Chapter 1

Nodus Tollens : Broken Wings
Please Subscribe to read the full chapter

NODUS TOLLENS

n. the realization that the plot of your life doesn't make sense to you anymore-that although you thought you were following the arc of the story, you keep finding yourself immersed in passages you don't understand

 

Sore itu, rintik-rintik hujan turun membasahi kota Seoul. Angin berembus lumayan kencang, membawa hawa dingin yang menusuk tulang. Seorang gadis tampak berjalan dengan langkah gontai di sela-sela para pejalan kaki yang berlalu-lalang.

Kim Chaeyoon membiarkan hujan membasahi seragam sekolah dan rambut hitam panjangnya. Kedua mata cokelat mudanya menatap lurus ke depan. Ia mungkin akan terlihat sama seperti siswi lainnya, jika saja tak ada perban yang melilit kedua telapak tangannya. Meskipun samar, terlihat beberapa lebam dan bekas luka yang mulai mengering di wajahnya yang pucat. Beberapa kali ia mendesis kesakitan saat merasakan air hujan menetes tepat di atas bekas lukanya.

Langkahnya terhenti di persimpangan bersamaan dengan lampu lalu lintas yang berubah menjadi merah. Chaeyoon mendongak, menatap angkasa kelabu di atas kepalanya dengan mata menyipit.

Maafkan aku...

Aku tahu kamu pasti kecewa melihatku seperti ini...

Tapi, apa yang harus aku lakukan?

Ia memejamkan kedua matanya erat. Senyum miris tersungging di bibirnya. Airmata yang sejak tadi sudah menggenang di pelupuk matanya kini mengalir di pipinya, tersamarkan dengan hujan yang turun semakin deras.

Mengapa kamu tega meninggalkanku seperti ini? 

Chaeyoon menghela napas panjang. Berusaha untuk mengontrol emosi yang membuncah dalam dadanya. Ia sudah berjanji untuk tidak menangis lagi. Ia sudah berjanji untuk menerima semuanya.

Ia melanjutkan langkahnya ketika lampu lalu lintas berubah warna.

Ketika Chaeyoon sampai di depan gedung apartemen, ia melepas ikat rambutnya dan membiarkan rambutnya yang basah tergerai menutupi sebagian wajahnya. Ia tak ingin ada tetangga yang melihat dirinya dalam keadaan seperti ini.

Ia menghela napas panjang, kemudian melangkah cepat menaiki tangga hingga lantai 5.

Untung saja Ms. Moon, tetangga yang tinggal persis di depan apartemennya, sedang mengunjungi rumah orangtuanya di Jeju. Wanita berusia 38 tahun yang belum juga menikah itu merupakan biang gosip di komplek apartemennya. 

Ia mengambil kunci dari dalam tasnya, kemudian membuka pintu dan masuk ke dalam.

"Chaeyoon?"

•••••••

"Berjanjilah kepadaku untuk selalu tersenyum."

Senyum tipis di bibirnya tampak begitu kaku. Kepedihan terlihat dari ekspresi dan sorot matanya. Laki-laki itu berusaha untuk menutupi rasa sakit yang berasal dari luka di dadanya.

 

"Chae? Chaeyoon!"

Ia mengerjap-ngerjapkan matanya. Min Yoongi menatapnya dengan sebelah alis terangkat, kemudian kembali fokus merekatkan perban di tangannya. Ia menghela napas panjang. 

Gadis itu menatap keluar jendela. Ia sama sekali tidak menyangka kalau Yoongi sedang berada di apartemen.

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet