Sorry, Sorry...

HELLO, TROUBLE CUPID! {Stupid, Cupid! Sequel}

           temui aku di belakang panggung.

Kau saja yang menemuiku.

           Kau marah?

 

            Sepuluh menit Na Ra tidak membalas pesan Sandeul. Ia mendesah, Seharusnya tanpa Ia bertanya Ia sudah tahu Na Ra memang marah padanya. namun hal apa yang membuat Na Ra menjadi marah padanya? Apa ada yang salah?

            Sandeul menggelengkan kepalanya dan hendak berlari menyusul Na Ra. Namun, seseorang menghentikan langkahnya. “Sandeul!” panggil wanita yang dengan sengaja menahan lengan bajunya. Sandeul menoleh dan mendapati salah satu member Miss A menyapanya. Astaga! Jia!

            “Ya?” tanya Sandeul. Ia tidak punya kata-kata yang tepat untuk menyapa wanita yang sudah terkenal itu. “penampilanmu bagus sekali,” pujinya.

            “terima kasih,” jawab Sandeul merendahkan diri.

            “kau sibuk tidak?”

            “ehm, tidak.” Jawab Sandeul seperlunya, di pikirannya hanya ada Na Ra yang tengah menunggunya.

            “aku ingin mengajakmu makan malam, mau tidak?” tanya Jia dengan tatapan antusias. Sandeul terdiam Ia melirik ponselnya, Ia teringat Na Ra. Gadis itu pasti sangat marah dengannya sekarang. Sandeul mendesah, “Ehm, Mianhae sunbae, aku ada urusan lain. Mungkin lain kali, mian.” Kata Sandeul yang berlari meninggalkan Jia.

 

            “Wah! Jarang-jarang ada yang menolak kencan Jia,” ledek Fei. Jia terdiam dan mengabaikan sindiran membernya itu. Ia berlari menyusul Sandeul. Barangkali, Ia ingin menanyakan nomor ponsel anak itu. Namun langkahnya terhenti saat Sandeul tengah berdiri di tengah taman dengan seorang gadis. Gadis itu terdengar sangat marah pada Sandeul. Namun sepertinya Sandeul mencoba memohon maaf pada si gadis itu.

Jia menatap mata Sandeul dari jauh, Ia bisa melihat sebuah perasaan itu di mata Sandeul. Gadis itu menangis dan kemudian Sandeul menghapus airmata gadis itu. Lalu, situasinya kembali membalik. Jia sekali lagi menatap Sandeul yang berjalan menjauh, Tatapannya pada wanita itu penuh arti.

***

            Kau mau tahu alasanku marah padamu? satu, kau membuatku menunggu dan kau meninggalkan aku sendirian berdiri disini seperti orang bodoh.Dua, kau tidak memberitahuku kalau kau mengikuti kompetisi bodoh ini dan ketiga, kau menyanyikan lagu yang tidak pernah ingin ku dengar lagi seumur hidupku.

 

(illustration Sandeul Room)

 

            Sandeul menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidurnya. Ia menenggelamkan wajahnya diantara bantal-bantal yang empuk. Mengingat Na Ra yang sempat marah padanya tadi. Untung saja Sandeul bisa menjelaskannya dengan baik. Ia mengikuti kontes itu karena Ia ingin melanjutkan impian Baro. Menjadi penyanyi tersohor di Korea Selatan. Impiannya yang sama dengan Baro.

            Awalnya, Baro dan Sandeul adalah duet. Mereka sepasang partner yang saling mengisi satu sama lain. Baro yang mampu menyanyi rap dengan sangat baik dan Sandeul mampu menyanyikan lagu berbagai genre apapun dengan sempurna.

            Sandeul memperbaiki posisi tidurnya. Kini seluruh tubuhnya menghadap ke langit-langit kamarnya yang penuh dengan foto-foto Sandeul, Baro dan Na Ra.    Sandeul memejamkan mata dan setetes airmata mengalir membasahi pipi sebelah kirinya.

Satu lagi. Baro dan Sandeul memiliki impian yang sama. Sama-sama ingin membahagiakan Na Ra. “Baro, bantu aku…” bisik Sandeul.

 ***

            “Oh!!! Jadi aku tidak boleh begitu, maaf.” Kata Baro dengan raut muka bersalah. Gongchan sudah bisa menebak kejadiannya akan seperti ini. Gongchan mengusap wajahnya dengan kedua tangannya. Ia frustasi.

            “kau tau, kau benar-benar merepotkan.”gumam Gongchan sinis.

            Sebenarnya kalau Ia bisa, Ia ingin mundur perlahan menjadi cupid trainernya Baro dan menghilang. Namun tidak mungkin Ia bisa menghilang begitu saja, mengingat Baro dan Gongchan adalah partner cupid. Sudah pasti kemanapun Gongchan pergi, Baro dengan mudah menemukannya.

            Gongchan mendengus pasrah, “baiklah. Sekarang kau sudah tahu tugas pertamamu. Tugas keduamu adalah mengumpulkan pointmu sampai 99,999.”

             “UNTUK APA?? itu sangat susah! Itu berarti aku harus mengumpulkan 999,99 pasangan untuk meraih point sebesar itu!” kata Baro sambil

            “Bingo!” sahut Gongchan sambil menjentikkan cari. “Dan, kabari aku jika kau merasakan sesuatu yang aneh dengan perasaan hatimu.” Kata Gongchan seraya pergi menghilang.

            “APA?!” tanya Baro setengah panik, “apa maksud ucapan anak itu?”

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet