Love is Love

All of a Sudden
Please Subscribe to read the full chapter

"Guk, guk!

Pagi itu udara dingin tak sekeras biasanya. Hangat masih terasa, sejuk masih menyelinap perlahan. Tidak ada tanda-tanda hujan akan datang, seluruhnya terasa tenang dan cerah.
Setiap orang yang mendapati dirinya dengan suasana yang sama, lebih memilih untuk bangun dan keluar dari rumah. Menarik nafas dalam-dalam, menghirup nafasnya dengan rela, berharap hal baik selalu berpihak dan datang kepadanya.
Namun di balik susana pagi yang hangat dan ceria...
Seorang perempuan berambut cepak dan pirang, piercing di telinga dan tattoo di tangannya, lebih memilih untuk meringkuk di dalam kamarnya.

Dia benci pagi...dia hampir membenci dirinya sendiri karena masih hidup.
Tangannya tak pernah berhenti mencengkeram dada, perasaan sesak dan pilu tak terkatakan masih tergurat jelas di wajahnya.
Siapapun yang melihat keadaannya akan iba, mengira dia adalah orang yang nyaris gila atau malah hampir mirip dengan orang tidak punya harapan hidup.

Matanya terbuka tapi hatinya suntuk, seluruh raganya nyaris mati rasa.
Di dalam hatinya tersimpan hati yang masih utuh... tapi Am mengaku diri ia sudah tidak berhati lagi...

"Guk! Guk!"

Tak hanya manusia yang akan iba jika melihatnya, anjing mini dengan ras pom berwarna hitam..jauh lebih dulu iba kepadanya.

"Ya.. Jack..."

"Guk! Guk! Guk!"

"Ya.. JackJack..."

"Guk..guk..."

"Its okay, berhentilah... kumohon..."

Am menarik nafas dan terisak.

Hal seperti ini sudah biasa ia rasakan.

Tanpa sebab yang jelas tiba-tiba saja kedua matanya mengeluarkan air mata. Suaranya tercekat, dadanya sesak, kepalanya pusing dan seluruh tubuhnya kaku.

Am menangis lebih pilu. Setiap hari, setiap saat, kapanpun ia bisa merasakan hal yang sama, ia kan meringkuk sambil terus
terisak.
Matanya tak pernah berhenti mengeluarkan airmata, ibarat hujan yang datang ketika musimnya, airmata Am jauh lebih tragis dari hujan.... Seperti hujan yang mustahil untuk di hentikan, hujan yang bisa saja menenggelamkan jutaan manusia dan membuang seluruh nyawa dengan begitu mudah.

Keadaan Am jauh lebih buruk.

Garis-garis senyum yang selalu ia bentuk setiap harinya mulai pudar...

Am lupa bagaimana caranya tersenyum..

Am lupa untuk apa ia hidup...

Am lupa...

Di balik harinya yang kelam saat ini...

Ia terus mencaci memorinya yang enggan pergi dari ingatannya.

Memori itu terus berputar...

Tanpa Am yang meminta, ingatan itu terus hadir dan terpampang nyata dalam kepalanya...

Semua yang dia katakan selalu saja benar.

=========

"Na, Dul, Se!"

Cekrek.

"Aw! Aku terlihat manis!" Pekik gadis manis berambut pirang dengan keras. Kedua matanya terbuka lebar, senyum dan tawanya terdengar sangat lembut... membuat gadis lain di sisinya duduk manis dengan mata terpana.

"Tae.. kau tidak manis.."

"Ish.. kau tak pernah sekalipun memuji ku. Kau selalu mengatakan hal haik pada setiap wanita yang muncul di depanmu. Entah itu di dalam kereta, pengunjung taman atau.." gadis berambut pirang itu terus berbicara, dari gestur dan mimik wajahnya siapapun akan tahu bahwa ia sedikit cemburu.

"Tae.. kau tidak manis..." ulang gadis berambut cepak pirang itu dengan lembut. Tae yang mendengar hal itu hanya meringkuk kesal sambil mengangguk.

"Aku tahu." sahut Tae singkat.

"kau memang tidak manis...."

Tae menutup telinganya dengan kesal.

Am yang melihat hal itu semakin gemas, dengan setengah memaksa ia menarik tangan kekasihnya itu dan mulai berbisik..

"...kau lebih dari manis, Tae.. kau nyaris sempurna." bisik Am sambil menahan tawa.

"Hei!" Tae memukul pundak kekasihnya itu dengan geram. Perasaan malu dan bahagia tak terbantahkan dari hatinya, wajahnya memerah, matanya nyaris berkaca-kaca.

"Haha.. sudah ku katakan padamu. Aku tak akan tertarik dengan wanita manapun. Hanya kau, Tae.. the one and only....my..."

"..other half." sambung Tae dengan cepat.

"Kim Taeyeon." cetus Am dan Tae bersamaan.

Tae selalu hafal setiap kalimat yang di ucapkan Am berulang kali padanya. 'the one and only.. my other half.. Kim Taeyeon..'

Hujan di kota Daegu memang sejuk, menyisakan aroma-aroma petrichor yang siap sedia menyejukkan bagi siapa saja yang menghirupnya.
Tak terkecuali bagi Am dan Tae, dua gadis dengan warna rambut pirang yang sama...keduanya saling melempar tawa, mendorong satu sama lain sembari berdesakam di kursi taman Jutsu
Tae yang membawa biola, Am yang membawa sepeda lipat dan anjing kecilnya, JackJack.

"Aku mencintaimu, Tae.."

"Aku tahu..." sergah Tae sambil menarik nafas,

"kau mengatakan hal itu setiap hari. Setiap saat. Setiap jam, bahkan setiap menit yang kulalui setiap harinya mampu membuatku merasakan kau selalu mencintaiku, Am..."

Tae tersenyum, melingkarkan kedua tangannya di lengan Am dan membiarkan kepalanya merebah lembut di pundaknya.
Keduanya saling tertawa satu sama lain, membiarkan seluruh pengunjung taman berlalu lalang tanpa memperhatikan bahwa dua gadis manis tengah melayang karena saling cinta...

"kau memainkan biola dengan baik hari ini... kau terus melakukannya setiap hari. Tidak pernah terfikirkan ingin menjadi pemain biola terkenal?" bisik Am dengan lembut, perlahan kedua matanya menatap Tae dengan hati-hati.

"Tidak... untuk apa terkenal jika tidak membawa kebahagiaan untuk orang lain? Seseorang bisa saja mengeluarkan uang untuk sekedar mencari kebahagiaan lewat musik. Aku membagikannya dengan gratis. Meskipun tidak semegah dan sehebat viollin terkenal, aku bisa membuat orang tersenyum....." jelas Tae sambil menatap kerumunan pengunjung yang berlalu lalang di depannya.
"..bahkan bisa juga membuatmu jatuh cinta padaku." tegas Tae dengan mantap.

Am terpana. Kedua matanya tak pernah bosan menatap Tae.
Setiap ucapan dan senyumnya adalah kombinasi hebat kebahagiaan yang selama ini ia rengkuh.
Am nyaris tak pernah merasa sedih, setiap hari ia bersama Tae, setiap hari ia menemani Tae bermain biola di taman Jutsu, setiap hari ia merasakan rindu yang luar biasa jika sedetikpun tidak bertemu dengannya. Setiap hari mereka mengulanginya..tanpa pernah merasa bosan.

Love is love, cinta tak pernah habis jika di definisikan.

Seorang lmuwan bisa saja menyerah jika harus

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
neo2this #1
Chapter 4: Hiks...sedihnya...tapi thanks to tae...dan selebaranya...kryber berjumpa.good job author...
co_kudo #2
Chapter 4: Author kmu memang keren !
realreborn #3
Chapter 4: Gara2 cemburunya si am, tae ketabrak..amber amber, nyeselnya seumur idup itu gak akan keganti -_-

Tp ketemu krystal harusnya sih bisa move on..
good job authornim!