Sweet Sandeul

HELLO, TROUBLE CUPID! {Stupid, Cupid! Sequel}

“Hey, JB! Sepertinya aku mabuk…” Kata Na Ra  dengan wajahnya yang setengah beler karena meminum salah satu gelas yang ada di meja bartender. “kau apakan minumanku? HAH???” tanya Na Ra sekali lagi.

“Boss-ku yang satu itu benar-benar sudah gila! Aku sudah lembur semalaman suntuk kemarin malam dan sekarang aku diminta lembur lagi? dia pikir aku robot? HAH!” gerutu Na Ra yang mulai sempoyongan.

 

JB hanya bisa mengelengkan kepala karena sikap Na Ra. Bukan salah JB yang menyebabkan Na Ra mabuk. Awalnya Na Ra datang dengan mood yang baik dan memesan Strawberry Mousse favouritenya. Namun, Dia menerima telepon dari bos di kantornya kalau dia di minta lembur malam ini. Tapi, Ia tidak mau. Dia terlalu kesal sampai salah minum. Ia meminum cup yang berisi Alkohol. Tapi JB sudah menghubungi Sandeul untuk  menjemputnya.

Sudah sejam lebih Na Ra seperti itu. Kalau saja JB tidak sedang dalam work hour, sekarang Ia pasti sudah mengantar gadis itu pulang. Tujuan Na Ra datang ke café-nya sebenarnya hanya sekedar mampir karena seminggu ini Ia sangat sibuk mengurus maintenance data di bank swasta di Seoul dan dia ingin membayar janjinya untuk makan di tempat kerja JB.

Saat JB tengah membersihkan gelas-gelas dengan lap bersih, dari jauh Ia melihat Sandeul berlari kecil masuk ke cafenya. Ia berdiri tidak jauh dari Na Ra, gadis itu sudah menggeliat di mejanya dan bergumam tidak jelas. Sandeul melihat Na Ra dengan heran. “Syukurlah kau datang! Aku kira kau tidak akan datang!” sahut JB.

“maaf, aku harus merampungkan latihanku dulu. Kenapa dia tiba-tiba mabuk? Na Ra bukan tipe gadis pemabuk.” Kata Sandeul membelai rambut gadis itu perlahan.

“dia salah minum” kata JB sambil meniupkan ruang gelas yang tengah dibersihkannya.

“bagaimana bisa?”

“kau tanyakan saja sendiri padanya,” jawab JB ketus sambil melanjutkan pekerjaannya.

***

“Hei, Na Ra. Ayo kita pulang…” kata Sandeul dengan suara pelan.

Na Ra yang terkapar di meja bartender terbangun sebentar dan menatap Sandeul. Ia tersenyum. “kau mabuk…”

“aku nggak mabuk…”

“Ya, mana ada orang mabuk mengaku dirinya mabuk?” tanya Sandeul dengan nada kesal.

“sebelum kau datang, Ia menyadari kalau dia sudah mabuk.” Kata JB sambil tersenyum terkekeh.

“가짜 (kajja)! aku akan membuatkanmu strawberry mousse kesukaanmu,” bujuk Sandeul.

“shiroo!” kata Na Ra sambil menggeliat menolak. “Jinjja!” Sandeul mulai berkacak pinggang dan mendesah kesal. Hanya ada satu cara menggotong gadis ini…

“tidak ada cara lain,” kata Sandeul sambil mendengus kesal.

 

45 menit kemudian…

Sandeul memarkirkan mobilnya di halaman rumah Na Ra. Ia turun dan menggotong Na Ra di punggungnya. “kau makin berat, Na Ra.” Gerutu Sandeul sambil mengambil nafas panjang saat mengangkat Na Ra. Ia sudah memasukkan kunci rumah, membukanya dan kemudian menggiring Na Ra ke kamarnya dan menidurkannya.  Untuk beberapa Saat sandeul terdiam, Na Ra tidur layaknya bayi.

Sandeul tersenyum simpul sambil mencubit lembut hidung mancung gadis itu. Lalu Sandeul menarik kursi dan menyandarkan kepalanya. Menjaga Na Ra  untuk sementara waktu.

***

Na Ra terjaga saat mendengar bunyi nyaring di sebuah ruangan. Ia perlahan membuka matanya dan menyadari bahwa dirinya ada di kamarnya sendiri. Astaga! Apa yang terjadi semalam? Bukankah semalam Ia ada di kafe-nya JB? Na Ra berusaha mengingat apa yang terjadi, Ia memejamkan mata sebentar namun itu tidak bekerja sama sekali. Na Ra memeriksa pakaiannya, masih utuh. Apakah JB yang mengantarnya pulang?

Na Ra lekas bangkit dari tempat tidurnya, melangkah keluar dari kamar dan melihat siapa orang yang berada di dapur rumahnyaa. Suara piring dan sendok yang Ia dengar sebelumnya cukup membuatnya terjaga. Ia berbelok ke sebelah kiri dan menemukan sinar matahari yang masuk dari sela-sela jendela dapurnya. Ia tidak bisa melihat jelas siapa yang berdiri di ujung sana. Ia menyipitkan mata dan mencoba mengenali orang itu, Sesosok pria dengan Tubu  tinggi dan rambutnya tertata rapi. Pria itu berkemeja biru dan sedikit menggulungkan lengan panjangnya.

“Sandeul?” panggil Na Ra sambil menerka-nerka. Pria itu menoleh dan sedikit terkejut dengan  keberadaan Na Ra.

“Ah, kau sudah bangun. Aku membangunkanmu ya?” tan Sandeul dengan nada datar. Na Ra menggeleng pelan, Ia berjalan perlahan mendekati dapur. Ia melihat Sandeul melangkah mendekati meja makan  dan menarik kursi untuk Na Ra. Pria itu memberi syarat supaya Na Ra duduk di bangku yang sudah disediakannya. Na Ra tunduk dan duduk. Ia sangat terkejut dengan hidangan yang Sandeul siapkan untukknya.

“Woaaah!!! Kau pagi-pagi datang kesini untuk menyiapkan semua ini?” tanya Na Ra polos.

“Bukan hanya pagi, aku semalaman disini.” jawab Sandeul sinis.

“semalaman?” Na Ra tertegun. Tiba-tiba saja Ia memiliki banyak pertanyaan yang sangat Ia ingin tanyakan pada Sandeul, bukan hanya mengenai kenapa dia tiba-tiba bisa ada dirumahnya? Dan apa yang Ia lakukan semalaman di rumahnya? Namun belum sempat Ia bertanya, Sandeul sudah tahu isi pikirannya.

“kau benar-benar tidak ingat?” Tanya Sandeul dengan ekspresi terkejut. Na Ra menyipitkan mata curiga, Ia melihat ekspresi Sandeul yang tiba-tiba bertingkah seperti putri malu. “padahal semalam aku sudah…”

Butuh waktu lama bagi Na Ra untuk menyadari, Astaga! Jangan-jangan dia… “KAU!” Na Ra lekas berdiri dan menjauh dari Sandeul. Dalam sekejap Sandeul langsung tertawa geli, “HAHAHAHA! Kau mudah sekali ditipu!”

“mwo?”

“Kau pikir aku sejahat itu padamu?” tanya Sandeul dengan ekspresi tidak berdosa.

“Kau benar-benar….” Na Ra kesal karena Sandeul mempermainkannya. Namun dia berusaha meredamnya.

“Lagi pula, kau benar-benar tidak ingat kejadian semalam?”

“apa? seingatku semalam aku ke café JB..”

“setelah itu?”

“Aku memesan strawberry mousse dan menerima telepon dari boss lalu…” Na Ra terdiam. Sepertinya ada yang Ia lewatkan. Tapi apa?

“Apa?” tanya Sandeul memasang wajah polos.

Na Ra memiringkan kepalanya, Ia melihat gelas bening berisi air madu yang ada dihadapannya. Sepertinya semalam Ia meminum segelas cup mini yang berisi air putih karena dia terlampau kesal dengan bosnya. Lalu setelah itu…

“ASTAGA!” Na Ra akhirnya menyadarinya. “SEMALAM ITU AKU MEMINUM ALKOHOL?” Na Ra bertanya pada dirinya sendiri. Ia menatap Sandeul yang sejak tadi memerhatikannya.  Wajah Na Ra dalam sekejap terasa panas, pasalnya Ia sudah berjanji pada dirinya sendiri kalau Ia tidak akan pernah mau mabuk seumur hidupnya dan sekarang Ia melanggarnya.

“Bagaimana ini….???” tanya Na Ra cemas.

“apanya yang bagaimana?” tanya Sandeul gemas.

“Aku sudah melanggar janjiku sendiri kalau aku tidak akan mabuk.” Katanya polos.

“anggap saja itu kecelakaan atau kau khilaf, selesai kan perkara?”

“Tidak semudah itu!!” protes Na Ra kesal. Ia kesal terhadap dirinya sendiri.

“itu mudah, kau cukup melupakannya. Kecuali kau mabuk dan melakukan tindakan senonoh itu baru…”

“Sandeul!”

“Mwo? Sudah, habisi sarapanmu karena hari ini aku ingin mengajakmu ke sesuatu tempat.” Kata Sandeul sambil melahap sarapannya. Na Ra mengerjapkan matanya, kemana Sandeul akan membawanya pergi?

***

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet