Feel The Same

Color
Please Subscribe to read the full chapter

Kim Junmyeon

don't you know I could write you a song?
And it'd probably go like this and wouldn't take me very long
And whoa oh oh oh, though a world would probably sing along
But wouldn't you rather have something that matters with me?
 

"Bro, temenin gue yuk!" Minseok hyung menepuk bahu saya yang lagi ngelamun di balkon apartemen.

"Duh, kaget. Temenin ke mana?" Saya kaget, kirain siapa.

Minseok hyung nyengir nunjukkin gigi kelincinya, "Temenin ke coffee shop dong, pengen ngopi nih."

"Yaudah ayo aja, siapa lagi yang ikut?" Saya sambil berjalan ke kamar dan mengambil masker dan jaket.

"Duaan aja, yang laen pada sibuk pacaran." Minseok hyung mainin hpnya.

Setelah sampai di coffe shop, saya dan Minseok hyung memesan minuman dan duduk di kursi paling pojok. Perks of being an idol, gak bisa leluasa, tapi ya udah biasa juga sih. Gak lama dateng Sehun dan Jongin gabung di meja kita.

"Hi hyung!" Jongin duduk depan saya, Sehun duduk di sebelahnya, depan Minseok hyung.

"Yo, gimana tadi ngedatenya? Cepet amat dah balik." Minseok hyung nanya ke Jongin.

Jongin nunjuk Sehun, "Gitu deh, ada er satu nih ganggu. Krystalnya juga harus balik ke studio, ada latihan."

"Lah, kan lo yang nyuruh gue ikut, giliran ikut dibilang er. Lawak aja deh lo, gue mau pesen dulu ah. Lo mau sekalian ga?" Sehun ketawa sambil diri.

"Mau, green tea frappe, venti, less sugar, no whip cream." Jongin nyengir yang disahut Sehun geleng kepala karena banyak aturan belinya.

"Jadi, udah tau konsep konser lusa?" Jongin nanya ke saya.

"Udah, Jaewon Hyung nyuruh kita kumpul nanti malem, latihan." Saya menyeruput kopi yang diambilkan Minseok hyung.

"Katanya kita bakal manggung bukan di outdoor kaya di hutan lagi." Minseok hyung menyeruput kopinya.

"Emang kita manggung ke mana sih? Singapur?" Saya lupa.

"Lah gimana sih hyung, kita lusa ke Indonesia. Ke tempat mantan hyung siapa tuh namanya? Citra ya, ke tempat Citra tingg... Aww..." Belum selesai Jongin ngomong disikut sama Minseok hyung.

Ah, udah lama gak denger nama itu di sebut. Nama orang yang buat saya seperti orang ling-lung setahun ini. She's my muse. My home. Ya, the person that i belong to...

Mei 2015

Ada rasa deg-degan campur gak sabar terima balesan line dari Citra. Ya, saya masih berhubungan terus sama dia sejak dia kasih ID Line ke saya waktu dia pulang ke Indonesia. Tapi konser dan berbagai kesibukan saya emang membuat saya terdistraksi dari Citra, tapi sekalinya lengang, entah kenapa selalu dia yang ada di pikiran saya.

"Yaelah yang lagi kasmaran, telepon aja sih hyung, daripada senyum-senyum mandangin layar nunggu jawaban." Chanyeol emang mulutnya minta dijejelin cabe. Masuk ke kamar gak pake ngetok, duduk di sebelah saya di atas kasur.

"Line!" Balesan dari Citra!

Chanyeol yang penasaran ikut membaca pesan dan hanya geleng kepala.

"Lo harus kasih tau dia apa profesi lo sebenernya, hyung. Jangan sampe dia tau dari orang dan nerima lo hanya karena tau apa profesi lo." Tumben Chanyeol ngomong sedikit berbobot.

Saya bersiap untuk video call, berharap bisa mendengar suaranya setelah satu bulan hanya chatting dan kirim foto.Itupun jarang karena kesibukan kami berdua.

"Hai Cit," Di layar muncul sosok yang saya rindu. Suaranya, senyumnya, tawanya.

"Hai

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
yojinsoo #1
Chapter 2: Lemah gak sih hidup ini kalau beegini terus, thanks kaaak :')