Tawaran Kerja
Amber Josephine LiuMasih ingatkan di episode sebelumnya Kris bertemu dengan si kembar terakhir aka Liu? Untuk menghilangkan rasa herannya, Kris memutuskan membeli ttoekbokki untuk dimakan di tempat. Dibanding dengan Josephine, Liu memang lebih mirip dengan Amber. Tapi meski sama-sama berambut pendek, Liu memiliki kesan yang lebih rapi dan modis.
"Jadi kalian kembar tiga ya?" Ucap Kris pelan sambil mengaduk-aduk ttoekbokki-nya, mendongak Liu yang berdiri di belakang meja stand.
"Betul, Chingu! Kami lahir di hari yang sama, Amber-unnie lahir 15 menit sebelum aku, dan Josephine-unnie lahir sepuluh menit sebelum aku!" Jelas Liu dengan suara antusias.
Kris mengangguk mengerti. "Tapi kenapa kau saja yang punya nama asia?"
"Kenapa semua orang selalu menanyakan itu?" Liu langsung menghela napas. "Kan terserah orang tua kami mau memberi nama apa."
"Mian..." Kris tersenyum simpul.
"Oh iya!" Suara Liu kembali normal seperti sebelumnya. "Kau tadi bilang murid baru di kelas kami 'kan?" Kris mengangguk menjawab pertanyaan itu. "Aku mau minta tolong padamu, jangan beri tahu Amber-unnie kalau aku kerja di sini. Juseyoo!" Lanjut gadis itu sambil mengatupkan kedua tangannya di depan muka.
"Wae? Unnie-mu tidak tahu kau bekerja di sini?"
Kepala Liu menggeleng cepat-cepat. "Aku kerja di sini agar bisa mendapat tambahan uang untuk membeli sepatu baru! Josephine-unnie tidak akan masalah kalau tahu karena dia kadang juga bekerja paruh waktu untuk membeli bedak, tapi kalau Amber-Unnie..." Liu berhenti dan memasang tampang horor. "Dia akan menghajarku, apalagi hari ini aku pura-pura sakit agar diizinkan tidak masuk sekolah..."
"Tidak masalah..." Kris mengangguk pelan.
"Kau ternyata baik sekali!" Liu berseru girang.
x(skip time)x
Kris sudah duduk manis di bangkunya, menjadi murid sok teladan dengan berangkat yang paling pagi. Ia menjadi saksi hidup bagi teman-temannya yang masuk ke ruang kelas, sekaligus dapat mendengar bisik-bisik semua murid yang bergosip sambil menunggu bel sekolah.
Bisik-bisik itu mulai lenyap ketika cewek berambut pirang yang menjadi primadona kelas ini masuk. Kris mendongak ke pintu lalu menemui Josephine yang berjalan anggun, disusul Amber yang berjalan macho sambil menggaruk-garuk kepala, dan yang terakhir Liu mengikuti di belakangnya dengan langkah santai nan semangat.
"Selamat pagi, Chingu!" Liu berseru, tiba-tiba menghentikan langkah di tengah-tengah ruang bagian depan kelas sambil berpose menyerupai MC acara musik yang sedang nge-trend di Korea Selatan.
"Pagi, Liu!!" Tak kalah bersemangat, beberapa murid membalasnya.
"Di pagi ini, aku Liu, dan teman baikku Chanyeol!" Liu merentangkan sebelah tangannya ke pintu dengan gaya lebay, lalu seorang cowok tinggi dan tampan muncul dari sana sambil melambai-lambaikan tangan ke arah bangku.
"Chanyeol imida!"
"Akan mempersembahkan lagu terbaru kami! Mau dengar? Mau dengar?" Cewek pirang berambut pendek itu bertanya antusias. Gaya-gayanya mirip sekali dengan seorang selebriti. Cara bicaranya percaya diri, dan dasi yang seharusnya melilit di kerah baju justru melilit trendy di lehernya. Cowok yang disebut-sebut Chanyeol tadi juga tidak kalah narsisnya. Cowok berambut coklat itu bahkan memasang tampang sok cool sambil menatap bangku siswa dengan bibir menyeringai ala selebriti papan atas.
Setelah beberapa murid di kelas mereka bertepuk tangan meriah dan berteriak 'Nyayi! Nyanyi! Nyanyi!' keduanya pun mulai mengambil suara untuk menyanyikan lagu rapp dengan intonasi cepat bak rapper profesional!
"Berisik woy!" Amber berteriak sambil menggebrak meja. Josephine di sampingnya yang semula bertepuk tangan ria langsung berjengit, bahkan Kris pun dibuatnya kaget. "Masih pagi jangan ngalay deh plis!"
'Krik Krik Krik' suara jangkrik nyasar menggantikan kebisingan kelas. Liu dan Chanyeol saling berpandangan sebelum menghela napas bersamaan. Keduanya pundung sambil berjalan ke bangku yang tepat berada di depan Amber.
"Bikin malu aja!" Omel Amber, lalu menelungkup ke meja, tidur.
"Chanyeol-shi... huhuhuu.." Liu merengek sambil menangis tersedu-sedu.
"Sudah, yang tabah ya, Liu-shi..." Chanyeol memeluk cewek pirang itu dan menepuk-nepuk pundaknya. "Kesuksesan memang selalu diawali dengan kepahitan. Tapi suatu hari nanti, aku yakin! Kita akan memenangkan dunia ini!"
Liu langsung mendongak wajah Chanyeol. Mengangguk sambil menahan tangisannya. "Sampai hari itu datang, kita tidak boleh menyerah ya Chanyeol-shi! Kita tetap harus berjuang bersama!"
"Tentu saja, Liu-shi! Sampai mati pun aku tidak akan meninggalkanmu! Kau adalah teman terbiakku!" Kedua tangan Chanyeol meraih dan menggenggam kedua tangan Liu, sementara Liu mengangguk mantap sambil membalas tatapannya dengan pandangan penuh keyakinan.
"Pabo." Desis Amber jijik melihat drama kolosal dadakan di depan matanya. Tapi untungnya bel sekolah segera berdering menghentikan adegan romeo and juliet itu.
x(skip time)x
'KRIIING!'
Bel tanda istirahat berbunyi nyaring, membangunkan Amber dari tidurnya yang tidak indah. Cewek pirang itu merentangkan kedua tangannya, tangan kiri menjuntai ke Josephine dan nyaris membuat adik cantiknya itu sarapan bogem mentah, sementara tangan kirinya menabrak tubuh seseorang.
"Eh? Suho!" Amber segera menurunkan kedua lengannya. "Bikin kaget aja!"
Suho malah tersenyum lembut mendengar bentakan itu. "Kemarin kau bilang mau aku traktir, ayo ke kantin."
"Oh iya! Kau kan ulang tahun!" Amber langsung berdiri dengan semangat tanpa perduli fakta bahwa ulang tahun Suho sudah lewat dua bulan lalu.
"Oppa aku juga mau!" Josephine ikut berdir
Comments