06.00

  "Morning eomma" Sapa Jeongguk yang sudah siap dengan seragam sekolahnya ia menghampiri nyonya Jeon yang masih membuat sarapan didapur dan mengecup pipi nyonya Jeon singkat+
Nyonya Jeon terbiasa bangun pagi bukan hanya nyonya Jeon tapi seluruh penghuni mansion kecualikan untuk Jungkook terbiasa bangun pagi..

  Orang tua duo J harus berangkat jam 7 nanti jadi mereka terbiasa sarapan lebih awal mencoba untuk tidak melupakan keluarga di tengah kesibukan mereka jangan sampai mereka kecolongan seperti dulu

  "Jungkook belum bangun nak? " Tanya nyonya Jeon sambil mengelus surai sang putra yang sedang memeluk manja eomma nya dari belakang

  "Huftt.. Eomma kaya gak tau Jungkook aja" Jeongguk memutar bola mata malas jujur membangunkan Jungkook adalah hal tersulit didunia sebelum turun Jeongguk sudah mengetuk kamar Jungkook dan menyuruhnya bangun

  "Haha.. Kau ini bangunkan kakakmu, please" Pinta nyonya Jeon dan Jeongguk hanya menangguk malas dan berjalan kekamar kakaknya dilantai 2
.
.

  "WOYYY!! BANGUN! HEH KELINCI BULUK DITUNGGUIN EOMMA!!" Teriakan Jeongguk menggema diseluruh mansion dia menggedor kamar kakak nya namun tak ada jawaban andai Jungkook tidak mengunci kamarnya pasti Jeongguk sudah menendang Jungkook hingga bangun

  "HEH! BUDEG NYA LO!! GUE BILANG BANGUN! " Jeongguk mulai habis kesabaran wajahnya memerah karena berteriak

  "Nak.. Ya ampun jangan teriak-teriak malu ama tetangga" Teriak sang appa dari bawah

  "Ini anak papa sulit dibangunin" Adu Jeongguk tuan Jeon mengangguk paham

  "Semangat bungsunya appa.. Bye~" Tuan Jeon tersenyum mengejek dan melenggang pergi menuju meja makan meninggalkan Jeongguk yang sudah misuh-misuh gak jelas

  "Aku dah bangun dari tadi kamu pergi aja.. Gak guna teriak-teriak orang kamar ku kedap suara dari dalam maupun luar" Kata Jungkook yang tiba-tiba saja menyembul kan kepalanya dari balik pintu dan kembali menutup nya sesaat setelah mengucapkan kalimat yang menurut Jeongguk sangat menyebalkan

  "Kelinci setan" Maki Jeongguk pada pintu yang telah tertutup ia lantas berjalan menuju meja makan
.
.

Tap!tap!

  Derap langkah Jungkook yang menuruni tangga menarik perhatian semua dimeja makan..

  Jungkook terlihat tampan dengan balutan seragam yang sama dengan Jeongguk andai Jeongguk tak memakai kacamata pasti akan sulit untuk membedakan mereka sejak kecil tuan dan nyonya Jeon sangat anti dengan baju kembar Jungkook dan jeongguk akan tertukar jika menggunakan baju kembar

  "Nak.. Anting mu itu lepas dulu dong" Tegur nyonya Jeon saat melihat penampilan putra sulungnya yang jauh dari kata rapi..

  Rambut acak-acakan dan lagi Jungkook belum menyemir hitam rambutnya gaya rambut blonde yang menjadi ciri khas Jungkook sejak ia pulang

  "Ihh.. Apaan sih eomma gak tau apa ini tuh namanya fashion" Elak Jungkook dengan nada yang terkesan mendramatisir

  "Fashion kakimu!. Kamu mau hari pertama langsung ke bk hah?! " Sungut nyonya jeon

  "Hebat dong. Iya kan appa? " Jungkook tersenyum jahil sambil melirik appa nya

  "Yap Jungkookie.. Buat masalah dihari pertama mu nee?.. Adik mu ini tak bisa diandalkan dalam hal keren semacam ini" Ucap tuan jeon berbisik diakhir

  "Mengapa aku jatuh cinta padamu dulu" Nyonya jeon menghela napas pasrah lama-lama ia jengah dengan sifat kekanak-kanakan suaminya

 "Ehh? Ini baru jam 6 kok kita dah pada siap gini? " Tanya Jungkook yang heran pasalnya ini cukup pagi untuk berangkat

  "Kita selalu melangkah lebih pagi, kookie" Jelas tuan jeon " Duduk.. Kita sarapan bersama" Lanjut tuan jeon sambil menepuk kursi didekat dirinya. Jungkook hanya menurut

  Sarapan selesai. Jungkook menghabiskan susunya cepat ia tidak memperdulikan kedua orang tua dan saudaranya yang sedang mengobrol

  "Kook! Aku mau berangkat ma supir " Ucap Jeongguk tiba-tiba saat melihat Jungkook sedang meminum susunya. Jungkook hanya berdehem sebagai jawaban

  "Kenapa sayang? Gak berangkat bareng Jungkook aja? " Ujar nyonya jeon lembut

  "Gak.. Jeongguk udah trauma ama motor" Sahut Jeongguk dengan tangan membentuk huruf X dan kepala di geleng kan

  "Lebay.. Ya udah aku berangkat.. Bye~" Pamit Jungkook

  "Langsung kesekolah nak!! " Teriak tuan jeon saat jungkook mencapai ruang tamu.
Jungkook berpura-pura tidak dengar pasti ia melenggang pergi keluar rumah

  "Emang Jungkook mau mampir kemana? " Tanya nyonya jeon sambil membereskan alat makannya

  "Jungkook itu duplikat ku.. Aku tau isi pikirannya" Tuan Jeon menghela pasrah ia sedikit khawatir pada sulung mirip bungsu itu

07.00

  Jeongguk sudah sampai di sekolah sejak tadi. Sejak datang ia mencari Jungkook yang tak kunjung menampakkan batang hidung nya.

  Jeongguk menyusuri koridor sekolah yang mulai ramai takut Jungkook tersesat. Saat menyusuri koridor bisa Jeongguk rasakan semua murid acuh padanya seakan dia adalah mahluk tak kasat mata ia hanya berharap Jungkook tidak kambuh saat tau adiknya jadi korban bully dulu
.
.

  Disinilah Jungkook berada rooftop adalah tempat yang paling disukai Jungkook di gedung manapun. Sejak sampai sekolah Jungkook langsung menuju rooftop, mimpi sialan yang mendatangi Jungkook semalam membuat ia kembali berada dalam bayangan masa lalu nya

𝘍𝘭𝘢𝘴𝘩𝘣𝘢𝘤𝘬

  𝘚𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘣𝘦𝘳𝘶𝘴𝘪𝘢 5 𝘵𝘢𝘩𝘶𝘯 𝘥𝘶𝘥𝘶𝘬 𝘴𝘦𝘯𝘥𝘪𝘳𝘪 𝘥𝘪 𝘣𝘢𝘯𝘨𝘬𝘶 𝘵𝘢𝘮𝘢𝘯 𝘪𝘢 𝘴𝘦𝘥𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘢𝘯𝘢𝘬-𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘭𝘢𝘪𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘥𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘮𝘢𝘪𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘬𝘦𝘭𝘶𝘢𝘳𝘨𝘢 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘦𝘯𝘵𝘢𝘩 𝘪𝘵𝘶 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘢𝘺𝘢𝘩 𝘢𝘵𝘢𝘶𝘱𝘶𝘯 𝘪𝘣𝘶. 𝘉𝘢𝘯𝘺𝘢𝘬 𝘫𝘶𝘨𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘥𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘢𝘪𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘵𝘦𝘮𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢

  "𝘏𝘦𝘪? 𝘒𝘢𝘶 𝘴𝘦𝘯𝘥𝘪𝘳𝘪𝘢𝘯?? " 𝘚𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘭𝘦𝘣𝘪𝘩 𝘵𝘶𝘢 𝘥𝘢𝘳𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘦𝘱𝘶𝘬 𝘱𝘶𝘯𝘥𝘢𝘬 𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘪𝘵𝘶 𝘱𝘦𝘭𝘢𝘯 𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘮𝘢𝘯𝘪𝘴 𝘪𝘵𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘫𝘪𝘯𝘨𝘪𝘵 𝘬𝘢𝘨𝘦𝘵

  "𝘕-𝘯𝘦" 𝘜𝘤𝘢𝘱𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘦𝘥𝘪𝘬𝘪𝘵 𝘨𝘶𝘨𝘶𝘱

  "𝘔𝘢𝘯𝘢 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘶𝘢𝘮𝘶?? " 𝘈𝘯𝘢𝘬 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘭𝘦𝘣𝘪𝘩 𝘥𝘦𝘸𝘢𝘴𝘢 𝘪𝘵𝘶 𝘥𝘶𝘥𝘶𝘬 𝘥𝘪 𝘴𝘢𝘮𝘱𝘪𝘯𝘨 𝘣𝘰𝘤𝘢𝘩 𝘮𝘢𝘯𝘪𝘴 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘯𝘥𝘪𝘳𝘪𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘵𝘢𝘥𝘪2

  "𝘈-𝘥𝘪𝘬𝘬𝘶 𝘴𝘢𝘬𝘪𝘵.. 𝘔𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘨𝘢𝘯𝘺𝘢" 𝘑𝘢𝘸𝘢𝘣 𝘑𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘴𝘢𝘮𝘣𝘪𝘭 𝘮𝘦𝘯𝘶𝘯𝘥𝘶𝘬𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘭𝘢 𝘫𝘶𝘫𝘶𝘳 𝘪𝘢 𝘮𝘢𝘭𝘶

  "𝘠𝘢𝘬𝘬!! 𝘒𝘢𝘶 𝘮𝘢𝘭𝘶 𝘦𝘰𝘩𝘩" 𝘌𝘫𝘦𝘬 𝘯𝘢𝘮𝘫𝘢 𝘮𝘪𝘴𝘵𝘦𝘳𝘪𝘶𝘴 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘯𝘺𝘶𝘮𝘢𝘯 𝘢𝘯𝘦𝘩𝘯𝘺𝘢. 𝘋𝘪𝘢 𝘵𝘦𝘳𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘪𝘯𝘢𝘳 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘮𝘢𝘵𝘢𝘩𝘢𝘳𝘪 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘸𝘢 𝘬𝘦𝘩𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵𝘢𝘯

  "𝘒𝘦𝘯𝘢𝘭𝘬𝘢𝘯 𝘢𝘬𝘶 𝘑𝘶𝘯𝘨 𝘩𝘰𝘴𝘦𝘰𝘬" 𝘕𝘢𝘮𝘫𝘢 𝘮𝘢𝘵𝘢𝘩𝘢𝘳𝘪 𝘪𝘵𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘶𝘭𝘶𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘴𝘢𝘩𝘢𝘣𝘢𝘵𝘢𝘯 𝘯𝘺𝘢 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘑𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘦𝘴𝘦𝘱𝘪𝘢𝘯

  "𝘑𝘦𝘰𝘯 𝘑𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬" 𝘑𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘭𝘢𝘴 𝘶𝘭𝘶𝘳𝘢𝘯 𝘵𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘩𝘰𝘴𝘦𝘰𝘬 𝘵𝘢𝘯𝘱𝘢 𝘵𝘢𝘶 𝘣𝘢𝘩𝘸𝘢 𝘮𝘢𝘴𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘣𝘦𝘴𝘢𝘳 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘨𝘦𝘳𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘪𝘮𝘱𝘢 𝘥𝘪𝘳𝘪𝘯𝘺𝘢"𝘔𝘢𝘳𝘪 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘦𝘮𝘢𝘯" 𝘏𝘰𝘴𝘦𝘰𝘬 𝘮𝘦𝘳𝘢𝘯𝘨𝘬𝘶𝘭 𝘑𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬

  .
.
𝘚𝘦𝘫𝘢𝘬 𝘩𝘢𝘳𝘪 𝘪𝘵𝘶 𝘩𝘰𝘴𝘦𝘰𝘬 𝘥𝘢𝘯 𝘑𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘮𝘶𝘭𝘢𝘪 𝘥𝘦𝘬𝘢𝘵 𝘣𝘢𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘑𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘭𝘶𝘩 𝘬𝘦𝘴𝘢𝘩𝘯𝘺𝘢 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘩𝘰𝘴𝘦𝘰𝘬 𝘬𝘦𝘵𝘪𝘮𝘣𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘬𝘦𝘭𝘶𝘢𝘳𝘨𝘢 𝘯𝘺𝘢

  𝘑𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘫𝘶𝘨𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘤𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢 𝘱𝘢𝘴𝘢𝘭 𝘑𝘦𝘰𝘯𝘨𝘨𝘶𝘬 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘢𝘬𝘪𝘵-𝘴𝘢𝘬𝘪𝘵𝘢𝘯 𝘩𝘪𝘯𝘨𝘨𝘢 𝘱𝘦𝘳𝘩𝘢𝘵𝘪𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘥𝘶𝘢 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘶𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘵𝘦𝘳𝘵𝘶𝘫𝘶 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘑𝘦𝘰𝘯𝘨𝘨𝘶𝘬. 𝘚𝘢𝘢𝘵 𝘬𝘦𝘤𝘪𝘭 𝘑𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘯𝘤𝘪 𝘑𝘦𝘰𝘯𝘨𝘨𝘶𝘬 𝘥𝘪𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘱𝘪𝘬𝘪𝘳 𝘑𝘦𝘰𝘯𝘨𝘨𝘶𝘬 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘱𝘦𝘯𝘺𝘦𝘣𝘢𝘣 𝘑𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘵𝘦𝘳𝘢𝘴𝘪𝘯𝘨𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘭𝘶𝘢𝘳𝘨𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘦𝘯𝘥𝘪𝘳𝘪

  𝘕𝘢𝘮𝘶𝘯 𝘴𝘦𝘮𝘢𝘬𝘪𝘯 𝘥𝘦𝘸𝘢𝘴𝘢 𝘑𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘮𝘦𝘭𝘶𝘱𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘣𝘦𝘯𝘤𝘪𝘢𝘯 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘢𝘥𝘪𝘬𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘪𝘢 𝘵𝘢𝘩𝘶 𝘢𝘥𝘪𝘬𝘯𝘺𝘢 𝘱𝘢𝘴𝘵𝘪 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘭𝘢𝘩𝘪𝘳 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘬𝘰𝘯𝘥𝘪𝘴𝘪 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘪𝘯𝘪.. 𝘑𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘮𝘶𝘭𝘢𝘪 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘬𝘭𝘶𝘮𝘪 𝘑𝘦𝘰𝘯𝘨𝘨𝘶𝘬 𝘥𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘬𝘢𝘬𝘢𝘬 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘢𝘪𝘬 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘯𝘺𝘢

  𝘑𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘬𝘪𝘯𝘪 𝘣𝘦𝘳𝘶𝘴𝘪𝘢 13 𝘵𝘢𝘩𝘶𝘯 𝘥𝘢𝘯 𝘩𝘰𝘴𝘦𝘰𝘬 𝘣𝘦𝘳𝘶𝘴𝘪𝘢 16 𝘵𝘢𝘩𝘶𝘯 𝘴𝘦𝘮𝘶𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘫𝘢𝘭𝘢𝘯 𝘣𝘢𝘪𝘬 𝘩𝘪𝘯𝘨𝘨𝘢 𝘣𝘢𝘥𝘢𝘪 𝘮𝘶𝘭𝘢𝘪 𝘵𝘪𝘣𝘢 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘩𝘪𝘥𝘶𝘱 𝘑𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬
.
.
𝘑𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘢𝘥𝘢 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘱𝘦𝘳𝘫𝘢𝘭𝘢𝘯𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘶𝘫𝘶 𝘳𝘶𝘮𝘢𝘩 𝘩𝘰𝘴𝘦𝘰𝘬 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘫𝘢𝘳𝘢𝘬 𝘣𝘦𝘣𝘦𝘳𝘢𝘱𝘢 𝘣𝘭𝘰𝘬 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘳𝘶𝘮𝘢𝘩𝘯𝘺𝘢 𝘪𝘢 𝘴𝘦𝘥𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘯𝘢𝘯𝘨 𝘩𝘢𝘳𝘪 𝘪𝘯𝘪. 𝘚𝘦𝘮𝘢𝘬𝘪𝘯 𝘑𝘦𝘰𝘯𝘨𝘨𝘶𝘬 𝘣𝘦𝘴𝘢𝘳 𝘪𝘢 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘫𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘢𝘬𝘪𝘵 𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘥𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘩𝘢𝘵𝘪𝘢𝘯 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘶𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘱𝘶𝘯 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘥𝘪𝘢 𝘥𝘢𝘱𝘢𝘵 𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨

  𝘑𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘣𝘢𝘩𝘢𝘨𝘪𝘢 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘭𝘪 𝘩𝘢𝘳𝘪 𝘪𝘯𝘪 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘬𝘦𝘣𝘪𝘴𝘢𝘢𝘯 𝘣𝘢𝘨𝘪 𝘑𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘨𝘪 𝘳𝘢𝘴𝘢 𝘣𝘢𝘩𝘢𝘨𝘪𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘪𝘯𝘪 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘩𝘰𝘴𝘦𝘰𝘬 𝘥𝘪𝘢 𝘫𝘶𝘨𝘢 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘮𝘦𝘳𝘪𝘯𝘥𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘩𝘺𝘶𝘯𝘨 𝘮𝘢𝘵𝘢𝘩𝘢𝘳𝘪𝘯𝘺𝘢. 𝘑𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘣𝘦𝘣𝘦𝘳𝘢𝘱𝘢 𝘬𝘢𝘭𝘪 𝘣𝘦𝘳𝘮𝘢𝘪𝘯 𝘬𝘦𝘳𝘶𝘮𝘢𝘩 𝘩𝘰𝘴𝘦𝘰𝘬 𝘥𝘪𝘢 𝘣𝘢𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘢𝘬𝘳𝘢𝘣 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘪𝘣𝘶𝘯𝘺𝘢

  𝘚𝘦𝘴𝘢𝘮𝘱𝘢𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘪𝘳𝘶𝘮𝘢𝘩 𝘩𝘰𝘴𝘦𝘰𝘬 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘳𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘴𝘦𝘥𝘦𝘳𝘩𝘢𝘯𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘣𝘦𝘥𝘢 𝘫𝘢𝘶𝘩 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘮𝘢𝘯𝘴𝘪𝘰𝘯 𝘑𝘦𝘰𝘯.

𝘛𝘰𝘬!.

𝘛𝘰𝘬!

  𝘑𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘦𝘵𝘶𝘬 𝘱𝘪𝘯𝘵𝘶 𝘣𝘦𝘣𝘦𝘳𝘢𝘱𝘢 𝘬𝘢𝘭𝘪 𝘴𝘢𝘮𝘣𝘪𝘭 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘯𝘨𝘨𝘪𝘭 𝘩𝘰𝘴𝘦𝘰𝘬 𝘵𝘢𝘬 𝘭𝘢𝘮𝘢 𝘴𝘰𝘴𝘰𝘬 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘪𝘢 𝘵𝘶𝘯𝘨𝘨𝘶 𝘱𝘶𝘯 𝘥𝘢𝘵𝘢𝘯𝘨.

  𝘕𝘢𝘮𝘶𝘯 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘱𝘦𝘯𝘨𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵𝘢𝘯 𝘑𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘩𝘰𝘴𝘦𝘰𝘬 𝘵𝘦𝘳𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘣𝘦𝘳𝘣𝘦𝘥𝘢 𝘢𝘶𝘳𝘢 𝘩𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘥𝘪𝘳𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘦𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘩𝘪𝘭𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘨𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘸𝘢𝘫𝘢𝘩 𝘴𝘦𝘯𝘥𝘶 𝘬𝘢𝘭𝘪 𝘮𝘢𝘵𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘯𝘨𝘬𝘢𝘬 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘩𝘢𝘣𝘪𝘴 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘯𝘨𝘪𝘴 𝘴𝘦𝘮𝘢𝘭𝘢𝘮𝘢𝘯?

  "𝘏𝘺𝘶𝘯𝘨? " 𝘑𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘯𝘨𝘨𝘪𝘭 𝘱𝘦𝘭𝘢𝘯 𝘩𝘰𝘴𝘦𝘰𝘬 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘳𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘨𝘪𝘭𝘢 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘳𝘢𝘮𝘣𝘶𝘵 𝘢𝘤𝘢𝘬-𝘢𝘤𝘢𝘬𝘢𝘯

  "𝘑𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬-𝘢𝘩𝘩 𝘬𝘦𝘣𝘦𝘵𝘶𝘭𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘭𝘪.. 𝘒𝘢𝘫𝘫𝘢 𝘪𝘬𝘶𝘵 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯𝘬𝘶" 𝘈𝘫𝘢𝘬 𝘩𝘰𝘴𝘦𝘰𝘬 𝘵𝘪𝘣𝘢-𝘵𝘪𝘣𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘢𝘵 𝘑𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘪𝘳𝘪𝘺𝘪𝘵 𝘩𝘦𝘳𝘢𝘯

  "𝘛𝘶𝘯𝘨𝘨𝘶 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘮𝘢𝘶 𝘬𝘦𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘩𝘺𝘶𝘯𝘨? " 𝘉𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘯𝘺𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘸𝘢𝘣 𝘑𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬. 𝘏𝘰𝘴𝘦𝘰𝘬 𝘫𝘶𝘴𝘵𝘳𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘦𝘯𝘨𝘬𝘳𝘢𝘮 𝘵𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘑𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘥𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘸𝘢 𝘑𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘭𝘢𝘳𝘪 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘯𝘺𝘢

  𝘑𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘮𝘦𝘳𝘪𝘯𝘵𝘪𝘩 𝘴𝘢𝘬𝘪𝘵 𝘴𝘦𝘣𝘢𝘣 𝘤𝘦𝘯𝘨𝘬𝘳𝘢𝘮𝘢𝘯 𝘩𝘰𝘴𝘦𝘰𝘬 𝘵𝘢𝘬 𝘮𝘢𝘪𝘯-𝘮𝘢𝘪𝘯

  "𝘒𝘪𝘵𝘢 𝘮𝘢𝘶 𝘬𝘦𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘩𝘺𝘶𝘯𝘨?! " 𝘏𝘰𝘴𝘦𝘰𝘬 𝘵𝘦𝘵𝘢𝘱 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘪𝘢𝘮𝘬𝘢𝘯 𝘑𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘥𝘢𝘯 𝘮𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘵𝘦𝘵𝘢𝘱 𝘣𝘦𝘳𝘭𝘢𝘳𝘪 𝘬𝘦𝘢𝘳𝘢𝘩 𝘨𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘳𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘴𝘦𝘱𝘪?

  "𝘓𝘦𝘱𝘢𝘴 𝘩𝘺𝘶𝘯𝘨!! 𝘒𝘢𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘢𝘬𝘪𝘵𝘪 𝘬𝘶!! " 𝘑𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘮𝘦𝘭𝘦𝘱𝘢𝘴𝘬𝘢𝘯 𝘤𝘦𝘯𝘨𝘬𝘳𝘢𝘮𝘢𝘯 𝘩𝘰𝘴𝘦𝘰𝘬 𝘥𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘵𝘢𝘱𝘯𝘺𝘢 𝘮𝘢𝘳𝘢𝘩

  "𝘋𝘐𝘈𝘔 𝘑𝘜𝘕𝘎𝘒𝘖𝘖𝘒!!! " 𝘉𝘦𝘯𝘵𝘢𝘬 𝘩𝘰𝘴𝘦𝘰𝘬 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘢𝘵 𝘑𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘵𝘶 𝘣𝘦𝘭𝘶𝘮 𝘢𝘥𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘦𝘳𝘯𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘯𝘵𝘢𝘬𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘦𝘶𝘮𝘶𝘳 𝘩𝘪𝘥𝘶𝘱..

  𝘠𝘢𝘢 𝘸𝘢𝘭𝘶𝘱𝘶𝘯 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘶𝘢 𝘑𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘬𝘶𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘦𝘳𝘩𝘢𝘵𝘪𝘢𝘯 𝘱𝘢𝘥𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘵𝘢𝘬 𝘱𝘦𝘳𝘯𝘢𝘩 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘭𝘪𝘱𝘶𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘯𝘵𝘢𝘬 𝘢𝘵𝘢𝘶 𝘣𝘪𝘤𝘢𝘳𝘢 𝘬𝘢𝘴𝘢𝘳 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘑𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬

  "𝘈𝘒𝘜 𝘚𝘜𝘋𝘈𝘏 𝘔𝘜𝘈𝘒!! 𝘈𝘒𝘜 𝘔𝘜𝘈𝘒 𝘉𝘌𝘙𝘛𝘌𝘔𝘈𝘕 𝘋𝘌𝘕𝘎𝘈𝘕 𝘔𝘜! 𝘈𝘒𝘜 𝘔𝘜𝘈𝘒 𝘉𝘌𝘙𝘗𝘜𝘙𝘈-𝘗𝘜𝘙𝘈 𝘉𝘈𝘐𝘒 𝘋𝘐𝘋𝘌𝘗𝘈𝘕 𝘔𝘜, 𝘑𝘜𝘕𝘎𝘒𝘖𝘖𝘒!! " 𝘛𝘦𝘳𝘪𝘢𝘬 𝘩𝘰𝘴𝘦𝘰𝘬 𝘮𝘢𝘳𝘢𝘩 𝘵𝘦𝘱𝘢𝘵 𝘥𝘪𝘥𝘦𝘱𝘢𝘯 𝘸𝘢𝘫𝘢𝘩 𝘑𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬+

  "𝘑-𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘴-𝘴𝘦𝘭𝘢𝘮𝘢 𝘪𝘯𝘪 𝘬𝘢𝘶 𝘱𝘶𝘳𝘢-𝘱𝘶𝘳𝘢 𝘣𝘢𝘪𝘬 𝘱𝘢𝘥𝘢𝘬𝘶, 𝘩𝘺𝘶𝘯𝘨? "𝘛𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘑𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘯𝘢𝘥𝘢 𝘴𝘶𝘢𝘳𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘨𝘦𝘵𝘢𝘳 𝘴𝘶𝘯𝘨𝘨𝘶𝘩 𝘪𝘢 𝘵𝘢𝘬 𝘵𝘢𝘶 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘮𝘢𝘳𝘢𝘩 𝘢𝘵𝘢𝘶 𝘴𝘦𝘥𝘪𝘩

  " 𝘐𝘺𝘢 𝘑𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘪𝘺𝘢.. 𝘈𝘬𝘶 𝘱𝘶𝘳𝘢-𝘱𝘶𝘳𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘦𝘮𝘢𝘯 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯𝘮𝘶 "𝘣𝘢𝘭𝘢𝘴 𝘩𝘰𝘴𝘦𝘰𝘬 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘮𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘵𝘢𝘱 𝘭𝘦𝘬𝘢𝘵 𝘬𝘦𝘥𝘶𝘢 𝘮𝘢𝘯𝘪𝘬 𝘑𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘮𝘶𝘭𝘢𝘪 𝘣𝘢𝘴𝘢𝘩

  " 𝘒𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘩𝘺𝘶𝘯𝘨?! 𝘒𝘌𝘕𝘈𝘗𝘈?!!! 𝘈𝘗𝘈 𝘚𝘈𝘓𝘈𝘏𝘒𝘜 𝘗𝘈𝘋𝘈𝘔𝘜 𝘏𝘈𝘏?! "𝘌𝘮𝘰𝘴𝘪 𝘑𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘮𝘦𝘭𝘶𝘢𝘱 𝘫𝘶𝘨𝘢 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘢𝘬𝘩𝘪𝘳𝘯𝘺𝘢

  " 𝘈𝘺𝘢𝘩𝘬𝘶 𝘥𝘪 𝘱𝘩𝘬 𝘑𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬. 𝘈𝘺𝘢𝘩𝘬𝘶 𝘱𝘦𝘬𝘦𝘳𝘫𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘢𝘪𝘬 𝘥𝘢𝘯 𝘵𝘢𝘬 𝘱𝘦𝘳𝘯𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘭𝘢𝘬𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘴𝘢𝘭𝘢𝘩𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘮𝘢 𝘣𝘦𝘬𝘦𝘳𝘫𝘢. 𝘛𝘢𝘱𝘪 𝘢𝘺𝘢𝘩𝘮𝘶 𝘑𝘦𝘰𝘯 𝘏𝘺𝘶𝘯𝘨𝘴𝘪𝘬 𝘴𝘦𝘦𝘯𝘢𝘬𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘢𝘫𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘦𝘤𝘢𝘵 𝘢𝘺𝘢𝘩𝘬𝘶!! "𝘑𝘦𝘭𝘢𝘴 𝘩𝘰𝘴𝘦𝘰𝘬 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘮𝘢𝘵𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘬𝘢𝘤𝘢-𝘬𝘢𝘤𝘢

  " 𝘈𝘺𝘢𝘩𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘱𝘦𝘮𝘢𝘣𝘶𝘬 𝘨𝘪𝘭𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘶𝘬𝘶𝘭𝘪 𝘪𝘣𝘶𝘬𝘶 𝘵𝘦𝘳𝘮𝘢𝘴𝘶𝘬 𝘥𝘪𝘳𝘪𝘬𝘶. 𝘋𝘪𝘢 𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘢𝘬𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘦𝘮𝘢𝘯 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯𝘮𝘶 𝘥𝘢𝘯 𝘥𝘦𝘬𝘢𝘵 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯𝘮𝘶 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘭𝘢𝘴 𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘦𝘥𝘢𝘮𝘯𝘺𝘢 𝘑𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬." 𝘙𝘢𝘴𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘑𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘱𝘦𝘳𝘤𝘢𝘺𝘢 𝘣𝘢𝘩𝘸𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘥𝘦𝘱𝘢𝘯 𝘯𝘺𝘢 𝘪𝘯𝘪 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘩𝘺𝘶𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘑𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘣𝘢𝘯𝘨𝘨𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘪𝘥𝘦𝘱𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘭𝘶𝘢𝘳𝘨𝘢 𝘣𝘦𝘴𝘢𝘳𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘶𝘯𝘪𝘢 𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘦𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘩𝘢𝘯𝘤𝘶𝘳 𝘮𝘢𝘵𝘢𝘩𝘢𝘳𝘪 𝘯𝘺𝘢 𝘬𝘪𝘯𝘪 𝘩𝘪𝘭𝘢𝘯𝘨. 𝘑𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘺𝘢𝘬𝘪𝘯 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘳𝘫𝘦𝘣𝘢𝘬 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘮𝘶𝘴𝘪𝘮 𝘥𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘯𝘶𝘩𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨

  "𝘒𝘢𝘶 𝘱𝘦𝘯𝘨𝘩𝘪𝘢𝘯𝘢𝘵" 𝘑𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘵𝘦𝘳𝘴𝘦𝘯𝘺𝘶𝘮 𝘮𝘪𝘳𝘪𝘴 𝘮𝘦𝘯𝘦𝘳𝘵𝘢𝘸𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘪𝘳𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘦𝘯𝘥𝘪𝘳𝘪.. 𝘋𝘪𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘳𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘣𝘰𝘥𝘰𝘩 𝘮𝘦𝘮𝘱𝘦𝘳𝘤𝘢𝘺𝘢𝘪 𝘩𝘰𝘴𝘦𝘰𝘬 𝘥𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘬𝘢𝘯 𝘩𝘰𝘴𝘦𝘰𝘬 𝘱𝘰𝘯𝘥𝘢𝘴𝘪 𝘱𝘦𝘯𝘵𝘪𝘯𝘨 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘩𝘪𝘥𝘶𝘱𝘯𝘺𝘢

  "𝘈𝘬𝘶 𝘵𝘢𝘬 𝘱𝘦𝘥𝘶𝘭𝘪 𝘑𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬.. 𝘚𝘦𝘬𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘢𝘶 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘪𝘬𝘶𝘵 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘬𝘶" 𝘏𝘰𝘴𝘦𝘰𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘳𝘪𝘬 𝘵𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘑𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘯𝘢𝘮𝘶𝘯..

  "𝘓𝘌𝘗𝘈𝘚! 𝘓𝘌𝘗𝘈𝘚𝘒𝘈𝘕 𝘈𝘒𝘜 𝘗𝘌𝘕𝘎𝘒𝘏𝘐𝘈𝘕𝘈𝘛!! " 𝘑𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘦𝘳𝘪𝘢𝘬 𝘮𝘢𝘳𝘢𝘩 𝘸𝘢𝘫𝘢𝘩 𝘯𝘺𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘦𝘳𝘢𝘩, 𝘮𝘢𝘵𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘫𝘶𝘨𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘦𝘳𝘢𝘩 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘵𝘢𝘯𝘨𝘪𝘴 𝘥𝘢𝘯 𝘫𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘭𝘶𝘱𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘰𝘵𝘰𝘵 𝘸𝘢𝘫𝘢𝘩𝘯𝘺𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘢𝘶 𝘬𝘦𝘭𝘶𝘢𝘳 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘵𝘦𝘮𝘱𝘢𝘵𝘯𝘺𝘢

  "𝘛𝘶𝘳𝘶𝘵𝘪 𝘢𝘬𝘶 𝘴𝘢𝘫𝘢 𝘑𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬" 𝘒𝘢𝘵𝘢 𝘩𝘰𝘴𝘦𝘰𝘬 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘯𝘢𝘥𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘳𝘬𝘦𝘴𝘢𝘯 𝘥𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯 . 𝘏𝘰𝘴𝘦𝘰𝘬 𝘥𝘪𝘥𝘦𝘱𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘩𝘰𝘴𝘦𝘰𝘬 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘑𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘬𝘦𝘯𝘢𝘭 𝘥𝘪𝘢 𝘵𝘦𝘳𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘢𝘴𝘪𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘮𝘢𝘵𝘢 𝘑𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬
𝘑𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘳𝘰𝘯𝘵𝘢𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘰𝘣𝘢 𝘮𝘦𝘭𝘦𝘱𝘢𝘴 𝘬𝘢𝘯 𝘤𝘦𝘯𝘨𝘬𝘳𝘢𝘮𝘢𝘯 𝘩𝘰𝘴𝘦𝘰𝘬

𝘉𝘶𝘨𝘩!

  𝘑𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘦𝘯𝘥𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘦𝘳𝘶𝘵 𝘩𝘰𝘴𝘦𝘰𝘬 𝘩𝘪𝘯𝘨𝘨𝘢 𝘵𝘦𝘳𝘱𝘦𝘯𝘵𝘢𝘭 𝘣𝘦𝘣𝘦𝘳𝘢𝘱𝘢 𝘭𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢𝘩 𝘥𝘢𝘳𝘪𝘯𝘺𝘢. 𝘊𝘦𝘯𝘨𝘬𝘳𝘢𝘮𝘢𝘯 𝘯𝘺𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘩𝘢𝘴𝘪𝘭 𝘵𝘦𝘳𝘭𝘦𝘱𝘢𝘴. 𝘑𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘭𝘢𝘯𝘨𝘴𝘶𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘶𝘩 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘩𝘰𝘴𝘦𝘰𝘬 𝘯𝘢𝘮𝘶𝘯 𝘩𝘰𝘴𝘦𝘰𝘬 𝘴𝘦𝘨𝘦𝘳𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘩𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘮𝘣𝘢𝘭𝘪 𝘵𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘑𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘸𝘢 𝘑𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘬𝘦𝘱𝘦𝘭𝘶𝘬𝘢𝘯𝘺𝘢

  "𝘔𝘪𝘢𝘯𝘩𝘢𝘦" 𝘎𝘶𝘮𝘢𝘮 𝘩𝘰𝘴𝘦𝘰𝘬 𝘵𝘢𝘯𝘱𝘢 𝘴𝘶𝘢𝘳𝘢 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘑𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘰𝘣𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘳𝘰𝘯𝘵𝘢𝘬 𝘮𝘦𝘭𝘦𝘱𝘢𝘴𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘪𝘳𝘪 𝘥𝘢𝘳𝘪𝘯𝘺𝘢. 𝘑𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘦𝘳𝘪𝘢𝘬 𝘯𝘢𝘮𝘶𝘯 𝘢𝘱𝘢 𝘭𝘢𝘩 𝘥𝘢𝘺𝘢 𝘥𝘪𝘢 𝘥𝘪𝘴𝘦𝘳𝘦𝘵 𝘬𝘦 𝘵𝘦𝘮𝘱𝘢𝘵 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘱𝘪 𝘥𝘢𝘯 𝘫𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘭𝘦𝘸𝘢𝘵𝘪 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨

  "𝘓𝘌𝘗𝘈𝘚!! 𝘓𝘌𝘗𝘈𝘚𝘒𝘈𝘕 𝘈𝘒𝘜! 𝘉𝘙𝘌𝘕G𝘚𝘌𝘒!! 𝘓𝘌𝘗𝘈𝘚" 𝘑𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘮𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘴𝘢𝘫𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘦𝘳𝘶 𝘮𝘢𝘳𝘢𝘩 𝘸𝘢𝘫𝘢𝘩𝘯𝘺𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘦𝘳𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘩𝘢𝘯 𝘦𝘮𝘰𝘴𝘪

𝘑𝘭𝘦𝘣!

  "𝘈𝘬𝘩𝘩" 𝘑𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘮𝘦𝘳𝘪𝘯𝘵𝘪𝘩 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘏𝘰𝘴𝘦𝘰𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘶𝘯𝘵𝘪𝘬𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘴𝘶𝘢𝘵𝘶 𝘥𝘪 𝘵𝘦𝘯𝘨𝘬𝘶𝘬 𝘭𝘦𝘩𝘦𝘳𝘯𝘺𝘢. 𝘋𝘪𝘢 𝘮𝘦𝘭𝘦𝘮𝘢𝘴 𝘤𝘦𝘯𝘨𝘬𝘳𝘢𝘮𝘢𝘯 𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘪𝘣𝘢𝘩𝘶 𝘩𝘰𝘴𝘦𝘰𝘬 𝘱𝘶𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘭𝘢𝘩𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘳𝘭𝘦𝘱𝘢𝘴

  "𝘔𝘪𝘢𝘯𝘩𝘢𝘦 𝘑𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬.. 𝘑𝘪𝘯𝘫𝘢 𝘮𝘪𝘢𝘯𝘩𝘢𝘦" 𝘏𝘰𝘴𝘦𝘰𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘶𝘮𝘶𝘮𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘵𝘢 𝘮𝘢𝘢𝘧 𝘥𝘪 𝘵𝘦𝘭𝘪𝘯𝘨𝘢 𝘑𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘥𝘪𝘳𝘢𝘴𝘢 𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘪𝘵𝘶 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘱𝘪𝘯𝘨𝘴𝘢𝘯 𝘥𝘪 𝘱𝘦𝘭𝘶𝘬𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢.
𝘏𝘰𝘴𝘦𝘰𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘪𝘶𝘮 𝘬𝘦𝘯𝘪𝘯𝘨 𝘑𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘭𝘢𝘮𝘢 𝘴𝘦𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘪𝘢 𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳-𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘳𝘦𝘭𝘢 𝘮𝘦𝘭𝘦𝘱𝘢𝘴𝘬𝘢𝘯 𝘑𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬.. 𝘋𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘢𝘪𝘳 𝘮𝘢𝘵𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘶𝘳𝘢𝘪 𝘩𝘰𝘴𝘦𝘰𝘬 𝘮𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘴𝘢𝘫𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘪𝘶𝘮 𝘬𝘦𝘯𝘪𝘯𝘨 𝘑𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘵𝘢𝘬 𝘴𝘢𝘥𝘢𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘪𝘳𝘪

 𝘛𝘦𝘴!

  𝘏𝘶𝘫𝘢𝘯 𝘥𝘦𝘳𝘢𝘴 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘨𝘶𝘺𝘶𝘳 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘥𝘶𝘢. 𝘏𝘰𝘴𝘦𝘰𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘦𝘭𝘶𝘢𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘱𝘰𝘯𝘴𝘦𝘭𝘯𝘺𝘢 𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘦𝘭𝘱𝘰𝘯 𝘴𝘦𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘪𝘢 𝘱𝘶𝘢𝘴 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘪𝘶𝘮 𝘬𝘦𝘯𝘪𝘯𝘨 𝘑𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬

  "𝘋𝘪𝘢 𝘢𝘥𝘢 𝘥𝘪𝘵𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯𝘬𝘶 𝘣𝘦𝘣𝘢𝘴𝘬𝘢𝘯 𝘦𝘰𝘮𝘮𝘢 𝘬𝘶.. 𝘈𝘱𝘱𝘢"
𝘏𝘰𝘴𝘦𝘰𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘢𝘳𝘪 𝘱𝘰𝘯𝘴𝘦𝘭 𝘑𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘴𝘪 𝘦𝘮𝘱𝘶 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘵𝘦𝘳𝘣𝘢𝘳𝘪𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘢𝘴𝘱𝘢𝘭
𝘚𝘦𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘢𝘱𝘢𝘵 𝘢𝘱𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘪𝘢 𝘤𝘢𝘳𝘪

  𝘏𝘰𝘴𝘦𝘰𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘶𝘵𝘢𝘬-𝘢𝘵𝘪𝘬 𝘱𝘰𝘯𝘴𝘦𝘭 𝘑𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘴𝘦𝘫𝘦𝘯𝘢𝘬 𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘦𝘮𝘣𝘢𝘭𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘱𝘰𝘯𝘴𝘦𝘭 𝘪𝘵𝘶 𝘬𝘦 𝘱𝘦𝘮𝘪𝘭𝘪𝘬𝘯𝘺𝘢. 𝘚𝘦𝘣𝘦𝘭𝘶𝘮 𝘪𝘵𝘶 𝘪𝘢 𝘮𝘦𝘭𝘦𝘵𝘢𝘬𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘤𝘢𝘳𝘪𝘬 𝘬𝘦𝘳𝘵𝘢𝘴 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘶𝘯𝘨𝘬𝘪𝘯 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘣𝘢𝘴𝘢𝘩 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘩𝘶𝘫𝘢𝘯 𝘥𝘪𝘴𝘢𝘬𝘶 𝘑𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬

  𝘚𝘦𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘦𝘭𝘦𝘴𝘢𝘪 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘮𝘢𝘴𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘱𝘰𝘯𝘴𝘦𝘭. 𝘏𝘰𝘴𝘦𝘰𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘭𝘶𝘯𝘨𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘴𝘶𝘢𝘵𝘶 𝘥𝘪 𝘭𝘦𝘩𝘦𝘳 𝘑𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬. 𝘋𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘨𝘦𝘯𝘥𝘰𝘯𝘨 𝘑𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘱𝘦𝘳𝘨𝘪 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘴𝘢𝘯𝘢
.
.
𝘋𝘪 𝘴𝘦𝘣𝘶𝘢𝘩 𝘨𝘦𝘥𝘶𝘯𝘨 𝘵𝘶𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘭𝘦𝘮𝘣𝘢𝘣 𝘥𝘪𝘴𝘪𝘯𝘪𝘭𝘢𝘩 𝘏𝘰𝘴𝘦𝘰𝘬 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘸𝘢 𝘑𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘢𝘺𝘢𝘩𝘯𝘺𝘢 𝘒𝘪𝘮 𝘫𝘰𝘯𝘨 𝘴𝘶𝘬. 𝘒𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘮𝘢𝘳𝘨𝘢 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘣𝘦𝘥𝘢?

  𝘏𝘰𝘴𝘦𝘰𝘬 𝘮𝘦𝘮𝘶𝘵𝘶𝘴𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘶𝘣𝘢𝘩 𝘮𝘢𝘳𝘨𝘢 𝘒𝘪𝘮 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘑𝘶𝘯𝘨 𝘮𝘪𝘭𝘪𝘬 𝘪𝘣𝘶𝘯𝘺𝘢 𝘪𝘢 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘵𝘦𝘳𝘭𝘢𝘯𝘫𝘶𝘳 𝘣𝘦𝘯𝘤𝘪 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘢𝘺𝘢𝘩𝘯𝘺𝘢

  "𝘈𝘱𝘱𝘢.𝘢𝘬𝘶 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘸𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘦𝘰𝘮𝘮𝘢?? " 𝘛𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘏𝘰𝘴𝘦𝘰𝘬 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘴𝘶𝘬𝘪 𝘨𝘶𝘥𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘑𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘮𝘦𝘮𝘦𝘫𝘢𝘮𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘢𝘵𝘢 𝘥𝘪𝘱𝘶𝘯𝘨𝘨𝘶𝘯𝘨 𝘯𝘺𝘢

  "𝘉𝘢𝘨𝘶𝘴 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘭𝘪 𝘬𝘦𝘳𝘫𝘢 𝘮𝘶 𝘯𝘢𝘬.. 𝘛𝘢𝘬 𝘴𝘪𝘢-𝘴𝘪𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘶𝘳𝘶𝘩𝘮𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘦𝘮𝘢𝘯 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢" 𝘑𝘰𝘯𝘨 𝘴𝘶𝘬 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘦𝘱𝘶𝘬 𝘵𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘳𝘪𝘢 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘮𝘦𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘑𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘪𝘯𝘨𝘴𝘢𝘯

  "𝘉𝘦𝘳𝘢𝘱𝘢 𝘣𝘢𝘯𝘺𝘢𝘬 𝘶𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘬𝘶 𝘮𝘪𝘯𝘵𝘢 𝘯𝘺𝘢" 𝘓𝘢𝘯𝘫𝘶𝘵 𝘑𝘰𝘯𝘨 𝘴𝘶𝘬 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘱𝘰𝘴𝘵𝘶𝘳 𝘣𝘦𝘳𝘱𝘪𝘬𝘪𝘳 𝘥𝘢𝘯 𝘏𝘰𝘴𝘦𝘰𝘬 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘵𝘢𝘱 𝘣𝘦𝘯𝘤𝘪 𝘢𝘺𝘢𝘩𝘯𝘺𝘢

"𝘋𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘦𝘰𝘮𝘮𝘢 𝘬𝘶?! "𝘛𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘏𝘰𝘴𝘦𝘰𝘬 𝘴𝘦𝘥𝘪𝘬𝘪𝘵 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘯𝘵𝘢𝘬 𝘴𝘦𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘶𝘥𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘑𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘥𝘪𝘬𝘶𝘳𝘴𝘪 𝘥𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘪𝘬𝘢𝘵𝘯𝘺𝘢

  " 𝘔𝘮.. 𝘈𝘬𝘶 𝘭𝘶𝘱𝘢 𝘥𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘪𝘴𝘵𝘳𝘪𝘬𝘶" 𝘜𝘫𝘢𝘳 𝘑𝘰𝘯𝘨 𝘴𝘶𝘬 𝘴𝘢𝘯𝘵𝘢𝘪

  "𝘑𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘮𝘢𝘪𝘯-𝘮𝘢𝘪𝘯 𝘬𝘢𝘶 𝘣𝘢𝘫𝘪𝘯𝘨𝘢𝘯!!! " 𝘏𝘰𝘴𝘦𝘰𝘬 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘦𝘳𝘪𝘢𝘬 𝘮𝘢𝘳𝘢𝘩 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘢𝘺𝘢𝘩𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘪𝘢 𝘩𝘢𝘮𝘱𝘪𝘳 𝘴𝘢𝘫𝘢 𝘮𝘦𝘭𝘢𝘺𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘢𝘵𝘶 𝘱𝘶𝘬𝘶𝘭𝘢𝘯 𝘫𝘪𝘬𝘢 𝘴𝘶𝘢𝘳𝘢 𝘪𝘵𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘨𝘢𝘯𝘨𝘨𝘶