Kwon Family

Good Person
Please Subscribe to read the full chapter

Ramai, itulah hal yang tergambarkan pada siang itu. Semua orang turun ke jalan untuk memberikan selamat pada presiden baru mereka yang resmi terpilih sejak sepekan terakhir.

Kwon Siwon, nama itu berkali-kali digumamkan oleh para pendukung dan simpatisannya. Spanduk ucapan selamat dan beragam kata lainnya pun tak lupa mereka bentankan. Orang-orang itu semakin bersemangat setelah rombongan yang mereka tunggu akhirnya datang juga.

Dari dalam mobil warna hitamnya yang dikawal oleh banyak sekali pria berjas hitam Kwon Siwon akhirnya keluar dan melambaikan tangannya. Pria tua itu beberapa kali menunduk dan melambaikan tangan dalam langkah kakinya menuju panggung yang sudah disiapkan untuk pidato kemenangannya.

Ditengah hiruk pikuknya euforia seorang warga Korea yang tengah menyapu lantai restoran napak acuh dan tak peduli dengan keadaan sekitar. Mau siapapun presidennya ia akan tetap bekerja keras dari pagi buta hingga tengah malam untuk bertahan hidup.

"Hei, aku yakin negara kita akan semakin baik ditangannya." gumam seorang wanita yang baru saja membersihkan meja dengan wajah yang berbinar.

"Hei Sunny, apa presiden itu akan menanggung biaya hidupmu? Kenapa kau sangat menyukainya padahal dia saja tidak mengenalmu. Aigoo~"

"Hei Jessica Jung, setidaknya aku berharap dia akan melindungi kita rakyat kecil dari para politikus yang jahat. Negara ini butuh pemimpin yang baik dan bisa dipercaya supaya seluruh rakyatnya juga bisa hidup tenang. Kau tidak tau silsilah keluarganya? Kakeknya adalah salah satu orang yang memiliki sumbangsih besar terhadap negara ini."

"Ye, ye~ Terserah kau saja, aku pulang dulu. Besok aku masih harus bekerja karena presiden baru kita tidak akan memikirkan akan makan apa aku bulan depan."

Jessica melenggang pergi meninggalkan Sunny yang terus saja berucap dengan niatan untuk membuka cara berpikir Jessica yang menurutnya salah.

Ramai tapi sepi, itulah yang Jessica rasakan saat mengamati sekelilingnya. Wanita itu berjalan, melewati kota yang masih penuh dengan atribut kampanye dan beberapa simpatisan yang turun ke jalan.

Jessica membaca beberapa artikel tentang Kwon Siwon, sang presiden baru yang memenuhi headline berita melalui ponselnya.

Wanita itu berdesis ketika membaca sejarah keluarga Kwon yang terlihat sempurna dan tidak memiliki celah.

"Aigoo~ Andai sedikit dari kesempurnaan keluarga itu bisa dimiliki oleh keluargaku juga. Setidaknya aku berharap masih memiliki ibu dan ayah." gumam Jessica setelah mematikan ponselnya dan melihat baliho besar berisi foto sang presiden.

~

Suara gaduh dari dapur terdengar dengan jelas oleh Jessica yang masih meringkuk di balik selimut. Rumahnya yang kecil membuat Jessica mampu mendengar setiap suara yang ada di sana.

"Eonni!! Cepat bangun!" pekik wanita muda yang sejak pagi buta menyiapkan sarapan untuknya dan sang kakak.

"Lima menit lagi." gumam Jessica sambil membenarkan selimutnya.

"Kau ingin terlambat bekerja lagi?! Ayo cepat bangun."

"Krystal Jung, kau berisik sekali."

"Aisshhh~ Molla~! Terserah mau terlambat atau tidak itu urusanmu."

Krystal yang sudah siap dengan seragamnya dan berangkat ke sekolah itu membanting pintu kamar. Remaja itu kesal bukan karena ia diabaikan, ia hanya khawatir kakaknya akan berangkat ke tempat kerja dengan perut yang kosong.

Krystal rela bangun lebih awal dan memasak karena ia kasihan melihat kakaknya harus berjibaku mencari uang untuk membayar sekolahnya dan menyukupi biaya hidup mereka. Semenjak kedua orang tuanya meninggal karena sebuah kecelakaan saat dirinya masih kelas 6 SD dan sang kakak yang baru kelas 3 SMA, mereka hidup dengan bergantung satu sama lainnya.

"Aku dengar kelasmu ada tamasya, ambillah dan ikut." Jessica yang masih tampak kacau itu menyerahkan beberapa uang pada Krystal dan ikut duduk untuk menyantap sarapannya.

"Apa Luna yang cerita? Aish, ambil saja. Aku tidak perlu. Aku tidak akan ikut."

"Kenapa tidak? Ikut saja."

"Aku tidak mau kenapa eonni memaksa?"

"Kau khawatir eonni akan kehabisan uang jika membayar untuk tamasya itu?"

"Aku tidak ikut karena anak kelas sebelah yang selalu menguntitku. Dia bahkan menerorku dengan mengirimkan surat dan bilang kalau dia sangat menantikan tamasya itu denganku. Ouhh~" bohong Krystal yang sebenarnya terlalu sayang untuk menggunakan uang berharga itu demi sesuatu yang menurutnya tidak penting.

"Benarkah? Apa Jongin masih menguntitmu?"

"Aish jangan sebut namanya. Bulu kudukku merinding hanya dengan mendengar nama itu."

Jessica tertawa tipis melihat ekspresi Krystal. Dia tahu bagaimana pusing dan lelahnya Krystal menghadapi pria yang selalu menguntitnya itu. Tak ingin adiknya celaka Jessica pun menyuruh Krystal untuk menyimpan dan memberikannya sebagai uang saku.

Krystal menolak, gadis remaja itu merasa tak membutuhkan uang dan alangkah lebih baiknya jika Jessica menyimpannya sebagai tabungan untuk pernikahannya kelak.

"Eonni tidak akan menikah."

"Eh?? Kenapa?" lirih Krystal sambil menampakkan wajah khawatirnya.

"Jika eonni menikah bagaimana denganmu? Kau masih sekolah, setelah lulus kau juga harus kuliah."

Krystal membisu. Rasa bersalah kembali menghinggapi dirinya. Karena dirinya Jessica harus rela merelakan statusnya sebagai mahasiswa di Universitas Inha  hanya untuk bekerja dan menyekolahkannya.

Sudah hafal dengan sikap Krystal, Jessica pun mencoba untuk menghibur adiknya itu dengan sebuah gurauan.

"Kau tenang saja. Eonni pasti akan menikah, tapi tidak sekarang."

"Maafkan aku."

"Yah!! Berhentilah khawatir, hem!! Arassoo, eonni akan menikah. Eonni pasti akan menikah pada saat itu juga jika ada pria yang melamarku. Ini bukan karena dirimu, ini hanya karena belum ada orang yang melamar Eonni."

Tak ingin berlarut-larut berada dalam suasana sedih Jessica pun menyuruh Krystal agar bergegas berangkat ke sekolah.

~

Euforia kemenangan Kwon Siwon lambat laun mulai mereda meskipun ia masih saja menjadi topik hangat perbincangan.

Pria yang masih cukup muda untuk ukuran seorang presiden itu terlihat tegang dibalik mejanya. Sebuah amplop cokelat yang baru saja diberikan salah satu ajudannya itu masih tertata dengan rapi meskipun ia baru saja membukanya. Siwon kembali menghela nafas mengingat isi amplop tersebut.

Ruangan yang sedari tadi hening mulai pecah ketika ponsel Siwon berdering. Pria itupun segera mengangkat telfonnya.

"Apakah dia sudah sampai?" ucap Siwon dengan suara tegas dan terdengar berwibawa.

"Ne, tapi kami memiliki sedikit masalah. Dia kabur dan kami masih mencarinya."

"Cepat temukan sebelum dia membuat kekacauan lainnya. Bawa dia padaku segera setelah kalian menemukannya."

"Ne. Saya mengerti."

Kening Siwon semakin mengkerut setelah mendapatkan telfon dari anak buahnya. Masalah yang ia miliki sebagai seorang presiden sekaligus orang biasa membuat kepalanya semakin pusing.

Kota Seoul mengalami banyak sekali perubahan. Itulah hal yang ada di kepala seorang pria dengan masker dan tudung yang menutupi hampir seluruh wajahnya.

Merasa lelah dan lapar setelah menempuh perjalanan jauh, pria dengan pakaian serba tertutup itupun memilih mampir di sebuah kedai ttopokki dipinggir jalan untuk sekedar mengganjal perut.

Sungguh naas bagi pria itu. Pria itu mengumpat kesal saat ia melihat ada orang yang dengan setelan jas hitam berdiri disebrang jalan dan sedang menatapnya. Dia buru-buru melahap odeng ditangannya dan kabur begitu saja. Dia bahkan tidak menghiraukan wanita tua pemilik kedai yang mengatakan jika uang yang ia tinggal itu terlalu banyak.

Kejar-kejaran antara pria bermasker dan pria bersetelan jas hitam ta

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
fittt07 #1
Chapter 4: Awass loh tal ntar kemakan omongan sendiri wkwk, btw penasaran gimana ntar yulsic dipestanya? apakah akan terjadi sesuatu? jeng jeng jeng
kwonyy #2
Chapter 4: Halah yul masa cuma buat di lihat pak presiden sih. Moga sica g malu" in di pesta biar yul g ilfill wkwk
Feichin #3
Chapter 4: 👍🏻🙏🏻
Rinrin88 #4
Chapter 4: Gpp awalnya pura2,, lama2 nanti jg jadi cinta hehe
fittt07 #5
Chapter 3: Hubungan benci-cinta antara yulsic (Kecanggungan) n kryber (Lucu + sadis hahaha). Hmm, menarik menarikkk ...
Ditunggu author-nim kelanjutannya
fittt07 #6
Chapter 2: Ada hubungan apakah jungsis dengan pak presiden? sepertinya sudah saling kenal🤔
Trus yul bakal terima sica gk? apa dia sudah punya pacar? Ahhh semakin penasaran
jessicawearsbra
#7
I wanna read it too :"( but I can't understand huhuhu
jessicawearsbra
#8
I wanna read it too :"(
kwonyy #9
Chapter 3: Halah yul sok nolak lagi padahal mah terpesona..
Aku yakin kalian pasti cocok kok.
Pak yul telinga nya mirip telinga pak Taecyeon ya hahahahha
Rinrin88 #10
Chapter 3: Dicoba dulu yul, siapa tau cocok..
Klo gk cocok ntar biar dicocok2in sama authornya wkwkwkwk..
Masak iya tidak tersepona sama kecantikan kanjeng mami jessica sih..