"jadi.. kamu mau kita udahan?" tanya Yoongi dengan senyum miris. Kali ini berganti seungwan yang terkekeh.

"kalo bercanda suka lucu. Apa yang harus diudahin? Mulai aja gak pernah." Yoongi terdiam menatap Seungwan tercekang mendengar kata-kata pedas gadis itu.

Seungwan menatap Yoongi dengan senyuman nya.

"Udahlah, aku gak marah. Aku mau masuk dulu. Makasih udah jemput, ini terakhir yah. Besok-besok lagi gak usah. Oke."

Seungwan keluar dari mobil itu tanpa menunggu jawaban dan Yoongi. Yoongi masih terdiam sambil menghadap ke kursi disamping nya. Ia mendecak kasar.

Otak nya tidak berjalan dengan jernih. Ia datang karena merindukan gadis itu, ingin memeluk nya, tapi keadaannya berbanding terbalik.

"ahh fak!" Yoongi memukul setir mobil nya kencang. Meluapkan emosi nya.

...

Seungwan berjalan kepekarangan rumah nya, gadis cengeng itu mulai merasa mata nya panas.

Ia merasa bodoh karena sudah mengatakan kata-kata tadi. Itu sangat menyakitkan untuk diri nya sendiri.

Ia sangat merindukan lelaki itu. Merindukan pelukan hangat dan kata-kata manisnya yang selalu membuat diri nya sendiri merasa muak.

Tapi Seungwan sudah bertekad untuk mengakhiri hubungaan tanpa arah yang sudah ia lalui bersama Yoongi selama berbulan-bulan ini.

Dan itu keputusan diatas semua rasa sakit yang sudah ia ambil. Ia harap ia akan lebih fokus untuk kehidupannya sendiri tanpa memikirkan lelaki itu esok nya.

...

Yoongi duduk bersandar di sofa kamar nya setelah kembali mengantar Seungwan barusan. Kata-kata terakhir Seungwan masih terbayang dibenak nya.

"jadi.. putus sebelum jadian. Game over sebelum start? Ah payah." Jimin melempar lagi sebuah panah ke dinding kamar Yoongi.

Tak ada jawaban dari lelaki itu. Saat Jimin menoleh dan mencoba melihat Yoongi, yang ia temukan Yoongi terlihat seperti seseorang tanpa gairah hidup lagi.

Duduk di sofa dengan mata menatap datar entah kemana. Tatapan kosong.

"bro, woy." Jimin melempar bantal yang ada didekat nya pada Yoongi.
Yoongi hanya memutar mata nya tanpa minat lalu malah memeluk bantal nya seperti anak kecil.

"salah gua sih," kata nya datar. Jimin memperhatikan sahabatnya yang terlihat begitu rapuh.

Bagaimana tidak. Yoongi merasa bahwa Seungwan adalah gadis yang tepat. Gadis yang selama ini dia cari-cari. Berbeda dengan gadis lainnya yang sebelum nya sudah pernah bersama nya.

Seungwan begitu memahami nya dan mengerti semua tentang nya. Yoongi sangat mencintai Seungwan, dia tak mau melepas Seungwan.

"akkh !"

Prang

Jimin masih berdiri disana menyaksikan Yoongi dengan santai menendang semua barang yang ada di nakas kecil disamping sofa yang Yoongi duduki.

Jimin mengerjapkan mata nya. Memperhatikan Yoongi yang lalu bangkit dari duduk nya sambil mendecak kasar dan meraih kunci motor yang jatuh ke lantai.

"Yoon, mau kemana lu." Panggil Jimin saat Yoongi melangkah keluar kamar nya.

...

Sebuah halte

Saat itu hujan turun sangat deras. Yoongi duduk disebuah halte terdekat sambil menghisap sebatang rokok yang baru saja ia bakar ujungnya. Kebetulan Halte lumayan sepi. Jadi ia dan Jimin pun memutuskan untuk berteduh disana.

Tak lama Jimin melihat dua orang gadis berlari-lari kearah Halte dengan seragam putih abu.

Yang satu dikuncir kuda dengan tubuh mungil dan cekikikan geli kemudian mencoba menahan tawa nya saat melihat ada orang lain selain ia dan temannya di halte itu.

Jimin menyenggol Yoongi. Mereka berdua termasuk lelaki jahil yang suka bercanda. Tapi saat melihat Gadis berkuncir kuda itu entah kenapa Yoongi merasa tertatik pada gadis itu.

Setelah berdiskusi ringan dengan Jimin, Yoongi memberanikan diri untuk menyapa gadis itu.

"nunggu apa?" gadis berkuncir kuda itu melirik ke arah sumber suara dan dengan spontan menjawab.

"mobil lah mas, angkot, masa nunggu delman."

Pfft

Jimin terkekeh pelan mendegar jawaban gadis itu yang langsung membuat Yoongi mengelus dada.

Begitu sinis dan spontan, berbeda jauh dengan penampilannya yang begitu girly dan kekanak-kanakan.

"yaelah, galak banget dek." Yoongi menyahut sambil melengos.

Yoongi adalah tipikal lelaki yang menyukai perempuan yang kekanak-kanakan dan girly. Gadis berseragam putih abu-abu itu begitu menarik perhatiannya.

"eh maaf om, tadi galak yah." Sambung gadis itu kini dengan senyuman kekanak-kanakan yang Yoongi cari.

Mendengar sahutan gadis itu bukan hanya Jimin yang geli saat kata Om melayang dari mulut gadis itu.

Yoongi sendiri terkekeh geli mendengar diri nya dipanggil Om oleh gadis berpenampilan lugu yang kali ini terlihat menggaruk poni nya dengan wajah canggung.

Ingin sekali rasa nya Yoongi mengacak rambut gadis itu gemas.

"emang gua kaya om-om banget yah?"

Dan itu adalah sebuah topik pembicaraan pertama yang merubah dari asing menjadi begitu akrab.

Yoongi meremas kaleng bekas cola nya. Ia mengingat kembali pertemuan pertamanya dengan Seungwan di halte ini, tempat ia duduk sekarang. Ia kembali mengulang pertemuan pertama nya dengan Seungwan.

"can we just back to the first time when i know you?"
"like stranger.."

Kata-kata Seungwan seakan kembali terngiang di benak nya.

Yoongi menunduk dalam meredam semua emosi nya. Bahkan ia tak pernah merasa jadi orang asing saat pertama bertemu Seungwan.

Bahkan di pertemuan pertama mereka di halte ini. Yoongi merasa tidak pernah merasa jauh dari Seungwan.

.
.
.

Tadaaaaa, ayo voment biar aku lanjut hehehehe