“Yahhh, kenapa awak lakukan itu kearah Eunha unnie, dia tak tahu apa-apa”, kata Yuju lepas menatap tajam kearah perempuan tersebut sambil memeluk tubuh Eunha. Dengan mata berkaca-kaca tanda Yuju saat itu lagi menahan amarah dan terkejut dengan kejadian yang baru saja berlaku.

 “Yuju, Unnie tak apa-apa kok”, suara Eunha jelas kedengaran dan mencuba tersenyum seraya merasakan pedih yang mana jelas dari mimic wajahnya.

“Awak takkan terlepas”, tekan Yuju saat mengunkapkan ayat tersebut sambil memandang perempuan yang masih lagi terduduk shock.

“Shhhh Yujuuu”, Suara Eunha berjaya membuat Yuju mengalihkan pandangannya.

“Don’t say like that”, dengan lemah lembut Eunha bersuara.

“But she…”, bantah Yuju kembali memandang sosok perempuan tersebut yang lagi memeluk erat lututnya sendiri.

“It’s ok Yuju ah, as long as you tak cedera”, ucap Eunha ikhlas

 “Unnie ahh, I will bring you to hospital, ok”, dengan tegas Yuju bersuara.

“Sinb Umji korang boleh balik dulu”, arah Yuju

Namun keduanya tetap tidak beredar malah menemani Yuju dan Eunha.

Saat Yuju hendak membuka jaket yang diberi Eunha saat pakaiannya terkoyak tadi, tindakannya ditegah yang lebih tua.

“Jangan, awak pakai saja, pakaian awak koyak dan Unnie tak nak awak keluar dengan pakaian macam tu”, Eunha menatapnya dengan tangannya menghalang tindakan Yuju.

“Tapikan Unnie….”, kata bantahan Yuju tergantung.

“Yuju..Please”,  Eunha memandang adik iparnya tersebut.

“Please…Just for this time listen to Unnie”, mohon Eunha agar Yuju tak membuka jacket tersebut.

“Pakai Sinb punya saja dulu unnie”, Sinb membuka cardigan yang kebetulan dipakainya dan menutup bahagian yang terluka tersebut.

“Unnie please”, ucap Sinb saat Eunha sepertinya hendak mengalihkan tangannya.

“Thank you”, kata Eunha.