The End?

My Beloved

MY BELOVED

 

KRIS POV

“Kok...Bang Suho ada di sini?????”, jerit Kyungsoo

Dan gue pun membeku di tempat gue berdiri, gue, Lay, Chanyeol dan Baekhyun main pandang-pandangan....bingung mo ngapain.

Gue sendiri panik berat....gimana ini bo’ong gue bakalan ketauan...

Sialnya, tanpa pikir panjang  gue nyamperin Kyungsoo and there he’s, standing in front of my door, looking at me with pandangan dia yang agak bingung. Sedetik kemudian dia berbalik arah dan lari menjauhi gue yang masih dalam keadaan shock ngeliat dia ada di depan gue.

“Bang Suho!!!!....tunggu Bang!!!”, suara Kyungsoo menyadarkan status pingsan tapi berdiri gue dan Jongin berusaha meraih lengan untuk menahan Suho tapi ga berhasil.

“Bang....Bang Yifan...itu....Bang Suho kabur”, Chanyeol menepuk punggung gue serta menatap gue dengan penuh kepanikan, gue pun bergegas mengambil jaket coklat lusuh gue hadiah ulang taun dari Suho dua taun yang lalu yang tadi gue sampirin di sofa.

Gue pun lari, dengan mengandalkan kaki gue yang panjang ini,  gue berharap kalo gue bisa mengejar dia.

“Kris!!!!”, tiba-tiba Lay manggil gue, apaan sih ah orang gue lagi repot gini pake acara di panggil-panggil pula, gue berhenti lari dan nengok ke arah Lay.

“Fighting!!!!!!”, ah sialan, gue pikir mah dia mo ngomong apa, but still thank you anyway, gue pun mengangguk tanda mengerti dan melanjutkan perjuangan gue mengejar Suho.

Kalian tau ga, persis di drama-drama ato sinetron – sinetron di tipi, begitu gue liat punggung Suho, eh ternyata doi nya dah keburu masuk kedalam lift, alhasil buat ngejar dia gue harus lari-larian nurunin tangga, lantai empat ini woyyyy!!!!!...capek banget gue!!!...eh tapi harusnya gue berpikiran positif, untung apartemen gue di lantai 4, gimana coba kalo di lantai 14?...bisa mati bengek gue gegara  lari-larian nurunin tangga.

Akhirnya...sampai juga gue di lantai dasar, gue berenti sebentar, membungkukkan badan gue dan tangan gue letakkan di lutut, posisi rukuk gitu deh, sambil atur nafas, seriusan...gue keabisan nafas nih, padahal gue rajin olah raga, main basket.......di playstation.

Aduuhh...padahal gue harus buru-buru ngejar Suho, tapi stamina ga ngedukung nih. Setelah 3 menit istirahat, gue melanjutkan pengejaran gue lagi, tapi begitu sampe di lift ternyata Suho dah keluar dari lift dan sedang berjalan kearah  pintu keluar gedung.

Sedikit lagi...padahal gue Cuma telat beberapa menit tapi gue hampir kehilangan jejak, untung badan gue tinggi, jadi jarak pandang gue lumayan luas. Dan syukurlah....gue berhasil ngejar dia.

“Ho...”,  gue panggil dia, dia ga jawab, tetapi mulai mempercepat langkahnya, gue raih lengannya tapi di tepis sama dia.

“Ho...please...aku mo ngomong”, gue memohon, berusaha menghetikan langkahnya.

“Ga ada yang harus di omongin lagi, Bang.....”, jawabnya, lirih dan suaranya terdengar sedikit bergetar, gue mensejajarkan langkah gue dengan langkah dia, gue liat mukanya mengeras, alisnya mengerut seperti sedang berpikir keras dan matanya berkaca-kaca, air matanya siap-siap akan tumpah.

“Ada banyak hal yang harus aku jelasin ke kamu....”.

Dia menghentikan langkahnya, menatap gue kemudian bilang, “Mo ngomong apa lagi sih Bang????...MO BILANG KALO INI SEMUA CUMA BECANDA LAGI???...a-aku...a-aku dah ga ngerti lagi jalan pikiran kamu...”.

“KARENA KALO AKU GA BO’ONG GINI....KAMU GA AKAN MAU KETEMU AKU!!!!”, kedua tangan gue mencengkram erat bahunya.

Air mata mulai luruh dari kedua mata Suho begitu dia denger gue ngebentak dia, gue kelepasan, seharusnya gue jaga nada suara gue, yang harusnya marah itu dia bukan gue. Gue menghela nafas, mengatur emosi gue, soalnya suka gampang kepancing emosi gue dan tadi gue lumayan kesel, sempet mikir ‘ ini orang bebel banget sih, susah amat di bilanginnya’.

Gue usap air matanya, nyesel karena gue dah bikin dia nangis untuk yang kedua kalinya.

“Kita cari tempat yang enak buat ngobrol ya Ho.....”, dia mengangguk dan gue menggenggam jarinya. Kami menyusuri jalanan dalam keheningan, ga ada salah satupun mencoba membuka percakapan, gue sendiri sibuk celingukan nyari tempat semacam kafe atau apalah yang enak buat ngobrol. Di tempat tukang sate enak kali ya....ya kaga lah...asapnya nanti malah ganggu.

Sedangkan Suho?...gue ga ngerti dia lagi mikirin apaan tapi mengingat dia engga berusaha melepaskan gandengan tangan gue, maka gue berasumsi kalo amarah dia sudah surut.

Akhirnya langkah kami terhenti di depan coffee shop yang menurut gue lumayan cozy buat ngobrol, gue ajak masuk Suho, Alhamdulillah dia ga protes, manut ajah.

Setelah memesan minuman dan cake, gue pun mencoba membuka percakapan, sialnya gue bingung mo ngomong apaan, gue malah bengong ngeliatin muka Suho, merhatiin setiap detail dari mukanya, mulai dari bentuk alis, turun ke bentuk mata, terus ke bentuk bibir  dan gue tersadar,  gila ya ternyata gue kangen banget sama orang yang satu ini.

“Bang...katanya ada yang mau Abang omongin ke aku...kok Abang malah bengong”. Suho menyadarkan gue, mukanya memerah mungkin dia sadar kalo dia gue liatin dan gue pun jadi salting karena ke gep ngeliatin lagi merhatiin wajahnya.

“Ehem...oh right...hehehe...”, jawab gue sambil garuk-garuk kepala gue yang ga gatel.

Gue raih tangannya dan gue genggam, mata gue menatap langsung matanya, “First of all...aku mau minta maaf Ho...kalo kamu ngerasa aku bohongin... I´ve been letting you down and I know I've been such a fool but The situation got out of hand I hope you understand”, gue diem sebentar nunggu reaksi dari dia sebelum gue ngelanjutin lagi monolog gue.

“and you know Anyone can hurt someone they love with a simple mistake but please say that say you will forgive me”.

“I...I just...it just...please quit games with my heart Bang...i don’t think i can take it anymore”. Jawabnya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya, engga....dia ga lagi tripping.

“No...no...i think you have misunderstood about what i mean”. Gue meremas jarinya.

“Maksud aku Ho...yang aku pengen bilang ke kamu adalah... kalo aku sepenuh hati kepingin miliki kamu Ho...tapi aku terlalu pengecut buat ngadepin kamu..”, lanjut gue, gue  menghela nafas, “but deep down in my heart i know you're the one for me,  the one i need , it keeps me going on and on to love you , i give you my soul for you to love too.”, dia nunduk entah dia merasa muak dengan kata-kata manis gue ato dia merasa tersanjung, tapi gue ga boleh berenti sekarang karena dia harus tau isi hati gue tentang dia.

“I've been looking for that special one and I've been searching for someone to give my love,
when I thought that all the hope was gone there you were with your smile. I always will remember how I felt that day when i met you a feeling indescribable to me
I always knew there was an answer for my prayer and you, you're the one, the one for me and the answer of my pray”. Gue diem lagi, mengatur nafas gue untuk melempar pertanyaan yang selama ini terkurung di hati gue.

“So...would you be my special one?...”, there....akhirnya kalimat sakti itu keluar juga.

“T-tapi....t-tapi...tapi i’m not beautiful...and i don’t know if...i..maksudku...aku ga tau apakah aku pantas buat Abang..”.

“Ho... You’re so beautiful to me...It’s true and you know what i think?...i think  all the angels are jealous when they stare at you...tapi kalo kamu masih ragu sama aku... sampai kamu mau  buka semua ruang ruang hati kamu untuk aku...aku akan setia menanti hingga kamu yakin kamu mau jadi someone special aku.”

Aaaahh...sudah lah...apapun keputusan Suho...akan gue terima dengan lapang dada...seengganya gue udah jujur sama dia dan sama diri gue sendiri.

“Bang....”, dia mengangguk...

Gue bengong...

Ini gue ga salah liat kan?....ini bukan ilusi kan?...dia beneran ngangguk kan?...eh?...bentar...

“Ini kamu ngangguk tanda kamu mau apa ngangguk tanda kamu masih butuh waktu buat nerima aku Ho?...”. tanya gue, bego ya gue.

“Aku mau sama Abang?....”, jawab Suho, mukanya memerah dan nyuri=nyuri pandang gitu ke arah gue.

“BENERAN???????”, gue negesin, untungnya dia ngangguk lagi. Saking senengnya gue sampe loncat dan meluk dia. Untung gue cepet sadar, gue lepasin pelukan gue, “Ehem....maaf....”, Suhonya sih Cuma senyum malu-malu, takutnya sih dia ngerasa malu sama gue yang belum 5 menit jadi pacarnya  tapi udah malu-maluin dia aja.

Setelah membayar bill makan, kami bergegas keluar dari cafe itu, udah ga sabar gue buat ngasih kabar baik ini.

Kali ini kami menyusuri jalan engga se-akward tadi, dengan dia yang sekarang memeluk lengan gue, i feel blessed.

Ga lama kemudian...gue ngerasa ada air yang menetes di kepala...pertama-tama sedikit. Tapi lama-lama menjadi deras hingga kami tidak bisa mentolerir lagi dan harus mencari tempat untuk berteduh.

Di tengah hujan, kita berdua hanya berlindung pada sehelai jaket lusuh gue yang merupakan pemberian dari Suho, lari-larian mencari tempat berteduh. Akhirnya kita bisa berteduh di parasol sebuah kafe.

We didn’t speak for the rest of the time and our only communication was his hands hugging me. Well you know usually when a couple just started dating, they’d do anything to avoid the silence between them?...tapi itu ga berlaku buat gue sama Suho, we are already to at the point that where being around each other tanpa harus ngobrol is okay and normal.

Sayup-sayup terdengar lagu dari arah kafe, Now and Forever nya Richard Marx, sepertinya malam sudah menstimulasi pikiran kami berdua, dan kami pun terbius, tanpa sadar ikut menyanyikan lagu itu.

Sometimes I just hold you
Too caught up in me to see

I'm holding a fortune that heaven has given
To me
I'll try to show you each and every way I can
Now and forever
I will be you man

Dan diiringi sayup-sayup sepenggal lirik itu, di temani dengan rintikan hujan, tiba-tiba dia memperat pelukannya di pinggang gue, dia mendongakan kepalanya menatap gue dan bilang tiga rangkaian kata yang bisa bikin gue ngerasa spesial....i love you. Gue pun membalas ucapannya.

Dan dibawah hujan, dibawah parasol yang bolong-bolong, di bawah jaket lusuh gue, dengan lagu Now and Forever sebagai sountracknya, we kissed.

Sometimes the greatest moments of your life present itself in the form of a nearness to someone you love dan dalam keadaan yang ga bisa di duga.

 

END

Note

Akhirnyaaaaaa......Alhamdulillah selesai juga...

I would like to thank you to Alloh SWT yang menciptakan alam semesta beserta mahluknya.

Ayah Bunda tercinta serta adik yang selalu mendukung

OOR especially Taka...yang udah sukses ngemodusin para OORer dengan lirik lagu dan suaranya yang selalu menemani malam-malam gue.

Toru...yang udah ngestalk Taka dan maksa Taka buat masuk ke OOR, ga ada Taka ga ada lagu Wherever You Are.

80's and 90's love songs yang udah memberikan inspirasi.

Last But not Least...all the readers, commenters and Subcribers...yang udah jadi penyemangat.

THANK YOU!!!!!!

/and see you at another story....Ma Family maksudnya/

 

/yaelah Pi...elu baru namatin 1 ff aja kaya abis menang penghargaan..../

 


 

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
DeerLuvian #1
Chapter 9: baru baca ff ini ..
sumpah kocak banget ..
duh perutku sakit banget gara-gara ketawa abis baca .
Ya Allah , sumpah lucu banget .. :D
good job authornim .. :D
mamski #2
Chapter 9: buset ituuu,,pick up line nya si Icing bikin rainbows puke,,,baru kenal aja gombalnya kaga ketulungan....gimana udah jadi beneran, super keju kali ya..
inspiritblue
#3
Chapter 9: Najis banget sih bang lay!!! Wkwkwk
gapapa deh, akhirnya dapet pacar juga bang
inspiritblue
#4
Chapter 7: Kyaaaaa Suho dateng? Awas ketauan bang yifan
bisa gagal lagi dapetin suho
inspiritblue
#5
Chapter 5: Untung si kyungsoo mau bantuin si abang
inspiritblue
#6
Chapter 4: Keserempet bajaj?
kkk
inspiritblue
#7
Chapter 3: Temen ngaji juga gak ketinggalan ye bang?
Kkk
kasian Suho bang, lo kok tega bgt
inspiritblue
#8
Chapter 2: Yaelah bang modus lo gagal mulu
lulubaekkie
#9
Chapter 9: duh thooor streeess! untung bacanya siang siang begini, kalo malem bisa dikira kesurupan gegara ketawa sendiri_-_ btw pas tau bangkai make vespa jadi inget poto jongin yg naik vespa beneran ahaha pas bgt! kocaknya juara deh!:p
nekozawa17
#10
Chapter 9: muahahaa...si Lay modus abiiissss!!! xDDD
jadi ngakak..
btw, ma family kapan diupdate nih? :p
#udahnungguin