Bitterness part 2
seulrene is love13 april 2015
Irene terlihat bahagia sejak pagi hari. Dia bersenandung kecil dan sedetik kemudian dia akan tertawa. Orang yang melihatnya akan berpikir sejenak dia seperti gadis remaja yang sedang jatuh cinta. Pesan singkat dari kekasihnya adalah alasan dari tingkah anehnya. Seulgi akan mengajaknya makan siang bersama setelah 2 minggu tidak bertemu dan hanya berkomunikasi lewat telpon. Irene begitu sibuk dengan jadwal shooting dan kekasihnya tidak bisa meninggalkan masalah perusahaan bahkan saat pulang ke rumah. Dua minggu tanpa suara kekasihnya begitu menyiksa untuk Irene dan dia cukup bersyukur hubungannya dengan keponakan kesayangan seulgi begitu baik. Yeri dengan senang hati mengirim video seulgi untuk Irene dan dia hanya bisa menahan rindu yang lebih banyak untuk seulgi.
12.00 PM
Irene mulai gelisah saat tidak ada tanda-tanda kekasihnya tiba di apartemennya. Dia mencoba menghubungi seulgi tapi tidak dijawab. Dia panik, berbagai kemungkinan terburuk terlintas di pikirannya.
Bagaimana kalau seulgi lupa ?
Tidak … seulgi tidak pernah lupa janji makan siang dengan irene
Bagaimana kalau seulgi selingkuh ?
Tidak … seulgi sangat mencintai Irene Bae
Bagaimana kalau seulgi kecelakaan ?
…
15.00 PM
Irene masih menunggu seulgi datang. Tidak apa seulgi terlambat daripada tidak sama sekali.
“ dia pasti sedang membeli bunga” Irene berusaha menghibur dirinya sendiri. Kedua tangannya tidak lepas dari hand-phone menunggu kabar dari seulgi tapi tidak ada satu pesan pun yang masuk.
18.00 PM
Irene tertidur. Dia tertidur dengan kepala bersandar di sofa, hand-phone di genggamannya.
Suara dan getaran dari telpon genggam miliknya membangunkannya dan tanpa melihat nama penelpon dia menjawab dan melontarkan banyak pertanyaan
“seulgi ? kau dimana ? kau baik-baik saja ? kenapa kau tidak datang ke apartemenku ? kenapa kau tidak member kabar jika kau tidak bisa ? kenapa kau …”
“Irene …” Irene terdiam mendengar suara itu dan melihat layar handphone miliknya
Tiffany …
“ne.. unnie. Maafkan aku … aku”
“I know … seulgi disini ..” tiffany menangis, ada apa ? mungkinkah …
Deg …
Deg …
Deg …
“unnie, kenapa kau menangis ? ada apa ? apa seulgi baik-baik saja ?”
“dia baik-baik saja …”
“lalu kenapa kau menangis ? unnie, jangan buat aku khawatir. Kalian dimana sekarang ?”
“di rumah sakit Irene … Yeri koma” tangis tiffany pecah dan Irene tidak bisa berkata apa-apa selain mengambil tas dan kunci mobilnya menuju ke rumah sakit
***
Seulgi masih terdiam tidak bersuara sedikit pun, dia tidak menangis, dia tidak marah dia hanya diam dan tatapannya kosong. Taeyeon menamparnya tapi tidak ada reaksi dia hanya menatap taeyeon sebentar dan kemudian menunduk.
“seulgi …” tidak ada jawaban
“seulgi-ah …” kali ini tiffany mencoba memanggilnya dan tidak ada jawaban
“Kang Seulgi !!!!!” suara taeyeon bergema di depan ruangan ICU dan masih tidak ada reaksi dari seulgi dan itu membuat amarah taeyeon memuncak
“BRENGSEK !!!” satu tamparan di pipi kanan seulgi. Tamparan dari taeyeon begitu keras bahkan tubuh seulgi terjatuh dari kursi tapi dia tidak melawan atau memegang pipinya yang memerah dan itu membuat taeyeon semakin murka
“LAKUKAN SESUATU BRENGSEK!!! JANGAN HANYA DIAM!!! LIHAT AKUU!! LIHAT AKU SEULGI!!!”
Please Subscribe to read the full chapter
Comments