Lima Belas

Our Little Sister

3 TAHUN KEMUDIAN      

            Hari ini langit begitu cerah, berwarna begitu biru hingga membuat awan-awan sungkan untuk menutupinya. Terlihat kesibukan di halaman belakang kediaman keluarga Cho. Beberapa pelayan berseragam putih nampak mondar-mandir membawa nampan dan perlatan penting guna mendukung acara hari ini. Hampir di seluruh halaman sudah dihias dengan cantik. Aneka makanan dan minuman berjejer rapi di belakang barisan kursi-kursi yang menghadap ke sebuah altar. Hari ini adalah hari pernikahan si sulung keluarga Cho. Nampak kursi-kursi itu sudah terisi penuh oleh tamu-tamu undangan yang sedang asik mengobrol. Di sebelah kiri altar, pemain musik sedang bersiap-siap. Ketika mereka mulai memainkan lagu, obrolan sontak berhenti, tanda acara akan segera dimulai.

            Kesepuluh pemuda tampan berjalan beriringan menuju ke arah altar. Masing-masing mereka terlihat begitu menawan dan gagah membuat para tamu berdecak kagum. Senyum tidak henti-hentinya mereka sunggingkan. Begitu sampai ke altar, mereka kompak berbalik menyambut si sulung. Hari itu Leeteuk tidak kalah gagahnya dengan adik-adiknya, ia mengenakan tuksedo hitam dengan kedua tangannya menggenggam buket bunga. Perlahan namun pasti, Leeteuk berjalan ke arah altar, sesekali ia tersenyum ke kanan dan kirinya, menyapa para tamu undangannya. Raut wajah bahagia nampak jelas darinya. Ketika sampai di altar, ia memeluk kesepuluh adiknya satu per satu sesuai urutan usia masing-masing.

            “Hyung, aku terlihat lebih tampan darimu. Sepertinya make up-mu kurang tebal.” Kyuhyun mengeluarkan smirknya saat Leeteuk menjitak kepala pemuda itu pelan. Kibum yang berdiri di sebelah Kyuhyun nampak menahan tawanya. Dasar evil, gerutu Leeteuk dalam hati. Adiknya itu masih saja sempat-sempatnya jahil di saat seperti ini.

            Leeteukpun berbalik ke arah tamu-tamunya ketika lagu iringan berubah, musiknya menjadi lebih feminim. Leeteuk siap menyambut calon istrinya. Mukanya semakin berbinar ketika melihat wanita itu. Wanita yang sangat ia cintai.

            “Dan mari kita sambut mempelai wanita, Kim Yura!” suara pembawa acara disambut riuh tepuk tangan para tamu undangan sambil berdiri. Mereka memutar badan mereka ke belakang untuk menyambut mempelai wanita Leeteuk. Seorang pemuda nampak berjalan mendorong kursi roda perlahan. Pemuda itu tidak lain adalah Kim Woobin. Woobin juga nampak bahagia, ia tersenyum menenangkan pada wanita yang duduk dengan gugup di atas kursi rodanya.

            Yura nampak cantik hari itu. Mengenakan gaun putih panjang, Yura terlihat anggun walau duduk di kursi roda. Kecelakaan tiga tahun lalu telah membuat kedua kakinya lumpuh karena terjepit saat mobil yang ia kendarai menabrak pohon. Walau terlihat gugup dan terus menerus melihat ke arah adiknya, namun Yura juga masih sempat menganggukan kepala sambil tersenyum pada semua tamu yang hadir. Satu per satu dimulai dari Heechul hingga Kyuhyun memeluk wanita itu hingga kemudian Woobin menggendong Yura dan memposisikan wanita itu untuk berdiri di sebelah Leeteuk. Dengan sigap Leeteuk merapatkan tubuhnya pada Yura, menopangkan seluruh tubuh Yura pada tubuhnya. Hal ini memang sudah diatur karena Yura bersikeras ingin berdiri berdampingan dengan Leeteuk di depan altar saat mereka mengucapkan janji suci mereka dan Leeteuk tidak keberatan, ia akan melakukan apa saja yang ia bisa bila itu membuat calon istrinya bahagia.

            Acara pun berlangsung khidmat. Kedua pengantin mengucapkan dengan lancar janji suci yang telah mereka buat dan hafalkan masing-masing. Kini sepasang cincin tampak bekilau tersemat di jari manis keduanya. Leeteuk dan Yura kini sah menjadi suami istri. Tepuk tangan meriah diiringi hujan kertas warna-warni dan balon-balon mengiringi saat kedua pengantin melakukan wedding kiss mereka yang pertama setelah resmi menjadi suami istri. Yura nampak terharu melihat semua kebahagiaan yang ia dapatkan. Ia masih tidak menyangka hidupnya akhirnya akan bahagia.

                Dua tahun lalu, setahun setelah kejadian tragis itu, ketika Yura dinyatakan sembuh dari depresi yang ia alami, Yura dengan berani datang ke rumah Leeteuk. Dengan dibantu Woobin, ia memberanikan diri kembali menghadap keluarga yang sudah ia hancurkan. Tidak muluk-muluk, ia hanya ingin mengakui kesalahan dan meminta maaf. Walaupun Yura tahu, permintaan maafnya tidak akan diterima dengan baik namun ia memberanikan dirinya. Yura tidak mau rasa bersalah terus menghantuinya. Ia berencana untuk pindah ke Amerika dan menjalani hidup baru di sana. Awalnya semua menolak kehadirannya, namun Yura tidak menyerah, kelima kalinya ia datang ke rumah Leeteuk, akhirnya ia diperbolehkan masuk. Dibandingkan dengan tatapan dingin menusuk yang ia terima selama setengah jam pertama ia duduk di ruang keluarga Cho, Yura lebih memilih bila mereka semua memakinya atau mengutuknya atau bahkan memukulnya. Dibantu Woobin, ia berlutut di depan mereka semua dan mengakui segala kesalahannya dan meminta maaf. Tidak ada satu katapun yang terucap dari mulut anggota keluarga Cho. Yura sadar luka yang ia tinggalkan sudah begitu dalam. Walau sudah menyangka respon yang akan ia terima, namun mau tidak mau hatinya terasa sedih. Enam bulan setelah hari itu, siapa sangka Yura kembali bertemu dengan Leeteuk di Amerika saat keduanya mengikuti acara seminar yang sama. Dari pertemuan itulah mereka kembali menjalin komunikasi. Yura berhasil membuktikan pada Leeteuk bahwa ia berubah dan rasa dendam itu sudah lama ia kubur jauh-jauh. Walau akhirnya Leeteuk menerimanya, meyakinkan semua adik Leeteuk persoalan lain lagi. Trauma yang ia ciptakan begitu dalam namun semua jerih payahnya tidak sia-sia. Statusnya sebagai nyonya Cho kini merupakan buktinya.

            “Kenapa kau melamun, hm?” Leeteuk berbisik pada Yura sambil mengeratkan pelukannya.

            “Ani.. Aku hanya merasa terlalu bersyukur. Semua ini seperti mimpi.” Yura memandang sekelilingnya dengan takjub. Dirinya membalas senyuman dari Woobin dan kesepuluh adik iparnya. “Kalau saja Raekyo juga ada bersama kita.”

            Leeteuk terdiam sesaat. Ia menyentuhkan kepalanya ke kepala Yura sambil memejamkan mata, “Aku juga merindukannya.”

            “Hei-hei, kalian akan tetap dalam posisi seperti itu? Lalu kalian anggap kami ini apa?” suara teriakan Kyuhyun menyadarkan keduanya. Leeteuk dan Yura nampak salah tingkah yang membuat semua yang ada di sana tertawa. Yesung memukul kepala adiknya karena sudah membuat malu Leetuk dan Yura yang ditanggapi Kyuhyun dengan mengerucutkan mulutnya.

            Kini pembawa acara mempersilahkan Leeteuk untuk memberikan kata sambutan. Pemuda itu menggendong istrinya dan mendudukkan Yura dengan hati-hati di kursi rodanya sebelum merapikan jasnya lalu kembali ke atas panggung. Ia menerima mic yang disodorkan padanya. Leeteuk melihat ke wajah-wajah tersenyum di hadapannya, menghela nafas lalu ia memulai kata sambutannya.

            “Selamat siang, saya ucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya telah bersedia datang dan memeriahkan acara siang ini. Saya sangat bersyukur kepada Tuhan atas semua berkatnya yang melimpah dalam hidup saya, memiliki adik-adik yang begitu luar biasa. Luar biasa banyaknya maksud saya, lihat saja mungkin kami bisa membuat klub sepakbola sendiri.” Hadirin tertawa sedangkan Kyuhyun dan hyungnya menutupi wajah mereka karena malu dengan lelucon Leeteuk yang mereka anggap kuno, “Dipertemukan dengan wanita cantik seperti Yura adalah anugrah lainnya yang sangat saya syukuri. Yeobo, saranghae.” Leeteuk membuat tanda hati dengan kedua tangannya di atas kepala, kini Yura yang menutupi wajahnya malu, “Terima kasih juga pada rekan-rekan sekalian yang saya hormati. Sekali lagi terima kasih, saya akan berusaha menjadi orang yang lebih baik lagi agar dapat membimbing keluarga kecil dan keluarga besar saya. Ah sepertinya kepanjangan ya, terlihat wajah-wajah kalian sudah kelaparan. Hahaha.. Terakhir dan yang terspesial, untuk orangtua saya dan Yura, kuharap kalian dapat ikut berbahagia melihat kami dari atas sana. Satu lagi, untuk maknaeku, Cho Raekyo,” Leeteuk terdiam sebentar untuk mengendalikan dirinya, “Oppa berharap kau bisa bersama-sama kami di sini, oppa menyayangimu, oppa merindukanmu. Kami semua merindukanmu. Terima kasih.”

            Suara tepuk tangan membahana. Semua tersenyum pada si sulung, bahkan Eunhyuk dan Donghae mengacungkan jempolnya. Kini para tamu berpencar untuk menikmati santap siang yang sudah disediakan. Tidak terkecuali Woobin, Kyuhyun dan hyungdeulnya. Sementara itu Leeteuk dan Yura kini berkeliling mengunjungi para tamu satu per satu untuk bercengkrama. Para tamu menyambut hangat pasangan suami istri baru itu, termasuk anggota Kyuline yang dengan heboh memberi selamat pada keduanya.

            “Hyung, cukhae! Cieeeh cieeeh, sudah sah hyung.” Changmin menyikut Leeteuk main-main sambil menaik turunkan alisnya. Leeteuk dan Yura hanya tertawa melihat kekonyolan sahabat Kyuhyun itu.

            “Hyung, cukhae. Kapan aku menyusul ya, hyung? Aaw, appoooo! Yak Heechul hyung, kenapa kau menjitakku?” Minho protes saat kepalanya dijitak oleh Heechul sambil lewat.

            “Kau itu masih kecil Minho-ya! Kau berani menyusulku duluan?” Heechul terkekeh dan kembali berjalan tidak menghiraukan Minho yang menggerutu panjang pendek.

            “Kalian ini, seperti anak kecil saja.” Leeteuk menggelengkan kepalanya.

            “Kami memang masih muda, hyung. Tidak sepertimu yang sudah tua.” Kyuhyun tiba-tiba bergabung. Kedua tangannya masing-masing membawa piring berisi makanan yang berbeda. Kini ia memandang kedua piringnya dengan bingung, melihat itu Jonghyun berinisiatif mengambil garpu di meja terdekat lalu menyuapi sahabatnya itu. Kyuhyun tersenyum senang sambil melahap makanannya. Kini mereka yang ada di sana yang geleng-geleng kepala melihat tingkah manja evil satu itu.

            “Noona, kau cantik sekali hari ini. Beneran deh.” Pujian Changmin membuat Yura tersipu.

            “Yak! Yura-ya, bagaimana bisa kau tersipu-sipu bahkan malu-malu begitu dipuji namja lain? Apa-apan ekspresimu itu!” Leeteuk menyilangkan tangannya di dada, mukanya kesal.

            “Aigoo, oppa. Kau itu cemburuan sekali.” Yura tertawa sambil meninju pelan perut suaminya sementara Kyuhyun memasang muka jijik.

            “Hyung, ingat umur! Kau sudah pantas jadi harabeoji masih sok-sokan posesif. Aigoo, aku merinding. Sudah Jonghyun-ah, nafsu makanku hilang.” Giliran Leeteuk yang mengerucutkan mulutnya kesal. “Tapi memang benar, noona. Kau cantik sekali.” Kyuhyun memasang senyum kekanakkannya.

            “Aku juga berpendapat begitu noona.” Jonghyun menimpali. “Bahkan bidadari pun… bi-bidadari. Kyu, aku melihat bidadari.” Tatapan mata Jonghyun bahkan semua yang ada di sana terpaku menatap seorang gadis yang sedang berdiri di ujung taman. Gadis itu terlihat menengok ke kanan dan ke kiri mencari seseorang. Gadis itu terlihat sangat cantik mengenakan gaun panjang yang memperlihatkan jelas lekuk tubuhnya yang langsing ideal. Ketika melihat sosok yang dicarinya, gadis itu melambai dan tersenyum begitu cerahnya, membuat beberapa namja sontak berdiri sambil berharap diri mereka yang sedang dicari.

            “Cho Raekyo!!” Donghae berlari kencang lalu memeluk Raekyo erat. Ia mengangkat tubuh Raekyo dalam pelukannya dan mereka berputar-putar membuat gadis itu tertawa keras. Seolah tersadar, Kyuhyun segera meletakkan kedua piringnya asal dan segera berlari untuk ikut memeluk adiknya. Tak ketinggalan semua hyung Kyuhyun juga melakukan hal yang sama. Leeteuk bertatapan dengan Yura, raut terkejut ada pada wajah keduanya, namun sedetik kemudian mereka tersenyum sangat lebar. Leeteuk segera mendorong kursi roda Yura untuk bergabung bersama semua adiknya.

 

* * *

            “Op-oppadeul! Lepaskan dulu, ne? Aku merasa sedikit sesak.” Sontak perkataan Raekyo membuat semua oppanya melepaskan pelukan mereka dan memberi ruang untuk Raekyo bernafas. Wajah gadis itu memerah karena dihimpit banyak orang, namun wajahnya tetap tersenyum.

            “Rae! Kok kau bisa ada di sini? Bagaimana presentasimu? Katanya kamu tidak bisa datang ke sini. Dari bandara kamu naik apa ke sini? Aigoo, tahu gitu kamu oppa jemput saja, perjalanan dari Amerika kan tidak sebentar.” Ryeowook mengomeli maknaenya panjang pendek.

            “Hahaha. Aku sampai kemarin malam oppa. Justru di situ rencananya. Kalau aku memberi tahu kalian, jadi tidak surprise kan?”

            “Jadi alasan kau tidak bisa datang ke pernikahan Teuki hyung karena ada presentasi penting di kampusmu yang tidak bisa ditinggal itu bohong?” Siwon bertanya penasaran. “Ingat bohong itu dosa loh, Rae.”

            “Jadi ini memang rencanamu dari awal? Kau sama sekali tidak memberitahu siapapun bahwa kau akan pulang? Siapa di sini yang sudah tau rencana Raekyo?” Heechul memperhatikan seluruh wajah dongsaengnya namun tidak ada yang menyahut. Berarti gadis itu memang menyimpan rencananya sendirian.

            “Wah, aktingmu memang semakin hebat, Rae. Terakhir kita saling menelepon bahkan aku percaya bahwa kau tidak akan datang sama sekali.” Sungmin mengelus kepala maknaenya perlahan. Raekyo hanya meringis menanggapi perkataan oppanya.

            “Sungmin hyung menelepon Raekyo?” Pertanyaan Kyuhyun dijawab gelengan kepala oleh Sungmin, “berarti Raekyo duluan yang menelepon hyung, begitu? Kenapa kau curang?! Kenapa kau tidak pernah meneleponku? Kamu tidak kangen dengan oppamu yang paling tampan ini, Rae?!” Kyuhyun menggembungkan pipinya membuat Yesung yang gemas melihatnya menggigit pipi Kyuhyun yang ditanggapi Kyuhyun dengan menghindar. Hyungnya yang memiliki aura mistis itu memang diam-diam suka melakukan hal-hal yang aneh. Diam-diam Kyuhyun mengelap pipinya yang basah kena air liur Yesung.

            “Kurasa Raekyo memang tidak berbohong, hyung. Sejak kapan ia pandai menyembunyikan sesuatu dari salah satu kita? Kau memang ada presentasi penting di kampusmu kan? Tapi pada akhirnya kau membolos. Benar begitu?” perkataan Kibum sontak membuat semua mata menatap Raekyo tajam. Gadis itu menghela nafas pasrah. Memang paling susah untuk membohongi Kibum.

            “Yak! Cho Raekyo! Benar begitu?” Eunhyuk menjitak kepala maknaenya. Ia geleng-geleng kepala. Adiknya itu sudah berani berbuat nakal.

            “Ya, oppa, aku hanya belajar menentukan prioritas. Ah itu dia bintang utama hari ini.” Raekyo segera berlalu menyambut kedatangan Leeteuk dan Yura sekaligus melarikan diri dari interogasi oppa-oppanya yang dipastikan akan berlanjut.

            “Yak! Cho Raekyo! Kau berani kabur?!” Shindong menatap Raekyo kesal. Namun kemudian mereka semua menyusul gadis itu.

            “Oppa!! Cukhae!!!” Raekyo segera menghambur ke pelukan Leeteuk. Mereka berdua berpelukan erat beberapa lama hingga sebuah suara menyadarkan keduanya.

            “Jadi aku dilupakan nih? Kenapa aku tidak dipeluk juga?” Yura memasang wajah pura-pura kesal. Membuat Raekyo dan Leeteuk saling berpandangan kemudian tertawa.

            “Iya, iya deh. Nasibku memang, eonni pertamaku sangat manja. Di rumah nanti jadi ada Kyuhyun kedua deh. Semoga kakak iparku yang lain nantinya tidak semanja ini padaku.” Raekyo mengerling jahil membuat baik Yura dan Kyuhyun yang tiba-tiba disangkutpautkan mengerucutkan mulutnya. Tawa Raekyo meledak sudah. Ia merendahkan tubuhnya lalu memeluk kakak iparnya itu erat. Yura membalas pelukan Raekyo sambil mengelus-elus punggung maknae barunya. “Eonni kau cantik sekali. Cukhae.”

            “Kau juga cantik sekali, Rae. Sudah hampir setahun kami semua tidak melihatmu terkecuali Woobin yang memang kuliah di Amerika juga, membuat kami semua pangling. Lihat saja sampai sekarang pun para namja masih memandang takjub dirimu.” Yura mengedarkan pandangan ke sekeliling dan benar saja hampir semua masih terpaku melihat Raekyo, “Kamu jahat sekali tidak pernah pulang ke sini, bahkan menelepon pun jarang. Itupun hanya voice call bukan video call. Apa Amerika sudah kembali ke jaman batu atau kau yang jadi gaptek setelah kuliah di sana?”  

            “Mian, eonni. Setahun terakhir aku memang sangat sibuk. Awal masuk kuliah ditambah harus beradaptasi di sana ditambah mengurus pembukaan butikku menyita seluruh waktu dan tenagaku. Lihat aku bahkan tidak ingat kapan terakhir makan dengan benar dan enak di sana. Kalian harus tanggung jawab, di sini aku harus ditraktir makanan enak dan mahal. Terutama kau eonni, eonni harus masak yang enak-enak untukku!” Yura mengangguk mantap, memasak adalah bidang keahliannya, ia akan memastikan seluruh keluarga besar di hadapannya ini akan makan dengan benar dan enak.

            “Hai cantik! Kudengar ada yang membolos nih.” Seorang pemuda tiba-tiba menerobos kerumunan Kyuhyun dan hyungnya lalu menghampiri Raekyo. Ia mengecup punggung tangan Raekyo lalu tersenyum cerah.

            “Woobin oppa!” Raekyo memeluk pemuda di hadapannya itu.

            “Yak! Woobin-ah! Apa-apaan kau tadi? Ingat kalian sudah bersaudara tahu, jadi kau tidak boleh mendekati Raekyo lagi!” Kyuhyun melepas pelukan Raekyo-Woobin dengan paksa.

            “hahaha. Aku tahu Kyuhyun-ah. Memang kau pikir aku idiot? Tentu boleh donk aku memeluk maknaeku.” Woobin merentangkan tangannya kembali ke arah Raekyo.

            “Yak! Tidak boleh!” Kyuhyun menepis tangan Woobin, “Dia itu maknaeku!”

            “hei, kau yang bilang sendiri kita sekarang bersaudara. Berati maknaemu ya maknaeku juga!” Woobin berkata kesal sambil berkacak pinggang.

            ‘Hyung, boleh tidak Raekyo menjadi maknaeku saja? Selama ini berbagi Raekyo dengan kalian bersepuluh saja sudah susah kini harus ditambah satu orang lagi.” Rajukan Kyuhyun hanya ditanggapi helaan nafas dari semua hyungnya. Sementara itu Yura dan anggota Kyuline tersenyum geli melihat percakapan dihadapan mereka.

            “Sudah-sudah, Raekyo untukku saja. Bagaimana? Kami cocok kan?” Changmin mendekati Raekyo dan merangkul gadis itu. Raekyo hanya tertawa pelan karena ia tahu sahabat oppanya itu seperti tidak mengerti konsekuensi ucapannya saja.

            “TIDAK BOLEH!!!!!” sontak semua oppa Raekyo termasuk Woobin berteriak spontan. Nah, benar kan, Raekyo tersenyum geli.

            “Kau cari mati, Changmin-ah?” Heechul menatap Changmin dengan pandangan khasnya. Membuat Changmin menghindar takut-takut. Raja neraka memang lebih menakutkan.

            “Kami tidak akan mengijinkan Raekyo bersama dengan food monster sepertimu, Changmin-ah! Bisa-bisa maknae kami kelaparan karena makanannya selalu kau sikat habis.” Donghae berkata sambil menyilangkan tangannya.

            “Tapi kupikir boleh juga, kau bersama Raekyo berarti kau jadi adik iparku Changmin-ah. Kau harus memanggilku hyung! Lumayan juga punya adik ipar yang bisa kusuruh-suruh sesuka hati. Hahahha….ha Appo!!!” Kyuhyun mengelus kepalanya yang kena jitakan hampir semua hyungnya.

            “Sebenarnya apa yang sedang diributkan sih, hyung?” Minho mendekati Siwon dan berbisik-bisik pada pemuda itu namun cukup keras hingga didengar yang lain.

            “Ya ampun Minho-ya. Kau ini menyimak dari tadi tidak sih? Berarti kau diam karena tidak mengerti?” Siwon menggelengkan kepalanya.

            “Lebih baik kau meniru Jonghyun saja. Dia diam namun mengikuti percakapan kita semua. Yaa kan?” Kibum melirik teman Kyuhyun yang memang terkenal cool itu. Cool yang ia maksud adalah cool yang keren bukan dingin seperti dirinya.

            “Ne benar itu! Jonghyun memang sahabatku yang paling keren dan tidak memalukan!” Kyuhyun menyetujui, “Jonghyun sudah punya kecengan loh, hyung. Aku tidak sabar bertemu dengan yeoja pilihannya. Pasti yeoja itu beruntung sekali karena selain tampan, Jonghyun juga jago bermain gitar, tampan, romantis dan kaya pula. Akupun kalau jadi yeoja mau denganmu Jonghyun-ah.”

            “Memang siapa yeoja itu, Kyu? Aku jadi penasaran.” Leeteuk bertanya.

            “Kami juga belum bertemu dengannya, hyung. Tapi Jonghyun sering bercerita tentang yeoja itu. Katanya ia sangat cantik, terutama bila tersenyum.”

            “Dia baru saja masuk kuliah hyung, kuliahnya di Amerika. Dia juga katanya baru membuka butik di sana. Hebat kan, sudah pintar dalam akademis pintar dalam bisnis pula.” Minho menimpali.

            “Tapi kata Jonghyun yeoja itu agak sulit didekari, hyung. Terlalu banyak rintangannya. Walau begitu sahabatku ini tetap mau berjuang soalnya yeoja itu juga merespon perhatiannya.” Changmin menambahkan sambil menepuk pundak Jonghyun bangga.

            “Oh ya? Memang rintangan seperti apa yang kau alami?” Donghae penasaran.

            “Rintangan remeh hyung menurutku.” Kyuhyun tertawa mengejek, “Katanya yeoja itu punya banyak kakak yang super duper protektif terhadapnya. Yeoja itu kan maknae di keluarganya. Bayangkan kakaknya ada 11 hyung!”

            “Kyu… Kok kayaknya cirri-ciri yeoja itu seperti familiar ya?” Ryeowook berusaha mengingat-ingat.

            “Iya Kyu, kok seperti….”

            “Aduh, hyung, jangan sok kenal deh.” Kyuhyun memotong ucapan Eunhyuk, “Memang kita kenal dengan yeoja yang kuliah di Amerika, membuka butik, maknae di sebuah keluarga yang memiliki dua belas anak. Bayangkan! Dia punya sebelas oppa…sebelas…loh… berarti…” Makin lama suara Kyuhyun makin kecil hingga ia terdiam. Otak geniusnya berpikir keras dan berhasil menyimpulkan satu hal. Semua hyungnya juga merasakan hal yang sama termasuk Changmin dan Minho. Hanya Yura dan Woobin yang sudah berhasil menebak dari awal yang kini tengah tertawa. Menertawakan muka bengong pemuda-pemuda di hadapan mereka.

            Saat semua terdiam, Jonghyun tersenyum sambil berjalan perlahan menghampiri Raekyo. Gadis itu tersipu malu namun senyumnya mengembang seketika. Dengan yakin, Jonghyun menggandeng tangan Raekyo dan mengajak gadis itu berlalu dari sana. Raekyo sudah bisa menebak apa yang akan terjadi kemudian, ia pun menggandeng lengan Jonghyun, menarik pemuda itu berlari bersamanya. Ketigabelas pemuda di sana masih terbengong, berusaha menangkap kejadian yang baru terjadi membuat Yura dan Woobin semakin tertawa keras.

            “Aigoo, sangat lucu yah melihat kalian kehilangan otak seperti ini.” Ucap Woobin sambil menghapus air matanya. Perkataan itu sukses menyadarkan semua orang. Tanpa di komando, mereka semua berlari ke arah yang sama. Mengejar dua sejoli yang kini ikut menertawakan kebodohan mereka.

            “ANDWAEEEEEE!!!!!!”

            "CHO RAEKYO!! BERHENTI KAU!!”

            “YAK!! JONGHYUN KAU MAU MATI DITANGANKU HAH????!!!”

            “JONGHYUN!!!!!!!”

            “CHO RAEKYO KAU…. AAAARRGHH!! KENAPA LARIMU LAMBAT SEKALI HYUNG, AKU JADI JATUH TERSANDUNG KAKIMU!!”

            “SALAHMU SENDIRI!!”

            “DASAR KALIAN IDIOT! MINGGIR JANGAN MENGHALANGI JALANKU!”

            “YAK! SIAPA YANG KAU BILANG IDIOT HAH? DASAR DONGSAENG TIDAK SOPAN!!”

            “ANDWAEEE!! RAEKYO TIDAK BOLEH BERSAMA JONGHYUN!!”

            “SIAPA JUGA YANG BILANG BOLEH HAH?!”

            “Hyung, sebenarnya kenapa sih kita harus mengejar mereka? Memang Jonghyun mau menculik Raekyo ya? Jonghyun jadi jahat?”

            “KAU…!!! KAU…!! SUDAHLAH BERLARI SAJA, TIDAK ADA WAKTU MENJELASKAN DENGAN KAPASITAS OTAKMU YANG KECIL ITU!!!”

            “Hyung, kenapa kau ikut berlari bersama kami? Lalu Yura noona di sana bersama siapa?”

            “AIGOOOOOOO!!!!!”

 

*THE END*

 

Thank You!!! Terima kasih buat semua yang sudah mampir untuk baca, vote, komen, subscribe.

Dukungan kalian sangat berarti.

Author tahu masih banyak banget kekurangan, so thank you so much for understanding me, support and love me.

Me love you--------

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
putripdian #1
Chapter 10: Please update
Taeyeon_ssJH
#2
Daebak!!!!!♡♡♡♡♡