Berbanding Terbalik

100 Hari Mengejar Irene Bae
Please Subscribe to read the full chapter

Hari ke-53


Seulgi berjalan dikoridor sekolah, dengan langkah yang cepat dan wajah yang tak santai, dia menjadi pusat perhatian.

Tibalah Seulgi disebuah ruangan,
Tepatnya di depan kelas 2-3

Kelas Irene Bae.

Seulgi membuka pintu kelas itu dengan cara dibanting, sontak para siswa yang berada didalam mengalihkan perhatian mereka pada Seulgi.

Seulgi tersenyum kecut ketika dia mendapati Irene menatapnya dengan tajam.
Raut wajahnya seperti- tak menginginkan Seulgi berada disana.

'Benar saja' batin Seulgi ganas

Dan mulailah.
Seulgi berjalan menuju tempat duduk Irene.

Terlihat ekspresi wajah Seulgi yang tampak-
Em.. marah?

Irene yang masih menatap Seulgi dengan dingin, terlihat masih duduk tenang dikursinya.

Dan saat ini Seulgi berdiri dihadapan Irene yang sedang duduk manis.

"Ada yang ingin aku bicarakan" kata Seulgi dengan nada datar.

Seisi kelas menyaksikan adegan itu, dan banyak yang bergidik ketakutan hanya karena mendengar suara dingin Seulgi.

Berbeda dengan Irene, dia sama sekali tidak merasa takut.
Dia malah kembali melayangkan pandangannya pada sebuah buku yang sedari tadi menjadi pusat perhatiannya sebelum Seulgi datang seperti badai yang siap menghancurkan kelasnya.

"Baiklah kita bicara disini" gumam Seulgi sambil menarik sebuah kursi yang tak jauh dari jangkauannya, dan duduklah dia berhadapan dengan Irene.

"Niatku tidak berubah, aku tetap akan mengejarmu-

Perkataan Seulgi terpotong ketika Irene dengan kasarnya menutup buku tebal yang dia baca.

Irene menghela napasnya, dengan sabar dia memegang dahinya.
Mendadak Irene sakit kepala.

Seulgi tak ambil pusing, dia pun kembali mengucap kata yang tadi sempat terpotong

"mengejarmu sampai kau memberikan apa yang kumau" suara berat Seulgi membuat Irene memejamkan matanya.

Dalam hati Irene bersyukur karena dia telah memberikan pembatas besar antara hubungannya dengan Seulgi.

Toh buktinya selama ini yang berada dipikiran Seulgi hanyalah Cor miliknya.

Memang mahkluk egois.

"Kau pasti akan memberikannya"

Irene geram,
Sebenarnya apa mau Seulgi?!

Dia pikir perpisahan emosional mereka beberapa hari yang lalu akan membuat Seulgi pergi menjauh darinya.

Dan memang harus Irene akui, hari-hari yang dilewatinya saat ini terasa berat, hatinya serasa hancur..

Tapi apa boleh buat, saat ini dia lebih menyayangi orang tuanya dibandingkan Seulgi.
Setidaknya itulah yang dia yakini, tapi jauh didalam lubuk hatinya, dia tahu betul bahwa rasa sayang dan rasa cinta yang dia rasakan untuk orang tuanya berbeda dengan rasa yang dia punya untuk Seulgi.

Saat Irene sedang sibuk berkutat dalam batinnya, Seulgi kembali menyadarkan dia.

"Kau masih menyayangiku?" Bisik Seulgi pelan

Irene melayangkan matanya pada Seulgi.
Dia mengerutkan dahinya.

Apakah orang ini benar-benar mengajukan pertanyaan itu disini?
Dihadapan teman-teman kelas Irene?!

"Kau gila?!" Bisik Irene gemas, dia khawatir kalau pertanyaan Seulgi yang tadi berhasil didengar salah satu temannya.

Seulgi menyeringai.

'Dia sengaja! Dasar kelakuan busuk!' Batin Irene ganas

Kemarahan Irene memuncak saat Seulgi mengacak-acak rambutnya.

Mengacak-acak!

Irene yang tak terima, dengan perlakuan gila Seulgi memukul lengan Seulgi, tapi dengan tekun Seulgi masih terus mengacak-acak rambutnya.

Seulgi pun tertawa.
Dan untuk pertama kalinya Irene membenci suara tawa Seulgi.

Bagaimana tidak?!
Suara tawa Seulgi terdengar seperti ejekan ditelinga Irene.

Melihat Seulgi yang tertawa terbahak-bahak, Irene memanfaatkan itu sebagai kesempatan untuk menepis tangan Seulgi dari rambutnya.

Dia pun merapikan rambutnya kembali, menyisirnya dengan tangan.
Gara-gara Seulgi rambutnya menjadi kusut dan terikat dengan satu sama lain.

'Sialan kan jadi berantakan!' geram Irene sambil jari-jarinya dengan sabar memperbaiki rambut indahnya

Terlihat Seulgi yang masih tertawa sambil menunjuk-nunjuk rambut Irene.

Irene mengatupkan rahangnya, dia pun mengambil buku tebal yang tergeletak diatas mejanya.

Dan..

#BUK#

Buku tebal itu mencium pipi Seulgi dengan keras, Seulgi yang membiarkan pertahanannya melemah tampak terkejut dengan serangan dari Irene itu.

Dan pengaruh dari tamparan itu berhasil membuat Seulgi terjatuh dari kursi yang dia duduki.

Tawa pun pecah dikelas itu..
Jarang-jarang melihat seorang Clepta dari marga Kang jatuh dengan memalukan seperti itu.

Seulgi meringis bukan karena sakit tapi karena malu.
Wajahnya memerah..
Pipi kanannya membiru karena hantaman dari buku yang tadi.

Irene tertawa tak kalah kencang dari teman-temannya.

Bagaimana tidak?!
Pemandangan seperti ini hanya akan ada sekali seumur hidup.
Melihat Kang Seulgi yang jatuh sambil memegang pipinya yang lebam, rasa-rasanya begitu membahagiakan.

(Kejam memang, tapi dengan kelakuan jahil Clepta itu pada Irene dan kaumnya selama ini.. rasanya itu merupakan balasan yang setimpal)

Terlihat Seulgi kembali bangkit.

"Ya bangkit lagi? Aku kira kamu betah tiduran di sana" ledek Irene

Seulgi mengepalkan tangannya sambil mengangguk.
Dia pun tertawa menirukan suara tawa Irene yang dia lebih-lebihkan.

"Hahaha lucu ya?" Tanya Seulgi dengan senyuman yang Irene tahu betul palsu.

"Iyalah, kalau tidak mana mungkin kita tertawa" kata Irene tersenyum sambil mengangkat keningnya.

Seulgi meniru ekspresi Irene, dia juga tersenyum sambil mengangkat dua keningnya.

"Custos.. kau tahu kau berhadapan dengan siapa kan?"

"Tau"

"Tau siapa, terus kenapa masih kurang ajar?"

"Kamu duluan yang kurang ajar, pernah dengar dengan proses tabur tuai kan? Itu akibatnya! dasar bego"

"Woah!!" Sontak seisi kelas langsung ribut, mereka menyoraki nama Irene dengan penuh semangat.

Seulgi terkekeh kecil, senyum kecil menyungging di bibir tipisnya.
"Ohya? Jadi kamu ingin main-main huh?"

Irene mendengus,
"Bukannya dari dulu aku telah berada di dalam permainanmu Kang?"

Seulgi membasahi bibirnya, ada yang salah dari pernyataan Irene, rasanya Seulgi ingin mengoreksinya namun akhirnya dia mengurungkan niatnya.

"Baiklah jika itu maumu, mulai sekarang sebaiknya kau pasang mata, telinga dan segala inderamu, pergunakan itu dengan baik-baik, karena kau tak akan tahu kapan sesuatu akan datang mengganggumu.. ini perang Irene Bae, ini perang!" dengan itu Seulgi keluar dari kelas Irene.

Terdengar sorakan untuk Irene semakin riuh.

Irene yang baru sadar dengan perbuatannya terduduk dengan lemas dikursinya.

Niatnya untuk menjauhi Seulgi kenapa berujung seperti ini?!

Dari orang asing menjadi teman dari teman menjadi pasangan dari pasangan menjadi musuh.

Ini apa sih?!

Irene hanya ingin hidup tenang.
Dan sekarang dia punya musuh?!
Dan parahnya musuh itu adalah orang yang masih dia sayang?!

Pfftt.

Tapi dilihat dari sisi baiknya.
Setidaknya melupakan Seulgi tidak akan terasa berat,
Karena saat ini Seulgi jelas-jelas sangat membencinya.

Dan Irene?

Jangan ditanya,
Saat ini ada bibit kebencian yang tertanam dalam dirinya, karena tingkah laku Seulgi yang tadi.

Irene harap dia dapat melupakan Seulgi, meskipun dia harus melakukan dosa terbesar..
Yaitu membenci Seulgi.

Lagipula dia tidak punya pilihan lain.

-----------------------------------------------

Seulgi menghempaskan dirinya diatas tempat duduknya.

Joy dan Jennie segera menghampiri Seulgi.

"Woy bangun, masih pagi juga" kata Jennie sambil menepuk-nepuk pundak Seulgi dengan keras

Seulgi mengeram.

"Tenang Kang, masalahnya apa sih?" Kali ini Joy, dia pun duduk diatas meja Seulgi.

Dengan berat Seulgi mengangkat kepalanya.

Joy dan Jennie membulatkan mata mereka saat melihat pipi lebam Seulgi.

"Lebam? Praelium sama siapa?" Tanya Joy masih terkejut

"Prelium apanya?! Ini

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
SilverKnight93
Saya udah memutuskan ending apa yang paling pas untuk ff ini.

Comments

You must be logged in to comment
casperkim
#1
Chapter 21: Selalu menunggu
Chillbear #2
AAAAAA UPDATE
BunnyBeep
#3
Chapter 21: Makasih thor udah update T.T udh ditunggu" banget updatenya
BaePolarBear
#4
Chapter 21: Selalu nunggu ini cerita kapan update..pas giliran update penasaran bgt selanjutny bakal gmn
Chillbear #5
Chapter 20: saya masih disini thor
nailyq #6
Chapter 20: Happy ending plis.. with seulrene and taeny kasih happy ending :/
BunnyBeep
#7
Chapter 20: Karena aku suka:(
SoneTw_ss
#8
Chapter 20: Why I'm always keep reading it even I knew it took a long time for an update, simply because it was worth the wait.
BaePolarBear
#9
Chapter 20: Selalu bikin penasaran..
casperkim
#10
Chapter 19: Tiffany sepertinya