The Past

IF.......
Please Subscribe to read the full chapter

" Jadi uri Yixing sudah mulai jatuh cinta? ", sang ayah mulai menggoda sang anak yang wajahnya mulai memerah padam akibat perbuatannya.

" Kenapa Eomma, memberitahukan rahasia ini kepada Appa?", Yixing menampilkan ekspresi merajuknya kepada sang ibu yang hanya terkekeh akibat ekspresinya.

" Sudahlah jangan dipikirkan, Appa mu hanya ingin bercanda dengan anak kesayangannya. Ya sudah, bukankah kau ingin memberitahukan hasil ujian musik mu kepada Appa ?"

" Oh benar, aku hampir lupa. Sebentar Appa, aku ambil rapor ku dulu ". Dengan bersamangat Yixing segera mengambil hasil penilaiannya dari tas yang ia bawa dan menyerahkannya kepada sang ayah.

Begitu menerima rapor yang diberikan oleh sang anak, sang ayah segera membukanya dan membaca tulisan-tulisan yang tertulis di sana  dengan seksama. Tak lama berselang, sebuah senyum kepuasan tercipta di belahan bibirnya. " Anak Appa memang membanggakan, semua penilaian musik mu sangat sempurna, bakat bermusik mu memang tidak bisa diragukan, semoga kedepannya anak Appa bisa menjadi pemusik yang handal. Jadi mari kita semua bersulang untuk kesuksesan Uri Yixing " Ayah Yixing mengangkat gelas minuman yang ada di depannya, yang kemudian diikuti oleh Yixing dan ibunya.

" Bersulang"

Namun tak lama berselang, sesuatu yang aneh langsung terjadi di hadapan Yixing. Kedua orang tuanya tampak kesusahan bernafas, dan tak lama kemudian, dirinya juga mulai merasakan sesuatu yang aneh di dalam dirinya.  Belum sempat ia menanyakan perihan keganjilan tersebut, kedua orang tuanya telah jatuh pingsan dengan kondisi kejang-kejang, yang sukses membuat panik seisi restoran tempat mereka berada. Para pengunjung dan pelayan langsung segera menghampiri mereka untuk memberikan bantuan. Yixing sendiri juga segera berdiri dari duduknya dan menghampiri kedua orang tuanya. Ia memeriksa kedua orang tuanya yang kini telah tidak sadarkan diri. Air matanya telah mengalir dengan deras, melihat beberapa orang mulai membopong kedua orang tuanya untuk dibawa ke rumah sakit terdekat. Dengan nafas yang juga mulai memburu Yixing mencoba menyusul kedua orang tuanya dengan bantuan salah seorang pengunjung yang memapahnya. Kakinya mulai terasa berat dan pandangannya kian mengabur, dan Yixing akhirnya pingsan dengan kondisi yang tidak jauh berbeda dari kedua orang tuanya.

~~~~~

Yixing terbangun dengan nafas yang memburu, seperti ia baru saja berlari marathon yang sangat jauh. Mimpi itu lagi, waktu kejadian disaat terakhirnya bersama kedua orang tuanya. Diusapnya wajahnya perlahan, basah. 

"Apa ia baru saja menangis?", 

Yixing termenung cukup lama, sebelum memutuskan bangkit dari ranjang dan berjalan keluar dari kamarnya. Kerongkongannya terasa kering, dan ia butuh air untuk segera menyegarkannya.

~~~~~

Sesampai di dapur, Yixing melihat sosok lain tengah sibuk memasak sesuatu di counter dapur. Dihampirinya sosok itu perlahan dan ternyata ia mendapati seporsi ramen yang tengah dimasak tengah mengepulkan asapnya.

" Astaga Yi, kau mengejutkanku. Aku kira kau tadi adalah hantu"

Yixing memukul lengan orang tersebut pelan, lalu berjalan mengambil gelas dan mengisinya di dispanser perlahan.

" Kapan Oppa pulang? "

" Barusan. Kau mau ramennya?, akan Oppa bagi sebelum Oppa memakannya."

Alih-alih menjawab pertanyaan sang kakak, Yixing lebih memilih untuk duduk di kursi yang tersedia di sana, sambil meminum air putihnya perlahan.

Sang kakak menyusul duduk di sampingnya sambil membawa ramen yang tadi ia masak, lalu mengalihkan pandangannya terhadap sang adik, dan mendapati pemandangan yang membuatnya tertegun. Yixing hanya terdiam tanpa ekspresi memandang gelas dihadapannya, namun air mata telah mengalir di pipi putinya. Diusapnya perlahan air mata tersebut sambil, tersenyum pelan. " Kau mengapa menangis hum?, apa ada yang sakit?", lalu mengusap rambut panjang sang adik perlahan.

Yixing menyentuh pipinya perlahan, lagi-lagi ia menangis. Dan hal ini selalu terjadi tanpa ia sadari ketika mengingat kedua orang tuanya. " Aku bermimpi itu lagi "

Usapan sang kakak di rambutnya terhenti sesaat, mendengar kalimat yang baru saja diucapkan sang adik. Ia merasa sedih, tentu saja ia tau apa maksud 'itu' dari kalimat Yixing barusan. 'Itu' yang dimaksud Yixing tidak lain adalah kejadian ketika Yixing menyaksikan sendiri ketika orang tuanya tidak sadarkan diri akibat racun yang ditambahkan keminuman mereka yang berujung pada kematian keduanya"

Junsu masih ingat, bagaimana paniknya ayahya sesaat  setelah menerima telpon dari pihak rumah sakit yang mengabarkan bahwa kedua orang tua Yixing telah meninggal dunia dan Yixing sendiri dinyatakan koma.

" Maafkan kami Tuan Kim, kami sudah berusaha menyelamatkan Tuan dan Nyonya Zhang semampu kami. Tapi kadar racun yang tinggi telah  menyebar di seluruh tubuh mereka, sehingga membuat mereka tidak bisa terselamatkan."

" Racun?"

" Ya Tuan dan Nyonya Zhang positif tewas karena racun sianida yang tercampur kedalam minuman mereka. Dan untuk Nona Yixing, beruntung karena kadar racun yang ia telan dalam kadar yang rendah sehingga bisa terselamatkan."

" Oppa kau melamun? "

" Tidak, aku hanya melihat kau tampak kurus akhir-akhir ini. Apa kau terlalu sibuk mengurus perilisan Album barumu hingga tidak menjaga kesehatan, hum? "

" Yah itulah masalahnya, album kami mungkin terancam gagal karena single ku belum juga selesai. "  Omong-omong soal albumnya, Yixing jadi teringat rencanya tadi siang untuk meminta bantuan sang kakak.

" Benarkah?, apa si Park jidat itu tidak becus menanganinya?"

Yixing menggeleng pelan, " Justru akulah penyebabnya, Apa oppa mau membantuku untuk menyelesaikannya?"

Tanpa bertanya lebih lanjut penyebab masalah yang dihadapi sang adik yang ia sudah pasti tau jawabannya. Junsu menganggukkan kepalanya sambil memeluk sang adik " Apapun untuk uri Yixing, akan aku lakukan "

Di dalam pelukan sang kakak rasanya Yixing ingin menangis, namun sialnya air matanya tidak  bisa keluar. Ia mengutuk pelan, kenapa penyakit sialan ini tak kunjung sembuh dari dirinya, meskipun ia tidak dapat mempungkiri jika ia mulai merasakan kemajuan dari pengobatan yang ia lakukan. Di dalam hati ia bersyukur, meskipun kehilangan kedua orang tuanya, namun masih ada kedua sepupunya yang telah menggangapnya seperti adik kandung mereka sendiri tanpa pernah membedakannya, bahkan mereka sangat mengistimewakannya. Ia pun juga sudah menganggap kedua bersaudara itu adalah saudara kandungnya sendiri, jadi kini yang bisa ia lakukan sekarang adalah mensyukuri apa yang telah digariskan Tuhan kepadanya sambil terus berusaha menuju kesembuhannya.

~~~~~

" Jadi Yixing masih belum menyelesaikan proses rekamannya?, Aku tidak habis fikir, bahkan jadwal perilisan album kita sudah di depan mata?, aghhh aku tidak tau lagi bagaimana nasib album kita nantinya."

" Sudahlah Baek, kita bersabar saja. Pihak agensi pasti memberikan solusi yang terbaik untuk kita kedepannya. Jadi kau tidak usah khawatir"

" Yang dikatakan Seok~ie Eonnie memang benar. Jadi berhentilah seperti setrika sedari tadi, suara lengkingmu ditambah decitan sepatumu membuat ku pusing"

Wanita yang dipanggil Baek atau yang beranama lengkap Byun Baekhyun itu mendelik kesal ke sumber suara lain yang memprotes kegiatannya, " Bukan urusanmu Sehun, kau kira ruangan ini milik nenek moyang mu?, tidak kan? "

Sambil menggedikan bahunya acuh, Sehun berjalan menuju keluar ruangan. Namun baru saja ia membuka pintu ruangan latihan, ia mendapati orang yang menjadi bahan pembicaraan mereka telah berdiri di hadapannya. " Oh Yixing eonnie, kau sudah datang? "

" Ne, Sehun~a. Bisakah kau kembali ke dalam?, ada sesuatu yang ingin ku sampaikan. "

Sehun mengangguk singkat, sambil mengekori Yixing berjalan menuju ruang latihan mereka kembali.

" Selamat pagi Minseok  eonnie, selamat pagi Baekhyun" 

" Selamat pagi Yixing~a, apa kita akan segera memulai latihannya?", Minseok berjalan menghampiri Yixing yang tengah berdiri di tengah-tengah ruangan bersama Sehun. Sedangkan Baekhyun, ia lebih memilih melanjutkan pemanasan yang baru saja ia mulai.

" Kita memang memiliki jadwal latihan hari ini, tapi mohon maaf eonnie, aku tidak bisa ikut bergabung latihan bersama kalian"

Minseok menaikkan alisnya bingung, " Wae?, apa hari ini kau memiliki jadwal rekaman lagi?"

" Tidak, ada beberapa urusan yang harus aku kerjakan. Jadi mungkin untuk beberapa hari kedepan aku tidak bisa bergabung bersama kalian"

" Oh, tidak masalah. Semoga urusanmu cepat selesai ne. Kami tetap akan melanjutkan latihan selama kau pergi. Bukan begitu Sehun~a?"

" Yap, eonnie tidak perlu khawatir. Ya sudah, apa aku sekarang sudah boleh ke toilet?, Aku sudah tidak tahan lagi..", Sehun menampilkan ekspresi meringis, menahan hasrat buang airnya yang sejak tadi ia tahan karena Yixing mengajaknya masuk kembali.

Yixing membuat gestur mengusir, yang membuat Sehun langsung melesat ke luar ruangan dengan cepat, yang menghasilkan kekehan kecil dari Minseok di sampingnya, " Jadi apa kau akan segera pergi atau kau ingin tinggal sebentar ?"

Yixing melirik sekilas ke arah jam dinding di ruangan tersebut lalu menggeleng pelan, " Sepertinya aku akan langsung pergi, sekali lagi maaf karena aku harus merepotkan kalian. Baiklah aku pergi dulu eonnie, Baekhyun"

" Hum, hati-hati di jalan"

Sebelum pergi Yixing melirik ke arah Baekhyun kembali, rekannya tersebut masih asyik meliukkan tubuhnya di depan cermin tanpa menghiraukan panggilannya. Minseok yang menyadari tatapan Yixing, segera memberi isyarat kepada Baekhyun melalui cermin. Tentu saja sebagai seorang leader disini, ia bertanggung jawab untuk setiap masalah yang ada pada grupnya, seperti sekarang contohnya. Dan beruntung, selama ini mereka mau mendengarkan arahannya. Lihat saja sekarang, Baekhyun segera mengalihkan tatapannya kearah Yixing sambil berkata, " Hati-hati di jalan."

~~~~~

Kini Yixing sedang dalam perjalanan menuju kediamannya. Tadi pagi ia sudah meminta izin kepada perusahaan untuk mengikuti latihan beberapa hari kedepan guna menyelesaikan singlenya bersama sang kakak yang kebetulan sedang dalam masa libur dari pekerjaannya.

Dengan bersemangat, ketika mobil yang ia tumpangi baru saja berhenti di halaman mansion keluarganya, Yixing segera menghambur keluar tanpa menunggu sang sopir membukakan pintunya terlebih dahulu, dan langsung berlari ke dalam rumah.

" Oppa..., Junsu Oppa....Junsu Oppa kau dimana?"

" Astaga Yi, apa yang membuat mu berteriak begitu tidak elitnya eoh?, beruntung tidak ada fans mu yang melihat. Kalau tidak, mungkin mereka akan meninggalkanmu hahahah "

Yixing memajukan bibirnya kesal, " Justru jika single ku tidak segera selesai, mereka akan benar-benar meninggalkanku. Ayolah, apa kita bisa mulai sekarang?"

" Arra, arra. Ayo kita ke taman belakang, kurasa di sana tempat yang cocok ."

Dengan bersemangat Yixing langsung mengekori sang kakak, yang telah berjalan mendahuluinya sambil bertanya apa saja yang akan mereka lakukan hari ini. Dan bahkan saking bersemangatnya, ia bahkan tidak mengganti bajunya terlebih dahulu. 

~~~~~

" Jadi, sampai sekarang, perasaan apa saja yang bisa kau rasakan?", kini Junsu dan Yixing tengah duduk disalah satu gazebo di taman belakang mansion mereka.

" Entahlah, aku sendiri tidak dapat menjabarkannya Oppa, ketika bersama kalian sepertinya aku sudah mulai bisa mengekspresikan perasaan ku. Tetapi, jika bersama yang lain belum sepertinya belum. Selain itu, aku hanya  bisa menangis ketika mengingat kedua orang tuaku dan itupun tanpa aku sadari, dan seperti yang telah oppa ketahui aku masih belum bisa mengungkapkan bagaimana segala sesuatu yang berhubungan cinta. Dan aku tidak tau lagi cara apa yang harus aku tempuh agar bisa kembali normal seperti dulu, aku ingin normal oppa"

Junsu menatap sang adik lekat, dari kata-kata yang Yixing ucapkan ia dapat merasakan perasaan sedih Yixing, juga rasa keputus asaanya. Meskipun ekspresi wajah dan nada bicaranya terkesan datar tanpa ekspresi, seolah-olah julukan Ice princess yang diberikan orang-orang memang sangat cocok untuk dirinya yang hanya menyebarkan aura

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
kimzy1212
Jangan sungkan-sungkan buat ninggalin jejak guyss

Comments

You must be logged in to comment
JauziaYusiHN
#1
Chapter 6: lanjutinnnn (*-*)
wuazmixing #2
Chapter 6: zhie... lanjut ff ko zhie..... pnasaran sumpah....
MaiXingYeol1027 #3
Chapter 6: Aku ketinggalan. Hadeuhh. Btw ada krisho nya nih. Rada2 nggak suka sih sama pair Krisho. Tp nggak papa lah ya buat selingan. Lagipula mereka juga udh cerai kok. Klopun mereka rujuk/? Yixing juga udh punya Chanyeol. Jadi nggak perlu galo2an /apasih
LunaXing
#4
Chapter 6: What?? Duda?!
Oemjiiiiiiiiiii.
.
.
Keliatan sih hahahahaha
alphabetkyu #5
Chapter 6: Haaah? Jadi......yifan duda!!! Astaga.....
jinkiesa #6
Chapter 6: Yifan... punya istri...
Dia duda....
Apa ini apa iniiiii....
Penasaraan... please lanjut thor..
Kirain yifan mau ngasih tau masa lalunya pas sekolah apa gimana... eh malah ketemu mantan istri
MaiXingYeol1027 #7
Chapter 5: Nah loh, Si Chan udh mulai rada curiga tuh. Aihh ada taeyongie ~ . Next yaa.
alphabetkyu #8
Chapter 5: Ya ampun....menegangkan bangeeettt.....>.< jgn sampe ntar chanyeol salah paham nih trus mrka putus dn fanxing jadian wkwk :v
LunaXing
#9
Chapter 5: Ih mereka bertiga kapan ketemu nya siiiihhh, greget deh xD
HzLicious
#10
Chapter 5: aku geregetan nih,kapan chanfanxing ketemu.

Anyway,Welcome back Zy.