Empat Belas

Our Little Sister

Dua minggu sudah berlalu sejak kejadian yang menimpa maknae keluarga Cho. Seolah tengah menghukum semua kakaknya, gadis itu belum sekalipun membuka matanya dan masih asyik dalam tidur panjangnya. Kata dokter Raekyo koma. Banyaknya luka yang diderita gadis itu membuat hidupnya kini bergantung pada alat-alat yang setiap saat kini tertempel di tubuhnya. Kyuhyun duduk dengan pakaian steril sambil terus mengelus tangan adiknya yang tidak tertempel jarum infus. Matanya nampak sendu, lingkaran hitam kini menghiasai mata pemuda itu. Dari balik kaca bisa ia lihat sepuluh hyungnya nampak duduk berjejer. Gestur tubuh mereka pun terlihat tidak sama baiknya. Terutama hyung tertuanya, Leeteuk. Perban nampak terlilit di kepalanya namun sorot matanya nampak kosong.

            “Rae… Kau masih betah tertidur, hm? Kau tidak mau membuka matamu, Rae? Lihat kini keluarga kita akan kembali seperti sedia kala. Kita tidak akan sendirian lagi.” Kyuhyun menghela nafas lelah. Dua minggu ini dirinya memonopoli Raekyo dan tidak mengijinkan hyungnya yang lain untuk masuk dan melihat Raekyo. Ia tidak peduli bila ia dicap egois, toh hitung-hitung ini hukuman untuk semua hyungnya atas kelakuan mereka beberapa bulan terakhir ini. Untungnya hyugndeulnya cukup tahu diri dan tidak memaksa masuk walau protes masih terdengar dari Heechul.

            Kyuhyun tidak bodoh, ia juga tidak tuli, hidup adiknya kini hanya bergantung pada peralatan medis itu. Pembicaraan dokter-dokter pada hyungdeulnya juga mengarahkan pada hal yang sama. Bahwa mereka harus merelakan Raekyo. Namun Kyuhyun masih mengharapkan adiknya itu bangun. Apakah dirinya salah bila ia mengharapkan mujizat terjadi?

            Sebutir air mata menetes dari mata indah Raekyo yang masih setia menutup. Kyuhyun ikut sedih melihatnya. Apakah adiknya kesakitan? Apakah adiknya lelah? Kyuhyun sadar ia harusnya tidak boleh egois. Ia kembali menggenggam tangan Raekyo erat.

            “Rae, tidak apa-apa. Oppa tidak apa-apa. Ka-kau boleh menyerah sekarang. Oppa tidak apa-apa.” Kyuhyun terisak pelan. Ia merebahkan kepalanya sambil masih menggenggam tangan adiknya.

            Kyuhyun keluar dari ruang ICu tempat Raekyo dirawat dengan pandangan kosong. Ia menatap hyungnya satu persatu. Mereka hanya diam dengan pandangan bertanya. Kyuhyun menghampiri Leeteuk yang duduk di tengah, hyung tertuanya itu menunduk, tidak sanggup membalas tatapan mata adiknya yang satu ini. Heechul dan yang lain sontak berdiri, menebak-nebak apa yang akan Kyuhyun lakukan atau katakan. Pasalnya dua minggu ini Kyuhyun tidak sekalipun menganggap mereka ada. Pemuda itu hanya berbicara sebatas melarang mereka semua untuk masuk ke dalam ruang rawat Raekyo.

            “Kyu.. Hyung sungguh menyesal. Hyung minta maaf. Hyung…” Perkataan Leeteuk belum selesai ketika Kyuhyun tiba-tiba berlutut dan memeluk Leeteuk erat. Membuat Leeteuk terkejut. Tanpa berpikir panjang Leeteuk membalas pelukan adiknya. Tangis keduanya pecah diiringi pandangan terharu dari yang lainnya. Satu persatu mereka ikut bergabung memeluk Leeteuk dan Kyuhyun, saling membisikkan kata-kata minta maaf dan penguat.

            “Hyung… hyung…. Jangan tinggalkan aku lagi… hyuunng.” Kyuhyun terus meracau di tengah-tengah tangisnya. Membuat kesepuluh hyungnya merapatkan pelukannya. Mereka tidak mengerti apa yang terjadi namun sikap Kyuhyun membuat mereka yakin adik mereka itu telah memaafkan mereka.

            “Kyu, kau baik-baik saja, saeng?” Leeteuk menghapus jejak air mata dari pipi Kyuhyun sesaat setelah mereka semua memisahkan diri. Kyuhyun menggelengkan kepalanya.

            “Hyung..”

            “Mmmm? Kenapa?” Leeteuk mengelus kepala Kyuhyun pelan. Pemuda itu menundukkan kepalanya, air matanya kembali jatuh.

            “A-aku menyuruhnya menyerah. Raekyo.. aku menyuruhnya menyerah.” Suara Kyuhyun terdengar pelan. Namun Leeteuk melihat bahwa adiknya yang lain juga ikut mendengar. Heechul sudah akan merangsek maju namun tatapan tajam Leeteuk menghentikannya. Kekerasan bukan tindakan tepat menghadapi Kyuhyun saat ini.

            “Tidak apa-apa Kyu. Tidak apa-apa. Kalau Raekyo memang mau menyerah tidak apa-apa.” Kyuhyun mendongak menatap mata Leeteuk saat mendengar ucapan hyung tertuanya itu. Leeteuk tersenyum padanya, “Dua minggu ini kau yang selalu bersamanya. Kau yang paling tahu bagaimana keadaannya. Kalau kamu mau menyuruh Raekyo menyerah sekarang, hyung dukung keputusanmu, Kyu. Kita tidak boleh egois. Kita tidak boleh memaksakan Raekyo terus-terusan menanggung rasa sakit ini. Mungkin ia akan lebih bahagia bersama appa dan eomma daripada bersama kita.”

            “Hyung!!” Heechul tidak tahan lagi. Ia melayangkan protes kerasnya pada dua orang di hadapannya itu.

            “Chulie-ah.” Leeteuk menggelengkan kepalanya, “Kita dengar sendiri semua dokter sudah menyuruh kita mengikhlaskan Raekyo. Hidupnya hanya bergantung pada alat. Apa itu yang kamu mau maknae kita rasakan?”

            “Hyung…” semua nampak menangis. Leeteuk tersadar ini keputusan terberat yang pernah ia ambil. Namun ia bisa apa, Leeteuk menganggap ini adalah hukuman bagi kebodohannya. Rasa bersalah dan penyesalan yang menghimpitnya terus-terusan membuatnya kewalahan. Kalau boleh ia ingin menggantikan semua yang Raekyo alami.

            “Hyung mau masuk?” Kyuhyun bertanya masih sambil menatap mata Leeteuk.

            “Ayo kita masuk. Kita semua. Kita lihat Raekyo untuk terakhir kali.”

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
putripdian #1
Chapter 10: Please update
Taeyeon_ssJH
#2
Daebak!!!!!♡♡♡♡♡