CHAPTER 13: Not Same Anymore
Somebody, Help Me!4 tahun kemudian…
Seoul masih dilanda hujan salju meski puncak musim dingin sudah berlalu minggu lalu. Meski hujan ringan tapi sudah cukup membuat Changmin menggerutu. Lapisan es membuatnya tidak bisa jalan cepat padahal ia mengejar waktu.
Syuting outdoor bukan hal yang menyenangkan saat musim dingin dan di sini lah dia berada.
“Setidaknya syutingnya di dalam galeri lah,” gerutu Changmin sambil mengeratkan lilitan syal di lehernya. “Kalau bukan gara-gara Geun Dong songsaenim ganti flight besok pagi…sekarang aku sedang nonton film di bioskop.”
Changmin baru saja diangkat menjadi PD baru untuk divisi pop culture&heritage di stasiun TV kabel jadinya hanya bisa menelan sendiri kekesalannya ini. Apalagi project dokumenter pameran seni China-Korea ini adalah idenya sendiri.
Terburu-buru membuat Changmin tanpa sengaja menabrak seseorang hingga mereka berdua sama-sama terjatuh. Changmin mengurungkan niatnya mengomel saat menyadari ada tongkat di samping pria yang masih belum bangkit berdiri itu. Dia tidak sebrengsek itu mengomeli orang dengan keterbatasan fisik.
Changmin mengambil tongkat itu lalu membantunya berdiri tanpa memperhatikan dirinya sendiri. “Maaf aku tadi buru-buru-“
Sama-sama kaget saat saling menatap.
“…Yunho hyung?”
Changmin terdiam dan Yunho tanpa sadar mundur selangkah. Secepat kilat Changmin menahan tubuh Yunho dan memeluknya lalu melepasnya dan menatap dengan mata berkaca-kaca. Cepat sekali.
Yunho sendiri tidak berkata sepatah kata pun karena masih mencerna semua ini.
Jeda hening itu baru menyadarkan Changmin akan keberadaan tongkat itu dan menyerahkannya ke Yunho.
“Apa kabarmu?” Tanya Yunho biasa-biasa saja sambil mengambil tongkat itu dan bertumpu nyaman. Seperti sudah menjadi kebiasaan.
“Oh…aku baik-baik saja. Apa yang terjadi padamu hyung?” Changmin benar-benar terlihat khawatir.
“Oh ini? Karena kecelakaan sekitar 3 bulan lalu, not a big deal, sebentar lagi juga akan sembuh. Bukannya tadi kamu buru-buru?”
Changmin menggerutu keras dan melihat jam tangannya. “Hyung aku minta nomormu-“
“Aku akan menunggumu di sekitar sini.” Potong Yunho sambil tersenyum. Senyum yang membuat Changmin merasa aneh. Entah anehnya apa. Mungkin karena salju yang turun tipis-tipis?
“Tapi aku tidak tahu bisa selesai cepat atau tidak-”
“Kamu tidak akan lama.”
Tersihir ucapan itu, Changmin memutuskan untuk percaya dan langsung melesat. “I trust you” ucapnya yang dijawab anggukan oleh Yunho.
………..
Perpisahan tak diduga. Pertemuan yang tak bisa diharapkan.
Suatu misteri terkadang tetap akan jadi misteri. Belum tentu akan ada jawabnya.
………..
Changmin kembali berlari setelah menyelesaikan syuting yang cepat. Tentu saja Changmin yang mempercepatnya karena sudah tak bisa konsentrasi lagi. Bahkan ia tidak menemani rekan timnya membereskan peralatan.
Kembali ke lokasi tadi, Changmin sibuk keluar masuk toko dan kafe di sana. Ia lupa kawasan itu termasuk pusat belanja. Untungnya di jalan itu tidak ada mall. Perlu waktu 15 menit hingga akhirnya ia menemukan yang dicarinya.
Changmin menghembuskan nafas lega melihat Yunho yang duduk di tepi jendela. Ia memakai headset dan tertawa lepas melihat ponselnya. Sedang video call rupanya, batin Changmin.
Tentu saja ia tak ingin mengganggu dan memilih bersadar di kursi bar sambil menikmati ekspresi Yunho sepuasnya. Begitu riang dan bahagia.
Apakah itu pacarnya? Tunangannya? Istrinya?
Sejak dulu Yunho sudah mempesona di matanya, ganteng sih tidak tapi lovely di matanya. Kini terlihat sudah jauh lebih matang dengan rambut lumayan cepak dan berwarna gelap. Kesan s
Comments