Jung Soojung menatap gerbang sekolah yang ada dihadapannya. Ia memejamkan matanya merapalkan do’a agar hari-harinya akan baik-baik saja. Perlahan ia membuka kembali matanya. Dengan hembusan nafas yang kasar ia tersenyum pada dirinya sendiri. Ini adalah hari pertamanya menjadi seorang siswi disebuah Sekolah Seni yang sangat terkenal di Seoul.

Hidupmu mungkin akan berubah, Jung Soojung.

.

.

.

Seorang pemuda terlihat sangat bersemangat. Didepan cermin ia tersenyum menatap bayangannya sendiri.

“ Yaa Kim Jongin, kenapa kau begitu mempesona?” ia berbicara pada bayangan yang tergambar dicermin yang tak lain adalah dirinya sendiri.

“Jonginnn.. Sampai kapan kau akan membiarkan Baekhyun menunggu? Cepatlah turun!!” suara teriakan Nyonya Kim sukses membuat mood Jongin sedikit luntur. Dilihatnya jam yang menempel didinding kamarnya.

Ini masih sangat pagi dan Baekhyun sudah menghampirinya? Menumpang sarapan lagi?

.

.

Baekhyun dan Jongin segera berjalan menghampiri Taeyeon yang terlihat sedang membenamkan wajahnya dimeja. Baekhyun tersenyum melihatnya dan Jongin segera mendaratkan pukulan dipuncak kepala gadis itu.

“Yaaa!!” Taeyeon berteriak begitu ia merasakan ada seseorang yang memukul kepalanya. Baekhyun segera duduk disebelah Taeyeon. Pemuda itu mengusap kepala Taeyeon pelan.

“Kau baru kembali tadi malam? Lihatlah, matamu terlihat sangat menakutkan.” Baekhyun bersuara.

“Ya. Dan sekarang aku ingin tertidur sebentar jadi bisakah kalian tidak menggangguku?”

“Baiklah” dan detik selanjutnya kedua pemuda tersebut beranjak pergi meninggalkan Taeyeon. Dan Taeyeon tersenyum lega. Setidaknya kedua sahabatnya itu kali ini tidak sedang keras kepala untuk menurutinya.

.

.

Soojung membuka halaman 88 pada sebuah buku ditangannya. Baginya menjadi siswi pindahan memang tidak menyenangkan. Ralat. Sangat tidak menyenangkan. Ia benci ketika orang berkasak kusuk dibelakangnya menanyakan apa sebenarnya kelebihan seorang Jung Soojung sehingga sekolah seni yang sangat terkenal ini mau menerima siswa p