PART 2
LOVE ME FOR A REASONPART 2
Jam digital di nakas dekat tempat tidur yang terletak di lantai dua itu masih menunjukan pukul 5:15 AM. Matahari pun masih belum sepenuhnya muncul. Tetapi, pemilik kamar yang tidak lain adalah Kim Jaejoong sudah membuka kedua mata indahnya. Ia bahkan membiarkan udara sejuk pagi hari mengantikan kerja pendingin ruangan kamarnya.
Jaejoong benar-benar merasa lelah. Tapi ia bersyukur sudah tiba dengan selamat dirumah keluarganya yang terletak di kaki gunung Bukhan itu.
Rumah bergaya minimalis modern dengan sedikit sentuhan tradisional itu tidak banyak berubah. Sebenarnya, Jaejoong selalu merasa jika rumah seluas 9.91 are itu terlalu luas untuk keluarga mereka. Apalagi setelah kakak perempuannya, Kim Tae Hee menikah. Rumah ini menjadi terasa sepi. Hanya ada kedua orangtuanya dan juga Gamsa, anjing keluarga mereka. Adik perempuan Jaejoong, Kim Ji Won juga hanya kembali ke rumah untuk libur akhir tahun dan natal. Gadis itu memilih untuk menetap dan bekerja dengan caranya sendiri di London, Inggris.
“Apa kau senang, baby-ah? Sekarang kita sudah berada di Korea. Tepatnya di rumah harabojie dan halmonie. Hari ini kita akan pergi ke dokter. Mama harus memastikan jika kau baik-baik saja di dalam sana.” Kim Jaejoong berujar sambil mengusap-usap perutnya penuh sayang. “Dan setelah itu, kita akan pergi mengunjungi tempat aunty Tiffany. Dia pasti terkejut melihat kita di depan pintu rumahnya.”
Jaejoong tersenyum lebar membayangkan kegiatan apa saja yang akan ia lakukan hari ini. Ya, begitulah Kim Jaejoong – sebisa mungkin lelaki itu akan merencakan apa saja yang akan ia lakukan seharian.
=||=
Kim Jaejoong tersenyum lebar saat melangkah keluar dari ruang praktek dokter Hyun yang berada di International Healthcare Center, Seoul National University Hospital.
Begitu juga dengan Kim Ji Woo – ia merasa sangat senang. Untuk pertama kalinya ia melihat secara langsung calon cucu pertamanya; meskipun hanya dari layar USG. Meskipun, mereka belum bisa melihat lebih jelas karena usia kandungan Jaejoong masih berusia 4 minggu.
Dokter Hyun menjelaskan bahwa baby baik-baik saja di dalam sana meskipun ia baru saja melakukan perjalanan jauh. Selain itu, Dokter Hyun juga menjelaskan hanya bahwa gumpalan sel yang ada pada uterus kini sudah berubah dan berkembah menjadi embrio. Ukuran baby masih sebesar biji popi – masih terlihat seperti titik kecil dengan ukuran panjang sekitar 0.2 cm.
“Jadi, mulai sekarang kau harus makan makanan yang bergizi. Minum vitamin dan tentu saja susu untuk kehamilan.” Kim Ji Woo berujar sesaat setelah mereka duduk di dalam mobil.
Jaejoong memutar bola matanya jengah. “Aku tahu, Umma.”
“Dan Umma-mu ini hanya sedang menginggatkanmu, anak nakal.”
“Baiklah. Baiklah. Aku mengerti.” Bibir Kim Jaejoong mengerucut kesal.
“Apakah nanti malam kau ada acara, Jaejoongie?” Kim Ji Woo bertanya sesembari tetap memfokuskan tatapannya ke layar ponsel pintarnya.
Jaejoong menggeleng. “Sepertinya tidak ada. Aku hanya akan mengunjungi Tiffany saja setelah ini. Memangnya ada apa, Umma?”
“Ada yang ingin mengajakmu makan malam.”
“Huh? Siapa?” Jaejoong mengeryit bingung.
Comments