열둘

FATE
Please Subscribe to read the full chapter

----

credit: Tarozuki

----

Namja berambut hitam pekat dengan mata coklat hazel yang terang tengah tersenyum lebar seperti orang kurang waras di dalam studionya. Beberapa pasang mata mengamatinya dengan bingung, heran, penasaran, namun tidak dapat menemukan jawaban pasti atas sikapnya.

Choi Seunghyun, menyesap kopinya perlahan. Masih mengamati perilaku aneh sahabat jeniusnya itu bersama Bom disisinya.

"Apa yang kau pikirkan tentang ini, Jagiya?" tanya kekasih cantiknya, membuat kedua mata tajamnya seketika membentuk satu garis tapis.

"Dia sedang jatuh cinta."

Bom tersenyum, "Aku juga berpikir begitu! Maksutku, itu terlihat jelas kan?"

"Uh-uh. Jelas sekali. Dia seperti seorang idiot sekarang. Sangat idiot."

"Sejak kapan dia.. tertawa seperti itu, hyeong?" Kali ini Youngbae, menatap Seunghyun dengan alis berkerut, membuat namja berambut putih silver itu menoleh sekali lagi.

"Sejak aku memasuki ruangan ini pagi tadi, dia sudah seperti itu. Menggingit jari seperti biasa, tersenyum.. lalu tertawa, tersenyum lagi dan tertawa lagi. Oh. Dia bahkan menggelengkan kepalanya beberapa kali."

Daesung dan Seungri yang turut mendengarkan pun hanya dapat bertukar pandangan satu sama lain, "Heol..."

Kwon Jiyong yang duduk di depan layar komputer dengan beberapa tumpukan kertas yang berserakan di atas meja -masih tidak berkutik. Itu karena dirinya terlalu sibuk dengan pikirannya sendiri, yang melayang mengingat kata-kata noona-nya, baby girl-nya... kemarin.

 

Flashback
 

"Ji.." suara lembut Dara memanggilnya, membuatnya menoleh dan tersenyum.

"Saranghae.."

DEG

Dirinya mencoba untuk menguasai seluruh kesadarannya namun terlambat, kalimat itu sukses membuat jantungnya berdegup kencang sekali, cukup kencang hingga tanpa sadar kakinya menginjak rem dengan satu gerakan cepat. Kemudian terdengar suara decitan yang menandakan mobil mewahnya itu telah berhenti secara tiba-tiba.

"Jiyong?! Itu berbahaya."

Dara Park menatapnya cemas, lalu memandang putranya yang nampak sedikit ketakutan di pelukannya. Oh, ia merasa bersalah akan hal itu. Tapi apa yang dapat ia lakukan karena hal yang luar biasa ini?

"Dassi marhaebwa." Ucapnya pertama kali, setelah memastikan bahwa tidak ada kendaraan lain di belakang mobilnya. Keberuntungan, tepatnya. *katakan itu lagi

Yeojanya kembali menatap kedua matanya, berkedip dengan wajah yang mulai memerah. "E-eoh?"

"Dassi marhaebwa, jebal.."

Dara menelan ludahnya, lalu berdeham canggung.

"Saranghantago.. Saranghae, Kwon Jiyong. " *kubilang aku mencintaimu.

Melihat Dara tersenyum di hadapannya seperti itu, mendengarnya mengucapkan kalimat sederhana yang telah lama ia impikan, secara otomatis membuat matanya berkaca-kaca. Ia sangat bahagia. Ia bahagia lebih dari siapapun.

Sesaat kemudian, yang Jiyong ketahui tubuhnya telah mendekat dan bibirnya mencium bibir Dara dengan lembut.. singkat, namun sangat menyiratkan ketulusan di dalamnya.

Dan disaat keduanya melepas ciuman mereka dan terengah, kedua mata Dara terbelalak karena baru saja menyadari bahwa Daehan masih disini, bersama mereka. Namja kecil itu kini menutup kedua matanya dengan tangannya yang mungil.

"Apa sudah selesai, eomma?"

Alis Dara berkerut, "Kau menutup matamu sejak tadi, baby?"

Putranya tersenyum sembari mengangguk. "Ne. Bommie imoh bilang padaku untuk segera menutup mata ketika melihat eomma dan Jiyong ahjeossi sedang bermesraan. Saling memakan bibir."

"Pfft." Jiyong tertawa kecil sebelum pada akhirnya bersiap melanjutkan perjalanan mereka yang tertunda. Sedangkan Dara hanya dapat membuka mulutnya dengan eskpresi tak percaya.

Flashback End
 

 

"KWON JIYOOOOONG!"

"Ah Kamjagiya! Bom noona! Aish.."

Akhirnya.
Suara Park Bom yang luar biasa mampu memecah lamunannya hanya dengan satu kali percobaan.

"Ada apa dengamu, eoh?!" tanya yeoja itu lagi, namun kali ini Jiyong segera memutar kursinya. Menghadap ke arah seluruh sahabatnya di ruangan itu.

"Dia bilang dia mencintaiku."

Seunghyun menaikkan alis tebalnya, begitu pula dengan yang lain.

"Mwo?" Youngbae maju selangkah, berjongkok di hadapannya.

"Dara.. dia bilang dia mencintaiku." Jawab Jiyong dengan suara lirih, namun masih dapat didengar oleh sahabatnya.

Youngbae tersenyum lalu memeluknya, mengucapkan selamat kepadanya. Begitu juga Seunghyun, Daesung dan juga Seungri. Tanpa Bom yang memilih berdiri bersandar pada dinding, tersenyum tulus mengamatinya. "Takdir selalu memberimu kejutan yang tak terduga, geji? Selamat, Jiyong. Dan pastikan kau akan menyelesaikan tugas Jaejoong yang tidak sempat ia selesaikan. Bahagian Dara dan Daehan, ng? Pastikan itu selamanya."

****

 

Stardust

 

Beberapa bulan pun berlalu..

Kini Dara dan Jiyong telah menjalani secret-dating selama kurang-lebih 6 bulan. Tentu, ini juga berkat bantuan dari Sajangnim mereka yang dengan sigap menutup mulut para wartawan sehingga tidak ada yang perlu dikhawatirkan untuk sementara waktu.

"Babe.."

Dara menoleh, melupakan sejenak potongan sandwich tunanya.

"Hmmmm?"

"Neo wae ireohke yeppo?" bisik Jiyong lagi, sangat dekat hingga bibirnya menyapu lembut daun telinga yeojanya.
*kenapa kau secantik ini

"Jiyoooong?!"

 

GASP

 

Dina Park, memutar bola matanya sembari menutup kedua mata Daehan dipangkuannya, memastikan namja kecil itu tidak melihat peristiwa tadi. "Auuuuuh, eonni oppa jebal juuuum!"

Kedua idola yang sangat berpengaruh di Seoul itu pun tersenyum kikuk.

"Biarkan saja mereka, Dina-ya. Itu sudah menjadi kebiasaan yang hampir selalu membuatku ingin... ng, muntah." Ucap Park Bom tersenyum, masih bersandar di dada Seunghyun dan saling berbagi earphone untuk mendengarkan lagu.

Jiyong mengerutkan kening, "Lalu bagaimana dengan kalian, eoh? Kalian bahkan lebih, l-lebih daripada apa yang kami lakukan."

Bom melotot dan baru saja akan mendaratkan sebuah pukulan namun Seunghyun menghentikannya. Namja itu menghela nafas kemudian menaikkan alisnya, "Lebih? Oh jebal, setidaknya aku tidak sepuitis dirimu. Bom tidak suka itu."

Dara menatap Bom, sahabatnya itu tersenyum lebar. Ia pun hanya mengedikkan bahunya dan merasakan kedua sisi pipinya memanas karena malu.

"Geunde hyeong, bukankah kalian berencana liburan bersama hari ini?" tanya Seungri tiba-tiba, membuat semua pandangan beralih kepadanya.

Chaerin menoleh, "Liburan?"

"Kalian akan berlibur? Kau tidak ada jadwal, Dara?"sela Bom, memicingkan mata.

Sahabat cantiknya menggeleng, "Eobseo.. Jiyong juga sedang tidak ada jadwal, jadi kami hanya akan meluangkan waktu bersama untuk beberapa hari."

Youngbae menegakkan posisi duduknya, "Lalu bagaimana dengan Daehan? Kalian akan berlibur bertiga?"

"Seperti.. pengantin baru?" timpal Daesung, tersenyum pada Minzy disisinya.

"Ooooh. Tentu saja aku yang mengurusnya, geji eonni?" saut Dina Park dengan kedua mata disipitkan, menatap kakak perempuannya yang seketika itu pula memberikannya pandangan bisakah-kau-tolong-aku-ng?

"Aigoo, arasseo eonni. Lagipula aku sudah terbiasa. Jadi.. kemana sebenarnya kalian berdua akan pergi untuk berlibur?"

Dara dan Jiyong saling berpandangan, sebelum Jiyong menjawab dengan senyuman khasnya. "Jeju."

****

 

Disinilah mereka, baru saja tiba di villa pribadi Jiyong untuk beristirahat sebelum keduanya akan mengunjungi Monsant besok pagi. Dolce Vita. Nama indah yang dipilih oleh sang leader charismatic itu memang mencerminkan suasana berbeda dibandingkan dengan villa lain yang ada disekitarnya.

Villa ini terlihat mewah dari luar dengan design arsitekturnya yang sederhana namun berkelas, dan juga terlihat hidup dengan warna-warna cerah di dalamnya.

Ini sudah lama sekali sejak terakhir kali Jiyong berkunjung kemari, karena jadwalnya yang sangat sibuk di Seoul ia memutuskan untuk menyewakan hunian minimalis ini sebagai tempat wisata yang dibuka untuk umum. Dan khusus untuk hari ini, ia sengaja mempersiapkan semuanya hanya untuk Dara.

"Kau suka?"

Dara merasakan sentuhan hangat Jiyong yang kini memeluk pinggangnya erat, dagu namja itu bersandar di bahunya.

"Joha. Ini indah sekali, Ji. Kau benar-benar luar biasa."

Jiyong tersenyum, "Aku sendiri tidak pernah menyangka aku akan menjadi seseorang yang dipuja seperti saat ini. Kau tau, dulu aku hanya namja biasa yang tidak begitu tampan, ditolak yeoja yang kusukai, dan juga pemalu."

Dara tertawa kecil, menoleh dan mengecup pipi namjanya. "Jeongmal? Ah.. benar, aku meng

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
dinasptvd
hi, there Indonesian-daragon-fans! please kindly check my stories and subscribe thankyou!

Comments

You must be logged in to comment
mistyblack
#1
hi is there an English version?
kang2noh
#2
is this jaedara?
it looks like jaedara.
is there anyway to have an english
translation?
mars2611
#3
Can you make it in English version, please??
Maria0801 #4
English translation pls