Chapter 1

L_I_S_T_E_N ( There's a Something Here In My Heart )

Sepanjang hidupku, aku belum pernah mengenal cinta yang lain selain dia.

Entah sejak kapan.

Tapi tanpa sadar rasa itu sudah mekar di hatiku.

Begitu indah sehingga aku tidak pernah sampai hati untuk membuangnya.

Meskipun harus ku akui, keindahannya membawa derita bagiku.

Cinta itu menancapkan begitu banyak duri di dinding hatiku.

Begitu perih, sampai kadang membuatku begitu sulit untuk bernafas.

Tapi jangan salah paham.

Ini bukan karena orang yang kucintai yang melakukannya.

Rasa perih ini justru ada karena orang yang sangat kucintai tidak pernah tahu betapa aku sangat mencintai dia.

Aneh? Memang...

Bukan karena tidak ingin memberitahu dirinya.

Tapi karena tidak bisa dan tidak boleh.

Dia terlalu sempurna untuk mendapatkan cintaku.

Sedangkan aku terlalu hina untuk pantas  mencintainya.

Di sampingnya telah ada bidadari cantik yang akan membantunya melangkah menatap hidup.

Memang bersama wanita itulah pangeranku seharusnya menapaki hidup.

Seorang dari kaum hawa yang begitu mempesona luar dan dalam.

Tidak pernah kusalahkan jika pangeranku begitu tergila-gila dan mencintainya.

Meninggalkan aku berdiri di sudut gelap hatinya, tanpa sedikitpun berniat tahu tentang keadaanku.

Aku memang bodoh.

Kisah seironis ini pun tetap kujalani.

Tapi, salahkan hatiku yang tetap nekat memelihara bunga cinta itu.

Meskipun darah terus menetes dari luka gores yang kian hari kian menganga.

 

*********

 

 

" Kau hari ini sangat hebat, Woo. "

 

Suara Nichkhun memecah lamunan Wooyoung. Pria chubby itu sedang duduk menatap hujan di beranda rumah yang menjadi tempatnya melakukan syuting hari itu. Sebotol kaleng kopi hangat disodorkannya kepada Wooyoung. Menerima pemberian dan pujian sang manager, Wooyoung pun tersenyum dengan sangat manis.

 

" Terima kasih, hyung. " ucap Wooyoung.

 

" Sama-sama. " Nichkhun pun segera mengambil posisi duduk di samping Wooyoung. Lalu melarutkan diri untuk memandangi tiap tetes hujan yang jatuh dari langit. " Tapi serius, Woo. Hari ini kau begitu hebat. Sutradara terus-menerus memuji kemampuan aktingmu baurusan. Dia bilang kau sangat pintar mendalami sebuah karakter dan daya tangkapmu pun sangat bagus. Kau selalu bisa merealisasikan semua imajinasi sang sutradara dengan baik. Dia percaya sekarang, kalau kau memang aktor yang berkualitas. "

 

Wooyoung kembali tersenyum menatap Nichkhun saat pria blasteran Thailand itu selesai bicara.

 

" Ini pekerjaanku. Aku hanya berusaha profesional. Lagipula sutradara itu tidak meminta yang aneh-aneh. Semua keinginannya adalah memang yang seharusnya dilakukan oleh seseorang yang sedang melakukan hubungan . Jadi, aku rasa terlalu berlebihan memujiku sampai seperti itu untuk sesuatu yang sangat biasa. " Wooyoung mengakhiri ucapannya dengan meneguk beberapa mili kopi kalengan yang tadi diberikan Nichkhun untuknya.

 

" Seperti biasa. Kau selalu merendah. " Nichkhun tertawa sambil menatap wajah Wooyoung.

 

" Bukan merendah. Hanya saja, kau sudah tahu alasanku, hyung. Menjadi seorang bintang o, bukanlah sesuatu yang pantas untuk dipuji dan dibanggakan. Aku malah malu kalau dipuji seperti itu. "

 

" Kau mulai lagi, Woo. Berhentilah menilai buruk dirimu sendiri. Di samping pekerjaanmu, semua yang ada padamu begitu positif. Lagi pula, apa salahnya menjadi seorang bintang o? Kau membantu banyak orang dalam urusan seksual. Jadi aku rasa pekerjaanmu ini sangatlah mulia, Woo. "

 

Nichkhun tampak serius saat bicara pada Wooyoung. Untuk urusan yang satu ini, Nichkhun tidak pernah bosan untuk menasihati Wooyoung. Nichkhun paling tidak suka kalau pria mungil di hadapannya itu mulai merendahkan dirinya sendiri. Karena Nichkhun sangat tahu dan mengerti bagaimana Wooyoung yang sebenarnya.

 

Sejak sekitar 6 tahun lalu, Nichkhun mengenal Wooyoung. Tapi baru sekitar hampir 5 tahun ini, Nichkhun mengenal Wooyoung dengan sangat baik. Berstatus sebagai manager Wooyoung, membuat Nichkhun harus mengikuti Wooyoung kemana pun dia pergi. Tinggal bersama di sebuah apartement mewah dan menghabiskan hampir seluruh wakktunya dalam sehari, membuat Nichkhun dan Wooyoung memiliki kedekatan yang bukan hanya sekedar fisik, tapi juga batin.

 

Nichkhun sangat tahu apa alasan Wooyoung akhirnya harus berkecimpung di dunia yang terbilang tidak biasa. Kematian ayahnya 6 tahun lalu, membuat Wooyoung harus menjadi tulang punggung bagi keluarganya. Ibunya yang stress berat karena tidak bisa menerima kematian ayahnya yang mendadak, membuat Wooyoung harus memutar otak dan memeras tenaganya untuk membiayai kebutuhan hidupnya juga adik perempuannya yang masih terbilang sangat kecil.

 

Entah bagaimana mulanya, Wooyoung sempat terjerumus ke dalam dunia prostitusi jalanan. Dia menjual dirinya pada pria-pria hidung belang untuk sekedar mendapatkan sesuap nasi bagi kelangsungan hidupnya dan keluarganya. Meski sangat tahu kalau cara ini tidaklah baik, tapi Wooyoung tidak punya pilihan. Kebutuhan hidup yang terus mendesak, biaya sekolah yang mahal serta biaya pengobatan ibunya menuntut Wooyoung untuk menghasilkan uang yang banyak dalam waktu sekejap.

 

Disiksa secara fisik dan kadang tidak dibayar setelah melakukan kewajibannya oleh sang pelanggan, bukanlah sesuatu yang asing bagi Wooyoung. Tapi untunglah, kakak Nichkhun, Nichan, yang adalah seorang produser film-film panas di Jepang,  segera menemukannya. Maka setelah berunding untuk urusan satu dan lain hal, berangkatlah Wooyoung ke Jepang bersama Nichan dan mulai melakoni pekerjaannya sebagai aktor film panas di bawah bimbingan Nichan.

 

Mulanya, Nichkhun sama sekali tidak punya andil dalam bisnis yang dilakoni sang kakak. Tapi tepatnya 5 tahun lalu, ketika baru kembali dari California dan bertemu muka dengan Wooyoung, tiba-tiba Nichkhun menawarkan diri untuk bergabung. Tapi kepada Nichan, Nichkhun mengatakan bahwa dirinya hanya mau bekerja di perusahaan sang kakak sebagai manager Wooyoung. Akhirnya setelah proses negosisi yang panjang, Nichan pun mengabulkan keinginan Nichkhun.

 

Nichkhun sendiri tidak tahu kenapa saat itu dia begitu ngotot ingin menjadi manager Wooyoung. Padahal jelas Nichkhun belum pernah bertemu Wooyoung sebelumnya. Meski Wooyoung begitu cantik untuk ukuran seorang pria, tapi jelas bukan itu alasan Nichkhun. Nichkhun bukalah seorang gay. Jadi sesempurna apapun bentuk fisik Wooyoung, Nichkhun tetap tidak akan repot-repot ambil pusing. Namun setelah beberapa waktu harus hidup bersama Wooyoung, Nichkhun mulai menemukan sebuah alasan dibalik kengototannya.

 

Ketika di kesempatan berikutnya Nichan melontarkan pertanyaan yang sama pada Nichkhun, dengan tegas Nichkhun menjawab, " Aku ingin melindungi Wooyoung. "

 

Sang kakak tersenyum mendengar jawaban Nichkhun. Dari situ Nichkhun mengerti, itu jugalah alasan yang membuat Nichan membawa Wooyoung jauh-jauh ke Jepang dan rela menanggung seluruh kebutuhan hidup adik serta ibu Wooyoung di Korea tanpa meminta imbalan apapun dari Wooyoung. Nichan tetap membayar hasil kerja Wooyoung seperti yang seharusnya. Tanpa ada potongan sedikitpun. Untuk pendidikan Wooyoung, Nichan memanggil guru privat untuk membantu Wooyoung dalam belajar. Sementara untuk urusan surat kelulusan dan ujian negara, Nichan lebih memilih mengikut sertakan Wooyoung sebagai peserta home schooling. Karena jelas menjadi siswa dari sekolah standar, akan membuat mental Wooyoung tertekan dengan statusnya yang sebagai bintang film o.

 

Kemasan Wooyoung yang begitu mungil dan terlihat sangat rapuh, mungkin adalah alasan utama bagi Nichan maupun Nichkhun untuk begitu mudah berempati terhadap Wooyoung. Tapi disamping itu, pribadi Wooyoung yang merupakan pekerja keras dan orang yang tidak mudah menyerah, telah membuat kedua bersaudara itu merasa sangat kagum. Cobaan hidup yang begitu berat di usianya yang masih sangat belia, membuat Nichan dan Nichkhun ingin membantu Wooyoung meringankan bebannya, dengan cara mereka masing-masing.

 

" Hanya kau yang berpikiran begitu, hyung. " Wooyoung tersenyum getir sambil menatap wajah tampan Nichkhun.

 

" Aku tidak suka jika kau mulai seperti ini, Woo. " tukas Nichkhun sambil menatap Wooyoung tajam.

 

Wooyoung hanya tersenyum. Kemudian memalingkan lagi wajahnya untuk menatap hujan yang masih saja mengguyur bumi. Dia tidak ingin beradu mulut dengan Nichkhun. Nichkhun selalu menyuruh Wooyoung untuk mencoba memandang dirinya sendiri dari sisi yang positif. Tapi kenyataan pahit dan catatan suram sepanjang hidupnya, membuat Wooyoung tidak pernah bisa berhenti memberi nilai negatif pada dirinya sendiri. Hancur di usia 17 tahun, adalah fakta paling mengerikan yang terus meneror dirinya tanpa henti dari hari ke hari.

 

*****

 

“ Kau turunlah dulu, Woo. “ pinta Nichkhun saat mobil yang mereka tumpangi sudah berhenti tepat di depan bangunan apartement yang mereka tinggali.

 

Wooyoung menoleh menatap Nichkhun bingung. “ Kau mau kemana, hyung? “

 

Setahu Wooyoung, Nichkhun tidak memiliki jadwal pertemuan lain dengan seorang klien manapun setelah jadwal syutingnya hari ini.

 

“ Biasalah. Kebutuhan batin. “ sahut Nichkhun sambil menyeringai dan mengangkat-angkat alisnya genit. “ Mumpung jadwal kosong. “

 

Nichkhun mendapat “ oh “ dari Wooyoung. Tanpa diminta sampai dua kali, Wooyoung pun turun dari mobil dan melambai pada Nichkhun sambil tersenyum sampai mobil yang dikendarai Nichkhun menghilang di tikungan jalan.

 

Wooyoung menghela nafas panjang sebelum memaksa kaki-kakinya bergerak menuju lift yang akan mengantar Wooyoung ke apartement-nya yang terletak di lantai 10.

 

Tubuh mungilnya segera jatuh telungkup di atas kasur empuk favorit-nya, begitu Wooyoung sampai di dalam kamarnya. Seolah tidak ingin siapapun melihatnya menangis, Wooyoung menutupi seluruh bagian kepalanya dengan sebuah bantal besar. Air mata terus mengalir membasahi permukaan kasurnya. Sesekali Wooyoung menjerit untuk melepaskan seluruh beban yang tidak pernah bosan bertengger di hatinya.

 

Rasa sakit di hatinya membuat Wooyoung terus memerah air matanya tanpa henti. Bayangan wajah sumringah Nichkhun saat melambai padanya barusan makin menusuk-nusuk batinnya.

 

“ Sesenang itukah kau, hyung? Apa yang dilakukan gadis itu sampai bisa membuatmu begitu bahagia saat akan bertemu dengannya? “ bisik Wooyoung di sela sesenggukkannya.

 

Victoria. Gadis yang telah membuat beban hidupnya makin bertambah selama 7 bulan terakhir ini. Bukan karena Victoria jahat pada Wooyoung. Tapi karena Victoria telah membuat Nichkhun jatuh cinta mati padanya. Suatu hal yang membuat Wooyoung merasa semakin meratapi hidup. Karena bahkan untuk mencintai seseorang pun, nasib tidak memberinya kemudahan. Nichkhun yang bukan seorang gay, sudah membuat Wooyoung merasa cukup tersiksa karena dapat dipastikan selamanya dia akan bertepuk sebelah tangan. Sekarang masih ditambah lagi dengan kehadiran Victoria yang hampir setiap hari membuat Wooyoung menangis. Ini dikarenakan Wooyoung harus terus pura-pura tersenyum saat Nichkhun mendeskripsikan seberapa besar rasa cintanya pada Victoria.

 

Dengan tubuh yang begitu mungil untuk ukuran seorang pria, Wooyoung sendiri kadang merasa bingung dengan kemampuannya bertahan. Walau harus menangis dan sakit hati karena hujatan orang-orang disekitarnya, tapi sampai detik ini Wooyoung masih mampu berdiri tegak dengan baik. Meski kadang lelah dan ingin menyerah, tapi Wooyoung masih terus maju melanjutkan langkah kakinya. Bahkan meski kebahagiaan tidak kunjung menghampiri kehidupannya, Wooyoung pun tanpa bosan menerima semua kesedihan-kesedihan yang diberikan kepadanya dengan tangan terbuka.

 

“ Manusia macam apa aku ini? “ desisnya setiap kali Wooyoung merenungkan hal yang sama.

 

*****

 

Lelah menangis membuat wooyoung merasa butuh menghirup udara segar. Hawa dingin yang sangat menusuk tulangnya tidak membuat Wooyoung mengurungkan niatnya. Kakinya terus menapaki jalanan basah yang akan menuntunnya untuk sampai di taman yang terletak di dalam komplek apartemen-nya. Kubangan-kubangan air bekas hujan kadang merendam alas sandalnya dan membuat kakinya sedikit basah. Tapi itu bukanlah masalah bagi Wooyoung.

 

Setelah berjalan sekitar 5 menit, sampailah Wooyoung di tempat tujuannya. Seperti dugaannya, taman yang sering dikunjungi oleh anak-anak kecil saat siang hari itu sekarang sunyi senyap. Meski biasanya akan ada beberapa penghuni apartemen yang duduk bersantai di malam hari sambil mengobrol, tapi nampaknya, kondisi taman yang pasti basah setelah hujan deras tadi membuat mereka memutuskan untuk mengurung diri di dalam apartemen masing-masing.

 

Perlahan Wooyoung mendekati ayunan yang terletak tepat di tengah taman. Setelah mengelap bercak air yang menggenang di atas tempat duduknya, Wooyoung pun segera menaruh pantatnya di atas ayunan tersebut. Rasa dingin menyentuh kulit pantatnya. Jelas air yang tersisa di atas ayunan telah berhasil meresap sampai membus ke celana dalamnya. Tapi Wooyoung tidak peduli. Perlahan dia menjejakkan kakinya ke tanah untuk mengayun ayunan tersebut. Kecepatannya sedikit demi sedikit bertambah. Wooyoung menggenggam erat dua rantai besi yang menopang ayunan tersebut dari sisi samping tubuhnya. Wooyoung tidak ingin jatuh dari ayunan yang sudah mulai melambungkannya cukup tinggi.

 

“ Sedang apa malam-malam di sini? “ sebuah suara mengaggetkan Wooyoung. Dengan cepat dia mengerem laju ayunan tersebut dengan kedua kakinya. Setelah ayunan tersebut berhenti, Wooyoung pun segera menoleh untuk mencari si pemilik suara yang sepertinya berdiri di belakangnya.

 

“ Siapa kau? “ tanya Wooyoung was-was melihat si pemilik suara berat yang mengagetkannya adalah seorang pria berperawakan tinggi dan besar. Wooyoung cepat-cepat bangkit dari duduknya. Dia ingin bisa segera melarikan diri jika memang si pria besar itu berniat jahat padanya.

 

“ Ok Taecyeon. Kau Jang Wooyoung kan? “ meski orang yang mengaku Ok Taecyeon itu mengenal dirinya, tapi hal itu tidak lantas membuat Wooyoung mengendurkan kewaspadaannya.

 

“ Kalau aku Jang Wooyoung, lalu kau mau apa? “ pertanyaan Wooyoung yang menantang, malah membuat pria besar itu tertawa geli.

 

“ Kenapa tertawa? “ Wooyoung bingung sekaligus kesal, karena bukannya takut dengan gertakannya, pria besar itu malah tertawa terpingkal-pingkal.

 

“ Hey… Tidak perlu setegang itu. Aku bukan orang jahat. Aku juga penghuni apartemen ini. Aku berada 1 lantai di atasmu. Dulu aku pernah meminta tanda tanganmu saat kau baru pertama pindah kemari. Ingat? Aku penggemarmu. “ masih sambil tersenyum lebar Taecyeon memperkenalkan dirinya pada Wooyoung.

 

Ucapan Teacyeon membuat Wooyoung menggali lagi seluruh berkas memori di brangkas otaknya. Benar saja. Potongan kejadian seorang pria tampan bertubuh besar yang tersenyum padanya sambil menyodorkan sebuah buku agenda dan spidol besar padanya, berkelebat di ingatannya.

 

“ Oh. Kau. Iya aku ingat. “ ucap Wooyoung akhirnya. “ Maaf. Kau membuatku terkejut. “ seulas senyum tersungging diari bibir Wooyoung.

 

“ Don’t mind. “ jawab Taecyeon sambil mengibaskan tangannya dan berjalan mendekati Wooyoung. “ Kau tidak kedinginan? Sedang apa sendirian malam-malam di sini? “ tanya seraya menguasai ayunan yang berada di samping ayunan Wooyoung dengan bokong besarnya.

 

“ Mencari angin. “ jawab Wooyoung singkt sambil kembali menduduki ayunannya yang sejenak terabaikan.

 

Taecyeon tertawa kecil. “ Kau benar-benar bisa mendapat banyak angin di tengah udara yang seperti ini. Angin malam yang lembab bekas hujan bisa membuat tubuhmu yang begitu mungil itu sakit. “

 

Wooyoung menoleh menatap Taecyeon. Pria yang baru dikenalnya ini mengkhawatirkan kesehatannya. Sesuatu yang luar biasa bagi Wooyoung. Tidak banyak orang yang peduli padanya. Bahkan tidak ada sama sekali orang asing yang mau repot-repot mengkhawatirkan kondisi kesehatannya di perjumpaan pertama mereka. Sebuah poin plus Wooyoung tambahkan pada daftar penilaiannya terhadap Taecyeon.

 

“ Aku tidak serapuh itu. “ jawab Wooyoung berusaha tidak terlihat terlalu senang.

 

“ Baguslah. Tapi tidak ada salahnya aku mengingatkanmu. “ masih dengan tersenyum, Taecyeon menatap Wooyoung dengan lembut.

 

Debar-debar aneh muncul di hati Wooyoung. Tatapan seperti itu hanya di dapatnya dari sang ibu dulu. Setelah itu, tidak ada lagi orang lain yang menatapnya selembut itu. Tapi pria di hadapannya ini melakukannya. Wooyoung sedikit tersanjung dengan sikap Taecyeon.

 

“ Kau sendiri? Apa yang kau lakukan di sini? “ tanya Wooyoung yang rasa penasarannya sedikit terpancing.

 

“ Aku? Hm… Kalau aku bilang membuntutimu, apakah kau akan marah? “ Taecyeon masih menatapnya. Hanya saja kali ini dengan sorot mata yang berbeda. Pria bersuara y itu tersenyum nakal padanya.

 

“ Membuntutiku?! “ seru Wooyoung tidak percaya. “ M-mau apa kau? “ sedikit rasa was-was yang kembali muncul, membuat pria berambut pirang itu tergagap.

 

Lagi-lagi tawa renyah Taecyeon menggelitik telinga Wooyoung. “ Tidak perlu setakut itu. Aku memang membuntutimu. Tapi aku tidak punya sedikitpun niat jahat kepadamu. “

 

“ Lalu? Kenapa kau membuntutiku? “ Wooyoung kembali mengulangi inti pertanyaannya.

 

“ Tadi tanpa sengaja aku melihatmu keluar dari apartement. Kau tampak begitu murung. Kau juga hanya sendirian. Tidak seperti biasanya. Selalu bersama dengan pria yang tinggal bersamamu. Kapan pun dan dimana pun. Mungkin berlebihan. Tapi wajah sedihmu benar-benar membuat aku khawatir. Akhirnya aku memutuskan untuk membuntutimu. “ Taecyeon berhenti sejenak dan mulai menggerakkan ayunan yang dinaikinya perlahan-lahan. “ Tapi kekhawatiranku sepertinya sia-sia. Ternyata kau hanya mau pergi ke taman untuk bermain ayunan. “ seulas senyum menjadi penutup ucapan Taecyeon.

 

“ Terima kasih sudah mengkhawatirkanku. “ mata Wooyoung bergerak-gerak mengikuti arah ayunan Taecyeon mengayun. “ Tapi seperti yang kau lihat, aku tidak apa-apa. Jadi kalau kau lelah, kau bisa pulang untuk istirahat. Aku tidak apa-apa sendirian. “

 

“ Aku tidak akan kemana-mana. Aku masih ingin di sini. Kalau dipikir-pikir, meski satu apartement, kita sama sekali tidak pernah bertemu.Padahal aku adalah penggemar beratmu. Jadi rasanya aku tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ngobrol dengan idolaku yang belum karuan datang untuk kedua kalinya. “ jawab Taecyeon kembali menatap Wooyoung dengan senyum yang sangat lembut.

 

“ Kalau kau mengidolakanku, berarti tandanya kau adalah seorang gay? “ meski sedikit tidak sopan, tapi Wooyoung tidak bisa menahan diri untuk menanyakan hal ini pada Taecyeon.

 

Tidak ada suara. Hanya Taecyeon yang tertunduk di atas ayunannya dengan kepala tertunduk dan mata terpejam.

 

“ Uhm… Taec. Maaf kalau aku tidak sopan. Aku hanya penasaran. Mengidolakan aku yang adalah seorang gay star, berarti kau sering menonton film-film ku. Padahal, seorang pria normal tidak akan menonton film o yang bertemakan gay. Kalau lesbian masih mungkin. “ melihat ekspresi Taecyeon, Wooyoung jadi merasa sangat bersalah telah menanyakan sesuatu yang begitu tabu dibicarakan pada saat perkenalan pertama seseorang.

 

“ Oh. Bukan. Aku tidak mempermasalahkan pertanyaanmu. Aku hanya sedang bingung memikirkan jawabannya. “ ucap Taecyeon buru-buru menjelaskan makna sikapnya barusan.

 

“ Maksudmu? “

 

“ Entahlah. Aku ini termasuk gay atau bukan. Tapi sebelum aku melihat film-film yang kau bintangi, aku adalah penyuka wanita. Tapi saat secara tidak sengaja melihat wajahmu di salah satu situs o yang kubuka, aku langsung tertarik padamu. Anehnya, aku tidak sedikitpun merasa risih menonton semua film-film mu. Tapi khusus film mu saja. Karena saat aku membuka film o lain yang juga bertemakan gay, aku mual-mual dan merinding gila-gilaan. Jadi saat kau tanya aku ini gay atau bukan, aku bingung bagaimana menjawabnya. Karena sampai detik ini, aku belum pernah sekalipun menjalani hubungan dengan orang yang berjenis kelamin sama denganku. “ Wooyoung percaya semua perkataan Taecyeon. Karena Wooyoung bisa menangkap kebingungan yang sangat jelas terukir di wajah Taecyeon.

 

“ Apa kau masih menjalin hubungan dengan seorang wanita? “ insting polisi Wooyoung seketika menyeruak.

 

“ Sejak sekitar satu setengah tahun lalu aku tidak menjalin hubungan dengan siapapun. Tapi pacar terakhirku memang seorang wanita. Jujur saja. Stelah putus, aku seperti kehilangan minat untuk kembali menjalin hubungan dengan siapapun. Teman-temanku sering mengajakku untuk melakukan blind date dengan banyak gadis-gadis y dan menarik. Tapi tidak ada satupun yang bisa menggetarkan hatiku. “ dengan patuh Taecyeon menjawab pertanyaan yang Wooyoung berikan.

 

“ Lalu apakah kau pernah merasa tertarik pada seorang pria? Tiba-tiba jantungmu berdebar saat kau sedang berinteraksi dengan pria tersebut misalnya? “ Wooyoung terus menginterogasi Taecyeon.

 

Dengan cepat Taecyeon menggeleng untuk menjawab pertanyaan Wooyoung yang satu itu.

 

“ Kalau begitu, apa kau pernah merasa begitu ingin dekat dengan seseorang? Ingin berkomunikasi dengannya atau sekedar menyapanya mungkin? Atau pernahkah kau merasa begitu penasaran pada latar belakang atau kehidupan pribadi seseorang? “

 

Kali ini Taecyeon mengangguk. Mengiyakan pertanyaan yang Wooyoung berikan padanya.

 

“ Bagus!! Lalu, apakah kau selalu berdebar-debar saat melihat sosoknya? Walaupun orang itu tidak sedikitpun menghiraukan keberadaanmu. “

 

Lagi-lagi Taecyeon mengangguk pasti. Senyum lebar terkembang di wajah Wooyoung. Rasa senang karena telah berhasil membantu sedikit masalah yang membuat Taecyeon pusing menemukan titik terang, memacu adrenalinnya untuk terus bertanya dengan antusias.

 

“ Bagus!!! Bagus!!! Ada kemungkinan, pada orang itulah kau edang jatuh cinta. Dia pria atau wanita? Boleh aku tahu seperti apa ciri-ciri orang itu? “ Wooyoung menatap wajah Taecyeon dengan mata berbinar-binar.

 

Setelah sejenak berpikir, Taecyeon menatap Wooyoung dengan wajah serius. “ Dia seorang pria. Aku rasa aku sebut namanya saja supaya tidak perlu menggambarkan ciri-cirinya. “

 

“ Baiklah. Siapa namanya? “

 

“ Jang Wooyoung. “

 

Senyum di wajah Wooyoung lenyap. Ekspresi Taecyeon yang sama sekali tidak sedang bercanda membuatnya tidak tahu harus berbuat apa. Mereka berdua mematung dengan posisi saling menatap untuk waktu yang sangat lama. Sampai suara berat Taecyeon memecah keheningan dan menarik kembali roh Wooyoung yang sempat melayang keluar dari raganya.

 

“ Aku serius Jang Wooyoung. Kaulah orang yang sudah membuatku jatuh cinta. “

 

*****

 

Chapter 1 akhirnya di-update juga.

Aduh sumpah, deg-degan banget deh!!

Buat pada reader, jangan lupa kasih komentarnya yah.

Biar aku tau, gimana fiction ini dari sudut pandang reader.

Coz kalo aku pribadi sih, baca ini ga pernah puas-puas sama hasilnya.

Biarpun udah edit sana edit sini, tetep aja rasanya masih ada yang ganjel.

Jadi sangat diminta kritik dan sarannya, supaya chapter 2 bisa lebih memuaskan lagi hasilnya.

Thx buanget yah.

C u in d’next chapter-- ^^

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
tcha0304 #1
Chapter 10: pls lanjutannya thoooorrrr
hwaiting93 #2
Chapter 10: Mian baru comment sekarang , baru nemu ff ini sekarang (╥﹏╥)​

Duhhh suka banget kalo uyong direbutin sama banyak orang ƗƗɑƗƗɑƗƗɑ
Apalagi kalo ada nuneo yang dukung & protective banget sama uyong wkwkwkwkwk XD

Panas dingin pas baca NC nya ><
Khun emang gitu ngeselin banget jadi orang , lola banget sama perasaan sendiri (۳˘̶̀Д˘̶́)۳
Kaya taecyeon dong , gesit kaya belut
Kalo kaya gini lebih dukung TaecWoo dah dari pada khunyoung walaupun aku khunyoung shipper ≤( ˘͡ ^˘͡)≥
Apalagi pas baca adegan taecwoo diranjang tadi , uyong minta ke taec buat ga ninggalin dia aaaaaaaa aku suka ƗƗɑƗƗɑƗƗɑ

Hwaiting buat author-nim deh , emang susah bagi waktu kalo gitu , tapi cepet dilanjut ya ? ^^v
Azalea22 #3
Chapter 8: Thor hiatus selamanya kah? ^_*♡♡♡
Azalea22 #4
Chapter 10: Thor aq reader bru nih, cuma mo bilang kalo bru kali ini baca ff chap taecwoo yg romantis abis, sampe2 aq rela kalo mereka jadian di cerita ini. Ceritanya jg bagus banget. Nex chapter soooooonnn. Tq thor.
Uyounggie
#5
Chapter 10: Lanjuttkan thor..!

Buat khun Hyung tersiksa ampe mampusss..!
Sekalian penggal kepalaX...! Wkwkkwkwwk

Buat kelanjutan jgn pisahkan taec Hyung ama woo yaa..!

Biarkan mereka beerLOVELY DoVIE... haaaha

Buat lebihhh ngenas lagi ceritaX..!

Okee Okeee..! Kereennn dach.. cuma kurang panjang aja...b

Hihihihihi :)
rikayoung
#6
Chapter 10: i always wait this story... tq
elzJang
#7
Chapter 10: waaawh cuma satu nih komen dariku....

kuurang panjaanh :)
UnunJang
#8
Chapter 10: Yeah...
akhirnya update juga...^^

Woah...
jadi kasian sma khunnie klo kya gini...
salah sendiri siy...
klo begini aq jadi pengen KhunYoung balik...hehehe
*MulaiLabil

Taec bener, jngn mau berbagi Woo lagi...
seharunya Khun juga githu... =]

dikit juga gpp thor...
yg penting mah nanti jangan mandek lg...
Hampir frustasi nunggu'a...Kkkk~
*LebayAkut
kirain g da lanjutannya lagi... =]
Fighting thor...^0^9