Bitterness part 6
seulrene is loveIrene begitu menikmati pemandangan didepannya. Seulgi yang tertidur seperti bayi sesekali mengerutkan keningnya saat Irene menghembuskan nafasnya diwajah seulgi. Irene merindukan momen seperti ini bagaimana dia menunggu seulgi bangun, bagaimana seulgi akan tersenyum dan memberikannya ciuman yang sangat panjang. Irene sibuk dengan kenangan indah mereka sehingga tidak sadar seulgi yang memperhatikannya.
“aku berharap, aku alasan dari senyum itu, bae” senyum Irene semakin lebar
“morning handsome” Irene kembali ke posisi nyamannya diatas tubuh seulgi
“morning too my queen” seulgi sangat menyukai posisi seperti ini.
“apa kita akan terus seperti ini sampai sore ?”
“aku sangat nyaman seperti ini. aku merindukan suasana seperti ini” Irene menengadah untuk melihat senyum seulgi.
“sorry bear, kesibukanku membuat kita seperti ini”
“ no .. no … tidak perlu seperti itu. kita sama-sama sibuk dan yang penting kita saling mengerti” Irene mengecup kening seulgi dan seulgi memejamkan matanya. Bayangkan bagaimana wanita yang begitu dia cintai berada diatasnya mengecup keningnya dan memberikan tatapan paling hangat, seulgi hanya terus bisa mengucapkan syukur.
“aku sangat beruntung memilikimu dan apakah kau sedang menggodaku ?” Irene mengikuti arah pandangan Seulgi.
“oops … sorry handsome” Irene tersenyum melihat wajah seulgi yang kecewa
“first day ?”
“first day”
“okay, saat ini aku memelukmu saja tapi jangan banyak bergerak just be a baby” Irene hanya mengangguk dan membalas pelukan seulgi.
“apa semalam mimpimu begitu buruk ?” Tanya Irene setelah beberapa menit pembicaraan mereka berhenti
“sangat buruk. Aku bahkan tidak ingin mengingatnya”
“apa lebih buruk dari film horror yang kau sukai ?”
“lebih buruk dari itu. apa hari ini kau ada jadwal shooting ?”
“ehm … jam 6 sore di taman bermain”
“wow … apa kalian akan menaiki bianglala ?” Irene hanya mengangguk
“seulgi, aku ingin tidur lagi”
“okay okay… tidurlah”
***
Seulgi berlari begitu cepat dari lobby rumah sakit ke ruangan tempat appa Irene dirawat. Butiran keringat terlihat begitu jelas diwajahnya saat dia hendak masuk dia mendengar percakapan Irene dan ibunya didepan appanya yang masih belum sadar. Seulgi siap berbalik saat dia mendengar namanya disebut dalam percakapan ibu dan anak itu.
“kapan kau dan seulgi akan menikah ?” pertanyaan itu tertuju pada Irene tapi seulgi yang merasa sesak. Kapan ? pernikahan tidak pernah terlintas di pikirannya. Dia mencintai Irene tapi ke tahap pernikahan benar-benar agak sulit. Seulgi tidak siap.
“kami belum berpikir tentang pernikahan eomma. Kami harus mengenal satu sama lain lebih baik agar saling memahami apa yang disukai dan tidak disukai satu sama lain”
“apa bersanding sebagai kekasih selama setahun belum cukup untuk saling mengenal satu sama lain ?”
“…” kali ini Irene hanya diam. Bohong jika Irene tidak ingin menikah dengan seulgi tapi apa seulgi siap ? seulgi tidak pernah membahas tentang pernikahan.
“pikirkan appa mu Joohyun … mungkin kau berpikir aku dan appamu memaksa tapi apa yang bisa kami lakukan selain itu saat anak kami satu-satunya tidak diberi kepastian oleh kekasihnya ? appamu ingin memastikan dengan kepalanya sendiri bahwa anaknya yang sangat dia sayangi tidak di sia-siakan”
Seulgi meninggalkan pintu ruangan itu dan kembali
Comments