kalo ada nuneo yang dukung & protective banget sama uyong wkwkwkwkwk XD

Panas dingin pas baca NC nya ><
Khun emang gitu ngeselin banget jadi orang , lola banget sama perasaan sendiri (۳˘̶̀Д˘̶́)۳
Kaya taecyeon dong , gesit kaya belut
Kalo kaya gini lebih dukung TaecWoo dah dari pada khunyoung walaupun aku khunyoung shipper ≤( ˘͡ ^˘͡)≥
Apalagi pas baca adegan taecwoo diranjang tadi , uyong minta ke taec buat ga ninggalin dia aaaaaaaa aku suka ƗƗɑƗƗɑƗƗɑ

Hwaiting buat author-nim deh , emang susah bagi waktu kalo gitu , tapi cepet dilanjut ya ? ^^v
Azalea22 #3
Chapter 8: Thor hiatus selamanya kah? ^_*♡♡♡
Azalea22 #4
Chapter 10: Thor aq reader bru nih, cuma mo bilang kalo bru kali ini baca ff chap taecwoo yg romantis abis, sampe2 aq rela kalo mereka jadian di cerita ini. Ceritanya jg bagus banget. Nex chapter soooooonnn. Tq thor.
Uyounggie
#5
Chapter 10: Lanjuttkan thor..!

Buat khun Hyung tersiksa ampe mampusss..!
Sekalian penggal kepalaX...! Wkwkkwkwwk

Buat kelanjutan jgn pisahkan taec Hyung ama woo yaa..!

Biarkan mereka beerLOVELY DoVIE... haaaha

Buat lebihhh ngenas lagi ceritaX..!

Okee Okeee..! Kereennn dach.. cuma kurang panjang aja...b

Hihihihihi :)
rikayoung
#6
Chapter 10: i always wait this story... tq
elzJang
#7
Chapter 10: waaawh cuma satu nih komen dariku....

kuurang panjaanh :)
UnunJang
#8
Chapter 10: Yeah...
akhirnya update juga...^^

Woah...
jadi kasian sma khunnie klo kya gini...
salah sendiri siy...
klo begini aq jadi pengen KhunYoung balik...hehehe
*MulaiLabil

Taec bener, jngn mau berbagi Woo lagi...
seharunya Khun juga githu... =]

dikit juga gpp thor...
yg penting mah nanti jangan mandek lg...
Hampir frustasi nunggu'a...Kkkk~
*LebayAkut
kirain g da lanjutannya lagi... =]
Fighting thor...^0^9