Chapter 6

Save This Marriage

 

Sundah hampir dua bulan telah berlalu semenjak Woohyun menyuruh Sunggyu menggugurkan kandungannya. Woohyun benar-benar merasa bersalah dan perasaannya menjadi lebih parah ketika ia menyadari ia sangat merindukan keberadaan Sunggyu di rumah mereka. Pertama kali Woohyun pulang tanpa di sambut oleh Sunggyu yang menunggu kedatangannya benar-benar menyakitkan. Tanpa sadar setiap pagi Woohyun berharap ia akan melihat Sunggyu membuat sarapan untuk mereka berdua, sekarang Woohyun menyesal selalu menolak kerja keras Woohyun. Dan Woohyun juga merindukan ketika ia memeluk Sunggyu saat ia tertidur, walau hanya sekali.

“aku ingin memelukmu lagi’’ ucap Woohyun tanpa sadar, membuat  Myungsoo yang duduk tepat di hadapannya memandangnya dengan sedih. Myungsoo mengetahui cerita menyedihkan WooGyu dari Sungyeol yang mendengar ceritanya dari Sungjong yang diceritakan Sunggyu sendiri. Sejak Sungjong mengetahui ceritanya, ia tidak mau lagi bertemu ataupun berbicara dengan Woohyun karena ia sangat marah. Tapi Sungjong tidak pernah menceritakan ini pada Hoya karena ia yakin Hoya akan membunuh Woohyun detik itu juga.

“aku tau apa yang kau pikirkan, sabarlah hyung’’ Myungsoo coba member Woohyun semangat, yang sepertinya gagal total “aku tau Sunggyu-hyung pasti kembali padamu’’ tambah Myungsoo cepat ketika ia melihat wajah Woohyun makin kelam.

“kau yakin? Sunggyu membenciku sekarang’’ Woohyun tidak percaya kata-kata Myungsoo sama sekali.

“well, Sunggyu-hyung sangat mencintaimu aku yakin ia pasti kembali’’ coba Myungsoo lagi

“tidak mungkin’’ walaupun Myungsoo marah pada Woohyun, tapi ia tidak bisa tidak mensupport Woohyun. Woohyun adalah sahabat baiknya dan Myungsoo tau sebenarnya Woohyun itu adalah namja yang sangat baik, hanya saja ia sedang dalam keadaan bingung karena itu ia jadi kacau begini.

“ahh, hyung kenapa kau tidak Tanya Sungjong dimana Sunggyu sekarang’’ usul Myungsoo

“sudah, Sungjong sangat marah, ia tidak mau mengatakan dimana Sunggyu sekarang’’ jawab Woohyun, Myungsoo menghela nafas, ia hamper kehabisan ide untuk menghibur kawannya itu.

“bagaimana kalau kau Tanya ke Hoya?’’ Woohyun melihat pada Myungsoo, benar juga ia belum mencoba bertanya pada Hoya. Walaupun Woohyun masih kesal pada Hoya dan ia khawatir ia akan ditonjok untuk kedua kalinya, tapi Woohyun akan tetap mencoba.

 

++++++

Woohyun tidak percaya dengan apa yang ia lakukan saat ini. Ia terlihat seperti orang tersesat yang ingin meminta sedikit makanan pada pemilik rumah yang ada di hadapannya. Ya sudah 15 menit Woohyun berdiri di depan rumah itu, berkali-kali ia juga mencoba untuk mengetuk pintu itu, tapi tidak jadi. Woohyun hendak mencoba mengetuk ketika sang pemilik rumah membukakan pintu untuknya dan menyuruh Woohyun masuk ke dalam.

“gomawo hyung’’ kata Woohyun setelah ia memasuki rumah bersejarah untuknya itu.

“tadinya aku tidak mau menyuruhmu masuk, takut Hoya masrah tapi aku kasihan padamu saeng’’ Woohyun mengangguk mengerti karena ia juga khawatir Hoya akan membunuhnya sekarang. Tidak lama kemudian Hoya keluar dari kamarnya dengan Dongwoo, menggunakan hanya tank top putih dan celana pendek, rambutnya juga masih berantakan menandakan ia baru saja bangun dari tidurnya.

“Woo-baby kau kemana saja? Kau tidak di sampingku saat aku bangun’’ manja Hoya yang langsung memeluk Dongwoo erat, tidak menyadari keberadaan Woohyun di sebelah mereka. Woohyun begitu terkejut melihat sisi lain Hoya yang manja, ia akui Hoya yang manja jauh lebih cute dari pada Hoya yang marah dan Woohyun yakin Dongwoo juga lebih menyukai Hoya bersikap manja dari pada marah.

“lho, aku hanya ke bawah, aku sudah menyiapkan sarapan untuk kita tadi. Aku yakin kau lelah karena semalam’’ canda Dongwoo nakal, membuat wajah Hoya merah karena malu dan membuat perut Woohyun langsung mual. Setelah sadar dari tersipunya, Hoya menyadari keberadaan Woohyun yang dari tadi duduk di samping Dongwoo.

“Woohyun ? sedang apa kau disini?’’ Tanya Hoya dingin “aku kesal melihat mukamu, keluar sebelum aku memukulmu lagi’’ tambah Hoya yang merubah nada bicaranya dari dingin jadi seram, membuat bulu kuduk Woohyun merinding seketika.

“tenang, aku bukan ngajak perang kok. Aku hanya ingin bertanya’’ ucap Woohyun ”tolong aku hanya ingin bertanya saja, boleh kan?’’ pinta Woohyun dengan puppy eyes nya. Hoya menghela nafas panjang.

“baiklah, tapi jangan tanya yang aneh-aneh’’ jawab Hoya masih dingin

“geezz, kau ini sensitive ya. Aku hanya mau Tanya sekarang Sunggyu dimana?’’ Tanya Woohyun yang tiba-tiba langsung serius.

“Sunggyu? Hahaha, oh iya aku ingat. Sungjong bilang Sunggyu ngidam ga ketemu kamu selama hamil, makanya sekarang dia mengungsi’’ jawab Hoya sambil tertawa. Woohyun tidak percaya apa yang ia dengar, jadi tidak ada yang menceritakan hal sebenarnya pada Hoya? Padahal Woohyun sudah siap menerima hantaman maut Hoya.

“ ehhh, benarkah? Berarti kau tau Sunggyu dimana?’’ Tanya Woohyun sekali lagi. Hoya menganggukan kepalanya tanda bahwa ia tau. Woohyun sudah melihat segelintir harapan datang padanya “jadi dimana?’’ Tanya Woohyun sekali lagi.

“aku tidak tau apa aku harus mengatakannya padamu. Sunggyu kan ngidamnya tidak mau menemuimu, takutnya tiba-tiba Sunggyu langsung muntah melihat wajahmu’’ jawab Hoya polos yang tidak tau apa-apa. Woohyun tidak bisa berkata lagi, masih mending kalau Sunggyu hanya muntah. Bagaimana jika dia menangis? Mengamuk? Atau meminta Woohyun pergi? Atau yang lebih parah bagaimana jika Sunggyu minta cerai. Ahhhh, Woohyun tidak bisa berpikir. “aku kasian lihat mukamu’’ yiba-tiba Hoya berkata “jadi aku akan memberitaukanmu dimana Sunggyu sekarang’’

 

++++++++

Woohyun tidak percaya, dunia ini memang kejam. Woohyun keluar dari rumah DongYa couple dengan perasaan paling menyakitkan yang pernah ia rasakan. Ya, bagaimana tidak? Hoya baru saja memberitaunya kalau Sunggyu tinggal bersama Seulong sekarang. Tadinya Hoya menawarkan Sunggyu untuk tinggal bersamanya dan Dongwoo, tapi Sunggyu menolak karena ia sudah menerima tawaran untuk tinggal bersama Seulong. Hoya juga berkata kalau Seulong mengetahui kehamilan Sunggyu dan ingin menjadi ayah dari anak Sunggyu, yang membuat Hoya aneh karena Sunggyu sudah menikah dengan Woohyun dan anak yang dikandungnya jelas-jelas anak Woohyun. Tetapi Sunggyu menolak karena ia hanya menganggap Seulong sebagai seorang kakak, tidak lebih.

Woohyun tersenyum ketika ia mengingat kata-kata Hoya bahwa Sunggyu sebenarnya merindukan Woohyun, tapi tidak mau melihat Woohyun. Woohyun tau kenapa, tapi Hoya masih berfikir bahwa itu hanya permintaan aneh Sunggyu dan Sunggyu akan kembali pada Woohyun setelah masa-masa itu berakhir. Woohyun tidak percaya, ternyata Hoya baik juga walaupun kadang kasar, Hoya hanya tidak suka cara Woohyun memperlakukan Sunggyu dan memutuskan untuk berdamai dengan Woohyun dan mendukung Woogyu couple sepenuhnya. Sekarang masalahnya tinggal Sunggyu sendiri.

“Woohyun?’’ Woohyun berbalik untuk melihat siapa yang memanggilnya dan ia melihat sosok Sungjong yang sepertinya baru mengganti gaya rambutnya berlari ke arahnya. Sungjong behenti tepat di depan Woohyun yang lalu mencoba menarik nafas panjang.

“ada apa ? aku terkejut kau mau menyapaku’’ Tanya Woohyun bingung

“aku berubah pikiran’’ jawab Sungjong setelah ia dapat mengatur nafasnya kembali “aku tadi bicara dengan MinAh dan aku akan kembali mendukung Woogyu’’ lanjut Sungjong sambil mengangkat jempolnya kea rah Woohyun.

“Woogyu?’’ Tanya Woohyun heran, apa itu Woogyu? Pikirnya.

“Woohyun dan Sunggyu duh’’ kata Sungjong seperti itu adalah hal yang paling biasa “aku membuat nama couple kalian, bukankah aku baik?’’ Tanya Sungjong cutely. Woohyun tidak bisa menyembunyikan kebahagiaanya, dia langsung memeluk Sungjong erat sambil menuturkan ‘terima kasih’ berulang kali.

“eww, hyung stop’’ Sungjong melepaskan pelukan Woohyun darinya “aku tidak mau WooJong moment, jijik tau’’ ucap Sungjong sambil menjulurkan lidahnya, membuat keduanya tertawa puas.

 

++++++

Keesokan harinya, Woohyun pergi ke rumah Seulong untuk mengambil Sunggyu kembali. Walaupun Hoya tidak member alamat Seulong kemarin tapi Sungjong menunjukan jalan ke rumah Seulong kemarin. Woohyun dengan cemas membunyikan bell yang ada di depan pintu rumah. Beberapa detik kemudian seseorang membuka pintu, dan betapa terkejutnya Woohyun ketika melihat Sunggyu yang membukakan pintu.

“Woohyun’’ Sunggyu langsung berusaha untuk menutup pintunya kembali, tapi Woohyun menghentikan Sunggyu duluan dan langsung memeluk Sunggyu erat. Sunggyu sangat terkejut, Woohyun yang sedang ia pikirkan datang dan memeluknya, tapi tetap saja Sunggyu masih marah pada Woohyun dan segera mendorong Woohyun.

“Sunggyu, aku……’’

“cukup’’ potong Sunggyu yang mulai mengeluarkan air mata

“Sunggyu, tolong beri aku kesempatan sekali lagi’’ pinta Woohyun yang mulai menangis bersama Sunggyu.

“Yah! Menjauh kau’’ tiba-tiba Woohyun ditarik kebelakang, menjauh dari Sunggyu dan Seulong yang baru datang langsung memeluk Sunggyu erat “apa yang kau lakukan disini?! Pergi’’ bentak Seulong yang sudah marah.

“tidak! Aku tidak akan pergi tanpa Sunggyu!’’ Woohyun langsung melihat kea rah Sunggyu “
Gyu-ayo kita pulang’’ ajak Woohyun lembut sambil menjulurkan tangannya ke Sunggyu tapi Sunggyu malah membuang muka pada Woohyun.

“shiro!’’ jawab Sunggyu

“kau lihat Woohyun? Sunggyu akan bersamaku dan aku sanggup menjadi ayah dari anak Sunggyu karena kau tidak menerimanya’’ Seulong tersenyum seperti dia memenangkan sebuah lotre. Sunggyu melihat kea rah Seulong tidak percaya, dia tidak pernah mau Seulong menjadi ayah anaknya, semarah apapun Sunggyu, anaknya tetap anak Woohyun.

“tidak, Sunggyu kumohon maafkan aku. Tolonglah, ayo kita pulang’’ pinta Woohyun sekali lagi.

“maaf, Woohyun aku masih butuh waktu’’ ucap Sunggyu pelan

“apa satu bulan tidak cuku untukmu?’’ Sunggyu menggelengkan kepalanya “baiklah’’

“lebih baik kau pergi sekarang’’ usir Seulong yang langsung membanting pintu tepat di wajah Woohyun. Woohyun tidak percaya ini, apa Sunggyu memang mau bersama Seulong. Lalu pintupun terbuka lagi.

“oh ya Woohyun, asal kau tau saja ya, Sunggyu sudah menandatangani suraat perceraian kalian’’ dan Seulong menutup kembali pintunya. Woohyun terdiam sebelum akhirnya sadar apa yang Seulong maksud. Apa berarti Sunggyu benar-benar ingin mereka bercerai? Tapi Woohyun belum menandatangani suratnya, berarti mereka belum bisa bercerai.

“SUNGGYU! DENGAR, BESOK AKU AKAN KEMBALI DAN BESOKNYA DAN BESOKNYA DAN BESOKNYA SAMPAI KAU MAU IKUT PULANG BERSAMAKU’’ Woohyun teriak, ia yakin Sunggyu bisa mendengarnya dengan jelas karena ia berteriak sangat kencang, Woohyun akhirnya memutuskan ia harus kembali besok.

“heh! Apa kau yang teriak tadi, dasar tidak tau diri! Bayiku jadi bangun!’’ marah seorang tetangga ahjumma sambil menggendong bayi di pangkuannya.

“opps’’

 

+++++

Akhirnya setiap hari Woohyun datang ke rumah Seulong untuk meminta maaf dan mengajak Sunggyu pulang. Hasilnya masih saja nol, walaupun Woohyun yakin sedikit-sedikit Sunggyu akan meleleh juga hatinya, tapi Seulong jadi lebih berhati-hati, dia jadi lebih sering di rumah melindungi Sunggyu dari Woohyun.

Hari itu juga sama saja, Woohyun akan menunggu Sunggyu di luar rumah sementara Sunggyu memperhatikan Woohyun di balik juendela kamarnya di lantai dua. Sunggyu membuka sedikit tirai jendelanya. Woohyun masih di sana. Sudah dua jam Woohyun menunggu dan ia masih terus menunggu. Sunggyu tau Woohyun akan pulang sekitar jam enam sore karena ia harus menyelesaikan pekerjaannya. Sebenarnya Sunggyu ingin ikut pulang bersama Woohyun, tapi hatinya masih sakit lagi pula dia juga tidak enak pada Seulong. Sunggyu menghela nafas panjang, sebenarnya Seulong sudah melamar Sunggyu dua hari yang lalu, tapi Sunggyu menolak dengan alasan dia masih memiliki suami. Seulong berkata mereka harus segera bercerai karena mau sampai kapanpun Sunggyu tidak akan bahagia bersama Woohyun.

Tapi pagi ini Sungjong datang mengunjunginya. Sungjong bilang Woohyun sangat tulus sekarang dan benar-benar menyesal atas perlakuan dan perkataannya pada Sunggyu. Sungjong juga berkata alasan Woohyun saat itu adalah ia belum siap menjadi seorang ayah, bukan karena MinAh.

“SUNGGYU-AH, BESOK AKU AKAN DATANG LAGI’’ Sunggyu mendengar Woohyun berteriak, diikuti oleh teriakan seorang ayah yang marah karena bayinya terbangun. Sunggyu tersenyum, ia bisa membayangkan Woohyun memanjakan dan menyayangi anak mereka. Dan Sunggyu berharap Woohyun akan memanjakan dan menyayangi dirinya juga. Itulah yang paling Sunggyu inginkan melebihi apapun sekarang. Mungkinkah ia akan mendapatkannya jika iaa kembali?

“akhirnya si aneh itu pergi juga’’ Seulong masuk ke kamar Sunggyu sambil membawakan semangkuk bubur “makan ini’’

“sudah kubilang aku tidak mau bubur’’ keluh Sunggyu sambil melingkarkan tangannya di dadanya

“tapi kau harus makan ini, aku membelinya di tempat favoritmu’’ oba Seulong

“aku tidak mau, aku ingin es krim’’

“tapi itu tidak sehat’’

“tapi aku mau’’

“yasudah, aku simpan ini disini, jika kau lapar kau bisa memakannya’’ Seulong menyimpan bubur itu di atas lampu meja di sebelah tempat tidur Sunggyu dan segera keluar kamar. Beginilah tidak enaknya tinggal bersama Seulong, dia terlalu khawatir pada hal sekecil apapun dan hanya membolehkan Sunggyu makan makanan yang sehat saja, katanya sih demi kesehatan bayinya tapi tetap Sunggyu tidak mau. Sunggyu berfikir, apakah Woohyun akan membelikan es krim yang dia inginkan atau akan bertingkah seperti over worried Seulong. Memang hanya ada satu cara mengetahui hal itu. Sunggyu mengusap perutnya yang suatu hari akan membesar dengan lembut.

“baby-ya apa kau ingin bertemu ayahmu?” Sunggyu bertanya pada bayi yang di perutnya, tentu saja tidak akan ada yang menjawab, tapi Sunggyu tau bayinya ingin bertemu Woohyun secepatnya, bahkan Sunggyu pun ingin bertemu Woohyun.

 

+++++++++

“Sunggyu benar-benar membenciku’’ keluh Woohyun pada Sungyeol yang dari tadi sabar mendengar curhatan Woohyun. Sebenarnya Sungyeol tidak mau mendengarkan Woohyun, dia merasakan handphonenya terus bergetar di dalam saku celananya.

‘Myungsoo pasti ngamuk kalau teloponnya terus tidak diangkat’ pikir Sungyeol takut. Tapi ia tau Woohyun sangat membutuhkan telinganya sekarang ini dan ia tidak mau mengecewakan sahabat sekaligus costumer terbaiknya itu.

“jadi bagaimana?’’ Tanya Woohyun setelah ia menyelesaikan curhatan panjangnya.

“ku pikir kau harus mencobanya lagi hyung. Masalah utamamu saat ini bukanlah Sunggyu tapi Seulong’’ jawab Sungyeol “kau harus menyingkirkannya dulu’’ Woohyun mengangguk. Memang itu benar, walaupun Sunggyu tidak menyukai Seulong seperti itu, dia sangat mempercayai Seulong dan cinta itu timbul dari rasa percaya dan Woohyun tidak ingin membayangkan bagaimana jika rasa percaya naik ke tingkat selanjutnya.

“tapi bagaimana caranya?’’

“ya mana ku tau, pikir sendiri’’ dan Sungyeol merasakan hp nya bergetar lagi “maaf hyung, Myunsoo akan sangat marah jika aku tidak mengangkat teloponnya sekarang’’ Woohyun mengangguk dan Sungyeol langsung mengangkat telponnya sambil meninggalkan Woohyun.

“halo’’

“kenapa teloponnya baru diangkat? Aku mulai khawatir tadi’’ keluh Myungsoo dengan suara yang jelas-jelas dia tidak senang.

“mianhe, Woohyun menahanku tadi’’ Sungyeol mendengar Myungsoo menghela nafas sebelum akhirnya bicara.

“baiklah, jadi bagaimana? Malam ini di rumahmu?’’ Tanya Myungsoo playfully seperti meng-tease Sungyeol. Wajah Sungyeol langsung memerah, walaupun ia tau Myungsoo tidak bisa melihatnya dia pasti tau “mukamu merah tuh’’ benarkan, pikir Sungyeol.

“mukaku tidak merah! Lagi pula kenapa harus selalu di rumahku’’ protes Sungyeol, mereka memang tadinya sering nge-date keluar tapi lama-lama rutinitas itu memudar dan diganti menjadi date di rumah Sungyeol yang kadang berakhir dengan ‘ehem’ ><.

“karena rumahmu lebih nyaman, feelnya lebih Yeolie gitu’’ jawab Myungsoo mesra

“ah kamu bisa saja, yasudah kamu nanti datang saja. Kau mau aku siapkan apa?’’ Tanya Sungyeol, ia takut ia tidak memiliki stock makanan di rumahnya.

“siapkan saja Lee Sungyeol yang cantik untukku. Ok?’’ dan Myungsoo langsung menutup teloponnya. Sungyeol yang wajahnya memerah kaget ketika bunyi ‘tuuttuut’ tiba-tiba menggantikan suara unik Myungsoo.

“ahhh, kenapa langsung ditutup! Sialan kau Myungsoo! Dasar L palsu!’’

 

++++++

“menurutku kau lebih baik pulang hyung. Kau tidak ma uterus merepotkan Seulong hyung kan?’’ ucap Sungjong dari handphonenya. Sunggyu tadinya menelopon Sungjong untuk meminta saran, dan beginilah jadinya.

“tapi Sungjong apa yang akan Woohyun pikirkan?’’ Tanya Sunggyu yang mencari alasan untuk tidak kembali.

“hyung sudah kubilang Woohyun hyung sudah berubah, kau tidak bisa memberinya kesempatan?’’ Tanya Sungjong balik.

“aku ingin, tapi aku tidak enak pada Seulong’’ sebenarnya Sunggyu juga ingin menemui Woohyun, melihatnya saja dari jendela tidak cukup baginya dan Sunggyu yakin bayinya juga ingin bertemu appanya.

“kenapa tidak enak?’’

“kenapa kau jadi mendukung Woohyun?’’ Tanya Sunggyu balik yang mencoba mengalihkan pembicaraan.

“aku…..sebenarnya…… sebenarnya aku sudah janji pada MinAh akan membuat kalian bersatu kembali’’ jawab Sungjong. Sunggyu berfikir sebentar, jadi karena itu. Sungjong memang dekat dengan MinAh akhir-akhir ini, Sunggyu tau itu tapi ia tidak menyangka gadis kecil itu bisa mencuci otak sepupu dekatnya. Tapi Sungjong memang benar, Sunggyu tidak bisa lari selamanya, setidaknya dia perlu berbicara face-to-face dengan Woohyun dan mungkin meminta sedikit pertanggung jawaban dari Woohyun.

“baiklah Sungjong aku akan menemui Woohyun’’

“yay!’’

 

+++

“mau kemana kau?’’ Tanya Seulong ketika ia keluar kamarnya dan melihat Sunggyu sedang memakai sepatunya.

“menemui Woohyun’’ jawab Sunggyu jujur. Seulong langsung menghampiri Sunggyu di pintu, mengahalanginya keluar rumah.

“tidak bisa!’’ teriak Seulong

“kenapa tidak? Kita perlu bicara hyung’’ Tanya Sunggyu

“pokoknya tidak bisa! Kita kan akan menikah! Aku akan merawat anakmu seperti merawat anakku sendiri’’ jawab Seulong.

“hyung, hyung tau kan aku tidak mencintai hyung seperti itu. Kau ini sangat baik dan aku menyukaimu sebagai hyung ku’’ ucap Sunggyu sambil mencari cara keluar dari rumah. Dia mendorong Seulong keras dan langsung membuka pintu ketika Seulong terjatuh.

“Gyu Tunggu!’’ Seulong langsung mengejar Sunggyu yang berlari dank arena ia namja yang atletis, ia dapat menagkap Sunggyu dengan mudah dan langsung memeluknya erat sambil mecium bibir Sunggyu yang hangat. Sunggyu yang terkejut mencoba membebaskan diri, tapi cengkraman Seulong terlalu kuat untuknya. Seulong baru melepaskan ciumannya ketika ia merasakan Sunggyu benar-benar sudah kehabisan nafas dan saat itu Sunggyu memanfaatkannya untuk mendorong Seulong dan langsung kembali berlari jauh dari Seulong.

Seulong langsung berdiri dan mengejar Sunggyu lagi sampai akhirnya mereka sampai di jalan raya.  Suasananya sangat padat saat itu karena waktu itu adalah jam pulang kerja.

“Sunggyu TUNGGU!’’ Teriak Seulong, Sunggyu merasa tidak aman ketika ia merasa Seulong semakin dekat. Sebenarnya Sunggyu sendiri kenapa ia harus berlari dari Seulong yang tidak bermaksud jahat padanya, tapi Sunggyu merasa ia harus melakukannya demi sesuatu yang lebih penting. Sunggyu benar0benar lupa saat itu ia sedang hamil dan ia mulai merasakan sakit yang luar biasa di perutnya ketika ia sudah terlalu lelah untuk berlari.

“baby-ya, bertahan sedikit lagi ya? Kita akan menemui appa mu’’ ucap Sunggyu sambil mengusap perutnya. Sunggyu berlari lebih cepat sampai akhirnya ia berlari ke jalan raya tanpa melihat lampu lalu lintas.

“SUNGGYU!!’’

 

+++++

Woohyun tidak tau kenapa, tapi perasaannya sangat tidak enak. Perasaanya mengatakan sesuatu yang buruk terjadi, tapi apa? Woohyun segera menghentikan rapat yang sedang ia laksanakan dengan rekan kerjanya yang lain termasuk Myungsoo dan langsung keluar dari ruangan dengan ekspresi yang kelam. Myungsoo langsung berdiri juga dan mengikuti Woohyun keluar sambil membungkuk pada rekan kerjanya yang lain. Myungsoo melihat Woohyun di sudut koridor, handphonenya terpasang di telinganya dan khawatir terpasang jelas di wajahnya.

“ayolah Gyu tolong angkat teloponnya’’ ucap Woohyun sendiri

‘nomor yang anda panggil sedang tidak ak….’ Woohyun memutuskan sambungan teloponnya dan mencoba menelopon lagi, tapi kotak suara yang sama yang menjawab. Woohyun akhirnya menyerah dan duduk di lantai di sudut koridor. Myungsoo segera menghampiri teman dekatnya itu.

“apa yang terjadi?’’ Tanya Myungsoo yang ikutan duduk di lantai di sebelah Woohyun

“aku tidak tau, tapi perasaanku tidak enak’’ jawab Woohyun

“itu hanya persaan tidak usah dipikirkan’’ tiba-tiba handphone Woohyun bordering. Wooohyun segera mengangkatnya berpikir itu Sunggyu.

“gyu!’’

“Woohyun hyung’’ panggil suara dari telopon, Woohyun dapat mendengar suara tangisan dari namja yang meneloponnya “Sunggyu hyung, ia di rumah sakit sekarang’’

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
parkdaeun
#1
Chapter 11: Wahhh ending this story gonna be my favorite story! Aku suka alurnya hueee woohyun sweet pisan T^T makasih udah nulis cerita ini thor! Lop yu autoorr;-;
aiai_kimie #2
Chapter 12: ceritanya benar-benar sweet. very N.I.C.E.. ;-)
inspiritly_beauty
#3
Chapter 12: Happy ending. Yeay!! Akhirnya mereka bersatu lagi. Plus anak2 Dongya, Myungsoo, dan Woogyu couple yang diberi nama gabungan nama ortu mereka. (y)
egaditya #4
Chapter 5: kasian banget mau digugurin:-(
egaditya #5
Chapter 4: bikin penasaran, lanjut chapter sebelah :-)
egaditya #6
Chapter 3: ff nya tambah seru
egaditya #7
Chapter 2: lanjut ke chapter sebelah :-)
egaditya #8
Chapter 1: ff nya bagus, jadi penasaran
jkooksyeolliev #9
Chapter 11: Kenapa ngak aku aja yg jadi Seongkyunya xDD atau ngak jadi Seongyeol>w< /ngayal/
keren thor!!! 100000000000000 jempol dah wks x3