열넷

FATE
Please Subscribe to read the full chapter

----

----

 

"MWO?!"

Bom, Minzy, Chaerin, Seunghyun dan Seungri berkata dengan cukup keras hingga mendapatkan perhatian dari seluruh pengunjung cafe. Sembari tersenyum kikuk, Bom berdiri dan membungkuk beberapa kali mengucapkan maaf kemudian menatap kembali seluruh sahabatnya, menuntun mereka agar masuk ke ruangan khusus.

"Aish.. kaja. Kemari!"


 

MEETING ROOM

Masih dengan masker dan kacamata hitamnya, Jiyong pun duduk di salah satu kursi bersama Dara disisinya. Keduanya kini harus menyaksikan tatapan-tatapan shock yang tertuju kepada mereka.. namun, keputusan ini adalah keputusan dan hal terbaik yang sangat dinantikan.

"Nideul, micheosseo?!" Suara khas Bom kembali terdengar dan bergema di ruangan itu.

Seungri membuka mulutnya, lalu menutupnya lagi.

"Jiyong. Sejak kapan kau memutuskan ini, eoh? Aku tau kau adalah manusia paling egois di dunia tapi aku tidak menyangka kau akan keterlaluan seperti ini, ng? Eonje buteoooo?! Apa kau telah memikirkan ini matang-matang?" Seunghyun hanya dapat mengacak rambutnya dengan kedua tangan.

Jiyong melepas maskernya, lalu mengusap helaian rambutnya dengan santai. "Eo. Kami telah memikirkan ini. Aku tau ini akan sedikit bermasalah, tapi aku sangat yakin jadi.. dukunglah kami."

"Tentu akan bermasalah, i saeggiya! Bagaimana dengan Bigbang? Bagaimana denganmu?" Namja yang lebih tua darinya pun kembali menjawab dengan kesal.

"Eonni.. keugae jinjjaya? Nideul jinjja gyeolhonhalgoya?" tanya Chaerin cemas. *apa kalian sungguh akan menikah?

Dara mengangguk, "Kami akan membicarakan ini pada sajangnim. Aku dan Jiyong juga akan berusaha agar segalanya tidak akan terganggu dengan keputusan ini, ng?"

Seunghyun menghela nafasnya, melirik Seungri yang kini tengah asik mengetik sesuatu di ponselnya dengan raut wajah gelisah. "Mwoya neo?"

Maknae menoleh, "Ah.. aku, aku merasa harus memberitahukan ini kepada semua member, hyeong."

Lalu beginilah mereka, saling berdebat lagi dan lagi selama beberapa waktu hingga Daesung dan Youngbae yang sedang sibuk di studio sukses menerima serangan jantung setelah mengetahui kabar ini.

Sang leader pun mengangkat bahunya asal, mengecup pipi Dara sebelum menempelkan ponselnya yang tiba-tiba berdering nyaring.

"Yeobose-"

"YA, IMMA!"

Seketika itu pula namja itu menjauhkan ponselnya sesaat dari telinga.
 

Yang Hyun Suk.
 

"Ne, abeo-"

"Igeo mwoya? Neo.. GYEOLHON?! Kwon Jiyong, PALLI WA!!"

Tut..tut..tut..
 

Uh-oh.

Kemarahan CEO nampaknya tidak dapat mereka hindari.

Park Bom lantas menggelengkan kepalanya prihatin, ini memanglah sebuah berita yang sangat membahagiakan sekaligus merepotkan yang akan dihadapi oleh seluruh keluarga besar YG.

Namun Kwon Jiyong..akan tetap menjadi seorang Kwon Jiyong.

Lengkap dengan segala keegoisan miliknya yang selalu saja berhasil membuat orang lain menyerah dan menuruti apapun.. permintaannya.

****
 

Yang Hyun Suk memicingkan kedua matanya, meniup kepulan asap dari secangkir kopi hitam yang digenggamnya di tangan kanan.

Ini sudah hampir satu minggu sejak keputusan idiot 'putranya' yang mengatakan bahwa 'aku-dan-Dara-akan-menikah', dimana saat itu, hari terakhir mereka bertemu adalah hari perdebatan terpanjang pertamanya dalam sejarah. Karena selama ini tidak ada yang pernah berani bertindak seenaknya atau menyangkal perintahnya, sayang sekali itu tidak berlaku untuk Jiyong.

"Soon Ho-ya.."Suara lirih yang terdengar begitu lelah dan pasrah itu membuat namja tampan disampingnya membungkuk sopan.

"Ne, sajangnim."

"Kau pasti sangat kewalahan mengurusnya, geji?"

"Ne?" Soon Ho terkejut, memahami maksud ucapan itu. "N-ne.. Sedikit."

Hyun Suk melirik dan tersenyum tipis, "Gojimalhajima. Aku tau sekali bagaimana wataknya bila ia telah menginginkan sesuatu. Aku juga sedang sakit kepala disini."

Keduanya pun tertawa.

"Geundaeyo, sajangnim.. apa anda sungguh memberikan izin mengenai pernikahan mereka berdua?"

"Apa aku punya pilihan lain? Dia sangat keras kepala. Aku sudah mencoba untuk memperingatkannya, memeberinya solusi namun yang kudapat adalah sikap dingin dan acuh yang telah menjadi bagian dari dirinya itu." Hyun Suk menghela nafasnya, "Jiyong bilang padaku, pernikahan mereka akan dilakukan ketika pekerjaannya selesai, hanya bila seluruh tugasnya sebagai Leader Bigbang telah selesai, ia akan menikah. Ia akan melakukannya pada saat itu."

Sebelum Soon Ho merespon, suara ketukan pintu mengalihkan pandangan keduanya.

"Masuk."

Klek
 

Choi Seunghyun dan semua member BIGBANG memasuki ruangan. Tanpa Jiyong yang tengah sibuk di dalam studio latihanditemani Lydia dan choreographer mereka, Parris Goebel.

"Abeoji. Selamat pagi.."

Hyun Suk mengangguk, memberi isyarat kepada Soon Ho dan namja itu pun berpamitan. Seketika itu pula, raut wajah Seunghyun dan yang lain berubah menjadi cemas.

"Kau mengizinkan mereka, abeoji?" tanya Youngbae sembari duduk di sofa panjang bersama yang lain.

"Kalian tidak usah khawatir. Jiyong telah membuat keputusan dengan perencanaan yang matang. Dia dan Dara memang akan menikah, dan aku telah menyetujui keputusan itu. Wae?Karena pernikahan mereka tidak dilakukan dalam waktu dekat ini."

Seunghyun, yang telah mendengar dari Jiyong secara langsung hanya dapat diam sembari menopang dagunya dengan tangan kanan.

"Keugae museun.. geurom, eonjeyo?" tanya Daesung.

Seungri mengamati CEO-nya lekat-lekat, "Mereka tidak menikah dalam waktu dekat ini?"

"Geurae. Kalian tau, bukan? Masa kontrak Bigbang tidak akan lama lagi." Jawab Hyun Suk. Memandang raut wajah anak-anaknya yang nampak sedih, ia pun kembali melanjutkan..

"Kalian semua tumbuh dewasa dan tentu banyak hal lain yang ingin kalian raih, angeurae? Perhatikan umur kalian, imma.. Dan Jiyong, pernikahan itu adalah bagian dari impiannya yang tertunda. Ia hanya menyampaikan tujuan hidupnya. Dan ia akan menikah dengan Dara saat kalian semua telah resmi menyelesaikan seluruh pekerjaan kalian sebagai Bigbang. Itu, yang ia janjikan kepadaku."

Daesung, Seungri, bahkan Youngbae yang paling bijaksana pun terkejut mendengarnya, kemudian mereka tersenyum penuh arti. Hyun Suk dan Seunghyun saling bertukar pandang.

"Dibalik keegoisannya, anak itutentu telah memikirkan segala sesuatunya dengan baik. Aku yang membesarkannya sehingga aku sangat tau bagaimana dia. Jiyong, ia tidak akan membuat karirnya dan karir kalian semua hancur berantakan. Jadi, hinggamoment bahagia itu tiba, kalian harus selalu mendukung dan menyemangatinya. Menyemangati mereka." Ucap pria paruh baya itu sekali lagi dengan senyuman khasnya.

Youngbae menunduk sejenak, "Geuromyo. Kita akan selalu mendukung Jiyong dan Dara noona. Mereka telah melewati banyak hal. Ya, terutama Jiyong."

Hyun Suk mengangguk setuju. "Ah, apa yang membawa kalian sering datang ke kantor akhir-akhir ini? Kalian telah menyelesaikan tour dan seharusnya kalian bebas menikmati hari santai kalian." Kerutan samar nampak di keningnya.

"Tentu, kami.. hanya bosan. Terasa cukup lama sejak terkahir kali kami melakukan rekaman dan yang lainnya, jadwal MADE begitu padat." Jawab Seungri dengan polosnya.

"Geurae? Dan.. Seunghyun, aku tau aku terlambat mengucapkan terima kasih tapi berkat kau, aku mendapatkan Bom kembali disini. Gomapda, adeul."

Seunghyun duduk sedikit lebih tegak, "Anieyo. Itu tidak masalah, abeoji."

"Dan.. untuk kalian semua, aku hanya ingin bertanya untuk sekedar memastikan. Apa Kiko.. gadis itu, kurasa ia tidak lagi berhubungan dengan Jiyong. Awasi terus teman kalian dan pastikan ia tidak membuat Sandaraku menangis, arasseo?"

Seunghyun melakukan wink singkat, diiringi dengan senyuman khas 'abeoji' dan seluruh sahabatnya. "Ne."

"Oh. Satu lagi, semoga kalian menang di acara penghargaan malam nanti."

****

 

Dara tengah bersandar di balkon apartemennya,menenggak segelas lemon squash dinginnya sembari menikmati pemandangan kota dari atas sini.

Thailand.

Cuaca cukup terik disini, satu-satunya hal yang dapat ia lakukan sebelum shooting adalah bersantai selama yang ia inginkan.

Ponselnya berdering.

Dengan satu gerakan cepat yeoja itu memutar tubuhnya dan melangkah masuk, senyuman menghiasi bibir merah mudanya.

"Jiyong?"

"Hei, babe."

Damn. Bagaimana mungkin ia menjadi gila hanya dengan suara kekasihnya ini?

"Hei." Ucapnya. Dara kini memainkan jemarinya dan mulai menggigitnya satu persatu dengan pipi yang merona.

"Bagaimana keadaanmu disana? Apa semua baik-baik saja?"

"Ya. Semua baik-baik saja. Aku.. akan shooting sore ini dan sekarang hanya sedang, tidak melakukan apapun!"

Suara tawa Jiyong terdengar di ujung sana. Namja itu selalu mengejeknya dengan caranya sendiri.

"Ya! Kenapa kau tertawa?"

"Karena kau sangat menggemaskan. Aku sangat ingin pergi kesana sekarang juga dan melihat langsung pipimu yang merona. Ttoki-ah.."

"S-siapa yang merona?"

"Kau."

"Ani."

"Tck."

"Mwo?"

"Kau tidak pernah bisa berbohong padaku, babe. Kau bahkan merona hanya karena aku memanggil namamu."

Ah, namja itu membuatnya gila.

"Ji.."

"Hm.."

"Aku merindukanmu."

Hening, Dara dapat mendengar hembusan nafas teratur kekasihnya. "Aku juga, Dara.. babe, aku juga merindukanmu."

Senyumnya merekah, senyuman tulus yang telah lama tidak ditunjukkannya kepada siapapun sebelum Jiyong datang. Sebelum dunianya kembali berwarna karena namja itu. Terkadang, ia berpikir apa maksud Tuhan mempertemukan mereka

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
dinasptvd
hi, there Indonesian-daragon-fans! please kindly check my stories and subscribe thankyou!

Comments

You must be logged in to comment
mistyblack
#1
hi is there an English version?
kang2noh
#2
is this jaedara?
it looks like jaedara.
is there anyway to have an english
translation?
mars2611
#3
Can you make it in English version, please??
Maria0801 #4
English translation pls