Taeyeon dan Baekhyun mendapat tepuk tangan yang sangat meriah dari penonton setelah menyelesaikan Don’t Go, lagu yang dipopulerkan oleh EXO Boyband yang sangat terkenal. Ketika sudah meninggalkan panggung, Taeyeon tersenyum menatap Baekhyun.

“Apakah tadi penampilanku buruk?” Taeyeon dengan penasaran bertanya pada rekan duetnya itu.

“Kau sangat baik saat menyanyikan lagu itu. Apakah tidak lebih baik jika kita menjadi pasangan duet?” Baekhyun menggoda Taeyeon.

“Itu menakutkan.”

“Eonni! Oppa!....” teriak gadis yang sedang berlari menghampiri mereka berdua.

“Kau bisa terjatuh gara-gara menginjak gaunmu itu Jung.” Baekhyun memperingatkan Soojung yang berlari-lari tanpa mempedulikan ia bisa saja terjatuh.

“Kalian benar-benar yang terbaik.” Soojung tersenyum lalu mengangkat kedua ibu jarinya untuk Baekhyun dan Taeyeon. Baekhyun tersenyum dan Taeyeon berjalan mendekat ke Soojung. Tangan Taeyeon terangkat menuju kepala Soojung.

“Anak rambutmu berantakan Jung,” ucap Taeyeon sambil membenarkan anak rambut Soojung. Soojung terpaku. Ia sedih.

“Jika saja disaat-saat seperti ini Jessica Eonni ada disampingku.” Batin Soojung.

“Selesai.” Taeyeon tersenyum pada Soojung membuat Soojung memeluk Taeyeon.

“Kenapa kau jadi mudah terharu seperti ini untuk hal yang sangat kecil?” Taeyeon heran karna yang dilakukannya memang sangatlah wajar. Baekhyun yang menatap mereka berdua pun hanya bisa menahan semua perasaannya yang campur aduk. Antara sedih dan juga iba namun juga terselip bahagia. Bagaimanapun juga melihat Taeyeon menyanyangi Soojung dan Soojung yang tampak menganggap Taeyeon adalah bagian dari orang-orang tersayangnya membuat Baekhyun bahagia namun begitu membayangkan Taeyeon menangisi takdir Soojung yang ia anggap adiknya itu jika Taeyeon tahu yang sebenarnya tak pelak juga membuatnya sedih.

“Aku hanya ingin memeluk Eonni saja, bukan karna aku terharu.” Soojung melepaskan pelukannya dan tertawa.

“Sebentar lagi giliranmu untuk tampil bukan?” Soojung mengangguk.

                                                            ~~@@~~

Jongin turun dari panggung dan berjalan menuju ke backstage. Setelah penampilannya adalah penampilan dari Soojung, Luna, Amber dan Do Kyungso. Jongin menyapukan pandangannya keberbagai sudut ruangan dan ia melihat Soojung sedang berdiri disamping rekan-rekan duetnya. Gadis itu terlihat memegang pelipisnya seperti menahan sakit. Ketika ia hendak melangkahkan kakinya mendekat kearah Soojung, gadis itu lebih dulu menghampirinya. Ia tersenyum. Jongin masih diam saja, gadisnya itu terlihat pucat.

“Kau tidak memberiku semangat Oppa?”

Bukannya memberi ucapan semangat, Jongin malah mencium puncak kepala Soojung. Yang membuat Soojung heran Jongin sama sekali tidak tersenyum dan malah terlihat sangat serius. Soojung melangkahkan kakinya meninggalkan Jongin yang masih menatapnya dalam dan Soojung mulai memasuki panggung.

Tidak ada teriakan dari penonton untuknya, tidak seperti ketika Jongin, Baekhyun, Taeyeon, Jinri, Tiffany dan Lee Taemin atau yang lainnya mulai memasuki panggung. Hatinya teriris.

Begitu bencinya kah mereka padaku? Eomma, aku takut aku gagal.

Alunan The Truth That You Leave menggema memenuhi seluruh ruangan. Banyak orang berkasak-kusuk dibangku penonton yang notabene adalah bukan dari kelas musik. Mereka mulai menyadari jika Soojung bukanlah gadis biasa yang hanya bermodal paras cantik namun juga memiliki kekuatan yang dapat membawa mereka hanyut dalam alunan melodi yang ia mainkan. Tidak sedikit dari mereka merasa malu pada diri mereka sendiri karena sudah mengatakan omong kosong tentang Soojung. Namun masih ada juga yang meragukan kemampuan Soojung dalam bernyanyi.

“Bukankah setelah ini ia akan tampil bersama Luna Eonni dan Do Kyungso? Kita lihat saja apa dia mampu mengimbangi suara emas mereka.”

Soojung masih duduk dibangku pianonya meskipun lagunya sudah selesai. Dan seperti tak ada jeda meskipun sedetik, alunan musik kembali terdengar. Lagu yang berbeda. Luna dan Do Kyungso muncul menghampiri Soojung kemudian Amber muncul ketika bagian Rap. Ini adalah kali pertama Soojung bernyanyi didepan umum. Banyak orang yang mengakui jika suara Soojung tidak buruk meskipun masih kalah dengan suara Luna yang mampu mencapai nada paling tinggi.

“Dia masih kalah dari Luna Eonni, namun suaranya bagus. Ia membawakannya dengan emosi yang sangat bagus.”

“Sepertinya selama ini kita salah jika menganggap Soojung wanita tanpa bakat.”

“Kedengar ia juga pandai menari.”

Jinri tersenyum ketika mendengar teman-temannya membicarakan Soojung.

Kau lihat Soojung? Mereka mulai menerima kehadiranmu.

                                                                        ~~@@~~

Jongin menatap lekat-lekat pada Soojung. Gadisnya itu masih bernyanyi diatas panggung. Ia merasa masih ada sesuatu yang aneh dari diri Soojung tapi ia tidak tahu. Lamunannya buyar ketika tepuk tangan yang sangat keras terdengar. Gadisnya mulai meninggalkan panggung dan secepat kilat ia segera berlari menyusul Soojung.

Soojung tersenyum lega. Ia kemudian mengambil ponselnya didalam tas.

“Sica Eonni, aku lega. Akhirnya aku bisa bernyanyi dihadapan mereka. Tapi kepalaku sangat pusing.”

Soojung mengetik kalimat itu lalu mengirimkannya pada Jessica, kakaknya yang berada di California.

“Soojung..” soojung menoleh. Jongin tampak sedang tersenyum dan berjalan mendekatinya. Namun senyum itu tiba-tiba luntur ketika ia melihat cairan merah keluar dari hidung Soojung.

“Hidungmu. Kau baik-baik saja?” Jongin segera mengusap hidung Soojung dengan sapu tangannya namun gadis itu malah tersenyum.

“Benarkah? Sepertinya aku kelelahan. Antar aku pulang Oppa, aku ingin segera tidur.” Soojung memang terlihat sangat pucat dan Jongin karena sudah sangat meng