Chapter 7

L_I_S_T_E_N ( There's a Something Here In My Heart )

Cahaya matahari pagi masuk menembus kaca jendela kamar Nichkhun, yang semalam tirainya lupa ditutup oleh sang empunya, karena terlalu sibuk dengan dunianya sendiri. Begitu silau sampai membuat Nichkhun harus terpaksa bangun dari tidur pulasnya yang baru beberapa jam.

 

Ketika perlahan Nichkhun membuka matanya, suara dengkuran halus seseorang di sampingnya membawa ingatan Nichkhun kembali pada kejadian panas beberapa jam lalu antara dirinya dengan Wooyoung. Seulas senyum tersungging di bibir Nichkhun sebelum dia melemparkan pandangannya pada sosok  Wooyoung yang sedang tertidur dengan sangat nyenyak di sampingnya.

 

Wooyoung dan Nichkhun masih sama-sama tidak mengenakan selembar pakaian pun di tubuhnya. Mereka hanya memakai selimut untuk menghangatkan tubuh mereka semalam. Sehingga Nichkhun bisa dengan bebas mengeksplor keindahan tubuh Wooyoung dengan kedua matanya. Sampai sesuatu terasa mengeras di bawah sana. Memaksa Nichkhun menyudahi apa yang dilakukannya. Nichkhun tidak ingin membangunkan Wooyoung sepagi ini di waktu liburnya hanya untuk melayani libidonya. Nichkhun khawatir Wooyoung akan jatuh sakit karena kelelahan dan kurang tidur, karena toh Nichkhun tahu betul semalam Wooyoung baru tidur saat matahari nyaris terbit. Padahal kini jam masih menunjukkan pukul 8 lebih sedikit. Yang artinya Wooyoung baru tidur sekitar 3 jam.

 

Maka dengan hati-hati, Nichkhun beranjak turun dari tempat tidur. Nichkhun butuh mandi untuk membersihkan bercak-bercak sperma kering yang menempel di tubuhnya dan untuk meredam emosi membernya di bawah sana. Sepertinya air dingin dari shower bisa membantu Nichkhun mendinginkan hati dan pikirannya.

 

Wooyoung masih juga belum bangun. Padahal Nichkhun sudah menyelesaikan acara mandi paginya. Dengan tubuh yang sudah sangat terasa segar, Nichkhun segera menuju ke dapur untuk membuatkan dirinya dan Wooyoung sarapan. Nichkhun memutuskan membuat sandwich tuna dan segelas susu hangat sebagai menu sarapannya bersama Wooyoung pagi itu.

 

Meski sebenarnya masih sedikit mengantuk karena sama kurang tidurnya seperti Wooyoung, tapi Nichkhun tidak mempermasalahkan itu. Hal seperti ini biasa terjadi. Sejak kecil Nichkhun memang punya kebiasaan aneh saat tidur. Nichkhun yang hobby tidur lewat tengah malam, selalu bisa bangun pagi dengan sendirinya tanpa harus dibangunkan. Orang tua Nichkhun sempat khawatir pertumbuhan anaknya akan terganggu karena tidak cukup tidur. Tapi toh Nichkhun tumbuh besar dengan baik. Karena sebagai pengganti waktu tidur malamnya yang kurang, Nichkhun akan mengambil kesempatan untuk tidur di sela-sela kegiatannya selama seharian itu. Setiap ada kesempatan, Nichkhun pasti akan sangat dengan mudah tertidur. Misalnya saat tiba-tiba gurunya tidak bisa masuk kelas karena sakit, di saat itu Nichkhun akan buru-buru tidur sampai jam berikutnya daripada harus mengobrol tidak jelas dengan temannya. Sama halnya setelah dia bekerja sebagai manager Wooyoung. Meski tidur sangat malam, Nichkhun terbiasa selalu bangun lebih dulu dari Wooyoung untuk membuatkan pria chubby itu sarapan dan mempersiapkan keperluan syuting Wooyoung hari itu, atau hanya sekedar beres-beres rumah di hari libur. Tapi, saat Wooyoung harus melakukan persiapan syuting atau sedang dalam perjalanan ke suatu tempat, Nichkhun akan segera mencuri waktu untuk berkunjung sejenak ke alam mimpinya.

 

“ Ngghh… Hyung? Kau sedang apa? “ suara parau Wooyoung menerobos dinding pertahanan konsentrasi Nichkhun.

 

Seketika Nichkhun menolehkan wajahnya untuk mencari si sumber suara. Wooyoung tengah berdiri dengan hanya memakai jubah handuknya saja. Dengan gaya khas-nya yang seperti anak kecil, Wooyoung mengucek sebelah matanya yang masih sedikit bengkak karena kurang tidur. “ Kenapa kau sudah bangun? “ tanya Nichkhun tanpa menjawab terlebih dahulu pertanyaan Wooyoung.

 

“ Perutku yang memaksaku bangun, hyung. “ dengan wajah masih setengah ngantuk, Wooyoung berjalan mendekati Nichkhun yang sudah hampir siap dengan sandwich-nya.

 

Nichkhun tersenyum mendengar jawaban Wooyoung. Nichkhun memang menggoreng telur mata sapi dan memanggang daging asap sebagai teman daging tuna yang akan menjadi isian sandwich mereka saat itu. Hanya saja Nichkhun tidak menyangka, aroma masakan yang begitu sederhana bisa membangkitkan Wooyoung dari tidur nyenyaknya. “ Aku membuat sandwich untuk sarapan. Ambillah piring menghidangkan sandwich-nya. Kau bawalah dulu ke meja makan. Nanti aku menyusul. Aku buatkan susu dulu. “ ujar Nichkhun sambil membuka lemari yang menempel di atas bak cuci piring untuk mengambil gelas.

 

Dengan patuh Wooyoung melakukan apa yang Nichkhun minta. Wooyoung menyalakan TV nya sambil menunggu Nichkhun bergabung dengannya di meja makan. Tidak lama menunggu, Nichkhun pun datang sambil membawa 2 gelas susu putih di tangannya. Kemudian, mereka pun mulai menikmati sarapan mereka dengan tenang. Tidak ada pembicaraan berarti yang menjadi topik bahasan mereka di meja makan. Wooyoung dan Nichkhun hanya sesekali mengomentari acara televisi yang tengah mereka tonton saat itu, sampai tanpa terasa sandwich mereka pun tandas tanpa sisa.

 

“ Kau mandilah dulu, Woo. Setelah itu kembalilah tidur. Kau baru tidur menjelang pagi. Manfaatkan hari liburmu untuk beristirahat. Jangan terlalu banyak bermain. Aku tidak ingin kau sampai jatuh sakit karena terlalu lelah. “ ujar Nichkhun dari dapur sebelum menyalakan kran untuk mencuci peralatan makan mereka yang sudah terpakai.

 

Wooyoung hanya mengangguk patuh seraya berjalan menuju ke kamarnya untuk mandi. Kebetulan di apartement Wooyoung, setiap kamar tidur memiliki kamar mandi pribadi masing-masing.

 

Sementara Wooyoung masih mandi, Nichkhun yang sudah selesai dengan tugasnya mencuci piring, berinisiatif untuk membereskan ruang TV mereka yang masih berantakan karena kejadian dini hari tadi. Tib-tiba Nichkhun tersenyum konyol dan pipinya merona merah ketika memandang pakaian miliknya dan Wooyoung yang tersebar di lantai dan sofa ruangan tersebut. Perlahan namun pasti, Nichkhun memungut satu per satu pakaiannya dan milik Wooyoung dari lantai. Sambil tetap tersenyum sumringah Nichkhun bahkan sempat mengendus underpants Wooyoung tanpa sadar. Namun detik berikutnya, segera Nichkhun memukuli kepalanya sendiri bebrapa kali secara perlahan, untuk menyadarkan dirinya atas tindakan konyolnya. Wajah Nichkhun berubah merah padam mengingat apa yang dilakukannya barusan membuatnya merasa seperti seorang maniak.

                                      

Tapi senyum di wajah Nichkhun dan aura kebahagiaan di wajahnya lenyap dalam sekejap ketika tangannya meraih t-shirt berwarna putih yang dikenakan oleh Wooyoung saat pulang semalam. T-shirt itu jelas bukan t-shirt milik Wooyoung. Selain karena Nichkhun tidak pernah tahu Wooyoung memiliki t-shirt tersebut, ukuran t-shirt itu pun terlalu besar untuk tubuh mungil Wooyoung. Bahkan jika dipakai oleh Nichkhun pun, t-shirt tersebut masih jelas terlalu longgar. Lagipula, setelah menggali gumpalan memori di dalam otaknya, jelas Nichkhun ingat dengan baik, kalau bukan t-sirt tersebut yang dipakai Wooyoung. Wooyoung memakai polo shirt berwarna kuning susu, pemberian dari seorang staff di kantor Nichan saat Wooyoung berulang tahun yang ke 23 kemarin. Seketika pertanyaan t-shirt miik siapakah yang Wooyoung pakai dan kenapa sampai Wooyoung harus mengganti pakaiannya pun muncul.

 

Ok Tecyeon adalah nama yang pertama kali muncul di otak Nichkhun. Jelas Taecyeon adalah kandidat terkuat sebagai pemilik t-shirt yang Wooyoung pakai tersebut. Karena kemarian seharian penuh Wooyoung memang bersama Taecyeon. Bahkan Nichkhun sangat ingat betul ketika Wooyoung mengatakan bahwa Taecyeon mengajak Wooyoung pergi ke rumah sahabat lamanya untuk minum wine.

 

Begitu kata wine, berkelebat di otak Nichkhun, seketika semua hal-hal negatif menari-nari di dalam pikiran Nichkhun. Wooyoung beralasan bahwa ponsel-nya mati karena kehabisan batere saat itu. Padahal Wooyoung bisa saja meminjam charger pada sahabat Taecyeon tersebut. Bukan hal yang sulit saat ini menemukan charger BlackBerry, karena toh merk ponsel ternama tersebut sedang sangat digandrungi oleh banyak orang dari berbagai belahan dunia. Atau seandainya jika sahabat lama Taecyeon tersebut bukan pengguna BlackBerry, bisa saja Wooyoung meminjam ponsel salah satu dari mereka untuk menghubungi Nichkhun. Toh Wooyoung sudah hafal nomer handphone milik Nichkhun di luar kepala. Jadi seharusnya bukan hal yang benar membuat Nichkhun khawatir karena tidak ada kabar dari Wooyoung sama sekali.

 

Lalu, sikap Wooyoung yang menurut Nichkhun sangat agresif kemarin adalah bukti kalau Wooyoung sudah terpengaruh oleh efek alkohol yang berasal dari wine yang diminumnya bersama Taecyeon dan sahabatnya. Jadi bukan tidak mungkin, jika hal yang sama akan dilakukan Wooyoung pada Taecyeon atau bahkan sahabatnya yang baru beberapa menit dikenalnya.

 

Potongan adegan Wooyoung yang sedang bercinta dengan Taecyeon dan sahabatnya, tiba-tiba muncul di awan imajinasi Nichkhun. Wooyoung pasti telah melakukan hubungan three-some dengan 2 maniak itu kemrin, dan secara tidak sengaja salah satu dari mereka menyemburkan spermanya ke atas polo shirt yang Wooyoung pakai. Sehingga mau tidak mau, mereka harus mengganti pakaian Wooyoung karena tidak mungkin membiarkan Wooyoung pulang dalam keadaan pakaian berllumuran sperma.

 

“ Hyung… Aku sudah selesai mandi. Kau sedang apa? “ tanya Wooyoung yang kini sudah berdiri tepat di belakang Nichkhun. Hanya saja ada sofa putih besar yang memisahkan mereka. Wooyoung sedikit heran melihat Nichkhun diam mematung sambil memandangi t-shirt putuh di tangan kanannya dan tumpukan pakaian di tangan kirinya.

 

“ Ini milik siapa, Woo? “ tanya Nichkhun sambil menyodorkan t-shirt putih di tangan kanannya pada Wooyoung agar Wooyoung bisa melihat dengan jelas t-shirt yang dimaksud.

 

Dengan tatapan aneh melihat raut wajah Nichkhun, dengan ragu-ragu Wooyoung mengambil t-shirt tersebut dan menelitinya. “ O… Ini milik Taecyeon hyung. “ jawab Wooyoung polos sambil menyunggingkan senyumnya pada Nichkhun setelah berhasil mengenali pemilik dari t-shirt yang dimaksud.

 

Sementara di sisi lain, Nichkhun yang semula sudah sangat mendidih, akhirnya meledak karena salah mengartikan senyum Wooyoung saat menyebut nama Ok Taecyeon. Sebuah nama dari seseorang yang akhir-akhir ini selalu berhasil membuat Nichkhun lepas kontrol terhadap emosinya.

 

“ Kenapa kau begitu mudah tidur dengan pria lain? Apa pekerjaanmu selama ini sudah membuat hole-mu gatal jika sehari saja tidak ada yang menancapkan membernya ke dalamnya? Ayolah Jang Wooyoung, berhentilah membuat semua orang merendahkan dirimu. Naikkan sedikit saja harga dirimu! Kelak kau akan membuatku kewalahan sebagai managermu kalau kau begitu murahan dan tidak punya harga diri. Apakah sebotol wine bisa dengan mudah membuatmu menyerahkan seluruh tubuhmu pada maniak-maniak itu? Tiba-tiba saja aku jadi ragu dengan pernyataan cintamu beberapa hari yang lalu. Jangan-jangan kau hanya mengincar tubuhku saja selama ini?! Apakah aku begitu menggiurkan bagimu sampai kau rela mengumbar kata cinta palsu padaku? Demi bisa bercinta denganku? Sekarang aku mengerti kenapa Tuhan membuat hidupmu seperti ini. Itu semua karena kau memang sangat menyedihkan!! “

 

Wooyoung seketika membatu di tempatnya mendengar setiap kata-kata kasar yang keluar dari mulut Nichkhun. Dalam sekejap hatinya hancur berkeping-keping menerima setiap hinaan yang Nichkhun lontarkan padanya dengan suara tinggi. Rasa nyeri yang teramat sangat di hatinya membuat matanya memanas dan mulai mengalirkan butiran-butiran air mata yang siap jatuh menghantam permukaan lantai.

 

Wooyoung sedikitpun tidak bergerak, tidak bersuara dan hanya membeku sambil menatap Nichkhun dengan tatapan nanar. Hanya air matanya saja yang terus bergerak jatuh membasahi pipi sebelum terjun bebas karena gravitasi bumi. Wooyoung tidak pernah menyangka, Nichkhun, seorang yang sangat dicintainya selama 5 tahun ini begitu tega menghujamkan kata-kata tajam yang sangat kejam di relung hatinya yang paling dalam.

 

Menyadari tidak ada sedikitpun respon dari Wooyoung terhadap kata-katanya dan melihat air mata yang terus mengalir deras dari kedua pelupuk mata pria chubby di hadapannya itu, tiba-tiba Nichkhun didera bongkahan rasa bersalah yang begitu besar.

 

“ Woo… Maaf. “ bisik Nichkhun berusaha meraih tangan Wooyoung setelah menjatuhkan semua pakaian yang dipegangnya semula.

 

Tapi Wooyoung menghindar dan mundur beberapa langkah. Membuat Nichkhun yang tidak bisa lagi bergerak maju karena terhalang sofa besar di hadapannya, hanya bisa diam mengawasi sosok Wooyoung yang terlihat jelas sedang sangat terluka.

 

Seulas senyum getir tersungging di bibir Wooyoung kemudian. Membuat Nichkhun sontak terkejut dengan respon yang Wooyoung berikan, setelah apa yang dilakukan Nichkhun padanya. “ Terima kasih atas semua ucapanmu, hyung. “ getaran yang menyertai kalimat pertama yang meluncur dari bibir Wooyoung, semakin memperjelas betapa dalam luka yang telah ditorehkan Nichkhun di hati Wooyoung karena ucapan kasarnya barusan.

 

“  Paling tidak sekarang aku bisa memahami bagaimana sosok seorang Jang Wooyoung di matamu. Terima kasih karena kau telah mengingatkan banyak hal yang sempat terlupa olehku. Sehina apa aku, semurah apa aku, dan semenyedihkan apa aku. “ ucapan Wooyoung terputus karena Wooyoung harus mati-matian menahan tangisnya dulu, agar bisa melanjutkan kembali ucapannya. “ Tapi aku hanya ingin mempertegas satu hal padamu, hyung. Aku tidak pernah berniat sedikitpun mengumbar kata cinta palsu padamu hanya untuk mendapatkan tubuhmu. Seandainya aku bilang mencintaimu, karena memang itulah yang aku rasakan dan toh selama ini aku tidak pernah memaksamu sedikitpun, baik soal cinta maupun soal . Saat itu kau yang pertama datang padaku saat kau baru putus dengan Victoria dan saat itu kau juga yang memintaku untuk menunggumu sampai kau bisa membalas perasaan cintaku, hyung. Kau pasti ingat itu dengan sangat jelas. Tapi, sepertinya sekarang sudah saatnya bagiku untuk mengambil keputusan, hyung. Mungkin memang Taecyeon hyung adalah yang terbaik untukku. Paling tidak, selain Junho dan Chansung, dialah satu-satunya orang yang bisa dengan tulus mencintai aku. Bukan karena tubuh atau pekerjaanku. Tapi karena aku adalah aku. “ akhirnya dengan susah payah, Wooyoung berhasil menelesaikan seluruh kalimat yang ingin diucapkannya dengan baik.

 

“ Wooyoung… “ Nichkhun kehilangan kata-kata dan kemampuan untuk berkata-kata. Hanya nama Wooyoung saja yang berhasil lolos dari bibirnya yang tiba-tiba begitu sulit untuk digerakkan.

 

Tapi, Wooyoung sudah menghilang di balik kamarnya, meninggalkan Nichkhun terpaku di ruang TV, sebelum akhirnya kembali keluar dengan memakai jaket dan membawa tas selempang berwarna hitam yang selalu menemani Wooyoung kemana pun Wooyoun pergi. Karena tas selempang tersebut berisi gadget dan barang-barang penting lainnya milik Wooyoung, seperti dompet berisi uang dan kartu-kartu prmbayaran, juga beberapa keperluan untuk menyamarkan diri saat berada di tengah keramaian seperti kacamata hitam dan masker pemberian ibunya. “ Aku tidak tahu kapan akan pulang. Jadi tidak perlu repot-repot menungguku, hyung. Aku pergi dulu. “

 

Wooyoung berjalan cepat menuju pintu utama apartement-nya. Tapi tiba-tiba langkahnya terhenti secara mendadak. “ Satu lagi, hyung. Andai kau memberiku kesempatan untuk menjelaskan. Apa alasanku sampai aku harus meminjam pakaian milik Taecyeon hyung. Tapi aku rasa itu sudah tidak penting lagi bagimu. Hanya saja satu yang perlu kau catat, hyung. Taecyeon hyung bukan seorang maniak seperti yang kau kira. Dia adalah orang yang sangat sopan padaku. Bahkan meski dia tahu latar belakang kehidupanku dan apa pekerjaanku sat ini, Taecyeon hyung tidak pernah sekalipun mencoba untuk menyentuhku atau meniduriku. Yang paling jauh dia lakukan padaku adalah menciumku. Tidak lebih. “  ucapnya sambil menoleh menatap Nichkhun yang masih berdiri dengan kepala tertunduk lemas, di tempat yang sama.

 

Pergilah Wooyoung segera setelah memakai sepasang sepatu bermerk favorite-nya. Meninggalkan Nichkhun seorang diri yang masih sibuk terpaku dan mematung di tempatnya semula, bersama dengan gumpalan rasa bersalah dan rasa nyeri yang luar biasa di hatinya.

 

“ Apa yang kau lakukan, Khun? Kau baru saja mebuat orang yang sangat mencintaimu terluka begitu dalam dengan ucapanmu. Kau baru saja membuatnya memutuskan untuk pergi dari hidupmu dan memilih orang lain. “ gumam Nichkhun pada dirinya sendiri.

 

Kenyataan bahwa karena kebodohannya, akhirnya Wooyoung menyerah untuk mencintainya, tanpa sadar membuat Nichkhun meneteskan air mata. Kecemburuan telah membuat Nichkhun hilang kendali atas emosinya. Sehingga berakhir dengan kehilangan sesuatu yang sangat ingin dimilikinya.

 

*****

 

“ Lalu kemana Wooyoung pergi, Chan? “ tanya Nichkhun dengan cemas pada Chansung.

 

“ Entahlah, hyung. Junho masih berusaha menghubunginya. “ ujar Chansung sambil menoleh memandang huswife-nya yang sedang sibuk menghubungi Wooyoung dengan ponselnya di sudut ruang keluarga.

 

Wooyoung yang sama sekali tidak memberikan kabar dan belum pulang setelah lewat jam makan malam, membuat Nichkhun mau tidak mau merasa sangat khawatir. Maka di tengah perasaannya yang kacau balau, Nichkhun segera memacu mobilnya ke rumah Chansung dan Junho untuk mencari Wooyoung. Karena setahu Nichkhun hanya merekalah tempat Wooyoung berkeluh kesah saat Wooyoung sedang memiliki banyak masalah.

 

“ Aku masih belum bisa menghubunginya. Ponselnya tidak aktif, hyung. “ ujar Junho dengan wajah cemas dan putus asa.

 

Nichkhun pun menghembuskan nafas panjang untuk melepaskan kegundahan hatinya, untuk merespon ucapan Junho.

 

“ Sebenarnya apa yang terjadi di antara kalian, hyung? Kenapa sampai kau tidak tahu kemana Wooyoung pergi? Padahal setahuku, Wooyoung selalu bilang padamu kemana dia akan pergi. Apakah kalian bertengkar? “ desak Junho pada Nichkhun.

 

Melihat raut wajah Nichkhun yang begitu depresi, Chansung kemudian menggenggam tangan Junho yang sudah duduk di sampinya. Memberi isyarat agar Junho berhenti bertanya pada Nichkhun dan memberi kesempatan pada Nichkhun untuk menjelaskan sendiri apa yang terjadi antara dirinya dan Wooyoung.

 

Junho sempat menolak keinginan Chansung dengan tatapan matanya, tapi setelah Chansung mengeratkan genggaman tangannya pada Junho, akhirnya Junho pun menghela nafas sebagai tanda bahwa dengan terpaksa dia menuruti keinginan Chansung.

 

Dan benar saja. Setelah menutup wajah frustasinya dengan memakai telapak tangan untuk beberapa saat, Nichkhun pun mulai membuka mulutnya dan menjelaskan kronologis pertengkaran mereka tadi pagi.

 

“ Kau gila, hyung! Kau sama saja membunuhnya dengan ucapan sekasar itu. Kau seperti manusia yang tidak berperikemanusiaan. “ desis Junho dengan tatapan penuh kebencian pada Nichkhun. Junho sama sekali tidak habis pikir dengan apa yang telah Nichkhun lakukan. “ Bagaimana bisa kau berkata setega itu pada Wooyoung? Kalau aku jadi Wooyoung, aku pasti tidak akan segan-segan membunuhmu. “

 

Chansung segera menyenggol lengan Junho setelah mendengar ucapan sang huswife. Meski sama terkejutnya dengan Junho, tapi Chansung nampak lebih bisa mengendalikan emosinya. Chansung sangat mengerti bahwa Junho sangat marah, karena Nichkhun telah berani menyakiti sahabatnya. Tapi Chansung juga tidak lantas setuju dengan ucapan kasar Junho pada Nichkhun. Chansung sudah mengenal Nichkhun hampir 2 tahun lebih, dan Chansung yakin betul bahwa Nichkhun bukan orang yang bisa tiba-tiba berkata kasar tanpa sebab pada orang lain. Oleh karena itulah Chansung ingin Junho memberi kesempatan pada Nichkhun untuk menyelesaikan ucapannya terlebih dahulu, supaya Chansung bisa mengetahui apa sebab yang sesungguhnya sehingga Nichkhun sampai setega itu bicara sangat kasar pada Wooyoung, orang yang selama ini begitu dilindunginya dan sudah dianggapnya seperti dongsaeng-nya sendiri.

 

Tapi di sisi lain, Nichkhun yang memang merasa sangat keterlaluan dengan apa yang  telah diucapkannya pada Wooyoung, memilih hanya diam dan menerima semua kata-kata pedas yang Junho lontarkan padanya. Nichkhun sangat tahu bagaimana kedekatan Wooyoung dan Junho. Jadi Nichkhun merasa maklum dengan kemarahan Junho. “ Aku… Aku tahu kalau aku memang sangat keterlaluan. Tapi… Mungkin ini konyol bagi kalian. Saat itu yang aku tahu adalah aku sangat marah karena Wooyoung selalu terlihat begitu senang saat menyebut nama Ok Taecyeon. Aku begitu tidak suka dengan kedekatan mereka berdua. Hanya itu… dan tanpa sadar semua terucap begitu saja. “

 

“ Kau marah dan tidak suka dengan kedekatan Wooyoung dan Taecyeon hyung? Kenapa? Dia orang yang sangat baik. Dia begitu perhatian dan menyayangi Wooyoung. Bahkan aku merasa dia sangat hebat. Dia sempurna bagi kehidupan Wooyoung di masa depan. Dia bisa tegas mengakui kalau dia mencintai Wooyoung dan Wooyoung juga selalu terlihat sangat bahagia jika berada di sekitar Taecyeon hyung. Wooyoung selalu bisa tertawa lepas dan tampak bersinar ketika bersama Taecyeon hyung. “  sahut Junho cepat, menanggapi alasan Nichkhun perihal masalahnya dengan Wooyoung.

                         

Lagi-lagi Chansung melayangkan senggolan kasar pada lengan Junho karena ucapan huswife-nya yang terdengar mengompori masalah yang sedang terjadi. “ Apakah kau mencintanya, hyung? Wooyoung? Kau mencintainya? “ tanya Chansung yang fokusnya kali ini berubah pada Nichkhun.

 

“ A-aku tidak tahu, Chan… Belum tahu. Aku sendiri belum yakin dengan perasaanku. “ jawab Nichkhun dengan wajah yang tertunduk lesu. “ Tapi sepertinya iya… “ lanjut Nichkhun dengan sura yang nyaris tidak terdengar sama sekali.

 

“ Kalau begitu ungkapkan padanya. Minta dia jadi kekasihmu. Baru dengan cara seperti itulah kau bisa membatasi dengan siapa Wooyoung boleh dan tidak boleh bergaul, hyung. Karena kalau dengan posisimu yang seperti ini, jelas kau sudah kalah telak. Wooyoung masih sangat bebas menentukan dengan siapa dia ingin dekat. Kau tidak punya hak untuk cemburu dengan apapun yang Wooyoung lakukan bersama orang lain. “ ujar Chansung tegas. “ Kau harus cepat memutuskan, hyung. Sebelum kau benar-benar kehilangan Wooyoung untuk selamanya. Sebelum terlambat dan kau sudah tidak memiliki kesempatan lagi. “

 

*****

 

“ Wooyoung? “ dengan sedikit terkejut Taecyeon menyebut nama wooyoung saat melihat sosok pria chubby itu tengah berdiri di depan pintu apartement-nya dengan wajah bersimbah air mata.

 

Menyadari Taecyeon sudah berdiri di hadapannya, tanpa pikir panjang Wooyoung menubrukkan diri pada tubuh kekar Taecyeon. Memeluk Taecyeon dengan erat dan menangis sejadi-jadinya di dada bidang Taecyeon. Meski bingung dengan apa yang terjadi, tapi tangisan Wooyoung sudah cukup menjelaskan bahwa Wooyoung sedang mengalami sebuah permasalahan besar. Maka berharap pelukannya bisa membantu meringankan beban hati Wooyoung, Taecyeon pun balas mendekap Wooyoung dengan sangat lembut. Seolah takut tubuh mungil Wooyoung akan remuk jika Taecyeon memakai terlalu banyak tenaganya.

 

“ Shhh… Woo?! Ada apa denganmu? Kenapa kau menangis seperti ini? “ tanya Taecyeon dengan lembut.

 

Wooyoung tidak menjawab. Wooyoung hanya menangis histeris sambil menggelengkan kepalanya berulang-ulang di dalam pelukan Taecyeon. Memberikan isyarat bahwa Wooyoung belum ingin memberikan jawaban apapun pada Taecyeon.

 

Mengerti bahwa yang dibutuhkan Wooyoung sekarang adalah menangis sekencang-kencangnya untuk meluapkan semua kesedihan yang menghimpit hatinya, Taecyeon pun menghentikan niatnya untuk mengintrogasi Wooyoung. “ Kalau begitu mari kita masuk ke dalam dulu, Woo. Orang-orang bisa salah paham melihat kita yang seperti ini. “ ujar Taecyeon sambil menepuk-nepuk pelan punggung Wooyoung.

 

Menyadari kebenaran ucapan Taecyeon, Wooyoung pun menurut dan perlahan melepaskan pelukkannya dari Taecyeon. Sebelum Taecyeon memapahnya masuk ke dalam apartement-nya dan membantunya duduk di sofa ruang tengah.

 

“ Aku akan ambilkan kau minum dulu. Tunggu sebentar. “ segera setelah memastikan Wooyoung sudah duduk dengan baik, Taecyeon pun berjalan cepat menuju dapur untuk membuatkan Wooyoung secangkir teh hangat.

 

“ Minumlah dulu, Woo. Teh ini bisa sedikit membantumu menenangkan pikiran. “ Setelah meletakkan bokongnya di samping Wooyoung, Taecyeon dengan hati-hati menyodorkan cangkir teh yang dipegangnya kepada Wooyoung.

 

“ Terima kasih, hyung… “ dengan suara parau dan sedikit anggukan kepala, Wooyoung mengucapkan rasa terima kasihnya atas perhatian Taecyeon dan kemudian menyeruput sedikit isi dari cangkir yang dipegangnya itu.

 

Sensasi hangat yang mengalir ke lambungnya, membuat Wooyoung sedikit merasa tenang. Benar apa yang Taecyeon bilang, secangkir teh hangat dapat membantu kita menenagkan pikiran dan lebih relax.

 

“ Sudah merasa lebih baik? “ tanya Taecyeon sambil menatap dan tersenyum sangat lembut pada Wooyoung. Anggukan dan senyum lemah yang Wooyoung berikan padanya, Taecyeon anggap sebagai cara Wooyoung mengiyakan pertanyaannya. “ Kalau begitu, apakah kau mau menceritakan padaku tentang apa yang membuatmu menangis sehisteris tadi? “

 

Setelah mengangguk, Wooyoung pun mulai bercerita tentang pertengkarannya dengan Nichkhun dan soal kesalahpahaman Nichkhun soal hubungannya dengan Taecyeon. Taecyeon pun hanya menghela nafas setelah Wooyoung menyelesaikan keseluruhan ceritanya.

 

“ Lalu, apa yang akan kau lakukan berikutnya, Woo? “ tanya Taecyeon prihatin dengan permasalahan yang menimpa Wooyoung.

 

“ Hyung, apakah tawaranmu masih berlaku untukku? “ Wooyoung balik bertanya dengan sedikit ragu-ragu.

 

“ Soal apa? “

 

“ Aku menjadi kekasihmu… “

 

“ Oh… Tentu masih. Kenapa? “

 

“ Aku tahu aku sangat egois jika aku melakukan ini padamu. Tapi aku sangat butuh bantuanmu, hyung… “

 

“ Katakan… Aku akan melakukan apapun asal kau bahagia, Woo… “

 

“ Bantu aku melupakan Khun hyung. Jadilah kekasihku, hyung. Meski aku tahu ini tidak mudah bagimu, tapi aku ingin bisa melupakan Khun hyung dan mencintaimu. Aku benar-benar sangat ingin bisa mencintaimu seperti kau mencintaiku, hyung. Aku lelah terus berharap pada sesuatu yang tidak pasti. Aku sangat lelah mencintai Khun hyung. Aku ingin menyerah. Tapi itu sangatlah sulit bagiku jika aku sendirian. Aku butuh seseorang untuk membantuku. Meski aku tidak bisa menjanjikan padamu kapan pastinya, tapi aku akan berusaha membuang Khun hyung dari hatiku sehingga pada akhirnya kau bisa masuk dan tinggal di dalammnya. Aku mohon, hyung. “

 

Wooyoung tahu apa yang diucapkannya sangat konyol. Jelas Wooyoung akan tampak sangat kejam karena memanfaatkan cinta Taecyeon padanya untuk melupakan Nickhun. Tapi Wooyoung tidak punya cara lain. Wooyoung hanya ingin bisa berhenti berharap pada Nichkhun, seseorang yang jelas-jelas tidak akan pernah mungkin bisa mencintainya dengan tulus. Dan Taecyeon adalah satu-satunya jalan keluar bagi permasalahan Wooyoung.

 

Selain karena Taecyeon mencintainya dengan tulus, Wooyoung juga sangat merasa nyaman dan terlindungi saat bersama dengan Taecyeon. Wooyoung yakin bukan hal sulit baginya untuk mencintai Taecyeon. Wooyoung hanya tinggal membuka pintu hatinya dan mencoba membiarkan Taecyeon masuk dan mengusir Nichkhun dari dalam hatinya. Dan Wooyoung yakin, setelah itu, hanya kebahagiaan yang akan di dapatnya bersama Taecyeon

 

Tapi, Taecyeon yang hanya diam terpaku memandang Wooyoung, seketika membuat sebersit ketakutan muncul di hati Wooyoung. Bagaimana jika Taecyeon merasa sakit hati dengan ucapannya barusan dan akhirnya memilih meninggalkannya justru di saat Wooyoung membutuhkannya?

 

“ Hyung.. “ baru saja Wooyoung akan mencoba meralat ucapannya, tiba-tiba Taecyeon membungkam bibirnya dengan ciuman lembut yang penuh arti.

 

“ Lakukan apa yang ingin kau lakukan. Asal aku bisa tetap mencintaimu dan bersamamu, aku rasa bukn maslah jika harus menunggu sebentar. “ seulas senyum lembut diberikan Taecyeon pada sosok pria chubby yang sangat dicintainya itu.

 

“ Jadi… Kita… “

 

“ Now I’m yours… “ bisik Taecyeon sebelum mendaratkan lagi kecupan manis di bibir mungil Wooyoung.

 

Seperti yang biasa terjadi, Taecyeon selalu bisa membuat Wooyoung merasa nyaman dan bahagia. Selalu bisa membuat semua beban di hati Wooyoung menghilang dalam sekejap. Wooyoung mungkin baru beberapa hari mengenal sosok taecyeon. Tapi kebaikan dan cara Taecyeon mencintainya, telah membuat Wooyoung yakin kalau dia tidak akan pernah menyesal pernah begitu mempercayai Taecyeon dalam hidupnya.

 

Meski mungkin hatinya masih tetap memilih Nichkhun sebagai yang terbaik, tapi paling tidak, logika Wooyoung sudah menyadarkannya bahwa Taecyeon juga adalah sosok yang pantas dipertimbangkan.

 

*****

 

Update tercepat!!!!

 

Ga tau dh gimana hasilnya.

 

Semoga aja ga mengecewakan.

 

Pokoknya author ga bosen mo bilang terima kasih sama semua yang udah mau nyempetin baca fic ini.

 

Buat yang udh vote n comment juga men-subscribe fic ini, terima kasih.

 

Jangan lupa tinggalin saran dan kritik kalian buat aku.

 

Oiya... Mo nyapa para silent reader juga nih. *lambailambai.

 

Jangan malu or males ninggaln comment yha.

 

Happy reading aj!! ^^

 

Love U all____

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
tcha0304 #1
Chapter 10: pls lanjutannya thoooorrrr
hwaiting93 #2
Chapter 10: Mian baru comment sekarang , baru nemu ff ini sekarang (╥﹏╥)​

Duhhh suka banget kalo uyong direbutin sama banyak orang ƗƗɑƗƗɑƗƗɑ
Apalagi kalo ada nuneo yang dukung & protective banget sama uyong wkwkwkwkwk XD

Panas dingin pas baca NC nya ><
Khun emang gitu ngeselin banget jadi orang , lola banget sama perasaan sendiri (۳˘̶̀Д˘̶́)۳
Kaya taecyeon dong , gesit kaya belut
Kalo kaya gini lebih dukung TaecWoo dah dari pada khunyoung walaupun aku khunyoung shipper ≤( ˘͡ ^˘͡)≥
Apalagi pas baca adegan taecwoo diranjang tadi , uyong minta ke taec buat ga ninggalin dia aaaaaaaa aku suka ƗƗɑƗƗɑƗƗɑ

Hwaiting buat author-nim deh , emang susah bagi waktu kalo gitu , tapi cepet dilanjut ya ? ^^v
Azalea22 #3
Chapter 8: Thor hiatus selamanya kah? ^_*♡♡♡
Azalea22 #4
Chapter 10: Thor aq reader bru nih, cuma mo bilang kalo bru kali ini baca ff chap taecwoo yg romantis abis, sampe2 aq rela kalo mereka jadian di cerita ini. Ceritanya jg bagus banget. Nex chapter soooooonnn. Tq thor.
Uyounggie
#5
Chapter 10: Lanjuttkan thor..!

Buat khun Hyung tersiksa ampe mampusss..!
Sekalian penggal kepalaX...! Wkwkkwkwwk

Buat kelanjutan jgn pisahkan taec Hyung ama woo yaa..!

Biarkan mereka beerLOVELY DoVIE... haaaha

Buat lebihhh ngenas lagi ceritaX..!

Okee Okeee..! Kereennn dach.. cuma kurang panjang aja...b

Hihihihihi :)
rikayoung
#6
Chapter 10: i always wait this story... tq
elzJang
#7
Chapter 10: waaawh cuma satu nih komen dariku....

kuurang panjaanh :)
UnunJang
#8
Chapter 10: Yeah...
akhirnya update juga...^^

Woah...
jadi kasian sma khunnie klo kya gini...
salah sendiri siy...
klo begini aq jadi pengen KhunYoung balik...hehehe
*MulaiLabil

Taec bener, jngn mau berbagi Woo lagi...
seharunya Khun juga githu... =]

dikit juga gpp thor...
yg penting mah nanti jangan mandek lg...
Hampir frustasi nunggu'a...Kkkk~
*LebayAkut
kirain g da lanjutannya lagi... =]
Fighting thor...^0^9