Hongdae - A Pieces Of Memories

HELLO, TROUBLE CUPID! {Stupid, Cupid! Sequel}

Gongchan dan Baro menepikan mobil Lexus pinknya di antara kerumunan mobil lainnya. “kenapa kau mengajakku kemari?” tanya Baro bingung. Ia melihat sebuah papan nama besar diseberang sana, “NATIONAL MUSEUM OF KOREA”

 

 

“ada apa di Museum seperti ini? Apa ada sejarah peri cinta yang jatuh cinta atau apa?” tanya Baro dengan nada meledek. Semenjak Ia menjadi Black Angel, Dia tidak pernah tertarik mengamati kehidupan cinta.

“Hey, apa kau ingat kisah cintamu semasa hidupmu?” Tanya Gongchan membalas ledekan Baro. “naega? Sarang? HAHAHA aku yakin dikehidupanku dulu aku hanya mencintai diriku sendiri.” kata Baro angkuh.

“ckck… menyedihkan.” Kata Gongchan berdecak kasihan. “kau mungkin tidak akan ingat sampai kau menghadapi client specialmu,”

“apa? client special?”

“Ya, itu ujian terberat bagi para cupid dan saat mendekati ujian itu, kau akan merasakan rasa sakit yang luar biasa.”

“sakit macam apa? memangnya kita sedang dalam perang??”

“kau akan merasakannya sendiri. Ayo, waktu kita tidak banyak.” Kata Gongchan, Ia membuka pintu dan dalam sekejap mereka sudah ada didalam istana. Ruangan itu banyak para pasangan yang tengah melihat barang-barang bersejarah peninggalan Korea.

Sepertinya ini akan menjadi pelajaran pertama untuk Baro. “berapa banyak lagu romantic yang kau tahu?” tanya Gongchan tiba-tiba.

“tidak banyak tahu lagu-lagu romantic. Aku tahunya lagu rock. Hehe”

“menyedihkan.” gumam Gongchan.

“tapi kau bisa main alat musik kan?”

“master….” Kata Baro sambil memeragakan seorang rocker sejati yang tengah mengayunkan gitar listriknya.

“bagus.”

 

Sepuluh menit kemudian mereka berada di belakang taman museum itu. Ada banyak pasangan yang tengah berteduh disana untuk sekedar berfoto-foto ataupun berbincang. “kenapa tiba-tiba kau ada disini?”

“Bagaimana suasana hatimu sekarang?” tanya Gongchan yang mengindahkan ucapan Baro. “suasana hatiku? Buruk.” jawab Baro dengan suara datar.

“Hm. Kalau begitu mainkan musikmu,” kata Gongchan menyerahkan gitar listrik miliknya pada Baro. Lalu Ia hendak melangkah meninggalkan Baro, namun Ia berbalik seperti lupa mengatakan sesuatu, “Oh, Jangan lupa. Kalau kau sudah puas marah-marah, perbaiki moodmu dengan gitar itu juga, Bye!”

Dan dalam sekejap Gongchan menghilang. Baro mengerjapkan mata beberapa saat, kemana anak itu pergi? Tunggu dulu! Apakah Gongchan baru saja mengujinya atau apa? Apa yang harus Baro lakukan????

Untuk beberapa saat Baro melirik gitar listrik yang dipinjamkan Gongchan untuknya. Dia menjadi kesal pada Gongchan dan saat itu juga Baro mulai memainkan Gitar seperti orang gila. DIsaat yang sama, suasana orang yang ada disekelilingnya menjadi bertengkar. Baro terus memainkan gitarnya, namun matanya tertuju ke orang-orang yang ada disekelilingnya. Baro memperbaiki suasana moodnya dan mengalunkan gitar listrik itu menjadi sedikit lebih lembut. Ia kembali melihat kesekitarnya, Salah satu dari pasangan itu meminta maaf dan suansana itu menjadi lebih baik. Baro tersenyum. Ia berhenti memainkan gitarnya, “Hey, ini menyenangkan!”

***

Sandeul menepikan motor vespanya di salah satu toko, Ia menurunkan Na Ra disana. Na Ra tidak mengerti mengapa Sandeul menurunkannya di Hongdae, tempat ini sangat ramai di akhir pekan karena disana akan selalu ada Street Performance dari berbagai kalangan band indie, rock dan sebagainya. Ia melihat keramaian dan sebuah panggung sederhana di ujung sana, “Kenapa kita turun disini? apa kita akan menonton pertunjukkan menyanyi atau apa?” tanya Na Ra sedikit sewot. Ia tidak suka tempat ini.

“hmm, kau tunggu disini ya. Aku memarkirkan motor ini dulu, jangan kemana-mana.” Kata Sandeul tanpa menjawab pertanyaan Na Ra. 

Sambil menunggu Sandeul, Na Ra kembali mengalihkan pandangannya ke panggung itu. Semua orang berkerumun disana sambil mendengarkan MC berbicara. Na Ra sebenarnya tidak terlalu tertarik dengan pertunjukkan seperti itu, dulu Baro selalu mengajaknya kemari ketika pria itu sedang mengikuti kompetisi rap. itu alasannnya Na Ra selalu menghindari tempat ini.

Na Ra memalingkan muka dan membelakangi panggung. Kenapa Sandeul lama sekali? Sudah 10 menit dan anak itu belum kunjung kembali? Memang selama apa memarkirkan motor? Apa dia tidak mendapat parkiran? Batin Na Ra. Ia hendak melangkah untuk mencari Sandeul, namun saat MC menyebut sebuah nama, Na Ra lekas menoleh.

“Ini dia, contestan yang kita nantikan! Sandeul!!!” mata Na Ra membesar saat melihat anak itu berdiri di atas sana, melambaikan tangan pada semua penonton yang ada. Sandeul apa yang kau lakukan disana? Apa dia juga ikut dalam kompetisi itu? yang benar saja?

Na Ra terdiam beberapa saat. Matanya tertuju pada Sandeul, masih tidak mengerti dengan pola pikir Sandeul yang sebenarnya. Ia tahu Sandeul tengah menatapnya. Tatapan Sandeul mengatakan bahwa Na Ra tidak boleh beranjak dari sana sebelum Sandeul menyelesaikan pertunjukkannya. Na Ra terhenyak, Musik mulai mengalun lembut dan  baru detik pertama Na Ra sudah bisa mengenali lagu itu. B1A4 Puppy Love. Astaga! Ia menyanyikan lagu yang pernah Baro nyanyikan untuk Na Ra. Astaga ini mimpi buruk. Saat Sandeul mulai menyanyi, semua orang ikut bernyanyi.

 

Sudah lama sekali Na Ra tidak mendengarkan lagu ini. Ya. Ia memang sudah mengubur semua kenangannya bersama Baro. Namun, Ia tidak benar-benar bisa mengubur semua kenangan itu karena terlalu indah. Na Ra terdiam, benaknya tiba-tiba buyar dipenuhi kabut gelap. Sekelabat kenangan tersirat disana. Ada Baro. Baro. Baro dan Baro.

 

Because I love you so much

Because I like you so much

Please don’t turn your head from me

Please accept my heart now

I’ll make you happy forever

I want to be with you

Can’t you come to me?


 

***

Nae saranga nae saranga

Ijen naege mameul yeoreo jwo butakhae

Nae moksumboda sojunghan saramSaranghae i sesang kkeutkkaji

Hamkke haejulla


Gongchan menonton pria yang tengah menyanyikan lagu itu dari atas pohon itu. entah bagaimana lagu itu sangat mudah di hafal dan sangat indah. Namun matanya tertuju pada gadis yang berdiri paling belakang. Gadis itu berdiri sendiri, menatap ke arah panggung. Tatapan gadis itu kosong tanpa arti. Tak lama setelah itu, Gongchan melihat gumpalan awan gelap diatas kepala gadis itu. Gongchan mencoba mencari tahu apa yang tengah dipikirkan gadis itu. Auranya tiba-tiba berubah menjadi hijau.

 

Sebuah nama berbisik ditelinga Gongchan, “Baro…”

 

Dan Gongchan terkesiap. Gadis itu mengenal Baro? Batin Gongchan. Ia segera menelusuri lebih dalam kenangan gadis itu. Namanya Na Ra, Baro adalah cinta pertamanya. “Wow… ini sangat menarik!” gumam Gongchan sambil menggosokkan kedua tangannya. Tiba-tiba hasrat ingin tahu timbul, Ia ingin tahu setragis apa kisah percintaan Baro dengan gadis bernama Na Ra itu.

 

“GONGCHAN!” ranting dahan bergoyang dengan kencang. Ia bisa mengenali suara itu, Baro. Lagi-lagi anak itu merusak rencananya. Gongchan langsung menyembunyikan aura abu-abu-nya dari Baro.

 

“APA?!” tanya Gongchan kesal.

“INI BENAR-BENAR MENYENANGKAN!!” teriak Baro rusuh.

“Apanya yang menyenangkan??”

“menjadi cupid! Tadi aku….” Baro mulai menceritakan semuanya tentang dia yang mula-mula memainkan gitar listriknya dengan kesal dan tiba-tiba semua orang bertengkar lalu bla~ bla~ bla~ bla~

“aku harap kau tidak merusak suasana hati semua orang,” gumam Gongchan sinis.

“sedikit.” Sahut Baro, anak itu cepat-cepat menutup pintunya. Sudah bisa diduga! Gongchan lekas menatap Baro dengan tatapan sengit, Ia segera merongoh ponselnya yang ada disaku dan memeriksa kekacauan apa yang sudah Baro buat? Mata Gongchan membesar seakan baru saja mendapat sengatan listrik seribu volt.

 

Dari 30 pasangan. 12 dari mereka putus.

“BARO!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!” dan niat Gongchan untuk mencari tahu kisah percintaan Baro pun tertunda.

***

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet