The Story Inside

All of a Sudden
Please Subscribe to read the full chapter

"kau melakukan hal ini ke semua orang?"

"Yaps..."

"Bertemu dengan orang asing, memberikan kartu nama dan selebaran undangan pertunjukan show biola kecilmu ke semua orang?"

Perempuan manis itu lagi-lagi mengangguk, tangannya mengusap lembut biola berwarna cokelat dengan ukiran nama 'Tae-Am' di ujungnya.

"Kau harus berhenti melakukan hal konyol semacam itu."

"Ish. Itu bukan hal konyol, Am! Aku melakukannya karena aku percaya dengan 1hal..."

Seseorang dengan sebutan Am menatap perempuan itu dengan tenang, ada perasaan bangga dan cinta yang teramat untuknya. Permainan biola, senyum dan pemikiran yang berbeda membuat dirinya jatuh cinta pada perempuan itu tanpa henti.

"1hal? Okay. Sebutkan dengan jelas tanpa perlu aku sanggah..."

Perempuan itu berdeham, rambut pirangnya tersibak perlahan. Membuat setiap mata dan hati yang melihatnya bisa saja tersentuh.
Perempuan manis, rendah hati, dengan permainan biolanya yang sederhana. Dengan mahir ia memainkan biolanya di depan banyak orang di sekitar taman Jutsu.

"1hal yang menurutku patut di selaraskan... hal kecil yang bisa saja terlewatkan karena tidak menyapa.."

Dahi Am berkerut. Mencoba memahami setiap kalimat yang terucap dari bibir perempuan itu dengan sungguh-sungguh.

"tidak menyapa?"

"Iya. hal kecil yang sebenarnya luar biasa namun terlewatkan karena tidak menyapa." sahut perempuan itu dengan mantap.

"Tae... Jelaskan dengan benar.. berhentilah membuatku penasaran! aku sudah menghabiskan 4tahun bersamamu dengan susah payah. Kau tahu? Bagaimana aku datang ke tempat ini dengan tergesa-gesa, menyelinap dan bertanya kepada setiap orang 'perempuan dengan membawa biola, berambut pirang, dan mengadakan show kecil di taman'..."

"Dan apakah kau menemukanku dengan mudah?" Sela Tae dengan tersenyum. Kedua tangannya menyentuh pipi Am dengan lembut,

"Iya.. mudah, sangat mudah." sahut Am dengan mata terpana.

Memorinya kembali berputar 4 tahun silam..

Dimana ia duduk diam di kereta.. mendengarkan beberapa lagu slowrock dengan earphone di telinganya.
Pada waktu itu adalah hari Minggu di bulan Desember, kereta tidak terlalu sesak karena hari libur. Sebagian pekerja dan anak sekolah memilih tidur dan menghabiskan waktu di rumah, tanpa menyempatkan diri untuk berdesakan di kereta.

Am hanyalah gadis tomboy yang bernampilan nyaris mirip seperti laki-laki.
Memakai mantel hitam tebal dengan snapback abu-abu, beberapa orang bisa saja dengan mudah menduga bahwa ia adalah laki-laki.

Am menarik nafas dengan bosan, posisi duduknya mulai menyandar dengan sepeda lipat berada di tangannya.

Matanya menyusuri setiap bangku kereta dengan seksama, mengamati setiap penumpang kereta yang nampak sibuk dengan gadget dan majalahnya.
Hampir semua orang menunduk untuk menatap gadgetnya, hanya orang tua dan beberapa anak kecil yang duduk diam tanpa memegang apapun. Beberapa dari mereka ada yang tertidur, ada pula yang menatap ke arah jendela dengan tatapan mengantuk.

"semua orang terlihat membosankan" Batin Am dengan dengusan kecil. Ia tidak suka melihat bagaimana orang lebih memilih menatap gadgetnya daripada berbicara dengan orang di sampingnya.

Mata Am terus menelusuri setiap penumpang dengan jeli, namun tatapan matanya tiba-tiba berhenti pada seseorang.

Deg.

Tangan, kaki dan lututnya mendadak kaku dan terasa lemas.
Am merasakan mulas yang teramat, perasaan gelisah dan aneh tiba-tiba menjalar ke seluruh tubuhnya.
Gadis yang ia tatap itu tak sesibuk orang-orang di sekelilingnya,
Ia tidak memegang gadget, tidak membaca majalah, tidak pula menatap ke arah jendela dengan tatapan kantuk.

Rambutnya pirang, bibir tipisnya menyunggingkan senyum yang manis, kedua bola matanya nampak sayu, entah siapakah dirinya dan apa yg sedang ia lakukan.. Am menatap gadis itu dengan tatapan terpana.

Gadis berambut pirang dengan biola di tangannya.

Am merasa gelisah bukan main.
kedua tangannya berkeringat, antara iya dan tidak untuk pergi mendekatinya. Ada perasaan gundah, keinginan hati untuk muncul dan memberitahukan namanya.

"Bodoh. Untuk apa aku melakukannya? Kalau ia merasa jijik dan aneh padaku... semua akan terlihat memalukan." batin Am sambil memaki dirinya sendiri.

Saat itu juga, Am mengalihkan pandangannya dan mengurungkan niat untuk menyapa.

Meskipun sudah menahan diri untuk tidak menatap g

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
neo2this #1
Chapter 4: Hiks...sedihnya...tapi thanks to tae...dan selebaranya...kryber berjumpa.good job author...
co_kudo #2
Chapter 4: Author kmu memang keren !
realreborn #3
Chapter 4: Gara2 cemburunya si am, tae ketabrak..amber amber, nyeselnya seumur idup itu gak akan keganti -_-

Tp ketemu krystal harusnya sih bisa move on..
good job authornim!