We met again?!

It's My Faults

Yeonjoo mengitari gerbang Gwanghwamun dengan Naya. Seperti biasanya, menikmati panorama alam yang begitu indah dan hawa yang sejuk. Tempat ini adalah tempat yang harus ia kunjungi setiap tahunnya. Apalagi saat musim semi datang, Yeonjoo pasti langsung menyerbu daun-daun cokelat yang bertebaran dan melemparkannya ke segala arah layaknya seorang anak kecil bermain mandi bola

Sahabatnya, Naya. Sejak tadi diam dan tidak banyak bicara. Tidak seperti biasanya

"Ye? Kenapa kau diam huh?" Yeonjoo menepuk bahu Naya keras. Tapi wanita itu masih diam

"Naya-ya, aku baru melihatmu seperti ini. Apa kau ada masalah dengan pekerjaan atau orang tuamu?" Yeonjoo menatap iba sahabatnya itu yang terus memandang ke depan dengan wajah datarnya yang tidak berekspresi

Merasa tidak digubris, Yeonjoo menghentakan kakinya kesal "Yak! Naya-sshi kau ing---"

Ucapannya terpotong ketika tangan Naya membekap mulutnya, Pandangan Naya masih lurus kedepan. "Yeonjoo! Kau lihat di depan sana! Ada seorang malaikat tampan Yeon!" Teriaknya persis orang kesetanan.

Yeonjoo yang sama-sama penasaran, langsung mengikuti tatapan Naya. Dan bingo! Yeonjoo mendapati lelaki bertubuh tinggi sedang duduk sendirian dengan ponsel yang menggenggam di tangannya. Memakai sweater warna cokelat dan jeans biru sedikit robem di tambah lagi rambut basah yang acak-acakan namun tidak menghilangkan sisi ketampanannya.

Bukankah dia pilot itu?

Maksudnya, Pilot Cho Kyuhyun?

Untuk apa ia disini? Apa sedang tidak bertugas?

Dan apa yang harus Yeonjoo lakukan saat ketika mata tajam itu menatap kami-ah tidak maksudnya. Menatap Yeonjoo

...
Kyuhyun's pov

Ahra membuat moodku menjadi kacau dan berantakan. Aku jadi malas bermain game lagi dan kubiarkan si Pria tinggi listrik itu menyusulku untuk keempat kalinya. Aku lebih baik bertugas daripada harus menerima kenyataan menjengkelkan dari kakak perempuanku yang sama-sama membuat otakku menjadi pusing

Kutatap layar PSP yang sudah gelap. Tidak ada niat untuk memainkan ini. Apalagi yang harus kulakukan? Menonton acara televisi? Itu sangat membosankan.

Sebuah lampu tiba-tiba menyala di dalam otakku. Seakan memberi lampu hijau kepadaku. Ya! Pergi ke gerbang Gwanghwamun! Benar sekali, itu agenda wajib yang harus kulakukan setiap lima kali dalam setahun.

Kuambil kunci mobil Mercedez yang sudah lama tak terpakai lagi dan melesat tanpa berpamitan pada eomma bahkan Ahra. Percuma saja, mereka sedang sibuk dengan kegiatan masing-masing.

Aku merasa sedikit aneh saat menyetir mobil ini. Entahlah. Mungkin sekarang aku lebih sering bergaul dengan pesawat daripada kendaraan darat lainnya. Tapi aku masih ingat dengan prosedur saat di dalam mobil. Contohnya seltbelt yang melingkar manis dari bahu sampai pinggangku.

Aku bertempat tinggal di Gwanghwamun. Jadi, hanya butuh waktu lima menit untuk sampai disana. Aku langsung memakirkan mobil kesayanganku di pinggir jalan. Ini sama sekali tidak melanggar lalu lintas karena jalan raya disini sangatlah lebar. Jadi aku tidak peduli

Air mancur dan hamparan rerumputan serta patung dari dinasti. Ah aku lupa nama dinasti itu. Seakan menyambut kehadiranku, aku tersenyum kepada orang-orang yang menatapku. Sepertinya mereka mengenaliku, pilot tampan yang mempesona

Aku langsung duduk di kursi kosong dan mendengarkan lagu sambil menatap indahnya lukisan alam. Itu benar-benar menakjubkan.

Pandanganku kini tertuju dengan dua orang wanita yang saling bercakap satu sama lain dari kejauhan. Wanita 1 memakai rok mini hitam selutut serta baju putih sedangkan wanita kedua hanya memakai dress putih panjang sepaha dan memakai sepatu kets. Aku merasa tertarik dengan penampilannya

Kedua wanita itu semakin mendekat dan aku bisa melihat jelas wajah dari kedua wanita itu. Untuk wanita yang memakai rok mini hitam, sepertinya aku pernah melihatnya. Sebentar, tapi aku lupa dimana.

Kupandang lagi mereka berdua, alangkah terkejutnya mereka berdua menghampiriku dan sekarang kami bertiga sedang bertatapan denganku

"Annyeonghaseyo, Naneun Naya Imnida. Bangapseumnida! Wah pilot, tumben sekali kau ada disini? Apa sedang tidak bertugas?" Wanita yang memakai dress putih sepaha itu membungkuk hormat dengan wajah yang berbunga-bunga, sedangkan wanita di sebelahnya hanya diam mematung

"Tidak ada jadwal penerbangan hari ini noona Naya." Ucapku yang membuat wanita itu makin melebarkan senyumannya

"Oh begitu.. Ehm pekenalkan, dia Yeonjoo. Seorang waitress di restoran di dekat gerbang Gwanghwamun ini."

"Naya!!"

Kulihat wanita yang tadi diam langsung memberikan tatapan tajam pada temannya. Kutatap lagi dengan rinci, aku benar pernah melihat wanita ini sebelumnya. Kini pandanganku fokus kepada lengannya yang memerah. Tunggu dulu, bukankah ini perenpuan yang hampir ku celakai saat di taman?

Deg!

Entah kenapa, nyawaku seakan dicabut. Ketika wanita yang bernama Yeonjoo itu menatapku dan tersenyum ramah. Ya tuhan, apakah ia seorang malaikat dari surga?

"Mianhamnida, temanku ini agak rese." Ujarnya masih melayangkan senyuman mematikan kepadaku

God, bolehkah senyuman itu ku masukan ke dalam buku guiness of world record sebagai senyuman paling indah bagi seorang Cho Kyuhyun? Jika boleh aku ingin memasukinya dan mencantumkannya di peringkat paling-paling atas.

"Kau.. wanita yang di taman itu kan?" Tanyaku gugup

..
Author's pov

"Kau.. wanita yang di taman itu kan?" Tanya Kyuhyun gugup sembari melepaskan headsetnya

"Ye." Yeonjoo jadi salah tingkah. Jantungnya kembali berdetak di atas normal, bahkan ini lebih parah

"Maaf sekali aku berhutang janji padamu untuk membawa ke rumah sakit. Apa lengan di tanganmu sudah membaik? Sini aku lihat." Dengan gerakan cepat Kyuhyun langsung memegang tangan Yeonjoo. Gadis itu terpaku di tempat

"Apa masih sakit?" Kyuhyun menatap rinci memar-memar yang berada di tangan kanan Yeonjoo.

"Sudah agak membaik." Yeonjoo masih gemeteran di tempat, Ia tidak bisa berkata-kata ketika pilot itu menatapnya lagi. Tatapan mematikan namun indah di matanya

"Boleh aku tahu dimana tempatmu bekerja?"

Naya langsung menjawabnya cepat "Restoran makanan cepat saji Namseokyan. Di dekat belokan ujung jalan raya disana."

Kyuhyun membelangak matanya kaget "Jadi? Restoran itu? Itu milik bibi Jung. Bibi Jung adalah Saudara dekat dari pihak Ibuku."

Yeonjoo yang mendengar itu alangkah terkejutnya. Kenapa bisa kebetulan seperti ini "Aku dulu sering mampir kesana. Tapi semenjak jadwal penerbanganku yang terlalu sibuk. Aku jarang sekali, Ngomong-ngomong kau pelayan baru?" Kyuhyun menunjuk Yeonjoo

"Aku? Ya. Aku baru bekerja tiga bulan disana."

"Pantas saja."

Kyuhyun's pov

"Pantas saja." Ucapku datar

Daritadi aku hanya bisa menahan rasa nervous di hadapannya. Jujur saja ini lebih nervous daripada saat aku sedang berada di cockpit. Sungguh wanita ini benar-benar terlihat berbeda dengan kebanyakan orang lainnya. Sederhana dan amat cantik. Eomma, akan kupastikan sebentar lagi aku sudah tidak sendirian lagi. Sungguh

Ditambah lagi, Ia bekerja di restoran Bibi Jung. Itu berarti aku bisa mengoreksi sosoknya lebih jauh pada bibi Jung. Ya tuhan, aku sangat beruntung bisa bertemu malaikat secantik dia.

Dengan gerakan cepat aku langsung menulis sesuatu tanpa sepengetahuannya. Aku menggulungkan kertas dan memberikan kepadanya

"Buka ini saat kau berada di rumah. Dan sekali lagi get well soon. I always pray for you." Ujarku yakin, gadis itu langsung menerimanya dan membungkuk hormat dan melanjutkan perjalanannya lagi

Aku harus segera memilikinya.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet