PLEASE

Time Machine
Please Subscribe to read the full chapter

"Ah! Tunggu! Jangan pergi! Tunggu! Kau! Ya! Kau lihat! Ini aku! Tunggu! Kubilang jangan pergi!"

Taeyeon terus berteriak dalam tidurnya.

"Taeyeon-a, kau baik baik saja? Apa yang terjadi?!" Ibunya membangunkannya.

"Eomma, tolong katakan pada jiyong supaya tak usah pergi. Ku mohon" katanya dengan suara yang gemetar

"Memangnya kemana Jiyong pergi? Ada apa denganmu taeyeon-a? Jangan buat eomma khawatir!" Taeyeon memeluk ibunya erat.

"Kalau jiyong pergi, dia tak akan pernah kembali. Ku mohon bantu aku" kata taeyeon sambil memeluk ibunya.

Keesokan harinya.

Kwon jiyong pergi menjemput taeyeon di rumahnya seperti biasa, ia menunggu taeyeon di sepedanya. Tapi taeyeon tak keluar dari rumahnya. Ibu taeyeon keluar dan menemui jiyong.

"Jiyong-a, sebenarnya apa yang terjadi antara kalian berdua? " tanya ibu taeyeon

"Tak ada apapun yang terjadi, apa taeyeon baik-baik saja?" Tanya Jiyong

"Semalaman dia tak bisa tidur dan terus bermimpi buruk. Dia demam pagi ini, dalam mimpinya dia terus menyuruhmu supaya tak pergi. Ada apa sebenarnya?" Tanya ibunya

"Mungkin karena rencanaku untuk meneruskan sekolah ke oxford, taeyeon sangat melarangnya" jawab jiyong

"Kalau begitu, pergilah. Nanti kau terlambat" suruhnya.

Jiyong mengendarai sepedanya sendiri, ia terus memikirkan taeyeon. Apa yang sebenarnya membuat taeyeon sampai sakit, kenapa dia begitu melarangnya pergi ke oxford. Sebenarnya ada satu hal yang ia curigai. Tapi hal itu tak masuk akal, mungkin taeyeon tahu apa yang akan terjadi di masa depan.

Sepulang sekolah jiyong berencana menjenguk taeyeon bersama kangin. Ia membawakan patbingsoo dan eomuk kesukaan taeyeon.

Jiyong langsung dipersilahkan masuk dan langsung menuju kamar taeyeon. Taeyeon masih terduduk di ranjangnya, bersandar sambil menatap kosong kearah jendelanya. Jiyong duduk disampingnya. Meraih tangannya perlahan.

"Kau sakit?" Tanya jiyong

Taeyeon masih tak menjawab

"Apa yang sakit? Biar ku obati" ucap Jiyong

"Taeyeon-a, bisa kau menatapku sebentar? Kita bicara, dengan begitu semua bisa selesai" kata jiyong.

Taeyeon menatapnya berkaca kaca

"Kau tak tahu kan betapa menderitanya menunggu seseorang yang sudah pasti tak akan datang? Kau tak tahu kwon jiyong!" Ucap taeyeon.

Jiyong menatapnya aneh, masih memegang tangannya. Jiyong menghapus air mata di pipi taeyeon.

"Siapa yang kau tunggu? Aku kan ada disini" jawab jiyong

"Kau boleh pergi kemanapun. Kapan pun. Tapi pastikan untuk kembali karena menunggu itu melelahkan jiyong-a. Kau tak tahu betapa putus asanya aku" kata taeyeon

"Aku tak mengerti apa yang kau katakan. Tapi aku pasti kembali taeyeon-a. Kenapa kau seperti ini?" Kata jiyong

"Karena aku tahu, apa yang terjadi jika kau pergi nanti. A-aku bisa membayangkannya" jawab taeyeon

Jiyong terdiam sebentar. 
"...kau, bisa melihat masa depan?" Tanya jiyong

"Bu-bukan seperti itu, maksudku.. kita tak pernah tahu apa yang akan terjadi saat kau disana" ucap taeyeon

"Kita juga tak akan pernah tahu apa yang akan terjadi disini saat aku pergi, mungkin kau akan menemukan lelaki lain" kata jiyong

"Mwo? Lelaki lain? Apa maksudmu? Kau tak percaya aku?" Taeyeon melepas tangannya

"Kalau begitu, apa kau tak percaya padaku? Kenapa kau melarangku pergi?" Kata jiyong

"Apa kau benar benar tak mengerti apa yang ku maksud kwon jiyong? Bukan itu yang ku takutkan! Kau bisa mencari wanita lain. Aku tak akan melarangmu! Tapi kemungkinan kita tak akan pernah bertemu lagi, itu yang lebih ku takutkan" Jawab taeyeon

"Kenapa kita tak bisa bertemu lagi? Aku masih akan kembali. Aku tak akan menetap disana, taeyeon-a. Aku tak tahu apalagi yang harus ku katakan, kau tak pernah seperti ini sebelumnya. Ada apa denganmu? Kau aneh sejak hari itu" ucap jiyong

Ta

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
BarcAsih #1
Chapter 8: Why you gonna be so dude, yakkkk taeyeon-a it's rude not dude...
Kekkekekk
BarcAsih #2
Chapter 6: Suka ceritanya...
Smoga jiyong akhirnya bs nurutin permintaan taetae, ahhh tp apa daya klo qta bicara mslah takdir yg tak bs dirubah, huahhhh