Prologue

This is War

 

 

 

 

 

 

 

-Irene-

 

 

  Saat itu, keadaan kota ini sangat kacau.

   Ledakan dimana-mana, suara tembakan pistol memekakkan telinga, mayat-mayat bertebaran dimana-mana. Warga yang tidak bersalah hanya bisa menjerit histeris, sebelum sebuah peluru berdesit menuju kepala mereka. Sungguh pemandangan yang menyeramkan.

   Tidak ada yang bisa kulakukan saat itu, umurku 10 tahun. Aku hanya menangis di depan rumah, melihat kedua mayat orangtuaku terkulai ditanah. Badan mereka berlumuran darah. Aku menangis ketakutan, siapakah yang melakukan hal sekejam ini?

   Kemudian, aku merasakan sesuatu yang dingin menempel pada kepalaku. Ketika aku menengadah, tampak sesosok pria membidikkan pistolnya ke kepalaku. Matanya berkilat jahat, bibirnya menyunggingkan senyum yang tidak wajar. Emblem Apollo di mantelnya turut berkilat.

   Pria itu membuatku terpatung. Aura yang lebih gelap mulai merasuki diriku. Terlalu takut untuk berteriak, ataupun melakukan apapun.

  Saat pria itu hendak menembakku, datang seorang laki-laki sebaya, menendang pria itu dengan kuat sehingga ia terjatuh ke tanah.

  "Apa yang kau lakukan?! Cepat lari!" Kata laki-laki itu. Tanpa basa-basi, ia meraih tanganku dan berlari. Aku tidak sanggup mengatakan apapun. Siapa lelaki ini? Mengapa ia membawaku lari? Apakah dia baik? Atau jahat? Pertanyaan itu memenuhi pikiranku.

   Kami terus berlari dan bersembunyi jika tentara melihat. Ada beberapa saat dimana kami hampir ketahuan, namun berkat laki-laki misterius ini, kami berhasil lolos. Laki-laki ini membawaku ke sebuah gubuk.

   "Nah, kau aman disini-"

"Kau berada di pihak mana?" Potongku, menatapnya dengan tajam. "Bagaimana aku tahu aku bisa memercayaimu?"

  Lelaki itu tersenyum hangat. "Tenang, aku tidak berpihak pada siapapun," kedua tangannya meraih pundakku selagi menatapku, "Tunggulah disini. Sebentar lagi anggota Artemis akan datang."

  Sebelum aku dapat mengatakan apa pun, lelaki itu telah menghilang dari pandanganku. Benar saja, tidak lama kemudian beberapa anggota Artemis datang menyelamatkanku.

  Itulah penyelamat misteriusku. Dia bahkan tidak memberitahu namanya. Tapi suatu saat, jika kami bertemu lagi, aku pasti akan membalas budinya.

 

 

 

 

 

oOo

 

 

 

 

 

   "Sekali lagi, poin tertinggi diraih oleh Irene!" Sang Guru bertepuk tangan puas. "Yak, latihan hari ini selesai!"

   Kuraih botol minumku dan mengambil beberapa teguk. Keringat mengucur di pelipisku.

   "Serius deh, skill pedangmu benar-benar sinting!" Temanku, Wendy duduk di sebelahku. Aku hanya tertawa kecil, "Hyoyeon sunbae bukanlah lawan yang mudah. Aku pikir aku akan mati saat itu."

  "Dan kau memenangkannya." Kata Wendy, menghela nafas selagi menatap langit biru yang dihiasi awan.

  "Jika kita terus memiliki anggota sepertimu. Sebentar lagi posisi kita akan melampaui Distrik 1!" Ucap sang guru kepadaku. Aku hanya tersenyum menanggapi ucapan guruku yang satu ini.

Drrt drrt

Terdengar suara dering dari ponselku. Ngomong-ngomong suara dering jam segini.. tunggu, Astaga! Kuliah!

"Wendy, Park saem.. aku harus pergi dulu, kalau tidak aku akan telat!" Ucapku sambil membereskan barang-barangku, sekilas kulihat wajah mereka yang terbengong melihatku sekarang ini. 

"Aku pergii!!" Seruku sambil berlari keluar dari markas rahasia kami. Dengan tergesa-gesa aku pun membetulkan sepatuku. Sungguh menyebalkan!

  Sialan! Jam segini tidak ada bus yang lewat? Aish, aku tidak mau kena sembur dosen paling killer di kampus!

"Apakah tidak ada bus satu pun? Oh, matilah aku!" Gerutuku sambil melongok ke kanan dan ke kiri. Maunya sih pakai kekuatan, tapi jika aku memakai kekuatanku, bisa-bisa aku dimarahi oleh Park saem!

"Bae Irene.." lirih seseorang yang membuatku mengeluarkan kuda-kuda hapkido ku yang pernah Park Saem ajarkan.

Satu

Dua

Tiga

"Hiyaaaa!!!" Dengan jurus hapkido ku, aku pun menendang orang itu.

Bruakk!!

"Aw! Hey!" Teriak orang itu, aku menoleh dan mataku terbelalak begitu aku mengenalinya, "Taeyong! Aduh, Maafkan aku! aku kira kau orang jahat." ucapku sambil membantunya berdiri. Apakah tendanganku tadi bercampur dengan tenaga dalamku, sehingga menjadi sekeras ini?

"Kau itu! Aku ini Taeyong! Lee Tae Yong! Aigoo, mentang-mentang sudah bisa hapkido, asal menendang orang!" Omel Taeyong.

  Aku mengerucutkan bibirku "Aish, ya sudah! Yang penting aku sudah minta maaf, juga membantumu berdiri!" Ucapku sambil berbalik dan menaiki bus yang akhirnya datang.

 

 

 

-Taeyong-

 

 

  Aish! Seharusnya aku yang marah, kenapa jadi dia yang marah? Aigoo, Bae Irene. Si bodoh yang tidak bisa membedakan antara serius dan bercanda! 

  Aku mengikuti Irene yang menaiki bus. Cih, marah-marah saja kerjaannya. Apakah dia tahu bahwa aku juga telat karena di rumah ada sedikit masalah? Huft, menyebalkan!

  Selama di perjalanan kami hanya diam-diaman, tanpa ada yang mulai pembicaraan lebih dahulu. Aku yakin, semarah-marahnya seorang Irene terhadapku, aku yakin dia pasti akan mencariku juga.

'Jangan harap, Lee Tae Yong!' Ucap Irene lewat kekuatan telepati yang ia miliki.

  Aku tersenyum dan menatap ke arah wajahnya yang masih menatap dingin ke arah lain. "Jangan mencoba membaca telepati denganku, Bae Irene! Kau akan kalah!" Ancamku dengan suara pelan. tentu saja, aku tidak ingin membongkar kekuatan super yang Irene miliki. Irene telah memberiku kepercayaan untuk menjaga rahasia kecilnya.

  Ia menatapku tajam, "setidaknya aku dapat membaca pikiran. daripada kau! Tidak bisa apa pun!" Serunya. Aku terkekeh dan mengelus rambut hitam panjangnya. Terlihat senyuman manis keluar dari bibir merahnya.

  Aku senang melihatnya tersenyum seperti ini, kuharap senyum ini selalu ia berikan kepadaku sampai kapan pun. Walaupun aku tidak yakin akan terus menerima senyum ini jika Irene mengetahui sesuatu nanti. 

 

 

 

  "Oh, matilah aku!" Irene melesat keluar bus ketika pintu bus terbuka.

  "Yah! Bae Irene!!" Aku berusaha untuk mengejarnya. Sial, bagaimana bisa dia berlari secepat itu?

  Gadis bersurai hitam itu membuka kombinasi lokernya dengan cepat dan mengeluarkan beberapa buku. Kuraih tangan kanannya sebelum ia dapat berlari menuju kelasnya.

  "Aish, apa lagi?!" Irene menatapku sewot.

  "Ck, marah-marah mulu. Nih." Aku mengeluarkan sekantong roti lapis keju dan menaruhnya di tangan Irene.

  "Eh?"

  "Chaerin noona membuatkanku ini. Tapi aku tidak suka keju. Jadi, untukmu saja."

   Irene menautkan kedua alisnya, "Jadi, kau menganggapku sebagai tempat pembuangan?"

  Kuulas cengiran khasku, "Bisa dibilang iya. Perutmu kan terbuat dari karet." Aku pun melesat pergi sebelum Irene dapat melayangkan tinjunya ke arahku.

  "Lee Taeyong!!"

  Aku hanya tertawa sembari terus berlari. Meninggalkan Irene dengan roti lapis keju yang kubuat untuknya pagi ini.

 

 

 

 

oOo

 

 

 

 

   "Sangat disayangkan, namun saya harus mengatakan bahwa berita itu benar."

   Markas Pusat Artemis sedang dilingkupi oleh keresahan. Dewan-dewan duduk pada meja setengah lingkaran, menatap lelaki yang berdiri di depan mereka dengan cemas.

  "Jadi.. Elixir Stone kita benar-benar dicuri?" Tanya salah seorang dewan.

  "Oleh siapa?"

  "Bagaimana bisa dicuri?"

   Lelaki itu melambaikan tangannya. "Para Dewan, dengan penuh hormat, harap tenang." Ujarnya. "Tidak ada informasi yang jelas tentang bagaimana Elixir Stone dicuri. Namun ada satu hal yang pasti,"

  Sang Lelaki mengeluarkan sesuatu dari kantungnya. Seketika, pandangan para Dewan tersebut berubah menjadi jijik.

  "Tidak mengejutkan." Sahut Sang Kepala Dewan, Park Yoochun. Masih menatap emblem Apollo yang berkilat emas itu dengan enggan. "Kapten Siwon. Sepertinya sudah saatnya untuk melaksanakan programmu."

   Ekspresi Kapten Siwon mengeras, "Siap, tuan."

  "Kumpulkan murid terbaik dari semua distrik. Setelah itu, kami serahkan semuanya kepadamu." Ujar Yoochun. "Kami mengharapkan hasil yang terbaik dari program ini, Kapten Siwon."

 

  "Baik, tuan."

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


 

 

 

 

 

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
blackday #1
Chapter 4: Lanjutin thor!! Semangat!! Saya akan dengan setia menunggu kelanjutan cerita...!!
blackday #2
Chapter 4: Lanjutin thor!! Semangat!! Saya akan dengan setia menunggu kelanjutan cerita...!!
NCT_MarkLee #3
Taeyong and irene so lovely..